Saat siang hari. Kai pergi ke rumah sakit untuk memastikan apakah Frederic benar-benar terkena serangan jantung atau hanya alibi agar Rachel tidak diseret ke penjara.Saat sampai di rumah sakit. Kai bertemu dengan polisi yang berjaga di sana.โSelamat siang, Pak Kai,โ sapa polisi.โSelamat siang,โ balas Kai. Dia menoleh ke pintu perawatan yang ada di sisi kirinya, lalu kembali memandang pada polisi.โKami melakukan penangguhan penahanan pada saudari Rachel. Pengacara terduga juga mengajukan surat jaminan agar saudari Rachel tidak ditahan selama ayahnya dirawat di rumah sakit mengingat kalau Rachel satu-satunya anak dan keluarga dari pasien.โKai sudah menduga Rachel akan mengulur waktu. Dia mengangguk menghormati polisi yang sudah bekerja sebagaimana mestinya.Kai meminta izin masuk ruang inap Frederic, tentu saja tujuannya bukan untuk bersimpati, tapi untuk memperingatkan Rachel.Saat baru saja masuk, Kai langsung mendapat tatapan tajam dari Rachel.โApa lagi yang mau kamu lakukan, h
Justin melihat Anna yang tak nyaman mendengar pembicaraan beberapa staff. Dia berdeham, membuat beberapa staff wanita yang baru saja bergunjing, langsung diam dan meninggalkan meja.โAbaikan ucapan mereka,โ kata Justin lalu mulai memasukkan suapan ke mulut.Anna menatap sekilas pada Justin, lalu mencoba mengabaikan apa yang orang-orang katakan tentangnya.Anna dan Justin mulai makan dengan tenang, sampai tatapan semua orang tertuju ke pintu kantin, belum lagi wajah para staff di sana mendadak tegang.Anna menoleh ke arah para staff itu memandang. Dia terkejut melihat Kai sudah datang dan kini sedang menatap ke arahnya dan Justin.Kai masuk kantin seraya memasang wajah tak senang. Dia menghampiri meja Anna dan kedatangannya tentu membuat atensi orang-orang di sana tertuju pada Kai.Anna tiba-tiba saja takut, apa Kai akan marah kalau melihatnya makan bersama Justin?Anna memperhatikan Kai yang sudah ada di samping kursinya. Suaminya itu menarik kursi tapi tatapan Kai tertuju pada Justin
Stefanie mengemas beberapa pakaian dan barang pentingnya. Melihat suami dan anaknya yang masih mempertanyakan status Anna, membuat Stefanie yakin jika mereka takkan bisa menerima Anna.Saat Stefanie masih memasukkan barang-barang ke koper, Reino masuk kamar dan memperhatikan Stefanie. Dia berjalan menghampiri dan berdiri di dekat Stefanie.โKamu benar-benar akan pergi demi anak itu?โ tanya Reino memastikan. โDia anakku, aku tak bisa mengabaikannya,โ jawab Stefanie tanpa menatap pada Reino.โBagaimana dengan Alex? Dia putramu, apa kamu sekarang mengabaikannya untuk anak yang selama dua puluh sembilan tahun ini tak pernah kamu ketahui?โ Reino membalikkan ucapan Stefanie. Dia berharap Stefanie berpikir dingin dan mengambil keputusan terbaik bagi semuanya.Stefanie berhenti memasukkan barang-barang ke koper, lalu menatap pada Reino. Dia melihat suaminya itu begitu tenang, sama seperti biasanya. Reino memang pandai menyembunyikan perasaan.โAku sudah memberi pilihan. Jika kamu dan Alex ta
