แชร์

Gratis Pembawa Petaka

ผู้เขียน: Nathalie
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2022-08-02 18:33:38

Seorang wanita yang tiba-tiba saja muncul di hadapan mereka membuat Lydia dan Wisnu melonjak terkejut, hingga keduanya melepaskan tangan dari pembatas kaca.

Senyuman yang ramah dan meneduhkan. Keduanya merasa mengenali wanita cantik yang menyambut mereka.

"Ehm, maaf apa kita pernah ketemu?" Lydia bertanya karena penasaran.

Wanita itu kembali tersenyum, lalu menjawab. "Entahlah, mungkin saja!"

"Ada yang bisa saya bantu? Kayaknya kalian tertarik sama cincin itu?!" sambungnya bertanya seraya menunjuk pada sepasang cincin indah dalam kaca.

"Iya, apa itu dijual?" tanya Wisnu cepat.

"Saya mau itu berapa harganya?"

Wisnu langsung mengeluarkan dompet untuk melakukan transaksi tanpa menunggu jawaban wanita pemilik toko.

"Ehm, maaf tapi cincin itu tidak dijual!" jawab si wanita cantik.

"Apa? Nggak dijual? Terus ngapain dipajang disini?" Ekspresi Wisnu terkejut dan tidak senang, ia hendak mengeluarkan selarik kalimat saat Lydia sukses membungkamnya.

"Ooh ini buat contoh model ya Bu?" Lydia langsung bicara agar tidak menyinggung perasaan wanita pemilik toko.

Wanita itu tidak menjawab dan hanya mengembangkan senyum. Ia berjalan mendekati etalase kaca tempat cincin itu dipajang, lalu membukanya. Meletakkan sepasang cincin indah itu di hadapan Wisnu dan Lydia.

"Cincin ini spesial, dibuat dari bahan khusus. Cincin ini juga tidak dijual, dia akan menentukan sendiri siapa yang berhak memilikinya," wanita cantik itu menjelaskan.

"Nggak dijual tapi bisa nentuin sendiri pemiliknya? Maksudnya gimana ya Bu saya kok nggak paham ini?" tanya Lydia dengan mengerutkan dahinya.

"Coba lihat sekeliling, semua yang ada di toko kami adalah benda antik pilihan yang berasal dari berbagai tempat. Nilainya bahkan sangat fantastis, hanya orang-orang tertentu yang bisa menebusnya!"

Wisnu dan Lydia mengikuti arahan si wanita pemilik toko. Mereka memperhatikan sekitar dan memang benda-benda yang terpajang di sana memiliki bentuk yang tidak biasa, unik, dan tampak berkelas.

"Termasuk sepasang cincin ini, mereka hanya bisa dimiliki oleh orang-orang pilihan!"

"Cincin ini menentukan pemiliknya sendiri, jika kalian bisa memakainya maka akan kuberikan percuma, gratis!" ujarnya lagi dengan senyuman misterius.

Wisnu dan Lydia saling berpandangan.

"Kalian mau mencobanya?"

Wisnu dan Lydia saling menatap dengan penuh tanya lalu mereka kompak menatap wanita pemilik toko.

"Anda serius? Gratis?" Wisnu bertanya tak percaya.

Wanita cantik itu mengangguk, lalu mendekatkan kedua cincin pada mereka. 

"Silakan, siapa pun boleh mencobanya termasuk kalian," 

"Apa pernah ada yang mencoba?"

Wanita cantik itu hanya mengangguk dan tersenyum.

"Tak terhitung lagi, tapi belum ada satupun yang bisa memilikinya. Cincin ini istimewa jadi … apa kalian mau mencobanya?"

Wisnu tampak menimbang sesuatu dalam pikirannya sementara Lydia memperhatikan kedua cincin itu, ada rasa takjub melihat indahnya jalinan yang terukir pada cincin keemasan di depannya.

"Ini indah sekali, saya belum pernah lihat cincin seindah ini!" Lydia tak berkedip menatapnya.

"Cobalah, dan kita lihat apa kalian memang pemiliknya!" Wanita itu kembali menawarkan.

Wisnu menatap dengan ekspresi rumit pada wanita itu, "Saya ingin membelinya untuk istri saya, masalahnya ini kejutan untuknya!"

Wanita cantik itu mengedikkan kepalanya ke arah Lydia, "Lalu siapa nona cantik ini?"

"Ah, saya sekretarisnya Bu … kenalkan saya Lydia dan ini pak Wisnu bos saya!" Lydia mengulurkan tangannya berusaha bersikap dengan sopan.

"Oh, begitu … tidak masalah kan? Mbak Lydia bisa mewakilkan istri anda pak Wisnu,"

Wisnu beralih menatap jemari Lydia, ia mendekati dan meraih tangan lembutnya. Ada getaran aneh saat tangan mereka bersentuhan. Seperti sengatan halus yang menggetarkan hatinya.

Ia menatap Lydia sejenak lalu tanpa ragu mengambil salah satu cincin keramat dan menyematkannya di jari manis Lydia. Gadis cantik berkacamata itu terkejut dengan sikap bosnya yang bertindak diluar dugaan. Ia menatap tak percaya.

