LOGIN“Jadi itu artinya proposal aku untuk bersenang-senang dengan wanita lain kamu acc, iya kan sayang?”
“Sebenarnya tujuan kamu nikahin aku apa si Mas? Apa sih yang salah dengan otak kamu itu?”
“Kamu masih aja nanya, Lea sayaaang. Alasan aku nikahin kamu itu karena belas kasihan! Ya siapa coba yang nggak iba ngelihat anak yatim piatu, sebatang kara aku kasihan lihat hidupmu yang menyedihkan jadi dari pada membiarkan kamu hidup luntang-lantung di jalan kan enaknya aku nikahin aja dapat pahala karena menyelamatkan anak yatim piatu, ya kan?” jelasnya, dengan penuh kesombongan.
“Cu-man karena kasihan Mas?” tanyanya gemetar.
“Ya terus apa lagi? Oh, aku tau kamu pasti pengen aku jawab karena aku cinta sama kamu kan? Maaf ya, aku orangnya jujur jadi nggak bisa bohongin kamu dengan kata-kata itu.” Ia tersenyum lebar penuh dengan rasa percaya diri.
“Makasi Mas, setidaknya sekarang aku tau alasan kenapa kamu kayak gini ke aku. Bahkan semua yang telah aku lakuin ke kamu udah nggak ada artinya di mata kamu!”
“Maksud kamu apa? Lagaknya berasa paling penting banget dalam hidup aku!”
Aleana mendengus, “Hah, kamu lupa ya Mas dengan posisimu sekarang itu karena apa? Dulu aku nggak pernah nuntut apa-apa ke kamu, ngelola keuangan kamu dengan baik dan berusaha jadi istri yang selalu support dan doain kamu terus, aku kira semua itu cukup buat kamu cinta sama aku,” tuturnya lesu.
“Oh, itu doang? Tapi kamu juga jangan lupa! Aku yang pontang-panting kerja, itu semua karena berkat kegigihan aku dan kerja keras aku … nggak ada itu istilah aku begini karena kamu! Semua kemewahan yang kamu rasain sekarang itu ya karena hasil keringat aku sendiri jangan ngaku-ngaku kamu! Emang pernah kamu doa terus ke luar uang atau kamu support aku terus tiba-tiba muncul mobil gitu, nggak ada kan? Makanya jangan mimpi!” Alex terus saja menyombongkan dirinya.
“Astaga Mas! Hati-hati kamu kalau bicara, ingat ya! Itu semua hanya titipan dan kapan pun Tuhan bisa ambil dan menjatuhkan derajat kamu, jangan sampai segitu sombongnya kamu! Apa lagi kamu memperlakukan istri kamu kayak gini, Tuhan nggak pernah seneng lihat hal yang seperti ini Mas.”
“Heh, tau apa kamu tentang Tuhan? Lama-lama kamu makin nggak jelas! Gini ni kalau kebanyakan mimpi. Udah lah nggak ada gunanya aku debat sama kamu, aku capek!” Alex pergi begitu saja tanpa rasa bersalah sedikit pun.
***
“Ma, Mama tau nggak keadaan Khanya sekarang? Sedih banget Ma. Hari ini Khanya nggak sekolah Ma kata bu Dewi, Khanya pergi ke psikolog dengan papanya terus pas Putri tanya kenapa? Kata bu Dewi orang yang ke psikolog itu kejiwaannya lagi terganggu, kasian Khanya Ma pasti itu semua karena masalah orang tuanya pisah.”
“Stop! Mama minta tolong jangan ceritain masalah Khanya lagi ke Mama!” Aleana merasa gelisah setelah Putri menceritakan keadaan temannya itu.
“Mama kenapa?” Putri bingung.
“Mama capek sayang! Kamu ada tugas sekolah? Kerjain tugasnya ya!” Aleana mencoba mengalihkan perhatian Putri.
“Hmm, iya Ma. Maaf.”
