“Tuan, sebaiknya istirahat dulu! Jangan sampai, Tuan jatuh sakit,” ucap Mark, yang merasa kasihan melihat kondisi sang bos.“Bagaimana dengan, Elle?” tanya Felix, lalu menoleh ke sang Asisten. “Kalau aku berhenti, lalu bagaimana bisa menemukan istriku?” gumam Felix, pelan tapi masih bisa di dengar oleh Mark.Untuk sejenak, Mark terdiam. Tapi akhirnya dengan hati-hati mulai membujuk, supaya sang bos mau istirahat dulu barang sebentar. “Biarkan kami yang terus mencari, Tuan!” ucap Mark pelan, “Saya tidak mau, Tuan sakit jika tidak beristirahat. Bagaimana kita bisa menemukan, Nyonya, jika sampai Tuan sakit?” lanjut Mark lagi, berharap Felix mau mendengarkan nasehatnya.Sejenak, Felix terdiam, sebelum akhirnya dia setuju dengan pendapat Mark, “Baiklah, aku akan istirahat sebentar di mobil! Kalian lanjutkan pencarian, dan kabarkan padaku perkembangannya!”“Baik, Tuan! Istirahatlah, kami akan melanjutkan pencarian, Nyonya!” ucap Mark, sebelum Felix berbalik dan kembali ke mobil.Mark, bersa
"Mark, lacak keberadaan Hellena sampai dapat! Jika perlu, Kau check ulang setiap sudut Rumah Sakit ini!" perintah Felix, tegas dengan aura dinginnya."Baik, Tuan!" Tanpa banyak pertanyaan, Mark langsung duduk dan membuka laptopnya. Mereka saat ini masih berada di ruang VIP, tempat Hellena dirawat sebelumnya.Felix ikut duduk di samping sang Asisten, dan ikut memperhatikan laptop Mark. Suasana menjadi hening, semua yang berada di ruangan tersebut, hanya fokus pada tugas masing-masing. Leon yang sedang sibuk memberikan arahan pada anak buahnya, melalui ponselnya, Mark yang sedang fokus dengan laptopnya, dan Felix yang fokus memperhatikan pekerjaan Mark, dengan perasaan bersalah dan khawatir yang menjadi satu.Tiba-tiba Mark menghentikan aktivitasnya, lalu mengangkat pandangannya dari laptop, beralih ke Felix, yang duduk di samping. "Dapat, Bos!""Mana, lihat!" sambut Felix, antusias.Mark menyodorkan laptopnya, ke Felix. Terpampang-lah sebuah video, yang Mark ambil dari CCTV Rumah Saki
“Tuan Muda, Nyonya Muda menghilang, kami sudah mencari ke seluruh penjuru Rumah Sakit, tapi Nyonya belum juga kami temukan,” ucap seseorang dari seberang telepon, begitu panggilaannya terhubung dengan sang bos.“Apa!” teriak Felix, sangat terkejut dengan apa yang diucapkan oleh anak buahnya. “Kemana kalian, kenapa dia bisa sampai menghilang begitu saja?” tanya Felix, murka.“Kami tetap berjaga di depan pintu ruangan Nyonya, Tuan! Kami tidak melihat, Nyonya keluar dari ruangan, tapi saat kami check ke dalam, ternyata Nyonya sudah tidak ada,” ucap anak buah Felix, dengan perasaan bersalahnya.“Kalian cari sampai ketemu, tapi ingat! Jangan sampai terluka, atau membuatnya takut!” perintah Felix, tegas.“Baik, Tuan!”“Check juga CCTV Rumah Sakit, sebentar lagi aku sampai!”“Baik, Tuan!”Sambungan telepon terputus begitu saja oleh Felix. Pria itu kembali menyimpan ponselnya, dan segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, menuju Rumah sakit tempat Hellena dirawat. Tidak butuh waktu l
Hellena teriak histeris, sambil memeluk erat perutnya. Felix menghela napas berat, kesabarannya yang hanya setipis tisu, membuatnya ingin mengintimidasi wanita itu agar mau menuruti semua ucapannya. Tetapi pria itu masih terus berusaha untuk menahan emosinya, karena perasaan bersalah dalam hati.Perlahan tangan Felix, kembali terulur ingin menyentuh lembut pucuk kepala istri kontraknya tersebut, akan tetapi niatnya segera dia urungkan, manakala Hellena dengan cepat menepis tangannya. "Jangan sentuh aku! Jangan ambil anakku!" ucapnya ketus, sambil mengerucutkan bibirnya.Lagi-lagi kesabaran Felix diuji. Pria itu dengan cepat menjauhkan tangannya dari kepala Hellena, " Baiklah, aku tidak akan sentuh kalau kau menurut untuk makan!" ucapnya lembut, tapi penuh ketegasan."Hmm," gumam Hellena, sambil terus mengangguk. "Mau -mau! Mau makan," ucapnya lirih, sambil menatap sinis Felix."Pinter! Sekarang buka mulutnya, biar aku suapi," ucap Felix, sambil tersenyum.Hellena segera membuka mulutn
Sebuah mobil mewah berwarna hitam meluncur dengan kecepatan tinggi. Emosi yang membakar hati, membuat si pengemudi jadi tidak perduli dengan keselamatan dirinya, maupun pengendara lain. "Sial! Kenapa Kakek tua itu jadi ikut-ikutan menyalahkan aku?" maki Queen, sambil terus melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.Ya, pengemudi mobil hitam tersebut adalah Queen, hatinya masih diselimuti oleh rasa marah yang luar biasa, hanya karena semua yang dia lakukan tidak berhasil sesuai ekspektasi. Kakek Cristian, yang diharapkan akan senang mendengar ceritanya, ternyata malah berbalik memarahinya, hanya karena kakek tua itu tidak ingin terjadi sesuatu pada calon cicitnya, yang ada di dalam kandungan Hellena.Setelah kena marah Kakek Cristian, dan diabaikan oleh pria tua itu, Queen dengan emosi pergi meninggalkan kediaman utama keluarga Alexander. Gadis itu melajukan mobilnya dengan sangat kencang, untuk melampiaskan rasa marahnya. Hingga tanpa dia sadari, ada sebuah mobil yang ter
"Bagaimana keadaan istriku, Dokter?" Felix dengan cepat mendekati sang Dokter dan langsung menanyakan keadaan Hellena saat ini."Istri Anda sudah sadar, Tuan Muda. Tapi sepertinya Beliau menderita depresi, karena trauma berat yang dialaminya." Penjelasan Dokter, seketika membuat pria itu terdiam dengan tatapan kosongnya.Seketika tubuh Felix limbung, dan hampir terjatuh, jika saja sang Dokter tidak dengan sigap membantu menangkap tubuh lemas di depannya."Ta ... tapi, bagaimana dengan kandungan dia Dok?" tanya Felix pelan, dengan tatapan nanar ke Dokter di depannya."Kandungannya baik-baik saja, untungnya kandungan, Nyonya Muda kuat, jadi tidak terlalu terpengaruh dengan kondisinya saat ini." Dokter menjelaskan semua dengan sangat hati-hati, karena dia sangat tau bagaimana tempramen tuan muda Alexander tersebut.Ada sedikit kelegaan dalam hati Felix, ketika dia tau anak dalam kandungan Hellena baik-baik saja. Akan tetapi di balik rasa lega tersebut, masih menyimpan banyak keresahan da