Wanita pemilik toko menarik senyum samar di bibirnya. Cincin itu pas di jari Lydia, terlihat cantik dan bersinar.

"Aah, cantik sekali bukan? Sepertinya cocok di jari mbak Lydia," 

"Giliran anda mencobanya pak, silahkan!" 

Wanita itu langsung menyodorkan pada Wisnu, kali ini Wisnu sedikit ragu dan menatap wanita yang berdiri di depannya.

"Well jika anda ragu lebih baik tidak usah diteruskan, jangan khawatir ini free!" ujar si pemilik toko dengan senyuman hangat.

"Hmm, baiklah!" 

Wisnu akhirnya memakai cincin unik itu di jari manis kirinya. Cincin itu masuk dengan mudahnya, ada rasa hangat saat cincin itu menyentuh kulit. Ajaib, kedua cincin itu bersinar sesaat lalu meredup secara bersamaan.

"Apa kau melihatnya juga?!" tanya Wisnu pada Lydia dengan takjub.

"S-saya lihat pak! I-ini rasanya …,"

"Hangat," sambung Wisnu.

Keduanya spontan melihat ke arah wanita cantik sang pemilik toko. 

"Hangat? Tidak sakit seperti tersengat listrik?" tanya wanita itu 

Keduanya mengangguk pelan, "Itu artinya dia memilih kalian untuk menjadi pemiliknya!" 

Jawaban wanita cantik itu membuat Lydia dan Wisnu bingung. Bagaimana mungkin cincin itu dimiliki Lydia?

Sella yang berhak memiliki, bukan Lydia!

Lydia tertawa, ia merasa aneh dengan yang terjadi. Pikirannya rumit, dia hanya membantu Wisnu mencari hadiah untuk Sella istrinya. Tapi malah terjebak dalam situasi aneh.

Dengan susah payah Lydia berusaha menarik dan melepaskan cincin yang melekat di jarinya. Ia bingung cincin itu bahkan tidak mau bergerak, ia mencoba menariknya kuat sampai jarinya kemerahan.

"Eeh, ibu ini gimana kok nggak mau lepas?" Lydia panik.

"Jangan bercanda kamu Lyd!" Wisnu ikut panik melihat wajah pucat Lydia.

"Saya nggak lagi bercanda, coba bantuin deh pak!" jawab Lydia serius.

Wisnu menarik tangan Lydia berusaha mengeluarkan cincin dengan sekuat tenaga. Berkali kali dicoba tapi cincin itu tidak bergerak.

Ya Tuhan semoga apa yang aku takutkan tidak terjadi! Ini benar-benar gratis yang membawa sial! Lydia mengumpat dalam hati

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Kenyataan Pahit

    Frans mengambil kamera kecil tersembunyi lalu mengarahkan pada meja Shella.Mila datang dengan secangkir kopi dan cemilan kesukaan Frans, Apple strudel."Thanks sayang," Mata Mila menangkap kamera kecil milik Frans, "Frans?" Ia meminta dari penjelasan Frans."Sorry, didepan sana ada target penyelidikan. Kau lihat pasangan di dekat jendela sana? Itu Shella menantu tuan besar Dhanuaji." "No, kau bercanda kan? Mana mungkin, bukankah Shella itu sudah bersuami? Wisnu kan, terus siapa laki-laki bule disana?" Mila menajamkan mata untuk melihat dengan jelas pria di samping Shella."Eehm, tunggu! Aku kayaknya kenal deh sama dia?" Mila mengubah posisi duduknya."Ohya, dimana?"Mila berusaha mengingat, "Kalo nggak salah dia itu …," Mila tercekat matanya membulat sempurna tak percaya membuat Frans gemas. "Apa? Siapa dia?"Mila hanya terkekeh, ia merasa geli sendiri. "Kau tidak akan percaya kalau aku bilang siapa dia,"Frans bingung, "Coba aja, siap

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Kasus yang Penuh Kejutan

    Tidak ada kasus yang tidak bisa dipecahkan Frans. Tingkat ketelitian tinggi dan totalitas tanpa batas dalam setiap pengerjaan kasus membuat Frans berada di jajaran penyelidik swasta level atas. Frans selalu menjaga privasi para kliennya dan ia belum pernah gagal dalam menjalankan misinya. Tapi kali ini memang sedikit berbeda, kasus yang diberikan tuan besar Dhanuaji menyangkut dunia ghaib. Dunia yang tidak dia paham. Frans merasa perlu bantuan dari penyelidik lain, Adi. Tak lama menunggu, seorang lelaki muda dengan dandanan metropolis menyapa Frans. Senyum manisnya terkembang dari wajah tampan hasil blasteran Inggris Indonesia."Hhhm, ini sedikit aneh!" Kening Adi berkerut saat selesai membaca informasi dalam map coklat."Kau tahu sesuatu?" Frans bertanya, ia penasaran dengan tanggapan Adi.Adi menatap Frans sejenak, secangkir coffe latte disajikan pelayan Mila dengan sepiring crouffle keju yang menggoda selera. "Silakan mas," ujar pelayan itu dengan senyu

