แชร์

Alex : Tetap Jadi Simpanan

ผู้เขียน: Aldra_12
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-05-12 19:50:11

Alex benar-benar mengantar Rania ke rumah sakit. Mereka sudah berada di rumah sakit dan siap turun dari mobil.

“Pakai ini untuk belanja nanti, kamu ingat paswordnya, kan?” tanya Alex sambil mengulurkan black card yang pernah Rania pakai untuk membeli makanan.

Rania menerima kartu itu lalu mengangguk dan segera menyimpan kartu itu di dompetnya.

“Kamu mau ikut masuk? Aku hanya sebentar,” kata Rania.

Alex mengangguk lalu melepas seatbelt. Rania langsung bisa menebak kalau pria itu akan ikut masuk.

Mereka berjalan bersama menuju ruangan Abi, sesampainya di sana mereka bertemu dengan perawat jaga yang baru saja keluar dari ruang inap Abi.

“Baru selesai memeriksa Abi?” tanya Rania pada perawat.

“Bu Rania, Anda sudah datang,” kata perawat itu menyapa lebih dulu, “iya, saya hanya mengecek tensinya sekalian menyapanya seperti biasa.”

Rania bernapas lega dengan senyum hangat di wajah.

“Terima kasih sudah membantu menjaga Abi, Sus.”

Perawat itu melirik Alex, lalu menatap pada Rania lagi.

“Sama-s
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
Adeena
ada yg lihat Rania sama Alex ini JD di bikin gosip hmmmmm sabar ya Ran ini ujian....
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Alex : Shirly Curiga

    Rania sangat terkejut melihat Shirly yang masuk ke ruangan Alex dan kini sedang menatapnya juga Alex secara bergantian.Bahkan kini Rania seperti seorang selingkuhan yang baru saja kepergok istri sah sedang berselingkuh, padahal di sini dialah istri sah pertama Alex.“Lain kali hati-hati, Pak. Maaf sudah membuat kemeja Anda kotor.” Rania segera bereaksi agar Shirly tidak curiga, dia mengusap kemeja Alex dengan kanebo basah agar tampak pakaian Alex yang baru saja terkena sesuatu.Alex hanya menatap datar pada Rania, lalu setelahnya dia membalikkan badan dan pergi ke mejanya.Shirly memerhatikan sikap Rania dan Alex. Dia sudah curiga karena keduanya berdiri dengan jarak yang sangat dekat, tapi mendengar ucapan Rania, membuat Shirly menurunkan kewaspadaan.“Saya permisi dulu,” ucap Rania sambil membawa alat kebersihannya meninggalkan ruangan Alex.Shirly hanya mengamati Rania pergi lalu setelahnya dia menghampiri Alex yang sudah duduk di kursinya.“Apa kamu sudah sarapan? Aku membawa sar

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Alex : Menginap di Rumah Sakit

    “Sudah kubilang, jangan memberinya uang. Dia akan terus memerasmu jika kamu melakukan itu,” kata Rania panik karena Alex tak kunjung menjelaskan.“Aku tidak memberinya uang sepeser pun. Dia melakukannya dengan sukarela,” balas Alex.Kening Rania berkerut halus.“Kamu yakin?” tanya Rania memastikan, “kamu sudah banyak mengeluarkan uang untuk biaya Abi, jadi aku tidak mau kalau kamu menghabiskan uang untuk Bimo.”“Dia tidak akan pernah bisa memerasku, jadi tenang saja,” kata Alex.Rania menatap Alex dengan bola mata berkaca-kaca. Meski sikap Alex kasar dan kadang di luar dugaan, tapi pria itu sangat baik padanya.“Kamu ke sini hanya untuk mengatakan itu? Padahal kamu bisa membahasnya di kantor besok,” kata Rania, “kamu pasti lelah, harusnya segera pulang dan beristirahat,” ucap Rania lagi.Alex menatap Rania.“Aku ke sini karena ingin. Aku akan menginap di sini malam ini.”Rania terkejut.“Tapi di sini tidak ada tempat untuk tidur, kamu tidak akan nyaman tidur di sini,” kata Rania.“Aku

