Beranda / Romansa / Istri Kontrak Mr Billionaire / Bab 2 Tersiksa Jiwa dan Raga

Share

Bab 2 Tersiksa Jiwa dan Raga

Penulis: NACL
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-12 10:34:16

Tiga bulan berlalu, kehidupan pernikahan Clau berjalan di tempat. Tak pernah sekalipun Arjuna memerhatikan, menyayangi selayaknya suami kepada istri. Pria itu hanya memerlukan Clau ketika sisi primitifnya datang, saling bersatu berbagi peluh dan lenguhan. Tapi sayang tidak ada perasaan cinta tersemat ketika melakukannya.

Setiap bulan Clau harus merasakan kulitnya yang sakit tertusuk jarum suntik berisi cairan pencegah kehamilan. Tak hanya itu, ia pun menderita alergi khusus usai menerima obat, hingga mengkonsumsi banyak penawar agar dirinya terbebas dari penderitaan.

“Sebaiknya Nyonya diskusi dengan Tuan Caldwell menghentikan suntik KB sementara waktu dan melakukan program kehamilan. Saya bisa bantu menjelaskan.” Terang dokter sembari mencatat resep dan memberikannya kepada Clau.

Clau hanya tersenyum miris mendengar saran dokter, “Memiliki anak dariku? Aku tidak mau kelak anakku menderita karena ayahnya tidak menginginkan kehadirannya.” Batin Claudya teriris perih mengingat bagaimana Arjuna melarangnya hamil, bahkan hal itu tercatat dalam kontrak perjanjian.

Claudya pelan-pelan melangkah keluar dari ruangan Dokter Spesialis Kandungan. Ia diwajibkan memberi laporan kepada Givano –asisten pribadi Arjuna, sesuai perintah bahwa setiap kegiatan harus dalam pantauan. Menjadikan Clau bagai tawanan kendati suaminya jarang pulang ke griya tawang.

Arjuna lebih sering menghabiskan waktu di mansion utama ketimbang menemani Clau di penjara mewah. Menurut Clau sangat bagus, tanpa susah payah ia bisa menghindari pria kejam itu. Apalagi sudah satu minggu Arjuna tidak terlihat di kantor, menurut sumber terpercaya, Presiden Direktur tengah melakukan perjalanan bisnis selama 10 hari. Artinya selama itu Clau memiliki waktu bebas, tidak harus menjalani tugas menyiksa jiwa dan raga.

Ya, sudah 2 malam ini, Clau menginap di rumah sakit. Menemani ibunda tercinta, berbagi cerita membahagiakan. Bahkan merebahkan raga di sisi tubuh ringkih, bersandar pada bahu untuk memberinya kekuatan menjalani hidup.

“Ibu mau lagi buahnya? Biar aku kupas.” Tawar Clau menunjukkan jeruk manis di atas meja.

“Makasih Nak, kamu selalu perhatian.” Mengusap wajah Clau yang tampak kurus namun penampilannya jauh lebih anggun dan menawan.

“Pasti pekerjaan kamu di luar kota banyak, sampai lupa makan begini.” Sambung Bu Laras.

Beliau mengetahui betul perjuangan putri bungsunya mencari uang, rela dimutasi lintas daerah demi memiliki penghasilan berlipat ganda agar pengobatan berjalan lancar. Tentu saja semua yang disampaikan kebohongan belaka.

Tepat satu hari sebelum menikah, Claudya berucap dusta kepada ibunya. Beralasan dipindahtugaskan ke Kota lain, hingga jarang memiliki waktu luang menjenguk ke rumah sakit. Padahal tugas yang dimaksud melayani semua kebutuhan Arjuna di sangkar emas.

Clau tertawa sumbang menanggapi perhatian ibunya, menggenggam tangan hangat yang menenteramkan jiwa. “Ibu tidak perlu cemas, di sana banyak makanan enak. Bosnya loyal tapi galak.” Terkekeh pelan sembari memejamkan kedua mata menahan lajur bulir bening yang hampir menetes.

“Harus pintar jaga diri nak. Galak dalam pekerjaan tidak masalah, semua bos seperti itu.” Ucap Bu Laras, kini mengalihkan pandangan ke langit-langit ruangan.

“Ibu rindu kakakmu, sudah ada kabar dari Clara?” tanya Bu Laras, khawatir putri sulungnya tertimpa bencana. Sebab sudah lebih dari empat bulan tidak memberi kabar apalagi pulang. Semenjak Clara membawa kabur uang serta mobil pemberian Arjuna Caldwell.

“Belum bu, jangan terlalu dipikirkan. Sekarang lebih penting kesehatan ibu. Clau senang operasinya berjalan lancar.” Claudya membelai rambut putih wanita yang melahirkannya.

