"Brie... Apa yang kamu lakukan disini?" Tanya Steven terkejut dengan kehadiran Brianna yang tiba-tiba."Kamu sendiri apa yang kamu lakukan... bersama... nya?"Steven melepaskan cengkramannya pada Selena dan segera memberi penjelasan pada istrinya itu."Brie, kamu jangan salah paham dulu.. Aku tidak hanya berdua saja dengannya, lihat ada James disini.""Benar, nyonya, saya berada disini sejak awal." Timpat James tidak ingin Brianna salah paham pada Steven.Brianna melihat James berdiri di balik pintu, dan merasa sedikit lega mendapati Steven berkata jujur. Terutama, suaminya tidak melakukan apapun dengan wanita lain. Brianna berjalan mendekat kepada Steven dan berhenti disisinya."Apa yang kamu lakukan disini... dengannya?" Steven meraih pinggang Brianna dan memeluknya, "Wanita ini ingin memohon maaf padamu, Brie..."Selena segera berlutut di hadapan Brianna dan meraih tangannya, dan memohon dengan meneteskan air mata, "Brianna... kumohon maafkan aku, Brie... Aku telah bertindak sanga
Brianna siuman dan membuka matanya dengan berat. Dia mengedarkan pandangannya yg berbayang melihat sekeliling ruangan, kemudian dia menangkap sosok Steven yang duduk di sisi ranjang, mata pria itu terpejam sambil menggenggam tangannya."Steven..." Panggilnya, namun hanya suara bisikan yang berhasil keluar dari mulutnya. Suaranya sangat kecil, hingga tidak terdengar bahkan di telinganya sendiri. Brianna menggenggam tangan Steven yang tertaut di jemarinya. Merasa ada yang bergerak di jarinya, Steven langsung tersentak bangun, dan melihat Brianna sudah membuka matanya."Brie... kamu sudah siuman..." Suara Steven terdengar serak dan berat. "Oh, terima kasih Tuhan!"Brianna berusaha bangun dan merasakan sakit yang teramat sangat pada bagian perutnya. Tiba-tiba dia teringat kejadian yang dia alami sebelumnya."Berbaringlah! Jangan banyak bergerak!""Steven... bayi kita?" Brianna bertanya dengan suara bergetar, jantungnya berdetak tidak karuan membayangkan apakah bayinya selamat atau tidak.
Seluruh keluarga The Pierce bersukacita menyambut kelahiran anggota baru keluarga mereka. Orang tua Steven bahkan telah mempersiapkan hadiah vila mewah, khusus untuk cucu pertama mereka yang baru lahir!Namun karena kondisi Liam yang memerlukan perawatan khusus, hanya Brianna dan Steven yang diperbolehkan masuk ke ruang bayi, sedangkan keluarga yang lain hanya boleh melihat dari balik kaca. Brianna yang baru saja melewati masa kritis juga diharuskan beristirahat, tidak bisa berlama-lama bersama bayinya. Hanya datang, menyusui, kemudian kembali lagi ke kamarnya.Kamar rumah sakit tempat Brianna dirawat dipenuhi dengan bunga dan dekorasi ucapan selamat menyambut kelahiran si kecil Liam. "Tuan Pierce, nyonya Pierce, selamat atas kelahiran putra kalian." James mengucapkan selamat kepada Steven dan Brianna saat mereka kembali ke kamar."Terima kasih.." Balas Brianna dengan senyum lembut."Terima kasih, James." Juga balas Steven dengan wajah berseri-seri, jauh dari wajah dingin yang ditam
"Ahh..."Brianna terbangun dengan rasa nyeri yang sangat pada perut bagian bawahnya. Baru saja beberapa hari lalu dia melewati masa kritis dan berhasil melahirkan secara caesar. Luka bekas operasinya bahkan belum kering! Dan saat ini dia duduk di lantai yang dingin dengan tangan terikat.'Dimana ini?'Brianna mengedarkan pandangannya ke ruangan tempatnya berada saat ini. Dia seperti berada di sebuah rumah tua, dan dari baunya yang tidak sedap dan lembab, dapat ditebak itu adalah rumah yang sudah lama terbengkalai. Bahkan Brianna dapat melihat tikus lalu lalang di dalam ruangan itu!'Mengapa aku disini?' Tanya wanita itu dalam hati. Dia tidak dapat bersuara karena terdapat lakban yang menempel, membungkam mulutnya.'Dimana Liam? Semoga saja Liam tidak apa-apa!' Sekujur tubuhnya bergetar ketakutan membayangkan apabila Liam bersamanya saat ini. Terdengar suara langkah kaki yang mendekati ruangan itu dan kemudian pintu terbuka. Seorang pria bertubuh tinggi dan kekar berdiri di ambang p
