Share

Bab 10.

Author: Haniocta_
last update Last Updated: 2025-07-30 16:00:14

Lucas melirik Sera sekilas, matanya tajam. “Pilih yang kamu butuhkan atau yang kamu suka.”

Sera mengerjap, merasa tidak yakin dengan apa yang baru saja didengarnya. “Apa maksud Tuan?”

Lucas mendesah pelan, nada suaranya mulai terdengar tidak sabar. “Kamu butuh baju, kan? Jadi, cepat pilih yang kamu mau.”

Sera terpaku, belum sepenuhnya memahami maksud Lucas. “Tapi, Tuan. Baju saya—”

“Kamu pikir kamu bisa tinggal di rumahku tanpa pakaian? Apa yang akan kamu pakai selain baju yang kamu gunakan ini?” potong Lucas dengan nada dingin. “Aku tidak punya waktu untuk berdebat. Pilih sekarang.”

Melihat tatapan Lucas yang tajam, Sera akhirnya mengangguk perlahan dan mulai melihat-lihat barang di sekitarnya. Dia memilih beberapa pakaian sederhana. Sebuah kaus, celana panjang, dan cardigan tipis.

Namun, Lucas tamp
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri Kontrak Miliarder Arogan   Bab 16.

    Beberapa menit kemudian, Lucas keluar dari kamar dan berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air. Saat melewati meja makan, langkahnya terhenti. Matanya tertuju pada deretan hidangan yang tertata rapi di atas meja, tersimpan dalam wadah kaca. Lucas mendekat, membuka salah satu tutup wadah untuk melihat lebih jelas. Aroma samar rempah masih tercium, cukup untuk membuat perutnya yang kosong sejak siang semakin meronta. Tanpa pikir panjang, dia menarik kursi dan mulai menyantap hidangan itu.Suara sendok yang beradu dengan piring membangunkan Sera dari tidurnya. Dia terjaga dengan bingung sebelum menyadari sumber suara berasal dari dapur. Bergegas, Sera berlari ke arah dapur."Tuan!" serunya terkejut saat melihat Lucas yang sedang makan. Dia mendekat dengan cepat. "Tuan, itu makanan sudah dingin. Biar saya panaskan dulu."Lucas mengangkat wajahnya sebentar, lalu kembali menatap makanannya. "Tidak usah, sebentar lagi juga aku selesai," ucapnya singkat.Sera te

  • Istri Kontrak Miliarder Arogan   Bab 15.

    Gelas di tangannya hampir terjatuh saat pikirannya semakin penuh dengan dugaan-dugaan buruk. Namun, dia menarik napas dalam-dalam dan mencoba menenangkan diri. Sera membawa gelas itu kembali ke ruang tamu."Tuan," panggil Sera pelan sambil menyodorkan air.Lucas menoleh, menerima gelas itu dengan anggukan kecil. "Terima kasih," jawabnya singkat, nada suaranya datar.Sera kembali duduk di sofa, matanya mengamati Lucas yang sedang meminum air itu. Dia membuka mulut, ingin bertanya, tetapi lidahnya terasa kelu. Lucas terlihat tertekan, dan Sera tahu ini bukan saatnya menambah beban pria itu dengan pertanyaan-pertanyaannya. Dia menelan kembali rasa penasaran yang membara di dalam dadanya."Tuan, saya akan ke dapur dulu, kalau ada yang Tuan butuhkan, panggil saya," ucap Sera akhirnya, memilih untuk memberi Lucas ruang.Lucas hanya mengangguk pelan tanpa berkata apa-apa. Tatapannya kosong, terpaku pada gelas di tangannya.Sera melangkah menuju dapur, tetapi bukanny

  • Istri Kontrak Miliarder Arogan   Bab 14.

