Share

Bagian 62

Ucapannya terdengar berapi-api. Sepertinya, dia akan jadi juru kampanye kalau ada pemilu. Aku hanya menatapnya sinis. Bingung mau menjawab apa.

“Tadi itu, kamu sudah menghina aku, tahu? Harga diriku kamu injak-injak dengan mengatakan penolakan di depan mata ini. Dasar wanita tak beradab!”

“Terserah kamu mau ngomong apa. Saya permisi, takut ketularan anehmya kamu.” Aku mencolek lengan Fani untuk segera mengikutiku bangkit.

“Maaf, Mas Umar. Anda lulusan pesantren atau rumah sakit jiwa, ya?” ejek Fani sebelum pergi.

Wajah pria itu terlihat merah. Tak kuhiraukan lagi dirinya, gegas kulangkahkan kaki menuju tempat parkir.

Sepulangnya dari taman, bapak sudah siap menginterogasi diriku kami. Beliau seperti tidak suka dengan caraku memutuskan perjodohan secara sepihak tadi.

Fani sangat lantang membelaku. Dia sudah terbiasa debat dengan bapak. Dia berterus terang, merasa tidak suka dengan cara bapak mencarikan jodo

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Arif Zaif
kok di cerbung ini lakinya pada eror ya thor hahaha, seru aja
goodnovel comment avatar
Arif Zaif
ini author apa pernah di sakiti ma pas ya,maaf nanya doank nggak ada ada maksud jelekin
goodnovel comment avatar
apel dan burung
agam part 2 hadeuuuhhh... mungkin lebih baik sama pak Irsya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status