Share

Bab 18. Rindu

Atmosfer di dalam ruang meting tersebut bagi Resti sudah sangat horor. Sejak masuk ruang tersebut, dia merasakan degub jantungnya yang betalu-talu. Tangannya mulai dingin, sesekali keningnya mengeluarkan beberapa bulir keringat. Padahal ruangan itu menggunakan pendingin udara.

Sedari tadi fokusnya sudah hilang entah ke mana. Tiba-tiba perempuan itu terlonjak kaget saat seseorang menyenggol lengannya, siapa lagi pelakunya kalau bukan Albian.

"Res!" Bisik Albian, menyadarkan Resti dari kegelisahannya "giliran kamu bicara" sambungnya kemudian.

"Kamu aja," balas Resti dengan berbisik ke arah Albian.

Laki-laki itu berdecak sebal, merasa aneh dengan Resti hari ini. "Kan kamu yang pelajari semua berkas-berkas nya"

Resti menghela napas, kemudian dia mengatur suaranya dan berdehem. Menetralkan suaranya yang tercekat karena gugup. Perempuan itu berdiri dan berjalan ke arah depan, untuk menjadi moderator sebagai pembicara perwakilan dari firma hukum yang ditunjuk oleh atasannya

Kini proyektor
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status