Gadis itu merasa bersalah karena melihat ibunya sedikit berbeda dari biasanya.
“Putri! Tumben kamu di sini?” Alex baru saja pulang kerja, ia melihat Putri hanya duduk termenung di depan teras.
“Putri lagi nggak enak perasaannya Pa,” ucapnya, ia menyangga dagunya dengan kedua tangan.
“Tumben? Biasanya kalau lagi bad mood udah cerita ke Mama.”
“Hmm, tadi sih iya tapi … kayaknya Mama lagi nggak enak perasaannya juga soalnya tadi aku cerita soal Khanya di sekolah Mama kayak nggak suka gitu dengernya,” jelasnya lesu.
Alex tersenyum tipis, “Oh, karena itu. Khanya yang orang tuanya cerai itu ya?”
Kepala Putri yang tadinya menunduk lantas mendongak menoleh wajah Alex karena gadis itu merasa di dengarkan. “Iya Pa, kasian kan!”
“Iya ya, kasian banget ya.” Alex menyimpan tasnya di meja dan beralih menemani Putri duduk di teras, ini adalah kesempatan yang baik untuknya merebut simpati Putri-anaknya.
“Sekarang Khanya di ajak ke psikolog sama papanya Pa, kata bu Dewi karena kejiwaannya lagi terganggu, serem kan! Ini pasti karena orang tuanya pisah soalnya sebelum itu Khanya baik-baik aja dan ceria beda sama yang sekarang kebanyakan murung.”
Alex mengangkat lengannya dan merangkul Putri, “Ya begitulah kalau orang tua berpisah pasti yang paling sedih adalah anaknya, seperti Khanya itu pasti sekarang dia masih terpukul dengan keadaan yang seperti itu.”
“Hmm, ngomong-ngomong Papa sama Mama nggak bakalan ngebiarin hal itu terjadi dengan Putri kan Pa?”
Alex tersenyum tipis ….
*
“Halo sayang, kamu cantik banget sih malam ini!” serunya, pada wanita yang ada di video call. “Heran deh makin hari kamu kok makin cantik sih? Tapi kok yang di sebelah aku ini makin hari makin kucel ya!” sindirnya pada Aleana yang tengah berbaring di sebelahnya.
Alex semakin terang-terangan perihal hubungannya dengan wanita lain bahkan kini pria berengsek itu tak segan-segan melakukannya langsung di depan mata kepala Aleana. Tubuh Aleana bergeming, tangannya yang gemetar itu lekas menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya, kedua tangannya menutup kedua telingannya ia muak mendengarkan percakapan Alex dengan wanita penggoda itu yang sangat menjijikkan.
“Good night sayang! Aku mau tidur dulu ya, I love you!” ucap Alex mengakhiri panggilan.
Alex meletakkan gawainya dan beralih menoleh ke arah Aleana, tangan Alex yang kekar itu menarik selimut Aleana.
“Apa-apaan sih kamu Mas!” Ia sangat marah.
“Kamu sebelum tidur emangnya nggak mau ngobrol dulu sama suami kamu?” Alex memulai omong kosongnya.
“Belum puas kamu mempermainkan aku Mas? Kamu nggak bisa tenang kalau sehari aja nggak usah ngusik kehidupan aku?” Aleana mulai meradang.
Alex menempelkan jari telunjuknya di bibirnya, “Stsss, jangan keras-keras nanti di denger Putri lo!”
Aleana memalingkan wajahnya lantas tubuhnya di ajak bergeser membelakangi Alex, ditariknya lagi selimut itu menutupi tubuhnya.
“Tadi anak kamu cerita tentang si Khanya sahabatnya itu, kelihatannya Putri iba banget karena orang tua Khanya cerai dan anak kesayangan kamu itu nanya ke aku katanya gini, Mama sama Papa nggak bakalan ngebiarin aku kayak Khanya kan?” Tangan kanan Alex melesat membalikkan tubuh Aleana yang sedang terbaring membelakanginya, ia mendekap tubuh Aleana dengan erat dan mendekatkannya ke tubuhnya yang sedikit kekar itu.