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Frans dan Tugas Baru

    "Frans sudah datang tuan!" Manda, sekretaris tuan besar Dhanuaji memberitahukan kedatangan lelaki tegap berjaket kulit hitam yang menunggu tenang di luar ruangan."Hhm, suruh dia masuk!" Tuan besar Dhanuaji menjawab dengan mata yang tak lepas dari map coklat diatas meja.Frans masuk keruangan dan memberi salam kepada tuan besar Dhanuaji. Ia duduk dan menyerahkan sebuah minidisc padanya."Apa ini?""Ini hasil pengintaian kami selama satu minggu terakhir tuan!"Tuan besar Dhanuaji mengetuk ngetuk jarinya ke meja ia gamang antara ingin melihat isinya atau tidak. "Apa sudah bisa dipastikan?"Frans menjawab dengan mantap, "Ya tuan! Kecurigaan tuan sudah bisa dipastikan kebenarannya!"Tuan besar Dhanuaji menghela nafas dengan berat. Kebimbangan di hatinya terasa semakin menekan dada. "Hmm, baiklah,"Tuan besar Dhanuaji memberikan kode pada Manda. Tak berapa lama sebuah video berdurasi satu jam lebih diputar. Tuan besar Dhanuaji menatap nanar setiap tay

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Ciuman Pertama

    Wisnu masih asik meneliti laporan yang diserahkan Lydia, tapi ia tidak tuli. Telinganya menangkap jelas suara laknat dari mulut Lydia. Wisnu semakin tidak bisa mengendalikan dirinya. Pikirannya kacau seketika. Ia merindukan sentuhan wanita untuk melepaskan ketegangan yang tanpa permisi datang saat bersentuhan dengan Lydia.Nyeri kepala melanda Wisnu, ia gamang antara ingin menuntaskan hasratnya atau menjaga image sebagai bos di depan Lydia. Pesona sang sekertaris yang kini duduk di sofa itu membiusnya. Wisnu melirik ke arah Lydia yang menggigit bibir bawahnya, terasa sensual di mata Wisnu.Ya Tuhan, kenapa kamu berpose begitu Lydia!Wisnu menahan debaran di dada yang semakin menyesakkan. Sulit baginya untuk berkonsentrasi memeriksa lembaran-lembaran kertas di depannya. Nafasnya terasa berburu dengan waktu, seperti pelari maraton yang hendak memasuki garis finish.Yah, menahan gejolak hasrat yang tanpa permisi datang memang sangat merepotkan. Membuat nyeri kepala

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Rasa yang Menggoda

    "Ada apa ini rame-rame? Pembagian sembako?" Suara Wisnu terdengar dengan nada sedikit tinggi membuat para staf tak terkecuali Lydia terkejut. "Eh, pak Wisnu! Ini tadi kak Lydia sedikit … ehm, masuk angin!" Budi yang panik mencolek Lusi untuk membantunya. Lusi dengan tergagap segera merespon."Ah, iya pak masuk angin! Kak Lydia agak nggak enak badan! Iya kan kak?" Lusi kembali mengerjapkan matanya memohon pada Lydia untuk membantu mereka.Wisnu selalu bisa tunduk pada kata-kata Lydia, jadi keduanya meminta Lydia ikut menjawab."Ehm, iya pak mereka mau nolongin saya tadi buat … ehm, ngecilin AC!" sambung Lydia sedikit ragu karena memberikan alasan yang agak tidak masuk akal.Wisnu mengernyit dan menatap stafnya bergantian, ia ingin mengeluarkan kalimat panjang dari mulutnya tapi kemudian matanya tertuju pada berkas yang masih berserakan di lantai. Ia berjongkok dan mengambil salah satu kertas terdekat, membacanya sejenak lalu,"Lh

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Lydia Resah

    Lutut Lydia lemas, pertanyaan tuan besar bak petir yang menyambarnya. Bayangan pemecatan dengan tidak hormat tiba-tiba saja terbayang di pelupuk mata. Dalam pikirannya pasti tuan besar Dhanuaji sudah berpikir macam-macam tentang dirinya dan Wisnu.Duh Gusti mimpi apa aku semalam!Lydia merutuki nasib sial yang menimpanya kini. Cincin itu benar-benar membawanya dalam situasi rumit yang tak berujung."Aku tidak mungkin salah mengenali cincin ini,""Tuan besar tahu tentang cincin ini?"Tuan besar Dhanuaji tersenyum getir dan menurunkan tangan Lydia. Ia tidak menjawab dan masuk ke dalam lift, meninggalkan Lydia yang bingung dan dipenuhi rasa penasaran. *********Tuan besar Dhanuaji duduk dengan gelisah di seat mobilnya, kelebatan bayangan masa lalu menghantuinya lagi. "Marisa, bukankah urusan kita sudah selesai?" Wajah tuanya nampak muram membayangkan Marisa wanita pemilik toko souvenir."Apa yang harus a

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status