Stefanie menghela napas kasar mendengar sang ayah disebut. Ekspresi wajahnya berubah suram.โKamu sudah bicara dengannya? Apa yang papamu katakan?โ tanya Reino lalu duduk di samping Stefanie.โPapa menolak keberadaan Anna,โ jawab Stefanie, โbahkan dia mengancam, kalau aku masih kukuh ingin membawa Anna kembali, maka Papa akan menghapus namaku dari ahli waris.โReino tidak terkejut sama sekali, apalagi dia tahu kalau Abraham memang sama sekali tak pernah suka dengan suami pertama Stefanie.โAku tidak masalah jika tak mendapat warisan. Lagi pula bagi Papa, Alex tetaplah cucunya, cucu kesayangannya. Jadi aku yakin, meski aku tidak dapat, tapi Alex tetap akan mendapat haknya. Karena itu, tak masalah jika Papa berniat membuangku,โ ucap Stefanie begitu pasrah.โAku tidak mungkin membuangmu. Masih ada aku,โ ucap Reino seraya menggenggam telapak tangan Stefanie dengan erat.Stefanie tersenyum tulus. Dia benar-benar tak menyangka dan menyesal baru menyadari ketulusan Reino di usia senja mereka
Kai bersama Tian menemui seorang wartawan yang mereka percaya. Mereka berada di ruang private sebuah restoran.โBukti-bukti yang kami miliki sangat valid dan bisa kamu liput secara eksklusif karena belum ada yang tahu soal bukti yang sudah kami serahkan ke pihak yang berwajib ini,โ kata Kai saat duduk berhadapan dengan wartawan itu.โAnda bisa mempercayakan pada saya. Saya akan mengemasnya dengan baik agar bisa tersampaikan dengan benar,โ balas wartawan itu.Kai mengangguk. Tentu dia percaya karena wartawan itu takkan berani macam-macam dengannya sebab Kai bisa saja menghancurkan karier wartawan itu jika sampai mengkhianatinya.Wartawan itu mewawancarai Kai, lalu mendapatkan bukti yang akan membersihkan nama Anna.โSaya akan segera menayangkan berita ini agar nama baik istri Anda bisa pulih,โ kata wartawan itu.โTerima kasih banyak,โ ucap Kai lalu berdiri mengikuti wartawan itu yang berdiri.Wartawan itu menjabat tangan Kai, lalu pamit undur diri.Setelah wartawan itu pergi. Kai kemba
Hari berikutnya. Berita bukti-bukti kalau Anna bukan anak haram juga fakta kepalsuan berita sebelumnya terungkap. Kesaksian wartawan yang berkata khilaf saat membuat berita sebelumnya pun beredar.Kai menepati janji menjaga nama baik sang wartawan, dia meminta foto wartawan disamarkan lalu mengonfirmasi kekhilafan sang wartawan karena berita hoax yang diterima oleh wartawan itu.Anna sudah berada di rumah sore itu. Dia berada di kamar menyaksikan berita yang sedang ditayangkan di sebuah saluran berita.Anna terlihat fokus. Dia benar-benar tak menyangka jika urusan pribadinya menjadi konsumsi publik hanya karena dia menantu keluarga Bramanty.Andai Rachel tak memiliki rasa iri padanya, Anna tak harus berada di posisi saat ini.Kai masuk kamar. Dia menghampiri Anna yang duduk di sofa dengan tatapan terus tertuju pada televisi.โKamu sudah lihat beritanya,โ ucap Kai saat sudah duduk di samping Anna.Anna mengangguk-angguk, tapi tatapannya masih tertuju pada televisi.โBanyak komentar pos
Rachel masih menatap penuh harap. Dia bahkan menggenggam erat telapak tangan sang papa yang masih diam.โApa Papa tidak menyayangiku? Papa, kenapa Papa hanya diam? Papa tidak mau membantuku?โ tanya Rachel memelas.โApa Papa tega melihatku dipenjara, Pak? Ini fitnah, mereka melakukan ini hanya untuk menjebloskanku ke pencara. Kai memfitnahku, Pa.โ Rachel merengek dan berusaha meyakinkan Frederic untuk memercayainya.โKai sepertinya sudah terpengaruh oleh wanita itu, Pa. Papa tahu โkan, hubungan kami baik, tapi setelah Kai menikah, kenapa aku dituduh begini sampai polisi pun terlibat,โ ucap Rachel, โPapa harus percaya padaku, aku ini putrimu.โFrederic menatap nanar pada Rachel. Tidak tahu mana yang benar dan salah, tapi sebagai seorang ayah, tentu Frederic ingin yang terbaik untuk putrinya.Saat Frederic hendak membuka suara, terdengar ketukan pintu lalu satu polisi wanita dan satu polisi pria masuk ke ruang inap itu. Keduanya mengangguk sopan sebelum berjalan menghampiri Rachel dan Fr