    Lucas menelan ludah, mencoba tetap tenang. Dia melirik Sera sejenak, pikirannya berputar, mencoba menemukan alasan yang pas. "Aku tidak cerita karena ...,"Lucas Ragu, menarik napas panjang, menatap sang ibu yang duduk dengan ekspresi kecewa. Dia tahu percakapan ini tidak akan mudah."Mama, aku minta maaf," ucap Lucas pelan. "Aku tidak cerita sebelumnya karena ... aku tahu Mama akan banyak bertanya. Hubungan kami sempat putus-nyambung, dan aku belum yakin saat itu. Aku tidak mau memberi harapan palsu."Indira menghela napas panjang, tatapannya berubah menjadi lebih tajam. "Lucas, kenapa kamu tega menyembunyikan hal sebesar ini dari Mama? Apa kamu tidak pernah memikirkan perasaan Mama? Kamu anak satu-satunya, dan tiba-tiba Mama harus mendengar kamu sudah menikah dengan cara seperti ini!" Suaranya bergetar, mencerminkan rasa kecewa yang dalam."Apakah Mama ini tidak cukup penting untuk tahu? Kamu pikir Mama hanya pelengkap dalam hidupmu? Lucas, menikah itu bukan keput

  • Istri Kontrak Miliarder Arogan   Bab 13.

    Sera hanya bisa diam, tubuhnya terasa kaku, dan kepalanya tertunduk semakin dalam. Napasnya pendek-pendek, berusaha menenangkan diri meskipun situasinya terasa semakin mencekam. "Lucas," panggil Indira begitu panggilan tersambung, tetapi tidak ada jawaban di ujung sana. Dia menurunkan ponselnya, mendengkus pelan, dan kembali mencoba. Kali ini, nada panggilan berlangsung lebih lama, tetapi Lucas tetap tidak menjawab. "Anak ini benar-benar!" geram Indira. Dia kembali menekan nomor Lucas, tatapannya masih tidak lepas dari Sera, seolah memastikan bahwa perempuan muda itu tidak akan kabur. Sera menggigit bibir bawahnya. "Astaga, Lucas! Beraninya kamu mengabaikan ibumu seperti ini?!" Akhirnya, pada panggilan keempat, sambungan terhubung. "Ma, aku sib—" suara Lucas terdengar di ujung sana. “Lucas,” suara ibunya memotong. “Pulang ke apartemenmu sekarang. Kita harus bicara.” Lucas terdiam sesaat, otaknya mencoba

  • Istri Kontrak Miliarder Arogan   Bab 12.

    Sera mengernyit bingung, tetapi dia mengesampingkan hal itu. Dengan cepat, dia mulai menyiapkan sarapan menggunakan bahan-bahan seadanya. Saat dia sibuk memasak, aroma masakannya memenuhi ruangan. Sera merasa lega karena setidaknya dia bisa menyajikan sesuatu untuk Lucas, meskipun sederhana. Tidak lama kemudian, suara langkah kaki terdengar. Lucas muncul dengan pakaian rapi untuk bekerja, Sera tengah menyelesaikan memasak telur dadar dan menumis sayur. Dia menoleh sekilas ke arah Lucas. “Sarapan hampir selesai, Tuan." Lucas mengangguk kecil tanpa berkata apa-apa, dia duduk di meja makan. Sera segera menyajikan piring berisi makanan di hadapannya. Lucas menatap makanan itu sekilas, lalu mengambil garpu dan mulai makan tanpa banyak bicara. Sera berdiri di dekatnya, memperhatikan dengan seksama, berharap makanan sederhana itu bisa diterima. Setelah beberapa suap, Lucas meletakkan garpu dan berkata singkat, “Cukup enak. Setidak

  • Istri Kontrak Miliarder Arogan   Bab 11.

    Setelah makan malam, Lucas dan Sera meninggalkan restoran dalam keheningan. Lucas berjalan di depan, sementara Sera mengikuti dengan rasa canggung yang masih mengganggu. Di dalam mobil, mereka terdiam, hanya suara mesin yang terdengar. Ketika akhirnya mobil berhenti di depan gedung apartemen, Sera menatap bangunan tinggi itu dengan takjub. "Kita sudah sampai, Tuan?" tanyanya pelan. Lucas mengangguk singkat. “Ayo turun,” katanya tanpa basa-basi, lalu keluar dari mobil. Setibanya di apartemen Lucas, Sera hampir tidak bisa menutup mulutnya. Tempat itu begitu megah, dengan dinding kaca yang memamerkan pemandangan kota yang penuh lampu berkilauan. Ruang tamu yang luas dihiasi sofa kulit berwarna gelap, meja marmer, dan perabotan modern yang terlihat sangat mahal. Lucas berjalan masuk tanpa banyak bicara, melepas jasnya, dan menggantungnya di dekat pintu. Dia melirik Sera yang masih berdiri

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status