"Steven... Aku tahu kamu masih peduli padaku!" Seru Selena dengan senyuman lebar. Matanya berbinar saat melihat Steven yang duduk dibelakang setir mobil menunggunya.Baru beberapa hari di penjara, Selena sudah tidak tahan dengan perlakuan narapidana lain terhadapnya. Saat dirinya sedang bertugas membersihkan kamar mandi, tiba-tiba seorang penjaga menghampirinya dan menariknya, dan membawanya keluar dari penjara.Penjaga itu menariknya masuk ke dalam mobil dan membawanya ke jalan yang sunyi dan gelap, dimana ada sebuah mobil lain yang menunggunya. Saat mendengar suara pria itu, barulah Selena menyadari bahwa orang itu adalah James, dan orang yang menunggunya di mobil lain itu adalah Steven!Steven tidak menjawabnya, bahkan pria itu tidak melirikkan matanya sedikitpun pada Selena. "Masuk!" James dengan kasar mendorongnya masuk ke dalam mobil, duduk di jok penumpang belakang. Pria itu memborgol satu tangannya, dan borgol sebelahnya lagi dipasang di pegangan tangan mobil."Hei, apa-apaan
"Cepat Roy!! Mereka akan mengejar kita!"Roy mengemudikan mobilnya secepat mungkin agar tidak terkejar oleh mereka. Mereka mengebut di jalan tebing yang sangat berbahaya. Jalan tebing yang berkelok-kelok dan minim cahaya. Dibawah mereka membentang sungai terbesar dan terpanjang di dunia. "Roy, kita pasti akan tertangkap oleh mereka!" Teriak Selena panik.Roy kehilangan konsentrasi karena suara Selena, dan menyerempet pembatas jalan, sebelum akhirnya dengan cepat berhasil mengendalikan kembali kemudinya."Hati-hati, Roy! Kita akan mati lebih dulu sebelum mereka menangkap kita!""Kau diamlah, Selena!" Bentak Roy. "Kita tidak akan berhasil Roy...""Dia tidak akan berani macam-macam... Wanitanya ada ditangan kita."Sementara itu, Steven mengejar mobil Roy tertinggal beberapa ratus meter dibelakang. Steven menggunakan mobil butut milik Roy, sementara Roy menggunakan mobil Steven, yang walaupun bukan mobil sport edisi terbatas, tapi mobil itu bisa melaju dengan kecepatan tinggi.Beberapa
“Ah, kepalaku sakit.” Brianna bangun dari tidurnya sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit. 'Apa yang terjadi denganku?'Wanita itu terbangun dengan rasa sakit di kepalanya. Tenggorokannya kering dan perutnya juga tidak nyaman. Dia terkejut menemukan dirinya sedang berbaring di ruangan VIP di kelab tempatnya bekerja.Malam itu dia minum lebih banyak daripada malam-malam sebelumnya. Brianna ke kamar mandi dan muntah. Dia merasa sangat tidak nyaman, perutnya bergejolak dan pandangannya berbayang, dan terakhir dia tidak sadarkan diri.Dia tidak ingat lagi apa yang terjadi dengannya, kemudian dia bangun dan berada di ruangan ini. Sebelum dia tidak sadarkan diri tadi, samar-samar dia melihat bayangan seseorang."Kamu sudah sadar?" Tiba-tiba terdengar suara pria di dekatnya. Suaranya dalam dan dingin, suara yang sudah lama tidak dia dengar.'Suara itu...'Brianna mendongakkan kepalanya dan menemukan seorang pria duduk disana menatapnya tajam. Pria itu... 'Steven...'Pria yang pernah s
"Apa kamu baik-baik saja, Brie?"Di sebuah butik yang terletak di sebuah mall terbesar di kota Old Coast, Brianna sedang berganti pakaian di ruang ganti.Beberapa malam berturut-turut Brianna menemani tamu minum banyak alkohol. Dan malam itu dia minum lebih banyak daripada malam-malam sebelumnya. Dia merasa mual dan perutnya tidak nyaman. "Ya aku baik-baik saja." Jawab Brianna tersenyum.."Tapi kamu terlihat pucat. Apa kamu sakit?" Jane Caddel rekan kerja Brianna di butik bertanya dengan cemas. Brianna baru tidur tiga jam sebelum kembali memulai harinya untuk bekerja dengan perut kosong. Pagi hari dia bekerja di restoran dan siang harinya Brianna bekerja di butik."Hanya kurang tidur, jangan khawatir." Brianna menjawab sambil mengoleskan lipstik merah di bibirnya.Bekerja di butik bermerek dengan baju, tas, dan sepatu mahal, menuntutnya untuk tampil rapi dan berdandan. Dia melihat dirinya di cermin, terlihat agak pucat. Mungkin dia kelelahan, ditambah lagi dia mabuk tadi malam, menye