Share

Istri Kontrak

Author: Nona_lee
last update Last Updated: 2023-04-19 11:07:35

Aretha tidak tahu bagaimana kehidupannya nanti setelah ia menikah dengan Elvan. 

Walaupun dulu ia sempat berpikir baru akan menikah setelah ia menginjak usia 30, dan setelah ia telah memiliki penghasilan yang cukup, ia akan memiliki dua orang anak yang sangat lucu dan menggemaskan. 

Sampai saat itu, Aretha tidak pernah sekalipun berpikir bahwa pernikahannya itu akan berawal dan berakhir seperti ini.         

Demi melunasi semua hutangnya yang bodoh. 

Dan demi memberikan perekonomian yang lebih baik untuk dirinya sendiri, Aretha rela menjual dirinya sendiri hanya untuk sebuah kebahagian yang bersifat semu dan mendesak.     

Walau tak bisa dipungkiri, kebahagian ini juga bersifat berkepanjangan. 

Karena dengan hanya mewujudkannya saja, Aretha jadi tidak perlu pusing lagi memikirkan bagaimana caranya ia bisa melunasi semua hutangnya itu di sisa hidupnya. 

Ia kini berlenggang dengan cantik tanpa adanya beban.     

Apapun itu, ini adalah pilihannya.     

Setidaknya walaupun ia bukan sedang menjalani sebuah pernikahan yang didasarkan pada sebuah cinta dan juga sikap yang baik dari seorang suami pada istrinya, Elvan syahreza tidak pernah sejauh ini memperlakukannya dengan buruk. 

Pria itu hanya bersikap dingin dan menjaga jarak.     

Ia tidak ingin didekati dan tidak ingin juga mendekati. Tidak suka di ganggu dan tidak juga ingin mengganggu. 

Jadi, di hari pertama pernikahan mereka, Aretha dengan bebas bisa bersantai dan bermalasan ria dengan semua fasilitas yang di dapatkannya di rumahnya yang baru.     

Seperti kata Dirga, rumah ini terdiri dari dua lantai. 

Lantai satu yaitu lantai bawah, terdiri dari sebuah ruang tamu, ruang keluarga, ruang kerja, dapur, dan satu kamar mandi kecil serta satu kamar pembantu.     

Lalu lantai atas yaitu di lantai dua, ada 3 kamar tidur yang masing-masing memiliki kamar mandi sendiri di dalamnya. 

Dan Aretha telah menempati salah satu diantaranya. Begitu pula dengan Elvan, yang telah menempati satu kamar besar yang berada tepat di samping kamar Aretha.     

Lalu ada juga sebuah ruang baca yang sering digunakan Elvan di sela-sela waktunya, satu gudang kecil tempat menyimpan barang-barang yang tak terpakai, dan sebuah ruang santai yang menghadap ke arah balkon.     

Tak hanya itu, di bagian belakang rumah Elvan ada sebuah taman besar yang berhiaskan sebuah air mancur yang di kelilingi oleh kolam-kolam kecil. 

Di dalam kolam-kolam itu, terdapat berbagai macam jenis ikan hias yang berenang dengan sangat cantiknya di sana.     

Lalu di bagian depan rumah, ada sebuah taman kecil yang telah ditumbuhi berbagai macam tanaman hias dan liar. 

Dan sebuah garasi besar, yang kira-kira sanggup memuat sekitar 4 sampau 5 mobil sekaligus di dalamnya.     

Kemudian, betapa pun bagusnya itu, Aretha sama sekali tidak memperdulikannya karena ia hanya akan menjadi penghuni sementara di rumah itu. 

Jadi daripada ia sibuk menerka-nerka berapa luas hektar rumah Elvan dan berapa banyak susunan bangunannya, Aretha lebih baik takjub dengan segala hal apapun yang mereka persiapkan untuknya.     

Aretha memiliki satu kamar pribadi sendiri. Di kamar itu, ia bebas melakukan apapun yang di inginkannya.     

Bangun dengan nyaman di atas tempat tidurnya yang lembut dan hangat. 