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Alex : Tak Acuh

    Alex langsung menatap datar pada Shirly meski wanita itu tersenyum padanya. “Aku terlalu sibuk untuk melakukan sesuatu seperti yang kamu katakan. Jalani saja apa yang ada sekarang.”Alex tidak bisa bicara dengan keras karena dia tahu, satu kalimat menyakiti Shirly, maka teguran yang akan dia dapat dari kakeknya.Shirly tak senang mendengar ucapan Alex. Dia semakin yakin kalau Alex memang tak menerimanya. Namun, bukan berarti Shirly akan menyerah.Mereka akhirnya menikmati makanan yang dihidangkan. Alex hanya diam, sedangkan Shirly terus bicara, menceritakan keseharian dan hobinya, meskipun Alex tidak menanggapi sama sekali apa yang Shirly katakan.Setelah makan malam selesai. Alex mengecek arlojinya, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam, Rania pasti di rumah sakit.“Ada apa?” tanya Shirly karena Alex terus mengecek arloji.Alex diam sesaat, lalu berkata, “Sudah makan malam, bisa pulang sekarang?” Shirly terkejut mendengar ucapan Alex, apa pria itu tak berniat mengajaknya jal

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Alex : Makan Malam Yang Tak Diharapkan

    Alex pergi ke kantor polisi untuk menemui Bimo. Dia sudah berada di ruang kunjungan, menunggu Bimo dibawa ke ruangan itu.Alex duduk sambil menyilangkan kaki, tak beberapa lama kemudian Bimo masuk diantar salah satu petugas, lalu ditinggal hanya berdua dengan Alex.Bimo sangat terkejut melihat Alex ada di sana. Matanya menyipit, dia berjalan pelan menghampiri meja yang ada di ruangan itu.“Kenapa kamu di sini?” tanya Bimo penuh curiga.Alex menatap datar pada Bimo yang kini duduk berhadapan dengannya.“Apa jangan-jangan kamu yang merencanakan ini? Aku tidak pernah mencuri tapi dituduh mencuri, pasti kamu yang menjebakku untuk balas dendam, kan?”“Kamu punya bukti sampai berani menuduhku? Aku bisa membuatmu mendekam di penjara lebih lama, jika kamu berani membuat nama baikku tercemar atas tuduhan tak mendasarmu.”Bimo tersentak tak bisa berkata-kata, apalagi tatapan Alex begitu dingin dan menyeramkan. Bimo panik sampai mengalihkan tatapannya dari Alex.“Aku mendengar masalah yang sedan

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Alex : Tetap Akan Terima

    Saat sore hari. Rania masih di pantry sedang mengetik pesan untuk dikirimkan pada Alex. [Apa sore ini aku boleh ke rumah sakit dulu? Semalam aku tidak menemani Abi, aku takut dia kesepian.]Rania diam memandang ponselnya setelah mengirim pesan, dia menunggu balasan dari Alex.[Pergilah, malam ini aku pulang terlambat.]Rania langsung paham maksud pesan yang Alex kirimkan.[Baiklah, hati-hati di jalan.]Rania diam setelah mengirim pesan balasan untuk Alex. Dia tidak tahu, kenapa merasa sangat sedih saat tahu Alex akan makan malam bersama wanita lain.Rania menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskan perlahan untuk melegakan sesak di dada. Dia akhirnya berkemas, lalu segera pulang.Saat Rania sampai di lobi, Silvi menghampirinya dan langsung merangkul lengan Rania.“Kenapa kamu masih di sini? Bukankah kamu seharusnya sudah pulang dari tadi?” tanya Rania keheranan.“Iya, tapi aku menunggumu, aku mau ke rumah sakit menjenguk Abi,” jawab Silvi sambil menggandeng Rania keluar dari lobi.Ra

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Alex : Jebakan Alex

    Bimo sedang berjalan-jalan di mall. Dia sedang kesal karena tak bisa menjebloskan ke penjara pria yang menghajarnya, lalu sekarang dia tidak mendapat uang dari Rania.“Lihat saja, akan kutunggu sampai dia berlutut memohon untuk mendonorkan sumsum tulang belakangku,” gumam Bimo lalu tersenyum jahat. Tentu saja dia akan semakin memeras Rania jika sampai mantan istrinya itu mencarinya.Saat masih melihat-lihat, tiba-tiba ada pria yang menabraknya, membuat Bimo hampir jatuh dan kesal.“Jalan pakai mata!” umpat Bimo dengan mata melotot.Pria yang menabrak Bimo hanya mengangguk-angguk tanpa menunjukkan wajah, lalu segera pergi dari sana.Bimo mencebik. Dia menepuk pelan bahunya yang tertabrak pria tadi.Bimo melanjutkan langkah lagi, lalu tiba-tiba ada pelayan dan security menunjuk ke arahnya.“Itu pencurinya.”Bimo terkejut karena telunjuk pelayan sebuah toko itu tertuju padanya. Dia lalu menoleh ke arah pria yang menabraknya tadi, apa pria itu pencuri yang sedang kabur terburu-buru, makany

