Share

Mulai Mencari Tahu

Penulis: Hernn Khrnsa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-26 22:15:39

Pagi itu, cahaya matahari menembus tirai ruang tamu rumah Harold. Udara terasa lebih hangat daripada biasanya, seolah menyadari ada sesuatu yang berbeda di antara Sara dan Matthew.

Sara duduk di meja makan, menatap secangkir teh hangat yang belum disentuh. Harold sudah berangkat lebih awal, meninggalkan mereka berdua. Suasana tenang itu membuat Sara berani membuka percakapan yang sudah ia pikirkan sejak malam.

“Matthew,” panggil Sara lirih.

Pria itu menoleh dengan cepat, seolah takut melewatkan satu kata pun dari bibir Sara. “Ya, Sara?”

Sara menggenggam tangannya sendiri di atas meja, berusaha menyembunyikan rasa gugup yang mulai menguasai dada. “Aku berpikir sudah cukup lama tinggal di sini. Mungkin sudah saatnya aku kembali ke rumah kita.”

Sejenak ruangan mendadak berubah hening. Mata Matthew membesar, kemudian sorot matanya melembut, penuh kelegaan. Seolah kalimat yang ia dengar barusan adalah doa yang akhirnya dikabulkan.

“Kau benar-benar ingin pulang bersamaku?” tanya Matthew, s
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri Kontrak Sang Ahli Waris   Hampir Terpergok

    Langkah kaki Sara terdengar pelan saat ia menutup kembali laci meja kerja Matthew. Jantungnya berdetak kencang, keringat dingin membasahi telapak tangannya. Ia baru saja membaca sekilas beberapa dokumen lama dan potongan foto yang membuat pikirannya penuh tanda tanya. Namun, sebelum sempat menyembunyikan semuanya dengan rapi, suara pintu utama terbuka.“Sara? Aku pulang.” Suara berat Matthew menggema dari ruang depan.Tubuh Sara seketika menegang. Ia buru-buru merapikan tumpukan kertas, mendorong laci hingga berbunyi klik. Napasnya tersengal, seolah paru-parunya menolak bekerja sama. Ia melangkah cepat ke sisi ruangan, mencoba menenangkan ekspresinya.Tak butuh waktu lama, Matthew sudah berdiri di ambang pintu ruang kerjanya. Pandangannya menyapu ruangan dengan tajam. Mata elangnya sempat berhenti di meja kerja, lalu beralih menatap Sara.“Kau sedang apa di sini?” tanyanya dengan alis terangkat, nada suaranya penuh kecurigaan.Sara menelan ludah. Ia berusaha memaksakan senyum tipis.

  • Istri Kontrak Sang Ahli Waris   Penasaran yang Membuncah

    Rumah terasa begitu hening siang itu. Setelah sarapan bersama, Matthew berangkat ke kantor lebih awal, sementara Sara beralasan ingin beristirahat di rumah.Begitu suara pintu utama tertutup dan mobil Matthew terdengar menjauh, Sara duduk di sofa ruang tamu dengan perasaan tak menentu. Tangannya meremas pakaiannya sendiri, jantungnya berdetak lebih cepat daripada biasanya.“Aku benar-benar gila jika melakukan ini,” bisiknya pada diri sendiri. Namun, bayangan wajah Celine yang penuh keyakinan saat mengungkap rahasia Matthew kembali terlintas. Kata-kata itu terasa mengganggu pikiran Sara dari waktu ke waktu, mengusiknya hingga tidak bisa lagi ia abaikan.Kemudian, Sara bangkit perlahan. Kakinya membawanya menuju ruang kerja Matthew, ruangan yang jarang ia masuki sejak mereka menikah. Pintu kayu cokelat itu berdiri kokoh di depannya, seperti penjaga setia yang menyimpan rahasia di baliknya.Ia memutar gagang pintu dengan hati-hati. Ternyata tidak dikunci. Begitu pintu terbuka, aroma bu