Mandi dengan berbagai macam aroma wewangian yang sudah tersedia di kamar mandinya. 

Mengenakan pakaian bagus dan nyaman, serta terlihat cukup mahal. 

Sampai bahagiaanya yang bisa berdandan dengan cantik di depan sebuah meja rias yang tertata rapi dan lengkap, dengan segala macam kosmetik dan parfum yang selama ini tidak pernah ia jumpai di rumahnya yang dulu.     

Demi apapun itu,Aretha merasa amat tersanjung.     

Selama ini, Aretha belum pernah bertindak sebagai mananya seorang wanita yang layak karena ia terlalu sibuk untuk bekerja, bekerja, dan menghasilkan uang. 

Karena itu, kamarnya yang sekarang ini sangat jauh berbeda dengan kamarnya yang dulu.     

Jika kamarnya yang sekarang diibaratkan sebagi kamar seorang putri, kamarnya yang dulu hanya bisa disebut sebagau gudang. Kecil, kumuh dan tidak terurus.     

Ya...walaupun Aretha juga tahu kalau semua ini dipersiapkan oleh Dirga dan bukan suaminya. 

Tapi bagaimanapun juga, jika Elvan tidak menyetujuinya, semua ini tidak mungkin terealisasikan bukan??     

Jadi, Aretha seperti bisa mengabaikan sedikit sikap dingin Elvan yang tidak menyenangkan padanya pagi ini, ketika ia telah berbaik hati menyapanya dengan sopan.     

Elvan yang kala itu sedang sarapan hanya meliriknya sekilas ke arah Aretha ketika ia datang, dan kembali melanjutkan acara makannya dengan santai, tanpa memperdulikan Aretha. 

Padahal saat itu, Aretha sudah bersusah payah menyapanya dengan sebuah kata 'Hai' dan seulas senyum yang sengaja dibuatnya semanis mungkin.     

Tapi apa yang didapatnya?     

Pria itu bersikap cuek, secuek-cueknya!     

Melihat itu, Aretha menahan kekesalanya itu, lalu menarik sebuah kursi yang paling jauh dari laki-laki itu dan kemudian duduk di depan meja makan.     

Sebuah aroma yang harum, mengalihkan perhatiannya.     

"Emm.. Bibi Ani! Kau sedang masak? Sepertinya itu benar-benar enak. Apa aku bisa mencicipinya juga? Jika bisa, tolong kau membuatkan satu untukku. Aku benar-benar sangat lapar sekarang. Dan masakanmu sangat mengugah seleraku!!" Seruaretha dengan penuh semangat, ketika nafsu makannya terpancing dengan sangat mudah dan cepat.     

Bibi Ani adalah pengurus rumah Elvan yang katanya telah berkerja pada Elvan selama hampir kurang lebih 12tahun. 

Umurnya mungkin sekarang sekitar 40 tahunan, dan nama lengkapnya adalah Merriani. Biasa di panggil Ani, atau Bibi Ani.         

Yang aneh menurut Aretha dari wanita ini adalah keheninganya dalam berbicara, alias tidak banyak bicara. Atau bahkan belum sama sekali berbicara padanya.     

Saat kemarin ketika ia tiba di rumah Elvan dan Bibi Ani yang mengantarkannya ke kamar, wanita itu tidak kunjung juga mengatakan apapun padanya. 

Sama halnya seperti sekarang, ketika aretha mengajaknya untuk berbicara dan meminta wanita itu untuk menyediakan sesuatu untuknya, wanita itu tidak juga memberikan jawaban apapun padanya, dan hanya mengangguk paham dan menyediakan semua yang di minta Aretha di atas meja.     

Aretha mengerutkan alisnya bingung, ia menatap makanannya lalu mencoba sesuap. 

Baru satu suapan, matanya langsung berbinar.     

"Waw!!" Aretha menoleh ke arah Bibi Ani dengan takjub.     

"Benarkah ini semua Anda yang membuatnya?" Tanya Aretha dengan wajah ceria. 

Ia mengambil lagi suapan yang kedua, ketiga dan seterusnya.     

Belum pernah dia merasakan makanan seenak ini, apalagi yang memasak bukanlah seorang koki.

