Nathan melangkah masuk ke ruang tidur. Dia membaringkan tubuh Alicia dengan sangat hati-hati di atas ranjang. "Wow! Rupanya kau sudah pintar menjawab pertanyaanku, Cia! Selain itu, kau juga menjadi lebih berani dan percaya diri melawanku."Nathan berada di atas tubuh Alicia. Dia mengendurkan dasinya sambil menatap intens istrinya. "Kaーkau? Mau apa?"Alicia mulai waspada. Dia mencoba bergerak menjauhi tubuhnya dari Nathan. "Aku mau apa?" Ada seringai yang terlihat di bibir Nathan. "Apapun mauku, kau tidak akan bisa kabur dariku! Paham?"Kali ini, Nathan membuka jas, dasi serta kancing teratas kemejanya. Dia menatap Alicia. "Nath, aku tidakー"Nathan lantas menempelkan bibirnya di bibir Alicia. Seketika itu juga, Nathan terbuai oleh lembutnya bibir sang istri. "Alicia, cepat layani aku!"Usai memerintah, Nathan menarik kedua tangan Alicia agar istrinya terduduk. Dia membukakan pakaian yang dikenakan Alicia. "Nath ...."Nathan menghentikan kegiatannya, menunggu Alicia selesai berbica
Alicia terdiam membatu. Dia menatap kedua bola mata biru Nathan dan melihat pantulan dirinya di sana. Oh, apa yang sedang dipikirkan olehnya? Dan, apa yang sedang dipikirkan oleh Nathan? "Bersihkan tubuhmu sekarang karena kita akan makan malam bersama seluruh anggota keluarga Czarford! Jangan biarkan mereka menunggu!"Nathan mengucapkan kalimat perintah tersebut dalam satu helaan napas. Alicia hanya mengangguk. Jika Nathan sudah memberikan perintah seperti itu, siapa yang bisa membantahnya? "Di atas nakas, ada hadiah untukmu!"Sontak, Alicia memfokuskan kedua mata menatap hadiah yang dimaksudkan Nathan."Hadiah? Apakah angin selatan sedang berembus? Aku tidak menyangka kau memberikan aku hadiah selama dua hari berturut-turut!"Alicia mendorong tubuh Nathan. Dia berdiri di atas ranjang. "Apa yang kau lakukan?"Nathan menggeleng. Baginya, tingkah laku Alicia sungguh membuatnya terhibur. "Aku sedang melilitkan selimut untuk menutupi tubuhku. Memangnya apalagi, huh?"Nathan menahan ta
Nathan dan Alicia bertanya dengan kompak. Untuk menjaga keseimbangan, Alicia menempelkan kedua tangan di bahu Nathan seolah mereka berdansa. Sebelum menjawab pertanyaan kedua majikannya, Lucky tersenyum. "Di artikel yang pernah saya baca, sepasang suami istri dapat menyelesaikan masalah tanpa kekerasan di atas ranjang. Dan, hubungan keduanya pun akan selalu harmonis," jawab Lucky disertai dengan satu kedipan mata. Lucky tersenyum lebar ketika berhasil membuat sepasang pupil mata Nathan dan Alicia membesar. "Gavin, kau sudah menikah, kan? Bagaimana pendapatmu tentang hal ini?""Tidak perlu!" seru Nathan ketus. Dia menatap Lucky seolah ingin mencekik asistennya. Alicia pun merasakan hal yang sama. Dia menatap Lucky dengan kesal. "Selamat malam, Tuan dan Nona Muda."Philip memberikan salam. Philip adalah seorang kepala pelayan mansion yang kaku. Dia memiliki sikap sama seperti Zachary. Yaitu sama-sama tidak pernah tersenyum bahkan tertawa. Dengan wajah datarnya, tidak seorang pun ta
Suara tegas itu bukan berasal dari Thomas. Namun, suara tersebut milik Zachary. Kini, semua pasang mata menatap sang tuan besar yang dikenal tidak banyak berbicara. "Pa, that's okay. Anda tidak perlu menghiraukan Nathan!" Thomas membuka mulut dan berusaha menenangkan hati Zachary. Alicia membaca situasi yang tidak menguntungkan. Dia buru-buru mengalihkan pembicaraan. "Nath, apa yang ingin kau makan selanjutnya? Apakah kau ingin mencoba menu yang sama seperti Kakek?"Nathan menatap piring Zachary dan menemukan menu Roast Meat. "Ya, aku mau. Berikan satu porsi untukku!" seru Nathan yang disambut senyum oleh Alicia. Lagi, semua anggota keluarga Czarford tercengang. Bagaikan kerbau dicucuk hidungnya, Nathan menuruti perkataan Alicia begitu saja. Alicia berdiri mengambil menu makan malam selanjutnya untuk Nathan. "Happy meal, my husbabd! Roast Meat ini adalah makanan favoritku," ujarnya. Dia memberikan satu porsi Roast Meat kepada Nathan. Zachary tersenyum tipis. 'Jika aku dan Alicia b