Kai berada di kamar sedang duduk di kamar berbalas pesan dengan Tian membahas pekerjaan.Ketika baru saja selesai membalas pesan Tian, Kai mendapat panggilan dari polisi.โHalo, selamat malam, Pak Kaisar.โKai mendengar suara polisi. Dia membalas sapaan itu ramah.โMaaf mengganggu waktu Anda, ada yang perlu kami sampaikan kepada Anda.โSatu tangan Kai terkepal mendengar ucapan polisi. Dia sudah merasakan feeling jika ada sesuatu yang terjadi.โKami mengawal saudari Rachel untuk dibawa ke polisi dan dimintai keterangan. Namun, karena kelalaian dari staff yang bertugas, membuat kami kehilangan saudari Rachel.โKai menegakkan badan. โApa maksud Anda?โโSaudari Rachel melarikan diri saat akan dibawa ke kantor polisi. Saat ini tim kami sedang berusaha mencari keberadaannya. Kami juga sudah menggeledah rumah keluarga tersangka, tapi kami tidak menemukannya.โโDia kabur?โ Kai benar-benar tak menyangka. Emosinya meluap mengetahui kalau wanita itu lari dari jeratan hukum.โKami sedang berusaha
Alex menipiskan senyum.โApa kamu sedang besar kepala?โRania mengerutkan alis. Dia melihat Alex mengulurkan tangan, Rania pikir Alex hendak menyentuhnya, tapi ternyata pria itu mencolek meja, lalu mengusap telunjuk dengan jempol.โBelum bersih,โ kata Alex lalu melirik tajam pada Rania, โbersihkan ulang,โ perintahnya kemudian.Setelahnya, Alex sedikit mundur dari Rania tapi tatapannya terus tertuju pada wanita itu. Dia lagi-lagi tersenyum miring, lalu pergi ke sofa.Rania menghela napas lega. Dia melirik pada Alex yang sekarang berjalan santai menuju sofa. Pria ini, benar-benar ingin mengerjainya setiap hari.**Saat jam istirahat, Rania pergi ke rooftop lagi untuk melepas beban yang dipikulnya. Dia menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskan kasar berulang kali.โKamu di sini lagi.โRania terkejut. Dia menoleh dan melihat Arion datang menghampirinya.โTidak makan siang lagi?โ tanya Arion sambil menatap pada Rania.Rania tidak menjawab, lalu melihat Arion mengulurkan roti.โMakanlah,
Setelah selesai memilah jagung dan memastikan tidak ada satu pun yang tertinggal. Rania mendorong tempat makan ke hadapan Alex lagi.โItu sudah semua saya pisah, apa ada lagi yang Anda perlukan?โ tanya Rania dengan nada malas.Rania melirik pada Alex, pria itu membuat gerakan mengusir menggunakan tangan. Ekspresi wajah Rania begitu masam, pria di depannya ini benar-benar sombong.Rania segera bangun, lalu dia pergi dari ruangan itu sebelum semakin kesal melihat sikap Alex.Alex tersenyum tipis melihat Rania kesal. Dia memandang salad yang ada di meja, lalu mengambil alat makan dan mulai menyantap salad miliknya.Dia juga mengambil jagung yang tadi dipisah oleh Rania. Bukannya Alex tak suka, dia hanya ingin mengerjai wanita itu.โDasar terlalu lugu,โ gumam Alex lalu kembali memasukkan suapan ke mulut.**Saat sore hari. Rania membuat patahan leher dan memijat pundaknya. Akhirnya sehari ini bisa dia lalui dengan baik meskipun harus ada drama mengurus atasannya yang memberi perintah tak
