Di tengah malam yang sepi, Lucas mengendarai mobilnya sambil menerima telepon. Pandangannya sesekali menatap layar mobil, tempat panggilan teleponnya dengan sang ibu terhubung melalui layar mobil."Lucas, ini sudah batasnya," suara Indira terdengar tegas dari speaker mobil. "Kamu tidak punya pilihan lagi. Kalau kamu tidak menikah tahun ini, semua yang kita lakukan akan sia-sia karena jatuh ke tangan Adi. Kamu ingin melihat sainganmu itu jadi penerus perusahaan?"Lucas menghela napas panjang. "Aku akan cari jalan keluarnya, Ma. Tapi aku perlu waktu. Tidak bisa buru-buru.""Tidak ada waktu lagi, Lucas! Kamu tahu betapa kakek tidak main-main dengan ucapannya. Kalau kamu tidak memenuhi syarat ini, semua usaha kita selama ini akan sia-sia. Adi tidak pantas. Kamu yang pantas jadi penerus perusahaan keluarga ini."Lucas memijat pelipisnya sambil menatap jalan, pikiran berkecamuk. "Ma, nanti aku pikirkan caranya, sekarang aku lagi nyetir—"Sebelum Lucas menyelesaika kalimatnya, dia dikejutkan
Terakhir Diperbarui : 2025-06-11 Baca selengkapnya