Aretha benar-benar takjub dibuatnya, ia tidak percaya dengan makanan yang barusaja ia rasakan ini.

Dengan perasaan sedih, Aretha makan dengan lahap, Elvan yang melihatnya mengeryitkan alis.     

"Ini benar-benar lezat Bibi Ani, Kau sangat hebat! Sudah lama sekali aku tidak makan makanan seenak ini. Hiks, ini luar biasa!!" Seru Aretha penuh haru, ketika ia merasa sangat puas dengan apa yang di makannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Kontrak Ceo Dingin   Perkara Bulan Madu

    Jadi, kapan kalian akan berencana untuk berbulan madu?" Tanya Sofia menjurus tajam pada dua pasangan yang ada di depannya. Hingga membuat Aretha yang ketika itu masih mengisi mulutnya dengan makanan, hampir saja tersedak. Ia terbatuk pelan sekali dan mengambil minum. Elvan mulai memikirkan kemungkinan selanjutnya yang akan terjadi, dan Alfin yang lebih dulu memberikan respon suaranya lebih cepat daripada siapa pun. "Mereka harus pergi berbulan madu?" Tanya Alfin dengan penuh keterkejutan. Sofia menatapnya dengan yakin. "Tentu saja! Kenapa tidak?" Tanya Sofia balik dan itu cukup membuat Alfin tidak berani membalas. Ia hanya melirik Elvan dan Aretha dengan ngeri, lalu berpikir dengan pasti bahwa jika nenek sudah berkehendak dan membidik sesuatu, siapa pun itu pasti harus menunduk padanya! "Kami akan memikirkannya," jawaban Elvan yang hanya mengambil jalan aman dan tidak menunjukkan kepastian apa pun dalam ucapannya membuat Sofia tidak merasa pu

  • Istri Kontrak Ceo Dingin   Menyalahi Aturan

    "Aku yang seharusnya bertanya padamu! Siapa kau? Dan apa tujuanmu kemari? Aku sedang bicara dengannya dan kau sangat mengganggu!" Seru Willy sambil kemudian berbalik menatap Aretha. "Kau kenal dengannya?" Tanya Willy sambil menunjuk sengit pada Elvan, dan menuntut jawabannya dari Aretha. Aretha yang tiba-tiba menerima pertanyaan, bingung sendiri harus menjawab apa. Jika ia menjawab tidak mengenalnya tentu akan sangat kentara sekali bahwa ia berbohong karena Aretha sudah sempat menyebut nama Elvan barusan ketika ia muncul. Tapi jika ia mengatakan bahwa ia mengenalnya, Aretha harus memperkenalkannya sebagai siapa? Suaminyakah? Itu jelas tidak mungkin! Itu sama saja menghancurkan seluruh cerita penuh fiktifnya pada Willy dan pria itu akan semakin marah padanya, lantas apa yang harus di katakannya? Di saat Aretha masih berkutat dengan kebingungannya untuk menjawab, Elvan sudah mewakilinya lebih dulu dengan bertindak lebih cepat dalam memahami situasi dan mera

  • Istri Kontrak Ceo Dingin   Diam-diam Mengikuti

    Sang pemilik kedai mengenalinya duluan dan menyapa. "Aretha! Kau datang hari ini?" Tanya sang pemilik kedai yang bernama Alex, nama yang sesuai dengan nama kedainya. Kedai Om Alex. "Sudah lama sekali aku jarang melihatmu. Walaupun kau sudah sejak dulu jarang datang. Tapi kapan ya terakhir kalinya kamu datang kemari?" Tanya Alex lagi dengan suaranya yang berat dan bass. Membuat Aretha tersenyum terlebih dulu untuk membalasnya, sambil melihat sekeliling mencari Willy, Aretha menatap Om Alex di ujungnya. "Mungkin sekitar 4 bulan yang lalu, dan kalau aku boleh tahu apa paman melihat Willy?" Tanya Aretha menanyakan keberadaan Willy. Namun tanpa perlu dijawab, pria yang sedang ia tunggunya muncul. "Kau tidak perlu mencariku lagi karena aku sudah berada di sini. Sekarang ayo kita bicara di luar," seru Willy to the point tanpa memberi jeda untuk Aretha menjawabnya, dan pria itu sudah menghilang di balik pintu keluar tanpa bisa dicegah. Aretha mengejarnya den

