/ Romansa / Istri Kutukan Sang Presdir / Bos yang Menggemaskan

공유

Bos yang Menggemaskan

작가: Nathalie
last update 최신 업데이트: 2022-08-02 18:28:19

Lydia kembali menggerutu, ia mengulang nomor telepon dengan tujuan Barata Group untuk menjadwal ulang meeting.

"Hallo, iya pak … bisa bicara dengan pak Adit, saya sekretaris pak Wisnu …,"

Lydia berusaha menegosiasi ulang janji dengan pihak relasi. Setelah menjelaskan panjang lebar alasan yang dibuatnya berlebihan akhirnya Barata Group setuju jika meeting diundur.

"Terimakasih pak, senang bekerjasama dengan anda!" ujarnya menutup telepon.

Lydia lega satu masalah di pagi hari berhasil diselesaikannya. Wisnu selalu memberinya setumpuk pekerjaan dan juga masalah setiap hari. Tapi bukan Lydia jika tidak bisa menanganinya.

Lydia dengan cekatan menghubungi Wisnu untuk memberitahukan jadwal meeting.

"Ada apa lagi?!" sahut Wisnu dari seberang sana.

"Maaf pak cuma mau mengingatkan ada meeting dengan Barata Group di jam 10 jadi saya harap bapak bisa datang sebelum jam 10!" kata Lydia mengingatkan.

"Barata? S***t hampir aja saya lupa! Kamu kenapa nggak bilang dari tadi sih! Sebentar lagi saya selesai, siapin semua bahan!"

Lydia hanya bisa melongo mendengar balasan perkataan Wisnu.

"Ni orang astagaaaaaa … aaaargh!"

Dengan kasar Lydia membanting telepon, membuat rekan di divisi sekretariat terkejut.

"Sabar, ni minum dulu! Begitulah dia, cuma kak Lydia aja yang bisa sabar ngadepin pak Wisnu." Budi menyodorkan segelas air mineral pada Lydia yang langsung diteguknya kasar.

"Ini orang sumpah, nyebelin tingkat dewa!" ucapnya setelah mengembalikan gelas kosong pada Budi.

"Tapi beliau cuma mau dilayani kak Lydia aja, kita disini dianggap nggak becus kerjanya lho kak!" Hibur Budi salah satu staff junior divisi sekretariat.

"Ccck, bukan nggak becus dia aja yang rewelnya nggak ketulungan. Lahir dari batu keknya dia, aaaarggh!" Lydia kembali berteriak meluapkan rasa kesalnya.

Beberapa rekannya terkikik geli melihat ekspresi gila Lydia. Semuanya memahami kekesalan Lydia, Wisnu bukan jenis bos yang bisa dilayani sembarang orang.

Sudah tidak terhitung berapa banyak yang bongkar pasang di posisi Lydia. Bagian HRD pun sampai pusing tujuh keliling mencari orang yang tepat untuk posisi sekertaris Wisnu.

"Sabar kak, namanya juga kerja sama bos ya begitu itulah!"ujar Anita menahan tawa.

"Hhm, kamu lagi kek yang lain aja bahagia bener kalo saya menderita yaa! Kalo saya nggak butuh kerjaan aja nih udah saya getok tu kepala nya kesel bener sumpah!" Lydia kembali menggerutu.

"Siapa yang mau getok kepala saya?!"Suara Wisnu terdengar bak petir menyambar Lydia.

Lydia tersentak matanya terpejam dengan paksa, mulutnya membulat sempurna.

Duh Gustiiiiiii, mampus gue!!

Lydia menarik nafas panjang dan dengan cepat berbalik menghadap Wisnu,

"Siapa? Nggak ada, bapak salah denger kali?!"

Wisnu menatap tajam Lydia membuat Lydia semakin gugup.

"Kalian mau saya pecat semua?! Jujur siapa yang mau kurang ajar sama saya!"