Mendadak suasana kamar berubah sendu. “Terima kasih nak, jasamu tak ternilai. Ibu berhutang budi.”

Clau menggelengkan kepala dengan cepat, menepis semua lalu berujar, “Jasa ibu jauh lebih banyak, terima kasih Bu. Clau mencintai Ibu dan hanya Ibu.”

Tiba-tiba suara dari perut cukup mengganggu percakapan Clau dan Bu Laras. Keduanya tertawa, terlalu larut melepas rindu, Clau melupakan mengisi perut.

“Aku ke kantin dulu ya Bu. Tidak apa ditinggal sendirian di sini?” Clau berdiri merapikan isi tas dan pakaian.

“Kamu makan yang banyak nak, jangan menghiraukan ibu.” Bu Laras tersenyum lebar menatap putrinya membalik badan menuju pintu keluar. Ada rasa kasihan melihat perubahan fisik Claudya, jelas sekali kalau putri bungsunya itu menderita tekanan batin.

Sepanjang selasar rumah sakit, Clau menebar senyum menjawab semua sapaan dari perawat dan petugas. Semenjak ruang rawat Laras dipindah ke presidential suite demi kenyamanan, Clau dan ibunya banyak menerima kebaikan teramat sangat terkait pelayanan.

Ia pun asyik bercengkerama di lobi, tak menghiraukan getar ponsel yang terus menerus bergerak dalam tas. Hingga seseorang menepuk bahunya dari belakang.

“Claudya?” panggil orang itu. Suara bass pria begitu jelas terdengar oleh Clau. Sontak ia menoleh, sedikit menurunkan pandangan dan tersenyum memberi hormat.

“Apa kabar? Lama tidak bertemu ya.” Pungkasnya mengulurkan tangan. Tapi Clau tidak menerima.

Bukan karena angkuh, tapi peraturan Arjuna pada lembar 1 poin 5. Claudya dilarang kontak fisik dengan pria lain. Meskipun Arjuna tidak ada di sini, tetapi mata-matanya tersebar mengikuti serta mengamati gerak-gerik Clau. Wanita cantik  ini tak ingin menyiram bensin pada bara api. Amarah Arjuna yang berkobar sanggup membakar siapa saja yang mencari masalah dengannya.

“Oh ayolah Claudya, ini bukan di kantor. Kita bisa berteman, tapi kalau di kantor, kamu wajib menghormati aku.” Tukas Andreas Lehman, seorang pengusaha terkenal rekan bisnis Arjuna.

Arjuna dan Andreas acap kali sering bertemu membicarakan proyek yang dijalani perusahaan. Pria tampan, mapan, dan diidolakan oleh kaum wanita. Seantero Swiss, terutama Kota Zurich mengenal siapa itu Arjuna Bryatta Kreshnik Eberly Caldwell dan Andreas Lehman.

Pria casanova itu pun lancang meraih tangan Clau, memaksa melakukan berjabat tangan. Disertai kedipan nakal dari sebelah mata Andreas, menyiratkan betapa mengagumi dan menginginkan wanita cantik salah satu pegawai Cwell Grup ini.

“Permisi Tuan.” Pamit Clau hendak mengisi perut ke kantin.

Dirinya memang belum beruntung, karena Andreas mencekalnya, membuat Clau tertahan lebih lama. Jujur kondisi ini sangat tak nyaman, pikirannya hanya satu, takut Arjuna mengetahui dan menghentikan pengiriman uang yang telah disepakati.

“Kamu mau ke mana?” tanya Andreas bersemangat menggoda gadis incaran.

“Saya mau ke kantin Tuan. Maaf tidak bisa menemani anda.” Clau berkelit, berusaha membebaskan diri.

Namun andrenalin Andreas semakin tertantang menaklukan wanita yang selalu menolak. “Kita makan malam bersama, di cafe sekitar sini. Bagaimana?”

Clau membuang muka dan menolaknya dengan berkata, “Tidak bisa, Ibu saya sedang sakit.”

“Wah kalau begitu bagus. Aku bisa mengenal ibumu. Tapi sekarang kita makan dulu. Aku traktir.” Paksa Andreas tak memedulikan raut wajah gelisah Claudya. Terpenting tujuan utama mendekati dan mempersunting Clau berhasil.

“Ah … Tuan jangan, lepas!” sentak Claudya, sebab Andreas lancang menarik pinggulnya.

“Tuan, saya bisa teriak atau memukul anda.” Ancamnya tidak gentar, lebih baik mencari masalah dengan Andreas daripada Arjuna.

“Silakan Claudya, aku tidak melakukan apapun. Ini hal wajar bagi seorang pria memikat wanita. Salahnya di mana?” Andreas menyeringai.

