Share

Bagian 48

 “Buat comblangin ke Mbak, kali, bukan buat aku. Kalau aku, sih, mau gebet dosen bujang pembimbing skripsi aja. Tapi dia mau sama aku, gak, ya?”

“Pasti enggak, lah, Fani! Sadar diri, otak pas-pasan begitu.” Kali ini, aku balik mengejeknya.

“Eh, Mbak, kalau Pak Irsya masih bujangan, aku mau sama dia. Sayang, udah duda.”

Aku diam saja.

“Dia sama kamu aja, deh, Mbak. Sama-sama kesepian.”

“Hentikan bercandamu, Fani! Kamu maupun Nia, tidak boleh ada yang menikah dengan PNS lagi. Cukup sekali bapak punya menantu berpangkat. Bapak tidak ingin lagi dianggap orang yang tidak punya harga diri.”

Seketika, bibir Fani mengatup sempurna saat melihat bapak berdiri di ambang pintu tengah. Muka adikku pucat, antara menahan takut juga malu.

Setelah kepergian lelaki yang telah banyak berjasa dalam hidup kami, Fani terdiam. Menatap benda berlayar besar di meja dengan pandangan yang nanar.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (34)
goodnovel comment avatar
Tutang Kania Koswartin
kan ibu dan bapaknya Aira ada ya , keluarga dari pihak ibunya ada ya ? kenapa harus repot ke Nia lagi ?
goodnovel comment avatar
Santi Aurel Msi
Bener2 gk tau malu keluarganya agam,apa dirumahnya gk pnya kaca,punya muka kok berlapis2
goodnovel comment avatar
Kaswati Wijaya
ada ya , keluarga tak ada rasa malunya sama sekali ...Amit2 ketemu sama yg seperti itu.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status