Miguel masuk ke dalam butik untuk menemui Keyra dengan putus asa, dia benar-benar tak tahu apa yang harus dilakukan saat ini.
Pikiran pria itu buntu, terlintas untuk menelepon Dean sahabatnya, tapi entah kenapa Miguel mengurungkan niat tersebut.
Dia malah menelepon ke para orang-orang bayangan yang selama ini bekerja freelance untuknya dan menceritakan semua kejadian di butik pada Dyo, pemimpin agen keamanan rahasia tersebut.
"Tolong temukan pelakunya, berapa pun bayaran yang kau minta, aku akan memberikan."
Setelah mengatakan hal itu, Miguel pun menutup telepon dan berjalan mendekati Keyra yang kini berdiri seperti orang linglung sambil menatap sekeliling.
Pipinya berkilau oleh air mata, wanita yang sehari-harinya tak pernah mendapat hal yang ekstrim seperti saat ini, menatap kosong pada dinding yang tercoret-coret cat Pylox merah.
Miguel segera merengkuh bahu istrinya yang kuyu seraya berbisik lembut.
"Key. Tolong duduk dulu dan ten
"Ummm, bagaimana kalau taman bermain?"Keyra yang kalah karena tatapan memohon Miguel, akhirnya menyebutkan satu tempat yang saat ini terlintas begitu saja di kepalanya."Baiklah, ayo. Bersiaplah, aku akan membawamu ke taman bermain yang bagus," jawab Miguel dengan puas sambil mendukung punggung Keyra untuk terus berjalan meninggalkan taman belakang."Kau mau menemani aku ke sana, El?"Keyra menoleh, seperti mengharapkan jawaban iya dari pria yang kini menyentuh punggungnya dan berjalan beriringan bersama dengannya tersebut."Tentu, Key. Kenapa tidak. Ayo, aku tak ingin melihatmu muram lagi, kalau dengan pergi ke taman bermain kau bisa kembali ceria, aku tentu tak akan keberatan menemanimu ke sana."Jawaban dari Miguel benar-benar melegakan hati Keyra, dia menatap penuh haru pada saudara kembar kekasihnya yang kini menjadi suami kontraknya tersebut.Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk bersiap dan pergi ke wahana taman bermain di ko
Dengan sangat pelan, Miguel menganggukkan kepalanya.Raut wajah Keyra seketika berubah, bibirnya terkatup rapat dan ekspresinya menjadi tegang dengan sudut mata berkedut."Sekarang, katakan padaku. Ada apa sebenarnya? Di mana Milo? Apa yang sebenarnya terjadi, El? Kabar buruk apa yang akan kau beritahukan padaku?"Pertanyaan beruntun seketika keluar dari mulut mungil Keyra, dia mengguncang-guncang lengan Miguel menuntut jawaban.Miguel hanya menarik napas panjang dengan tatapan menerawang jauh."Dia ... dia tidak ada."Jawaban yang dikeluarkan Miguel seperti berada di awang-awang, Miguel sendiri bahkan merasa tak mendengar jawaban yang dis keluarkan tersebut."Maksudmu apa, El?"Bibit Keyra bergetar ketika mengeluarkan pertanyaan itu, hatinya kini campur aduk dan dia merasa seperti sesak napas.Kemungkinan terburuk tentang Milo menari-nari di kepalanya, Keyra tanpa sadar bergidik sehingga harus mendukung tubuhnya sendiri
[Kau sudah makan? Tolong jaga kesehatanmu.]Miguel mengirim pesan kepada Keyra untuk yang kesekian kali hari ini, begitu berpisah sore itu, Miguel terus menghawatirkan keadaan Keyra dan tak bisa tenang.Meskipun kini rumahnya dikelilingi oleh pengawal terbaik anak buah Dyo dan tak ada kejadian apa pun selama beberapa hari ini, Miguel tetap tak bisa tenang.[Aku minta maaf sudah menyebabkan semua kekacauan ini, Key. Ini di luar kendaliku, tapi aku akan terus pastikan kau aman.]Dia kembali mengirim pesan meski tahu bahwa tak mungkin mendapatkan jawaban, Miguel mengirim semua pesan itu hanya untuk menenangkan hatinya saja.Dyo mengatakan padanya bahwa kemungkinan rentetan kejadian ini dilakukan oleh orang yang dekat dengan Miguel, karena itu Dyo meminta Miguel untuk tak menceritakan pada siapa pun kejadian yang terjadi akhir-akhir ini agar Dyo bisa segera mengungkapkan pelakunya.Miguel merasa sedikit bisa bernapas atas jaminan keamanan yang d