“Lepas Mas!” Aleana memberontak mencoba melepaskan dekapan Alex yang sangat kuat, namun tubuhnya yang lemah itu tak mampu melawan kekuatan pegangan Alex yang lebih kuat darinya.
“Stsss, aku bilang jangan keras-keras nanti di denger sama anak kamu! Sini sayang, kamu mau tahu jawaban apa yang suami kamu berikan atas pertanyaan polos anak kesayangan kamu itu?”
Bersambung …
Hai readers >3 Sehat selalu ya! Jangan lupa untuk memberikan kritik dan saran di kolom komentar :) Terima kasih :) Happy reading love >3
***[Halo, Putri!][Ini siapa?][Ini Papa Nak! Kamu apa kabar?][Kenapa nelpon-nelpon Putri lagi? Selama ini Papa ke mana saja?] tanyanya kesal.[Kamu kan tahu akses Papa ke kamu susah, jadi Papa susah juga hubungin kamu,] jelasnya.[Mau apa? Langsung to the point saja, Putri sibuk!] balasnya datar.[Kok Putri begitu sih ke Papa Nak? Papa kan selama ini sayang sama Putri terlebih lagi eyang,] jelasnya, Alex mencoba merayu Putri.[Hmpp, Papa sudah lupa ya sama perbuatan keluarga Papa ke aku dan Mama? Jangan tiba-tiba lupa ingatan begitu dong Pa! Emang selama ini aku nggak bisa nilai bagaimana cara keluarga Papa memperlakukan Mama seperti pembantu di rumah? Untung-untung masih aku anggep sebagai orang tua aku! Ngapain sih pakek cari-cari aku segala sekarang dari dulu ke mana saja?] Putri mengeluarkan unek-uneknya.[Putri-Putri, stsss! Kasi Papa ngasi kamu penjelasan dulu, Papa kayak begitu itu dulu dan sekarang Pa
***“Zahra! Kamu dari tadi diem di kamar aja, memang kamu nggak tau apa makanan sudah habis?”“Hubungannya sama saya apa?”“Kurang ajar kamu ya! Kamu tu memang nggak tau sama sekali tugas kamu di rumah ini sekarang apa ya?” tanyanya tegas.“Loh emangnya apa? Saya merasa nggak ada tugas apa pun yang harus saya kerjakan!” jawabnya santai.“Kayaknya Alex harus benar-benar ngasi tahu kamu, sebelum darah tinggi saya naik harus ngomong ini itu ke kamu!” jelasnya.“Mau ngasi tahu apa hah? Saya nikah dengan Alex ya dijadikan istri sama anak Mama, jangan harap saya mau dijadikan babu sama seperti Aleana sebelumnya!” tekannya.“Kamu!”“Apa? Mama mau marah? Jangan lupa ya anak kesayangan Mama itu lagi di bawah kendalinya siapa?” Ya kalau Mama mau anak Mama itu hancur lagi silahkan saja!” ancamnya.“Sialan, saya kira dia seperti Aleana yang bisa diatur seenaknya! Tahu begitu saya tidak akan pernah memberikan restu kepada Alex pada saat ia mendekati wanita licik ini!” celetuknya dalam hati.“Kenap
***“Gara-gara si Zahra jadi gua harus menyaksikan semua ini! Pasti Aleana sengaja ngajak Aji sialan itu untuk datang ke pernikahanku hanya untuk manes-manesin aku! Kok bisa sih wanita rendahan kayak dia bisa dapetin Aji, muak banget gua lihat wajah mereka yang puas setelah berhasil ngerendahin gua!” Tampaknya rencana kali ini benar-benar senjata makan tuan, pasalnya justru Alex yang lebih merasa terbakar perasaannya, Alex tak terima jika Aleana mendapatkan pasangan yang lebih tinggi derajatnya dari dirinya. Lelaki tak tahu diri itu merasa Aleana tak pantas mendapatkan Aji.