  • Istri Kontrak Ceo Dingin   Pengagum Rahasia

    Aretha melirik kegiatan Elvan sekilas dan kemudian merasa cukup terkagum-kagum, karena jarang sekali ia bisa melihat seseorang begitu telaten dalam melakukan sebuah pekerjaan tanpa jeda. Setelah bekerja dari pagi hingga malam dan ia harusnya pulang untuk beristirahat sambil menikmati makan malamnya, Elvan justru masih tetap harus sibuk dengan segala rutinitas pekerjaannya yang dia kontrol dari ponselnya yang canggih dan multi tasking. Orang kaya dan sibuk memang berbeda level. Walaupun orang miskin seperti Aretha juga pernah sesibuk dirinya sampai-sampai hanya punya waktu untuk menyantap makanannya, satu kali dalam satu hari untuk terus bekerja dalam mencari uang sebanyak-banyaknya agar bisa melunasi hutangnya dengan cepat. Aretha tak bisa memungkiri bahwa ia sesungguhnya benar-benar kagum dengan etos kerja Elvan yang tak mengenal lelah, walaupun ini sudah merupakan waktu untuknya menikmati hidup. Bukankah Elvan memiliki sangat banyak uang untuk ia menikm

  • Istri Kontrak Ceo Dingin   Dengan Sengaja

    Martha mengepalkan tangannya kuat-kuat. Lalu, ketika Elvan berhasil menarik Aretha menjauh dari wanita berparasit itu, Aretha dengan santainya langsung melayangkan sebuah pertanyaan untuk Elvan. "Apa dia itu pernah menjadi model majalah dewasa?" Tanya Aretha dengan tiba-tiba membuat Elvan menatapnya. "Bagaimana kau bisa tahu? Bukankah tadi katamu kau tidak mengenalnya?" Tanya Elvan balik dengan acuh. "Aku memang tidak mengenalnya, tapi tampaknya aku pernah melihatnya. Jadi, apa dia benar pernah menjadi model majalah dewasa?" Tanya Aretha sekali lagi dengan penasaran. Elvan memindahkan tatapannya dari Aretha, membuat Aretha kembali memaksa. "Hei! Kau belum menjawab pertanyaanku! Jadi yang aku katakan itu benar atau tidak? Soalnya aku seperti pernah melihat wajahnya entah di majalah dewasa mana yang aku lihat di rumah temanku! Em, apa itu dia?" Tanya Aretha sekali lagi. Elvan mengangkat sebelah alisnya. "Kau bermain ke tempat temanmu yang memi

  • Istri Kontrak Ceo Dingin   Model Sekaligus Artis

    Setelah seminggu kemudian berlalu dengan cepat, Elvan dan Aretha kini sedang berada di sebuah pesta ulang tahun Steven yang ke-30 dengan mengenakan pakaian yang sudah mereka persiapkan sebelumnya dengan sempurna. Karena sebelumnya Steven mengundang Elvan dan Aretha ke acara ulang tahunnya.Penampilan Elvan dan Aretha menyita hampir sebagian tamu yang hadir di pesta itu, dan membuat mereka tak henti-hentinya menatap ke arah mereka dengan penuh antusiasme yang tinggi dan juga terkesima. Tak hanya dikarenakan mereka tahu dengan baik siapa pria yang tengah melewati mereka dengan begitu luwesnya, tapi mereka juga cukup terpukau dengan penampilan mereka yang begitu mencolok dan keserasian yang pasangan itu tunjukkan. Hingga Aretha akhirnya mengerti satu hal. Pantas saja Elvan menyiapkan gaun yang begitu mewah untuknya sebelum acara ini. Ternyata pesta perayaan ulang tahun sekaligus keberhasilan dan kepulangannya Steven ke tanah kelahiran, juga dilakukan dengan sanga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status