Semuanya menunduk dan terdiam, Lydia tak kehabisan akal dia pun membela diri dan mengatakan sesuatu yang kemudian disesalinya sendiri.

"Eehm, itu pak …maksud nya tadi mau getok kepala Wisnuaji salah satu tokoh di … ehm, novel?" Lydia melirik Budi dengan tangan memberikan kode 'help me'.

Budi membulatkan matanya, mulutnya berkomat kamit jengkel dengan Lydia karena membawanya dalam situasi sulit. Mata Lydia berkedip meminta bantuan.

"Kalian ngapain, kenapa kode-kode gitu? Novel? Sejak kapan kamu baca novel?" Wisnu semakin menatap Lydia tajam.

"Eeh, sejak … anu sejak tadi pak, iya sejak tadi!" Tangan Lydia kembali mengkode Budi.

"Oh ya apa judul novelnya?" Wisnu menyilangkan tangan didepan dadanya.

"Apa? Eh, itu …,"

Budi dengan sigap menuliskan sebuah judul di kertas yang ditunjukkan pada Lydia. Mata Lydia menatap tak percaya ke arah kertas, lalu beralih menatap Budi. Yang ditatap hanya nyengir cengengesan.

"Apa judulnya? Kalian bohongin saya kan? Kalo gitu hubungi HRD dan …,"

"Ranjang bergoyang milik janda kembang pak!" jawab Lydia cepat memotong perintah Wisnu.

Wisnu mengernyit, ia merasa dibodohi sekertaris cantiknya itu.

"Mana ada judul itu?"

"Ada pak! Ehm, Budi yang baca tanya aja ke Budi ya kan?" Kali ini Lydia ganti mengerjai Budi.

Budi yang gelagapan akhirnya hanya bisa tersenyum pasrah.

"Iya pak saya yang baca, karyanya bang Sobiri Wijaya kebetulan dia sepupu saya dari Palembang!"

Wisnu hanya manggut-manggut mengerti, "Oke, Lyd coba kamu cari itu terus bacain buat saya!" perintahnya seraya meninggalkan divisi sekertariat.

"Apa?! Bapak bercanda kan?!" gumamnya kesal tak percaya.

Lydia menatap Budi geram, "Kamu juga siiih ngapain pake nyebutin tuh judul novel! Emang kamu dibayar sama yang nulis! Mana judulnya aduhai bener, bikin keki tau!"

"Lha kak Lydia juga kenapa pake nyebutin baca novel coba? Ya untung aja kan saya tahu salah satu judul yang hot, ngetrend lagi!"

"Haaaiish gila kamu, sekarang saya harus baca tu novel kan! Kurang kerjaan bener tu bos satu!" sungut Lydia.

Suara cekikikan terdengar dari yang lain, "Semangat kak!"

"Lydia …, mana bahan meeting!" suara Wisnu terdengar lantang dari ruangannya.

"Tuh dipanggil kak, ini bahan meetingnya! Selamat berjuang kakak cantik, jangan lupa baca novel ranjang bergoyang nya yaa!" ledek Anita dengan senang.

"Awas kalian!"

Lydia bergegas masuk ke dalam ruangan membawa setumpuk kertas diiringi suara tawa dari rekan yang lain.

Wisnu membaca dan mempelajari bahan meeting yang menumpuk di depannya, sementara Lydia, setia duduk menunggu respon dari Wisnu. Sesekali dia menjelaskan tentang bagian penting yang kurang dimengerti Wisnu.

"Jadi menurutmu Barata itu gimana?"

"Kemarin sudah dipaparkan divisi pengembangan dan investasi kan pak, Barata Grup punya peluang bagus untuk kita. Laporan keuangan stabil, laba juga meningkat tiap tahunnya begitu juga dengan neraca dan laporan profit of demand nya. Saya pikir kita bisa kerjasama dengan mereka kok." jawab Lydia mantap.

"Tapi, saya nggak suka sama branding nya! Bisa nggak sih kita ubah, re-branding gitu biar lebih menarik, sistem pemasaran mereka belum maksimal!"