  • Istri Kontrak Sang Ahli Waris   Mulai Mencari Tahu

    Pagi itu, cahaya matahari menembus tirai ruang tamu rumah Harold. Udara terasa lebih hangat daripada biasanya, seolah menyadari ada sesuatu yang berbeda di antara Sara dan Matthew. Sara duduk di meja makan, menatap secangkir teh hangat yang belum disentuh. Harold sudah berangkat lebih awal, meninggalkan mereka berdua. Suasana tenang itu membuat Sara berani membuka percakapan yang sudah ia pikirkan sejak malam.“Matthew,” panggil Sara lirih.Pria itu menoleh dengan cepat, seolah takut melewatkan satu kata pun dari bibir Sara. “Ya, Sara?”Sara menggenggam tangannya sendiri di atas meja, berusaha menyembunyikan rasa gugup yang mulai menguasai dada. “Aku berpikir sudah cukup lama tinggal di sini. Mungkin sudah saatnya aku kembali ke rumah kita.”Sejenak ruangan mendadak berubah hening. Mata Matthew membesar, kemudian sorot matanya melembut, penuh kelegaan. Seolah kalimat yang ia dengar barusan adalah doa yang akhirnya dikabulkan.“Kau benar-benar ingin pulang bersamaku?” tanya Matthew, s

  • Istri Kontrak Sang Ahli Waris   Yang Dia Sembunyikan

    "Dia terlihat berbeda malam ini," gumam Matthew, memperhatikan Sara sejak tadi. Suasana malam di rumah Harold seperti biasa, begitu tenang. Hanya ada suara detak jam tua di ruang tamu yang terdengar jelas. Matthew duduk di kursi panjang dekat jendela sementara di sudut, ada Sara yang tengah membaca buku di ruang keluarga.Biasanya, Sara akan sesekali tersenyum atau memberi komentar kecil jika mereka duduk dalam keheningan seperti ini. Namun malam ini, wajah Sara tampak datar, bahkan sedikit menyimpan sesuatu yang tidak bisa dipahami Matthew.Matthew mencoba menahan diri untuk tidak langsung bertanya. Ia tahu Sara baru saja pergi sendirian ke taman sore tadi, dan sepulangnya, ada sesuatu yang berbeda. Sara lebih banyak diam, matanya tak lagi menatapnya dengan penuh kehangatan seperti sebelumnya. Matthew menyadari betul perubahan kecil itu, dan hatinya mulai diliputi keresahan.“Apakah kau baik-baik saja?” tanya Matthew akhirnya memecah keheningan. Suaranya terdengar lembut, penuh perh

  • Istri Kontrak Sang Ahli Waris   Rahasia?

    Udara sore itu terasa lembut. Langit berwarna biru pucat dengan semburat jingga yang mulai menjalar dari ufuk barat. Sara melangkah pelan melewati jalan setapak yang dipenuhi dedaunan gugur. Taman kecil di dekat rumah ayahnya memang selalu jadi tempat yang menenangkan. Suara kicau burung, gemericik air mancur, dan bau tanah lembap seolah mampu meredakan kusut pikirannya.Ia membawa buku catatan kecil, berniat menuliskan apa saja yang selama ini membebani hati. Duduk di bangku taman di bawah pohon rindang, Sara menarik napas panjang. Hatinya masih berdebar memikirkan Matthew, tentang sarapan pagi tadi, tentang sikap lembutnya, dan tentang bagaimana perasaannya sendiri yang makin hari makin sulit ia abaikan.Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama. Dari kejauhan, langkah seseorang mendekat. Sara mengangkat wajahnya dan matanya langsung menyipit. Sosok itu terlalu ia kenal. Celine berjalan dengan senyum tipis, tapi matanya memancarkan sesuatu yang jauh dari ramah. Ada dingin, ada

  • Istri Kontrak Sang Ahli Waris   Rasa yang Menghangatkan

    Pagi itu, cahaya matahari menembus jendela dapur rumah Harold, menciptakan suasana hangat yang jarang Sara rasakan belakangan. Ia sedang duduk di meja dapur, menyeruput teh buatan ayahnya, ketika aroma roti panggang dan telur orak-arik memenuhi ruangan.Sara sempat mengernyit bingung. Biasanya Harold hanya membuat sarapan sederhana, seperti roti, atau sandwich. Tapi kali ini ada aroma kopi yang segar, berpadu dengan wangi butter yang baru dipanaskan.Tak lama, Matthew muncul dari balik pintu dapur dengan celemek sederhana yang jelas kekecilan untuk tubuh tegapnya. Ia membawa piring berisi roti panggang hangat.“Selamat pagi,” ucapnya canggung, namun dengan senyum kecil yang tulus."Pagi," sahut Sara singkat. Sara sempat terpaku. Ada sesuatu yang terasa asing sekaligus menyentuh dari pemandangan itu. Seorang pria yang dulu ia kenal kaku, sibuk dengan pekerjaannya, kini berdiri di dapur rumah ayahnya dengan celemek, mencoba menyiapkan sarapan untuknya."Ini sarapanmu. Aku harap kau suk

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status