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Alex : Wanita Penenang

    Rania diam menatap Alex, lalu dia tersenyum.“Tentu aku paham, aku juga sadar posisiku. Kamu tenang saja, aku akan melakukan apa yang kamu katakan,” balas Rania sambil tersenyum meski terasa perih karena dia menjadi wanita kedua, bukan yang pertama.“Jangan pernah membahasnya lagi,” kata Alex memperingatkan.Rania mengangguk-angguk. Dia tetap tersenyum agar tak membuat Alex marah.Tanpa Alex duga, Shirly ada di perusahaan Alex dan mencari tahu ke mana Alex pergi. Dia juga melihat Arion sedang makan bersama salah satu karyawan wanita di kantin, jadi tidak mungkin Alex menemui klien sendirian.“Apa Alex membohongiku?” Shirly bertanya-tanya, apalagi dia mendapat informasi dari resepsionis jika Alex tidak ada jadwal bertemu klien siang ini.Shirly berjalan pelan menuju pintu keluar perusahaan, lalu dia menghubungi Abraham.“Halo, Kek.” Shirly bicara dengan nada manja dan suara lembut untuk mengambil hati kakek Alex.“Ada apa menghubungi kakek?” tanya Abraham dari seberang panggilan.“Itu,

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Alex : Wanita Pilihan Kakek

    Rania memerhatikan dengan seksama foto yang Silvi perlihatkan. Dia sangat terkejut, tapi mencoba untuk tetap tenang.“Oh, ini tadi aku tidak sengaja bertemu Pak Alex waktu mau berangkat, terus karena Pak Alex menawari tumpangan, ya sudah aku ikut saja, lumayan bisa datang ke perusahaan lebih cepat, apalagi tadi aku kesiangan,” ucap Rania dengan sikap biasa agar Silvi tidak curiga.“Begitu, ya?” Silvi memandang foto yang didapatnya dari room chat karyawan.“Iya begitu, kalau tidak percaya, coba saja tanya langsung ke beliau,” ucap Rania untuk meyakinkan.“Ish, mana berani,” balas Silvi.Rania terkekeh pelan.“Kalau gosip ini tidak benar, biar aku klarifikasi langsung,” ucap Silvi lalu mengetik pesan di room chat untuk membela Rania.Senyum Rania sedikit memudar, tapi setelahnya kembali tersenyum saat Silvi kembali menatapnya.“Nah, kalau begini tidak ada lagi yang akan menyebar gosip sembarangan. Bisa-bisanya mereka menuduh tanpa bukti jelas,” ucap Silvi.“Namanya juga gosip, Sil.” Ran

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Alex : Tetap Jadi Simpanan

    Alex benar-benar mengantar Rania ke rumah sakit. Mereka sudah berada di rumah sakit dan siap turun dari mobil.“Pakai ini untuk belanja nanti, kamu ingat paswordnya, kan?” tanya Alex sambil mengulurkan black card yang pernah Rania pakai untuk membeli makanan.Rania menerima kartu itu lalu mengangguk dan segera menyimpan kartu itu di dompetnya.“Kamu mau ikut masuk? Aku hanya sebentar,” kata Rania.Alex mengangguk lalu melepas seatbelt. Rania langsung bisa menebak kalau pria itu akan ikut masuk.Mereka berjalan bersama menuju ruangan Abi, sesampainya di sana mereka bertemu dengan perawat jaga yang baru saja keluar dari ruang inap Abi.“Baru selesai memeriksa Abi?” tanya Rania pada perawat.“Bu Rania, Anda sudah datang,” kata perawat itu menyapa lebih dulu, “iya, saya hanya mengecek tensinya sekalian menyapanya seperti biasa.”Rania bernapas lega dengan senyum hangat di wajah.“Terima kasih sudah membantu menjaga Abi, Sus.”Perawat itu melirik Alex, lalu menatap pada Rania lagi.“Sama-s

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status