Nathan dan Alicia bertanya dengan kompak. Untuk menjaga keseimbangan, Alicia menempelkan kedua tangan di bahu Nathan seolah mereka berdansa. Sebelum menjawab pertanyaan kedua majikannya, Lucky tersenyum. "Di artikel yang pernah saya baca, sepasang suami istri dapat menyelesaikan masalah tanpa kekerasan di atas ranjang. Dan, hubungan keduanya pun akan selalu harmonis," jawab Lucky disertai dengan satu kedipan mata. Lucky tersenyum lebar ketika berhasil membuat sepasang pupil mata Nathan dan Alicia membesar. "Gavin, kau sudah menikah, kan? Bagaimana pendapatmu tentang hal ini?""Tidak perlu!" seru Nathan ketus. Dia menatap Lucky seolah ingin mencekik asistennya. Alicia pun merasakan hal yang sama. Dia menatap Lucky dengan kesal. "Selamat malam, Tuan dan Nona Muda."Philip memberikan salam. Philip adalah seorang kepala pelayan mansion yang kaku. Dia memiliki sikap sama seperti Zachary. Yaitu sama-sama tidak pernah tersenyum bahkan tertawa. Dengan wajah datarnya, tidak seorang pun ta
Suara tegas itu bukan berasal dari Thomas. Namun, suara tersebut milik Zachary. Kini, semua pasang mata menatap sang tuan besar yang dikenal tidak banyak berbicara. "Pa, that's okay. Anda tidak perlu menghiraukan Nathan!" Thomas membuka mulut dan berusaha menenangkan hati Zachary. Alicia membaca situasi yang tidak menguntungkan. Dia buru-buru mengalihkan pembicaraan. "Nath, apa yang ingin kau makan selanjutnya? Apakah kau ingin mencoba menu yang sama seperti Kakek?"Nathan menatap piring Zachary dan menemukan menu Roast Meat. "Ya, aku mau. Berikan satu porsi untukku!" seru Nathan yang disambut senyum oleh Alicia. Lagi, semua anggota keluarga Czarford tercengang. Bagaikan kerbau dicucuk hidungnya, Nathan menuruti perkataan Alicia begitu saja. Alicia berdiri mengambil menu makan malam selanjutnya untuk Nathan. "Happy meal, my husbabd! Roast Meat ini adalah makanan favoritku," ujarnya. Dia memberikan satu porsi Roast Meat kepada Nathan. Zachary tersenyum tipis. 'Jika aku dan Alicia b
Nathan berpikir keras maksud perkataan Lucky. Dia mencoba mengingat sesuatu tentang weekend kali ini. "Jika bukan itu, lalu apa, Lucky?!"Lucky kembali duduk berhadapan dengan Nathan. Dia mengutak-atik ponselnya. "Lihatlah, Tuan Muda! Lihatlah!"Lucky menunjukkan sebuah akun sosial media di ponselnya kepada Nathan. Akun tersebut merupakan salah satu akun Korean Pop terkenal kegemarannya. Dan, seketika itu juga berhasil membuat Nathan tercengang. "Gosh! Jadi, kau akan pergi ke konser BlackPurple Girls itu, Lucky?!"Lucky mengangguk dengan cepat berulang kali. Dia juga berseru menjawab pertanyaan Nathan, "Yes! Yes! Yes!"Lucky meletakkan ponselnya di atas meja kerja Nathan. Dia mendorong kursi ke belakang, lalu memperlihatkan kedua tangannya kepada Nathan. "Lihatlah, Tuan Muda! BlackPurple Girls ... in your area! BlackPurple Girls ... in your area!"Nathan memijit dahinya ketika Lucky melakukan gerakan tari seperti grup musik favoritnya yang terdiri dari 4 wanita cantik asal Korea Se
Nathan melihat Alicia mengerucutkan bibirnya. Wanita yang menjadi istri kontraknya tersebut pun memutar tubuhnya."Hei, apa yang kau tertawakan?"'Oh, astaga! Apakah aku telah melakukan kesalahan sehingga Nathan melemparkan tatapan menyeramkan seperti itu?' Alicia buru-buru mengubah sikapnya usai menerima tatapan tajam dari Nathan. Alicia mengapit lengan kiri Nathan. Kemudian, dia bertanya sekaligus memberikan alasan atas pertanyaannya, "Suamiku, apakah salah jika aku menyapa Nenek Ellena? Karena aku belum memperkenalkan diriku kepada Nenek."Alicia bersikap manis. Dia tidak ingin membuat kesalahan di depan umum atau Nathan akan menghukumnya di atas ranjang! "Ayo, pulang!"Nathan tidak menatap Alicia. Dia bahkan tidak menanggapi pertanyaannya. ***Bruk! Sesampainya di mansion keluarga Czarford, Nathan mendorong tubuh Alicia ke atas ranjang. Alicia mengaduh. "Uhh!"Nathan melihat Alicia mengerutkan dahi. Dia berdiri tepat di depan Alicia. "Buka email di ponselmu sekarang!""Hah?