Setelah jam istirahat usai. Rania kembali ke divisi untuk mulai bekerja lagi. Saat baru saja sampai di pantry, Rania terkejut melihat lampu merah menyala.โSepertinya hari ini Pak Alex berulang kali memanggil,โ gumam Herman.Rania menatap lampu itu terus berkedip. Mau tidak mau dia harus pergi ke ruangan Alex untuk melihat, apalagi yang pria itu inginkan.Rania mengetuk pintu ruangan Alex, lalu dia masuk dan melihat Alex duduk di sofa sambil menyapukan jari di atas tablet pintar.โAnda butuh sesuatu, Pak?โ tanya Rania tetap sopan meski jiwanya ingin memberontak.โBersihkan mejaku!โ perintah Alex.Rania menoleh ke meja Alex, alangkah terkejutnya dia melihat meja Alex yang sangat berantakan.Berkas-berkas dibiarkan tergeletak begitu saja tak tertatap rapi, lalu ada tumpangan kopi yang dibiarkan sampai agak mengering.Rania benar-benar harus bersabar. Dia berjalan ke arah meja untuk mulai membersihkan, tetapi Alex kembali berkata.โBersihkan sampai benar-benar bersih. Jika tidak, kamu ti
Rania memandang pada Alex, lalu tatapannya tertuju pada kertas dan pulpen yang berserakan di lantai.โPungut semua!โ perintah Alex.Rania tidak bisa mengelak karena sekarang bekerja untuk Alex. Dia berjalan mendekat lalu berjongkok di sisi kertas-kertas berserakan dan meletakkan nampan di lantai, setelahnya dia memunguti satu persatu kertas itu.Tanpa diduga, Alex ikut berjongkok, tapi bukan untuk membantu Rania memunguti kertas itu, melainkan untuk memberikan senyum ejekan pada wanita yang sudah menolaknya.โTidak disangka, kamu menolak kerja di rumahku tapi malah bekerja di perusahaanku,โ cibir Alex.Rania terdiam sesaat. Dia tak membalas atau menatap pada Alex. Rania fokus memunguti kertas-kertas itu, setelah selesai dia segera berdiri lalu meletakkan semua kertas itu di meja.โApa kamu pikir harimu akan tenang dengan bekerja di sini?โ Alex sudah berdiri dan kini menatap tajam pada Rania.Rania masih menurunkan pandangan, lalu berkata, โJika sudah tidak ada yang perlu saya lakukan,
Rania benar-benar panik luar biasa melihat pria yang kini menatapnya dengan ekspresi wajah dingin. Dia masih mematung di tempatnya, sampai salah satu teman OB-nya menarik lengan Rania agar menyingkir dari jalan.โSelamat pagi, Pak.โ Dua OB lain langsung membungkuk pada Alex dan Arion yang baru saja keluar dari lift.Alex berjalan dengan ekspresi wajah dingin tanpa menoleh Rania sama sekali, sedangkan Arion melirik pada Rania. Jadi, ini OB baru yang kemarin dipermasalahkan oleh atasannya itu.Rania masih bergeming dengan perasaan campur aduk. Di hari pertamanya bekerja, kenapa dia bertemu dengan pria yang membuat hidupnya kacau.โSiapa dia?โ tanya Rania menoleh pada teman kerjanya.โItu tuh, Pak Alex. Dia cucu pemilik perusahaan ini dan direktur di sini. Ya, meski dia masih direktur, tapi katanya sebentar lagi akan diangkat jadi presdir karena kemampuannya memimpin perusahaan,โ jawab HermanโOB teman Rania.Rania merasakan jantungnya berdegup sangat cepat. Jadi, dia bekerja untuk pria b
Rania pergi ke rumah sakit dengan perasaan lega. Dengan bekerja di perusahaan itu, Rania bisa mendapatkan uang lebih banyak di siang hari dan bisa menjaga Abi saat malam hari.Rania berjalan di koridor rumah sakit menuju ruang inap Abi. Saat hampir sampai di kamar sang putra, Rania melihat dokter dan perawat masuk ke ruangan sang putra dengan sangat terburu-buru.Tentu saja hal itu membuat Rania sangat panik. Dia segera berlari ke kamar Abi, saat masuk sudah melihat dokter sedang menangani putranya.โApa yang terjadi pada anakku?โ tanya Rania sangat panik.โKondisi Abi baru saja drop, Bu. Dokter sedang mengecek dan memberikan penanganan yang tepat,โ jawab perawat.Rania menutup mulut dengan kedua telapak tangan. Dia benar-benar ketakutan dan panik jika terjadi sesuatu dengan Abi.โKumohon, Abi. Mama akan mengusahakan kesembuhanmu, tolong jangan terjadi apa-apa padamu, Sayang.โRania terus memandang dokter yang sedang mengecek kondisi Abi. Bola matanya sudah berkaca-kaca, ketakutan memb