Lidah Clau begitu kelu, tidak kuasa mengatakan bahwa dirinya sudah menikah. Merupakan istri dari Arjuna Caldwell, tapi percuma saja sebab semua menjadi rahasia yang terkubur dalam. Sungguh rasanya Clau ingin melayangkan tinju kepada pria petualang cinta ini. Jangan disangka ia mudah tergoda, karena manusia seperti Andreas sangat dihindari olehnya.

“Aku tahu biaya rumah sakit di sini mahal. Kamu cukup menjadi istriku, tidak perlu bekerja lagi di Cwell Group. Mau?” tawaran berbisa keluar dari bibir manis Andreas.

“Terima kasih, tapi saya tidak tertarik sama sekali. Saya bukan wanita perebut suami orang.” Tanggapan Clau memukul mundur Andreas.

Belitan tangan pada pinggulnya pun terlepas karena keberanian Claudya melawan Andreas. Tanpa keduanya sadari sepasang manik abu-abu mengamati dari luar pintu kaca. Orang itu menggeram, rahang tegasnya berkedut, otot-otot pada leher menegang, kedua tangannya mengepal dengan kuku jari menancap kuat pada telapak tangan. Melangkah mantap memasuki rumah sakit, hendak menunjukkan kekuasaan terhadap wanita cantik bermata coklat di dalam sana.

“Claudya?” intonasi tegas, dingin, menusuk gendang telinga sangat akrab bagi kedua orang itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fitria Pangumpia
ceritanya sedih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istri Kontrak Mr Billionaire   Bab 200 – S2: Bahagia - Tamat

    Setelah puas menikmati waktu berduaan di bibir pantai, Arjuna dan Clau bergegas kembali ke penginapan terapung. Hari semakin larut dan Arjuna teringat, istrinya belum menyantap makanan apapun. Penampilan Clau sangat berantakan, tidak mengenakan pakaian dalam, hanya kemeja biru kebesaran milik Arjuna. Berjalan tepat di balik punggung, melindungi dari tatapan pengunjung lain.Meskipun sepi Clau tetap tidak nyaman, berkeliaran hanya dengan sehelai pakaian saja. Alhasil tubuh Arjuna yang bertelanjang dada menjadi tameng.“Di sini sepi sayang, tidak ada siapapun. Mereka semua pasti sibuk dengan urusan masing-masing.” Arjuna terkekeh pelan.“Tapi … bagaimana kalau tiba-tiba ada yang keluar dari kamar? Aku malu Arjuna, kenapa melakukannya di luar?” Clau menunduk hingga menambrak punggung kekar sang suami.Ternyata Arjuna menghentikan langkah kaki. Mendengar penyesalan dari mulut Clau membuatnya tersenyum kecil, dan tidak tahan untuk melakukan kegiatan panas lagi. “Bukankah tadi kamu yang me

  • Istri Kontrak Mr Billionaire   Bab 199 – S2: Jahil

    “Di mana Arjuna dan adik ipar? Kenapa dia lama sekali, jangan-jangan memilih menginap di villa? Ck dasar tidak kompak.” Geram Andreas.“Memangnya kenapa? Biarkan saja, mereka juga bisa datang ke sini sesuka hati, lokasi villanya tidak jauh.”“Tunggu! Dari mana kamu tahu kalau villa Arjuna jaraknya dekat? Apa kalian—“ pikiran Andreas melayang ke segala arah.Clara segera membungkam mulut suaminya, susah payah sebelah tangan bergerak. Ia tidak ingin membuka lembaran masa lalu, baginya sekarang hanya ada Andreas dalam hati bukan pria lain.Apalagi Clara dan Arjuna pernah menjalin kasih selama dua tahun. Dapat dipastikan jika keduanya bepergian berdua, begelung di atas ranjang dan saling menyebut mesra nama pasangan.Seketika wajah Andreas berubah merah padam. Dadanya bergemuruh, tangannya pun mengepal sempurna, isi kepalanya membayangkan hal itu.“Andreas sudahlah itu ‘kan masa lalu, aku juga tidak pernah mempermasalahkan kamu sering membayar wanita lain.” “Tapi Clara, itu beda! Aku mela

  • Istri Kontrak Mr Billionaire   Bab 198 – S2: Sekarang Berbeda

    “Apa?” pekik Andreas dan Kevin.Keduanya langsung melirik ruang kamar yang cukup sempit. Benar yang dikatakan Arjuna, kamar asing milik Presdir Cwell. Akan tetapi Andreas menyadari sesuatu, mana mungkin Arjuna tidak menyewa presidential suite.“Ini bukan kamarmu!” Andreas melotot dan menunjuk ke segala arah.“Siapa yang melakukan ini?!” Arjuna geleng-geleng kepala membenarkan tanggapan sahabatnya.“Mungkin para istri yang membawa kita ke kamar karena mabuk.” Jawaban Kevin paling masuk akal.Segera Arjuna bangkit dari kasur, merapikan penampilan dan memandang jijik. Sungguh rasanya alergi satu ranjang bersama Andreas dan Kevin, ia melepas jas lalu membersihkan diri dari debu. “Hey, tidak perlu berlebihan!” Andreas berteriak di dalam kamar.“Aku tidak pernah satu ranjang dengan pria kecuali Daddy-ku. Kalian berani sekali! Jangan sampai kejadian ini terulang lagi. Mereka benar-benar meminta hukuman rupanya.” Arjuna mengepalkan tangan tidak sabar bertemu Clau.Arjuna melirik jam tangan, k