Nathan berpikir keras maksud perkataan Lucky. Dia mencoba mengingat sesuatu tentang weekend kali ini. "Jika bukan itu, lalu apa, Lucky?!"Lucky kembali duduk berhadapan dengan Nathan. Dia mengutak-atik ponselnya. "Lihatlah, Tuan Muda! Lihatlah!"Lucky menunjukkan sebuah akun sosial media di ponselnya kepada Nathan. Akun tersebut merupakan salah satu akun Korean Pop terkenal kegemarannya. Dan, seketika itu juga berhasil membuat Nathan tercengang. "Gosh! Jadi, kau akan pergi ke konser BlackPurple Girls itu, Lucky?!"Lucky mengangguk dengan cepat berulang kali. Dia juga berseru menjawab pertanyaan Nathan, "Yes! Yes! Yes!"Lucky meletakkan ponselnya di atas meja kerja Nathan. Dia mendorong kursi ke belakang, lalu memperlihatkan kedua tangannya kepada Nathan. "Lihatlah, Tuan Muda! BlackPurple Girls ... in your area! BlackPurple Girls ... in your area!"Nathan memijit dahinya ketika Lucky melakukan gerakan tari seperti grup musik favoritnya yang terdiri dari 4 wanita cantik asal Korea Se
Nathan melihat Alicia mengerucutkan bibirnya. Wanita yang menjadi istri kontraknya tersebut pun memutar tubuhnya."Hei, apa yang kau tertawakan?"'Oh, astaga! Apakah aku telah melakukan kesalahan sehingga Nathan melemparkan tatapan menyeramkan seperti itu?' Alicia buru-buru mengubah sikapnya usai menerima tatapan tajam dari Nathan. Alicia mengapit lengan kiri Nathan. Kemudian, dia bertanya sekaligus memberikan alasan atas pertanyaannya, "Suamiku, apakah salah jika aku menyapa Nenek Ellena? Karena aku belum memperkenalkan diriku kepada Nenek."Alicia bersikap manis. Dia tidak ingin membuat kesalahan di depan umum atau Nathan akan menghukumnya di atas ranjang! "Ayo, pulang!"Nathan tidak menatap Alicia. Dia bahkan tidak menanggapi pertanyaannya. ***Bruk! Sesampainya di mansion keluarga Czarford, Nathan mendorong tubuh Alicia ke atas ranjang. Alicia mengaduh. "Uhh!"Nathan melihat Alicia mengerutkan dahi. Dia berdiri tepat di depan Alicia. "Buka email di ponselmu sekarang!""Hah?
Bella mengingatkan Alicia. Sang istri kontrak Nathan tersebut pun segera beranjak. Dia berjalan dengan anggun menuju pintu ruang ganti. Semua wanita yang memandang sungguh terkagum-kagum. "Anda benar-benar sangat cantik, Nona!" seru Bella kepada Alicia. "Jika Tuan Muda melihatnya, dia pasti akan tambah mencintai Anda, Nona."Kalimat pujian itu tidak lantas membuat Alicia senang ataupun terhibur. Pasalnya, dia hanyalah seorang istri kontrak yang tidak diketahui oleh siapapun. Alicia terpaksa mengulas senyum. Namun, dia mencibir kalimat pujian Bella di dalam hati. Dia berkata, 'Apa untungnya menjadi seorang Istri kontrak? Tidak ada suami yang mencintai Istri kontraknya secantik apapun dia!' Ya, itulah yang saat ini dirasakan oleh Alicia. ***"Betapa kaya rayanya keluarga Czarford! Pilar-pilar mansion ini sungguh besar, kokoh dan indah!"Alicia berseru mengagumi keindahan bangunan mansion keluarga Czarford. Dia menatap pemandangan langka di depan kedua matanya."Bahkan keluarga mendi
Zachary menoleh ketika mendengar suara Alicia. Pria tua itu tersenyum. "Alicia, kemarilah!"Alicia mengerjap ketika namanya dipanggil oleh Zachary. "Kakek, apakah di sore seperti ini Anda memberikan makan ikan-ikan hias ini?"Alicia berjalan mendekati Zachary tanpa canggung. Alicia memang seorang wanita, tetapi dengan gaya kasual sore ini dia tampak lebih menawan dari biasanya. "Ya, ini adalah rutinas di sore hari," jawab Zachary. Dia menatap Alicia dengan lembut. Bibir Zachary yang pucat tersenyum tipis dan membuat Philip terkejut. 'Tuan Besar, Anda tersenyum? Setelah beberapa tahun lamanya saya tidak pernah melihat senyum menghiasi bibirnya, tetapi kali ini Nona Alicia berhasil membuatnya tersenyum hanya karena pertanyaan sepele,' pikirnya. 'Apakah hanya perasaanku saja kalau Kakek sangat lembut? Oh, sikapnya sungguh berbeda dari biasanya,' gumam Alicia. "Kakek, apakah Anda tidak keberatan jika saya membantu memberi makan ikan-ikan ini?"Kedua tangan Alicia menengadah meminta t