Share

5

last update Last Updated: 2025-08-28 18:17:27

Pagi itu, Yuda mengunjungi rumah orang tuanya seperti

yang diminta oleh sang ibu. Mengingat memang setelah

dirinya kembali ke Indonesia, Yuda sudah disibukkan oleh

banyak hal hingga belum sempah menghabiskan waktu

dengan kedua orangtuanya. Sebenarnya, selain sibuk,

Yuda memang sengaja menghindari ayahnya, Suryo.

Hubungan Yuda dan Suryo, memang tidak terlalu baik

karena berselisih paham terkait banyak hal.

Walau begitu, Yuda tetap menghormati kedua

orangtuanya. Di ruang keluarga Eva-ibu Yuda-sudah

menunggunya. la tentunya menyambut putranya dengan

hangat. "Sayang, gimana kabarmu?" tanya Eva setelah

mereka duduk berhadapan di beranda rumah yang

menghadap taman indah yang terawat dengan sangat

baik.

"Baik, Ibu. Lalu bagaimana dengan kabar Ibu? Maaf aku

baru datang, restoran memang sangat sibuk," ucap Yuda.

"lbu dan ayah baik-baik aja kok. Eh tentang restoran kamu,

apa semuanya lancar, Nak?" tanya Eva dengan penuh

antusias karena kini putranya sudah membuka restoran

sendiri. Hal yang paling membuat Eva bahagia adalah,

Yuda yang tidak lagi tinggal jauh di luar negeri.

"'Semuanya berjalan lancar, Bu. Bahkan reservasi sudah

penuh hingga akhir bulan depan," jawab Yuda sambil

tersenyum bangga.

"Wah, Ibu senang mendengarnya. Kalau begitu, apa Ibu

boleh mengajak teman-teman lbu untuk makan di sana?"

tanya Eva yang memang ingin memamerkan putranya yang

sangat sukses berkarir sebagai chef ini.

Namun, kegembiraan di ruangan itu tak berlangsung lama.

Hal itu terjadi saat Suryo muncul sembari berdeham. Yuda

dan Eva menatap ke arah Suryo yang melangkah

mendekat. Tentunya Yuda bangkit dan mencium punggung

tangan ayahnya sebagai bentuk sopan santun. Walau

sudah lama tinggal di luar negeri, ajaran ibunya terkait

sopan santun masih melekat dalam dirinya.

Dengan tegas Suryo berkata pada putranya, "Kamu

mungkin bisa menghasilkan banyak uang dari memasak

dan mengelola restoran, Yuda. Tapi, Ayah sama sekali tidak

bangga karena hal itu."

Yuda hampir menghela napas panjang saat mendengar

perkataan ayahnya barusa. la sudah hafal betul apa yang

akan disampaikan oleh Suryo setelah ini. Setiap kali

bertemu atau berbincang, selalu ada celah bagi Suryo

untuk mengungkapkan kekecewaannya. Di mata ayahnya,

karier sebagai pengusaha kuliner jauh di bawah pekerjaan

seorang abdi negara.

Suryo memang seorang purnawirawan. Bahkan jabatan

terakhirnya cukup tinggi di kesatuannya. Anggota keluarga

dari pihak Suryo juga kebanyakan bekerja sebagai abdi

negara. Jadi, secara alami Suryo memiliki harapan tinggi

terhadap Yuda yang merupakan satu-satunya putranya.

Terlebih Yuda sendiri sejak kecil sudah memiliki bakat

dalam kegiatan fisik dan juga kecerdasannya di atas rata-

rata. Sayangnya, Yuda mengecewakan ayahnya dengan

memilih untuk menjadi seorang chef.

"Kenapa bicara begitu sama anak sendiri? Kamu mau Yuda

pergi ke luar negeri lagi dan enggak bisa kita liat

mukanya?" tanya Eva kesal karena Suryo sudah berlaku

tajam seperti ini, padahal mereka baru bertemu setelah

sekian lama.

"Apa yang aku katakan memang faktanya," balas Suryo.

Setelah itu Suryo kembali menatap putranya dan berkata,

"Untuk masalah pekerjaan, sekarang tidak ada yang bisa

kita lakukan. Tapi beda hal dengan masalah istri. Jangan

kecewakan Ayah lagi terkait istri kamu nanti. Setidaknya

buat Ayah senang dengan membawa calon istri yang

berasal dari keluarga berlatar belakang di dunia kesehatan

atau militer. Minimal, ayah ingin menantu seorang perawat

atau dokter."

Mendengar hal itu, Yuda menghela napas panjang. la tidak

ingin meninggikan suaranya di hadapan orangtuanya. "Aku

sudah terlanjur mengecewakan Ayah dengan pilihanku jadi

seorang chef, jadi kurasa tidak ada salahnya lebih

mengecewakan Ayah lagi. Karena aku sendiri tidak berniat

untuk memenuhi harapan Ayah itu. Aku akan menikahi

perempuan yang aku sukai, tidak peduli dia adalah

seorang dokter atau bukan" balas Yuda.

Suryo jelas menjadi marah, dan bertanya, "Kamu jadi lebih

kurang ajar. Apa kareena terlalu lama tinggal di negeri

orang?"