Bella mengingatkan Alicia. Sang istri kontrak Nathan tersebut pun segera beranjak. Dia berjalan dengan anggun menuju pintu ruang ganti. Semua wanita yang memandang sungguh terkagum-kagum. "Anda benar-benar sangat cantik, Nona!" seru Bella kepada Alicia. "Jika Tuan Muda melihatnya, dia pasti akan tambah mencintai Anda, Nona."Kalimat pujian itu tidak lantas membuat Alicia senang ataupun terhibur. Pasalnya, dia hanyalah seorang istri kontrak yang tidak diketahui oleh siapapun. Alicia terpaksa mengulas senyum. Namun, dia mencibir kalimat pujian Bella di dalam hati. Dia berkata, 'Apa untungnya menjadi seorang Istri kontrak? Tidak ada suami yang mencintai Istri kontraknya secantik apapun dia!' Ya, itulah yang saat ini dirasakan oleh Alicia. ***"Betapa kaya rayanya keluarga Czarford! Pilar-pilar mansion ini sungguh besar, kokoh dan indah!"Alicia berseru mengagumi keindahan bangunan mansion keluarga Czarford. Dia menatap pemandangan langka di depan kedua matanya."Bahkan keluarga mendi
Zachary menoleh ketika mendengar suara Alicia. Pria tua itu tersenyum. "Alicia, kemarilah!"Alicia mengerjap ketika namanya dipanggil oleh Zachary. "Kakek, apakah di sore seperti ini Anda memberikan makan ikan-ikan hias ini?"Alicia berjalan mendekati Zachary tanpa canggung. Alicia memang seorang wanita, tetapi dengan gaya kasual sore ini dia tampak lebih menawan dari biasanya. "Ya, ini adalah rutinas di sore hari," jawab Zachary. Dia menatap Alicia dengan lembut. Bibir Zachary yang pucat tersenyum tipis dan membuat Philip terkejut. 'Tuan Besar, Anda tersenyum? Setelah beberapa tahun lamanya saya tidak pernah melihat senyum menghiasi bibirnya, tetapi kali ini Nona Alicia berhasil membuatnya tersenyum hanya karena pertanyaan sepele,' pikirnya. 'Apakah hanya perasaanku saja kalau Kakek sangat lembut? Oh, sikapnya sungguh berbeda dari biasanya,' gumam Alicia. "Kakek, apakah Anda tidak keberatan jika saya membantu memberi makan ikan-ikan ini?"Kedua tangan Alicia menengadah meminta t
"Ha! Ha! Ha!"Terdengar suara tawa Zachary. Philip terkejut. Dia benar-benar terkejut.. "Apa yang kau pikirkan, Alicia? Apakah kau berpikir bahwa Kakek adalah seorang penipu? Begitukah?"Philip meletakkan papan catur di atas meja kecil. Kemudian, Zachary dan Alicia menyusun bidak-bidak catur. Alicia teringat mendiang papa kandungnya yang telah lama meninggal dunia. Kemudian, dia membalas pertanyaan Zachary. Dia menjawab, "Saya hanya terlalu bahagia, Kakek. Karena ternyata masih ada seseorang yang akan mengabulkan apapun keinginan saya."Nada bahagia itu berubah menjadi kesedihan. Karena ingatan apapun tentang sang papa kandungnya akan membawa Alicia larut dalam kesedihan yang tidak berkesudahan. "Baiklah, Alicia. Mendengar penjelasanmu yang tulus dan tidak dibuat-buat, maka Kakek telah memutuskan ...."'Ada yang tidak beres di sini,' pikir Philip. 'Apa yang akan dikatakan oleh Tuan Besar selanjutnya? Benar-benar di luar dugaan!'"Apa itu, Kek? Anda benar-benar membuat saya penasaran
Meskipun menolak, Philip tetap menyediakan kursi untuk Nathan. Sedangkan Alicia seolah tidak peduli jika suaminya tidak mendukung permainan catur dirinya melawan Zachary. "Jangan gunakan itu, Bodoh! Bagaimana kau akan menang melawan Kakek jika kau bodoh!" Kalimat hinaan itu berasal dari mulut Nathan yang pedas. Dia tidak sadar bahwa dirinya telah melanggar kesepakatan dengan Alicia. "Apa kau bilang?" tanya Alicia. Dia berdiri tanpa melepaskan tatapan matanya ke arah Nathan. Melihat hal demikian, Zachary dan Philip hanya bisa menatap mereka keheranan. Apakah keduanya tidak akan ikut campur urusan rumah tangga Nathan dan Alicia? "Kau bilang aku bodoh?! Hmm?!" Masih dengan gaya arogannya, Nathan menjawab, "Aku berbicara sesuai dengan data. Dan, di dataku kau termasuk wanita bodoh." Alicia membuka matanya semakin lebar. Dia membalas ucapan Nathan dengan berbisik, "Tidak sadarkah kau kita sedang berada di hadapan Kakek dan Philip?" Nathan segera sadar. Dia diam seribu bahasa. "Oh