"Kita bisa bicarakan ini sama mereka setelah penandatanganan MoU pak," jawab Lydia cerdas.

Lydia melirik ke jam tangan miliknya. Hampir menunjukkan pukul 10 pagi.

Gawat kalo nggak pergi sekarang juga bisa-bisa aku harus menjadwal ulang meeting, Bos besar please sadarlah dari kegilaanmu!

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Kenyataan Pahit

    Frans mengambil kamera kecil tersembunyi lalu mengarahkan pada meja Shella.Mila datang dengan secangkir kopi dan cemilan kesukaan Frans, Apple strudel."Thanks sayang," Mata Mila menangkap kamera kecil milik Frans, "Frans?" Ia meminta dari penjelasan Frans."Sorry, didepan sana ada target penyelidikan. Kau lihat pasangan di dekat jendela sana? Itu Shella menantu tuan besar Dhanuaji." "No, kau bercanda kan? Mana mungkin, bukankah Shella itu sudah bersuami? Wisnu kan, terus siapa laki-laki bule disana?" Mila menajamkan mata untuk melihat dengan jelas pria di samping Shella."Eehm, tunggu! Aku kayaknya kenal deh sama dia?" Mila mengubah posisi duduknya."Ohya, dimana?"Mila berusaha mengingat, "Kalo nggak salah dia itu …," Mila tercekat matanya membulat sempurna tak percaya membuat Frans gemas. "Apa? Siapa dia?"Mila hanya terkekeh, ia merasa geli sendiri. "Kau tidak akan percaya kalau aku bilang siapa dia,"Frans bingung, "Coba aja, siap

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Kasus yang Penuh Kejutan

    Tidak ada kasus yang tidak bisa dipecahkan Frans. Tingkat ketelitian tinggi dan totalitas tanpa batas dalam setiap pengerjaan kasus membuat Frans berada di jajaran penyelidik swasta level atas. Frans selalu menjaga privasi para kliennya dan ia belum pernah gagal dalam menjalankan misinya. Tapi kali ini memang sedikit berbeda, kasus yang diberikan tuan besar Dhanuaji menyangkut dunia ghaib. Dunia yang tidak dia paham. Frans merasa perlu bantuan dari penyelidik lain, Adi. Tak lama menunggu, seorang lelaki muda dengan dandanan metropolis menyapa Frans. Senyum manisnya terkembang dari wajah tampan hasil blasteran Inggris Indonesia."Hhhm, ini sedikit aneh!" Kening Adi berkerut saat selesai membaca informasi dalam map coklat."Kau tahu sesuatu?" Frans bertanya, ia penasaran dengan tanggapan Adi.Adi menatap Frans sejenak, secangkir coffe latte disajikan pelayan Mila dengan sepiring crouffle keju yang menggoda selera. "Silakan mas," ujar pelayan itu dengan senyu

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Frans dan Tugas Baru

    "Frans sudah datang tuan!" Manda, sekretaris tuan besar Dhanuaji memberitahukan kedatangan lelaki tegap berjaket kulit hitam yang menunggu tenang di luar ruangan."Hhm, suruh dia masuk!" Tuan besar Dhanuaji menjawab dengan mata yang tak lepas dari map coklat diatas meja.Frans masuk keruangan dan memberi salam kepada tuan besar Dhanuaji. Ia duduk dan menyerahkan sebuah minidisc padanya."Apa ini?""Ini hasil pengintaian kami selama satu minggu terakhir tuan!"Tuan besar Dhanuaji mengetuk ngetuk jarinya ke meja ia gamang antara ingin melihat isinya atau tidak. "Apa sudah bisa dipastikan?"Frans menjawab dengan mantap, "Ya tuan! Kecurigaan tuan sudah bisa dipastikan kebenarannya!"Tuan besar Dhanuaji menghela nafas dengan berat. Kebimbangan di hatinya terasa semakin menekan dada. "Hmm, baiklah,"Tuan besar Dhanuaji memberikan kode pada Manda. Tak berapa lama sebuah video berdurasi satu jam lebih diputar. Tuan besar Dhanuaji menatap nanar setiap tay