Malam semakin larut, Keyra tetap tak bisa tidur.Dia tiba-tiba teringat beberapa kenangan bersama Miguel, salah satunya kenangan yang tak pernah terlupakan saat mereka awal menjalani pernikahan kontrak.[Malam ini, apa kau siap jika aku mencicipi tubuhmu?]Adalah pesan yang dikirim yang dikirim Miguel saat siangnya mereka sepakat untuk bercinta secara suka sama suka nanti malam.[Kalau kau menolak, tidak apa-apa.]Keyra yang sedang berada di rumah, membaca pesan itu dengan perasaan campur aduk.Dia tiba-tiba merasa ragu apakah melanjutkan semua ini atau membatalkannya saja?Harusnya Keyra tak perlu ragu atau gelisah karena Miguel menyerahkan semua keputusan pada dirinya, tapi tetap saja, Keyra masih tak tahu keputusan apa yang hendak dia ambil.[Aku tak memaksa dirimu, Key. Kalau kau belum siap atau tidak mau, kau tak perlu melakukannya.]Keyra membaca pesan itu sambil tersenyum, meski hatinya galau luar biasa.Se
Miguel menarik resleting celananya ke bawah untuk melepaskan celana yang telah menghalangi benda keras tersebut.dan Keyra dibuat terpana dengan pipi memanas saat melihat benda milik Miguel yang sudah teracung ke atas, kini terlihat jelas di depannya.Tanpa menunggu lama, bagian bawah tubuhnya, yang berdenyut panas, meluncur semakin dekat ke paha bagian dalam Keyra, membuat pipi gadis itu seketika memerah.Miguel bangun lagi dan menarik turun celana dalam milik Keyra, dia cukup sabar untuk tidak merobeknya,sementara pria itu juga segera melepaskan celana dalam yang ia kenakan.Caranya dengan cepat melemparkan pakaiannya ke lantai menunjukkan betapa tidak sabarnya pria itu.Miguel meletakkan tangannya di perut Keyra yang tak tertutup sehelai benang pun dan perlahan-lahan menyelipkan tangan tersebut ke buah dada sang istri yang bulat dan kencang, lalu meremasnya.Kekua
Pagi hari, saat baru membuka mata, Keyra begitu terkejut saat merasakan Miguel yang tengah memeluk erat tubuhnya dari belakang.Keyra masih tak memakai apa pun karena tadi malam langsung tertidur setelah tubuhnya dibersihkan oleh sahabat suami, tapi Miguel ...."El?"Mata Keyra seketikabmelotot saat merasakan sesuatu milik Miguel menusuk pintu masuknya dari arah belakang.Pinggul Keyra menempel pada tubuh sang suami yang entah sejak kapan telah 'bermain' dengan tubuhnya tersebut, pipi wanita dua puluh enam tahun itu seketika memanas saat merasakan gundukannya tengah diremas oleh Miguel.Miguel, sang suami yang hanya memakai kaos sedang celananya entah sudah hilang ke mana, menusuk lebih dalam pintu masuk Keyra sambil mencium leher jenjang perempuan yang berbaring membelakanginya tersebut saat tahu bahwa istrinya sudah bangun."Diam dan nikmatilah, ini seperti sarapan pagi bagiku," desah Miguel dengan suara rendah yang membuat bulu-bulu di tu
"Key, pinjam uang lagi, dong. Uangmu banyak, 'kan? Malam ini aku perlu uang untuk keluar."Luna, untuk kesekian kali semenjak dia tinggal bersama Keyra di rumah mertuanya, lagi-lagi meminjam uang dengan santai pada sepupunya tersebut ketika akan pergi ke luar.Selain bersikap sok seperti nyonya di rumah besar ini, Luna juga sering keluar dan baru pulang tengah malam, bahkan dini hari.Entah apa saja yang dilakukan oleh sang sepupu di luar sana, Luna akan berangkat begitu malam datang dan baru pulang ke rumah dini hari tanpa merasa bersalah atau apa pun.Dan ini sudah dia lakukan terus menerus, bersikap seenaknya sendiri seakan ini adalah rumahnya dan memperlakukan pembantu di rumah ini seakan-akan dia adalah majikan di sini.Yah, meski secara teknis, dia adalah tamu Keyra, tapi tetap saja Luna bukanlah majikan di sini.Selain sering keluar malam yang entah ke mana padahal katanya dia baru pernah satu kali ke kota ini, Luna juga selalu meminj
"Kau tahu di mana Luna sekarang, Key? Mungkin kau belum mendengar kabar ini, tapi Luna pergi dari rumah dan aku belum menerima kabar apa pun darinya."Keyra tak segera menjawab pertanyaan dari penelepon yang merupakan ibu kandungnya tersebut, karena dia sudah tahu alasan ibunya menelepon, pasti mencari Luna.Yah, di mata ibunya, Luna sudah seperti anak kandung, bahkan menggeser posisi Keyra yang sebenarnya putri kandungnya sendiri.Miris.Itulah kenapa Keyra enggan menerima telepon darinya, karena bukannya menanyakan bagaimana kabar putri kandungnya, ibu Keyra menelepon untuk mencari Luna.Keyra bisa membayangkan bagaimana paniknya sang ibu selama seminggu lebih ini, dia pasti sudah mencari Luna ke mana-mana dengan panik. Luna, kan, 'putri' kesayangannya.Sayangnya, Keyra tak merasa kasihan sama sekali, malah dalam hati merasa sedikit menertawakan ibunya itu, yang begitu naif menyayangi seseorang sampai mengabaikan putrinya sendiri.P