  • Istri Kontrak Mr Billionaire   Bab 197 – S2: Tidur Bersama

    Setelah pesta pernikahan yang digelar sederhana hanya mengundang kerabat dekat, Kevin dan Brigitta memisahkan diri. Pasangan baru itu layaknya anak muda yang menikah dadakan, baik pria atau wanita sama-sama canggung.Sejak tadi, Brigitta selalu meremas tangannya. Bahkan kedua kaki tak kuasa berdiri sebab gemetaran, khawatir terjatuh. Begitupun dengan Kevin, memilih mengguyur diri di bawah air dingin, sebagai seorang pria tidak dipungkiri mengharapkan sesuatu.Namun, saat ini jauh berbeda. Suasana tegang belum menghilang, antara takut dan terharu. Setengah jam menghabiskan waktu di kamar mandi, Kevin keluar hanya mengenakan handuk putih. “Umm … Brigitta?” panggil Kevin dengan pemandangan menambah beban kegugupan.Rambut basah Kevin menggoda Brigitta, sayangnya wanita ini tak kuasa untuk bertindak lebih dulu. Cenderung menunggu aksi dari Kevin, layaknya seorang gadis yang baru merasakan indahnya jatuh cinta.“Ya, K-Kevin a-da apa?”“Boleh minta tolong ambilkan bajuku di tas?”“Oh, ya …t

  • Istri Kontrak Mr Billionaire   Bab 196 – S2: Pasangan Baru

    Dua minggu kemudian.Hamparan bunga beraneka warna menghiasi ballroom hotel, pengantin pria sedang menanti calon istrinya. Kevin berdiri tegak, kemeja putih tertutup tuksedo hitam melekat sempurna pada tubuh atletis. Didampingi oleh Arjuna dan Andreas, lelaki itu mengalami ketegangan luar biasa. Usianya hampir menginjak 40 tahun tetapi tidak membuat Kevin tetap tenang. Apalagi semalam menerima kabar dari calon mertua, bahwa Brigitta demam.Ingin rasanya Kevin terbang ke rumah calon istri. Tetapi apa daya, dua sahabatnya ini menahan, mereka melarang Kevin bepergian, demi menjaga keamanan.“Kau bisa diam tidak?” Andreas mendengus di telinga Kevin.“Kenapa Brigitta belum datang?” pandangan Kevin selalu tertuju ke pintu utama.“Tenanglah! Brigitta baik-baik saja. Clau bilang mereka sebentar lagi tiba. Sabar sedikit, kalian sudah memiliki anak remaja tetapi seperti baru pertama kali merayakan cinta.” Cibir Arjuna mengepalkan tinju pada lengan sahabatnya.Ketiga pria itu berada di altar per

  • Istri Kontrak Mr Billionaire   Bab 195 – S2: Terkejut

    “Umm … terima kasih Mom. Aku pikir Mommy sibuk, soalnya Daddy bilang kalau hari ini ada rapat penting.”“Daddy bohong! Mom tidak sibuk. Apapun demi Karen, Mom bangga sayang, kamu benar-benar hebat. Selamat ya berhasil menjadi juara dua, ini hadiah untuk Karen.”“Aku sayang Mommy. Wah, baju berenangnya bagus.” Karen memeluk Brigitta dari belakang, melingkarkan lengan ke dada ibunya.Pemandangan mengharukan bagi Kevin. Sebentar lagi keinginan Karen terwujud, setiap hari bisa melihat Brigitta, bahkan bermain bersama. Baik Kevin atau Brigitta sama-sama berkomitmen memberikan yang terbaik, mereka menebus hilangnya waktu di masa lalu.“Sekarang kita mau ke mana Dad? Boleh makan malam di luar?”“Iya, tapi ke salon dulu. Kita makan malam bersama kakek dan nenek.” Kevin tampak santai dan tak acuh.Sedangkan Brigitta dan Karen menegang, tidak menyangka pertemuan kurang dari tiga jam lagi. Brigitta menelan saliva, mencoba mengutarakan isi hati. Takut ayahnya bertindak sewenang-wenang, apalagi Kar

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status