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Ciuman Pertama

    Wisnu masih asik meneliti laporan yang diserahkan Lydia, tapi ia tidak tuli. Telinganya menangkap jelas suara laknat dari mulut Lydia. Wisnu semakin tidak bisa mengendalikan dirinya. Pikirannya kacau seketika. Ia merindukan sentuhan wanita untuk melepaskan ketegangan yang tanpa permisi datang saat bersentuhan dengan Lydia.Nyeri kepala melanda Wisnu, ia gamang antara ingin menuntaskan hasratnya atau menjaga image sebagai bos di depan Lydia. Pesona sang sekertaris yang kini duduk di sofa itu membiusnya. Wisnu melirik ke arah Lydia yang menggigit bibir bawahnya, terasa sensual di mata Wisnu.Ya Tuhan, kenapa kamu berpose begitu Lydia!Wisnu menahan debaran di dada yang semakin menyesakkan. Sulit baginya untuk berkonsentrasi memeriksa lembaran-lembaran kertas di depannya. Nafasnya terasa berburu dengan waktu, seperti pelari maraton yang hendak memasuki garis finish.Yah, menahan gejolak hasrat yang tanpa permisi datang memang sangat merepotkan. Membuat nyeri kepala

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Rasa yang Menggoda

    "Ada apa ini rame-rame? Pembagian sembako?" Suara Wisnu terdengar dengan nada sedikit tinggi membuat para staf tak terkecuali Lydia terkejut. "Eh, pak Wisnu! Ini tadi kak Lydia sedikit … ehm, masuk angin!" Budi yang panik mencolek Lusi untuk membantunya. Lusi dengan tergagap segera merespon."Ah, iya pak masuk angin! Kak Lydia agak nggak enak badan! Iya kan kak?" Lusi kembali mengerjapkan matanya memohon pada Lydia untuk membantu mereka.Wisnu selalu bisa tunduk pada kata-kata Lydia, jadi keduanya meminta Lydia ikut menjawab."Ehm, iya pak mereka mau nolongin saya tadi buat … ehm, ngecilin AC!" sambung Lydia sedikit ragu karena memberikan alasan yang agak tidak masuk akal.Wisnu mengernyit dan menatap stafnya bergantian, ia ingin mengeluarkan kalimat panjang dari mulutnya tapi kemudian matanya tertuju pada berkas yang masih berserakan di lantai. Ia berjongkok dan mengambil salah satu kertas terdekat, membacanya sejenak lalu,"Lh

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Lydia Resah

    Lutut Lydia lemas, pertanyaan tuan besar bak petir yang menyambarnya. Bayangan pemecatan dengan tidak hormat tiba-tiba saja terbayang di pelupuk mata. Dalam pikirannya pasti tuan besar Dhanuaji sudah berpikir macam-macam tentang dirinya dan Wisnu.Duh Gusti mimpi apa aku semalam!Lydia merutuki nasib sial yang menimpanya kini. Cincin itu benar-benar membawanya dalam situasi rumit yang tak berujung."Aku tidak mungkin salah mengenali cincin ini,""Tuan besar tahu tentang cincin ini?"Tuan besar Dhanuaji tersenyum getir dan menurunkan tangan Lydia. Ia tidak menjawab dan masuk ke dalam lift, meninggalkan Lydia yang bingung dan dipenuhi rasa penasaran. *********Tuan besar Dhanuaji duduk dengan gelisah di seat mobilnya, kelebatan bayangan masa lalu menghantuinya lagi. "Marisa, bukankah urusan kita sudah selesai?" Wajah tuanya nampak muram membayangkan Marisa wanita pemilik toko souvenir."Apa yang harus a

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status