“Mas!” pekik Zahra yang sudah sedari tadi berdiri di samping Alex.“Loh, kamu kok tiba-tiba di sini? Bikin kaget saja!” keluhnya.“Aku disuruh Papa buat nganterin bekel siang buat kamu!” ucapnya dengan terpaksa.“Tumben! Tapi ... kalau misalnya kamu ter
“Iya, ini semua tentang huru-hara yang telah terjadi karena itu, saya mohon maaf mungkin setelah berita itu tersebar anda pasti merasa sangat tidak nyaman,” jelasnya. Aji tampak merasa sangat bersalah karenanya.“Oh itu, jelas. Kebetulan juga saya ingin membicarakan hal ini pada anda, saya yakin anda pasti sudah tahu ini semua bakalan terjadi kan makanya anda ngebet ngajak saya menghadiri undangan Alex!” tuduhnya kesal.Aji diam sejenak, ia mendengarkan dengan saksama celotehan Aleana.“Sudah selesai?”“Hmpp!”“Saya ke sini untuk memperbaiki itu semua, bukan untuk membuatnya semakin parah. Aleana sekali lagi saya ingin tegaskan di sini, bahwa saya tidak pernah bermaksud sedikit pun untuk mengganggu kenyamanan anda, tetapi anda kan tahu sendiri kalau saya begitu terkenal jadi tak heran jika semua orang akan membicarakan perihal kejadian beberapa hari lalu,” jelasnya. Aji sedikit menyombongk
***“Kamu ni kalau ngomong emang nggak bisa disaring ya!”“Apa lagi Zahra?”“Gara-gara kamu ngomong keceplosan saat hari pernikahan kita jadinya orang-orang pada tau kamu mantan napi! Makanya kalau punya mulut itu dijaga, bikin malu aja!” keluhnya.“Lah, kamu kok jadi nyalahin aku sih! Kan kamu sendiri yang undang mereka ke pernikahan kita, emangnya aku salah apa? Coba aja kamu nggak ngundang mereka, pasti aku nggak bakalan kepancing emosi gitu!” belanya.“Kamu ni kalau dikasi tau emang suka ngeyel ya! Lagian aku cuma ngundang Aleana ya mana tau aku kalau dia pacarnya si Aji itu! Tapi toh kamu juga setuju kan, kok jadi ikut nyalahin aku juga sih!”“Ya intinya kalau kamu nggak ngundang dia, ini semua nggak bakalan pernah terjadi!” tegasnya. Alex pergi begitu saja.*“Eh-eh lihat deh itu pacarnya Aji kan?”“Eh iya, canti
Resepsi pernikahan besar-besaran digelar, tak tanggung-tanggung undangan pernikahan mencapai seribu orang. Zahra si wanita licik itu benar-benar memanfaatkan kekuasaan ayahnya.“Kira-kira Aleana punya nyali nggak ya datang ke pernikahan kita?” tanyanya pada Alex.“Apa? Aleana, kamu ngundang Aleana ke pernikahan kita?” tanya Alex meyakinkan terhadap apa yang barusan ia dengar.“Iya, emang kenapa? Kamu nggak setuju, telat Mas. Lagian pernikahan kita ini memang sengaja buat dia lihat hari kebahagiaan kita kan!” tegasnya.“Kali ini aku memang tidak turut campur tapi kalau dipikir-pikir setelah kejadian dia memenjarakan aku beberapa tahun silam rasanya undangan pernikahan ini akan menjadi hadiah yang menyenangkan untuknya hahaha,” ucapnya dalam hati. Alex merasa sangat puas.“Gimana ide aku?”“Aee, bagus! Lagi pula