Hari berikutnya. Rania pergi ke perusahaan tempat Silvi bekerja. Dia datang lebih awal dan bertemu dengan Silvi yang ternyata menunggunya di depan perusahaan.โSyukurlah kamu datang awal,โ ucap Silvi lalu menengok ke arloji yang melingkar di pergelangan tangan.โAku tidak mungkin mengecewakanmu. Kamu sudah sejauh ini mau membantuku, jadi aku harus berjuang,โ balas Rania.Silvi tersenyum lebar, lalu dia mengajak Anna segera masuk ke perusahaan karena kepala HRD ternyata sudah datang.Mereka masuk ke ruang HRD, lalu Silvi meninggalkan Rania bersama kepala HRD agar bisa diwawancarai.Rania memberikan surat lamarannya. Dia berdiri di depan meja kepala HRD sambil menunggu wanita itu membaca surat lamarannya.โTernyata kamu sudah banyak pengalaman kerja di usiamu sekarang,โ kata kepala HRD.Rania tersenyum dan mengangguk. โIya, dan saya ahli menjadi cleaning service.โKepala HRD tersenyum. โTerakhir kali kamu menjadi petugas kebersihan di klub malam, kenapa kamu keluar? Apa gajinya tidak mu
Alex berada di ruangannya menandatangani berkas-berkas yang bertumpuk di meja. Dia tidak fokus dalam bekerja, sampai beberapa kali membaca ulang berkas yang diserahkan padanya.โApa ada masalah, Pak?โ tanya Arionโsekretaris Alex.Alex melirik pada Arion, tapi tidak menjawab pertanyaan sekretarisnya itu. Dia segera membubuhkan tanda tangan, lalu menyerahkan berkas yang ditunggu oleh sekretarisnya itu.โMana lagi yang butuh diserahkan hari ini?โ tanya Alex sambil menatap satu persatu berkas yang ada di meja.โStopmap merah, Pak,โ jawab Arion sambil menunjuk ke stopmap yang dimaksud.Alex segera mengambil lalu membuka stopmap itu dan menandatangani berkas di dalamnya.Arion mengamati atasannya itu, sikap Alex beberapa hari ini memang sangat aneh. Jika mudah emosi itu sudah biasa, yang tak biasa itu karena Alex sering sekali melamun bahkan tidak fokus saat menghadiri rapat.Setelah Arion pergi dari ruangan Alex. Alex meletakkan pulpen yang dipegang lalu sedikit melonggarkan dasi yang tera
Saat sore hari. Anna duduk di teras sedang makan camilan bersama Stefanie. Dia terlihat sangat bahagia, di masa kehamilan bisa bersama orang-orang yang menyayangi dan memberinya banyak perhatian.โSuamimu pulang,โ ucap Stefanie saat melihat mobil Kai memasuki halaman rumah.Anna tersenyum lebar, dia kembali memasukkan potongan semangka ke mulut lalu berdiri untuk menghampiri suaminya.Kai turun dari mobil yang baru saja terparkir sempurna di depan garasi mobil. Dia membuka bagasi mobil, lalu mengambil sesuatu dari dalam sana.Anna mengamati apa yang Kai bawa, suaminya membawa satu kantong plastik besar.โItu apa?โ tanya Anna penasaran.โPesananmu,โ jawab Kai lalu membuka plastik itu agar Anna melihat isinya.Mata Anna berbinar. Dia langsung mengambil kantong plastik berisi banyak mangga muda itu dari tangan Kai.โTerima kasih.โ Anna mencium pipi Kai, lalu pergi meninggalkan suaminya tanpa mengajaknya masuk.Kai terkejut, bisa-bisanya dia diabaikan karena mangga muda.โAnna! Hati-hati