"Mungkin. Tapi kurasa Ayah masih tetap sama. Masih tetap

tidak menghargai apa pun yang telah aku lakukan dan

semua pencapaianku," balas Yuda membuat tensinya

semakin meninggi.

Eva pun segera menengahi dengan menggenggam tangan

putranya dan berkata, "lbu selalu bangga atas semua

pencapaian kamu, Yuda. Jadi, lakukan apa yang

membuatmu bahagia, Yuda. lbu hanya ingin kamu

menikah dengan wanita yang kamu cintai, dan juga

mencintai kamu. Ibu ingin kamu bahagia dengan semua

pilihan yang dapat kamu pertanggungjawabkan sendiri."

Yuda tersenyum tipis kepada ibunya, merasa tenang

mendapat dukungan dari Eva. Jelas apa yang dikatakan

oleh sang ibu, memberinya kelegaan karena ia tahu bahwa

setidaknya ibunya memahami pilihannya. "Terimakasih

karena selalu memahamiku, lbu," balas Yuda sembari

mencium punggung tangan ibunya dengan penuh rasa

hormat dan kasih sayang.

***

Sekitar dua minggu setelah kehamilan Fio terungkap, pada

akhirnya pernikahan Fio dan Aidan dilangsungkan secara

sederhana di sebuah vila. Disebut sederhana karena tidak

mengundang tamu selain keluarga dari dua mempelai.

Tentunya, kedua keluarga masing-masing memahami apa

yang menyebabkan pernikahan itu diselenggarakan secara

mendadak. Walau terlihat tidak berkomentar, tetapi diam-

diam semua orang menggunjing fakta bahwa Fio sudah

hamil lebih dulu.

Tentunya Kayla dan Raka juga hadir dalam acara tersebut.

Tentunya karena dipaksa oleh ayah mereka, dan bukannya

karena kehendak pribadi. Kayla sendiri sudah tidak

merasakan apa pun terhadap Aidan. la sudah mengubur

semua perasaannya, termasuk rasa kecewa. Sebab

memang ia sudah tidak mengharapkan apa pun pada pria

itu. Jadi, Kayla sendiri tidak peduli saat melihat Aidan dan

Fio yang tampak berdiri berdampingan saat sesi foto.

"Ya, mereka serasi. Semoga mereka bahagia," gumam

Kayla tidak peduli dan memilih untuk berjalan ke area lain

vila, berniat untuk mencari udara segar.

Kayla menemukan tempat yang sepi, dan berniat untuk

menikmatinya. Namun, rupanya Raka dan Naomi-

kekasihnya-sudah lebih dulu ada di sana. Keduanya

tampaknya tengah berdebat, hampir seperti bertengkar.

Kayla sebenarnya tidak mau menguping, tetapi tubuhnya

secara refleks bersembunyi di balik tembok dan

menguping pembicaraan mereka.

"Aku capek, Raka. Kamu selalu memprioritaskan Kayla.

Karena itu kita terus menunda pernikahan. Lihat, sekarang

kita malah dilangkahin sama adik kamu, kan?" tanya

Naomi terdengar begitu tidak senang.

Raka terdengar bingung. "Pertama, Fio bukan adik aku.

Jadi, aku sama sekali enggak dilangkahin sama adik aku.

Kedua, bukankah kamu sendiri yang ingin menunda

pernikahan? Terus kenapa sekarang malah bilang begini?"

tanya Raka jelas tidak mengerti kenapa Naomi tiba-tiba

marah di situasi seperti ini.

Naomi dengan kesal menjawab, "Aku minta menundanya

karena kamu selalu lebih mengutamakan Kayla! Dalam

situasi apa pun, kamu selalu memprioritaskan Kayla. Aku

tau, dia emang adik kandung kamu, tapi aku pacar kamu,

Raka. Aku muak kalau kamu gini terus. Lama-lama aku

ngerasa kalau Kayla itu enggak lebih dari beban kamu dan

jadi penghalang buat pernikahan kita."

Kayla yang masih menguping tentunya terdiam. Hatinya

terasa tertusuk mendengar kata-kata Naomi. la tidak

pernah bermaksud menjadi penghalang bagi kebahagiaan

kakaknya, namun kini ia mendengar dengan jelas bahwa ia

dianggap beban, batu sandungan. Air matanya mengalir

pelan, darn ia mundur perlahan, menjauh dari percakapan

yang tak sengaja ia dengar itu.

Ketika ia berbalik untuk mencari tempat yang lebih tenang,

ia hampir menabrak seseorang. Yuda berdiri di

hadapannya, dengan ekspresi tenang tetapi sorot matanya

terkesan seperti mengkhawatirkan Kayla. Melihat mata

Kayla yang sembab, ia menyadari bahwa Kayla baru saja

menangis. Kayla sendiri bertanya-tanya, kenapa Yuda ada

di sini? Sejak kapan Yuda berada di sana? Apa mungkin

Yuda juga mendengar apa yang dibicarakan oleh Raka dan

Naomi?

Namun, Yuda membuyarkan kemelut pikiran Kayla. Pria itu

menunjukkan sebatang rokok sembari bertanya dengan

nada serius, "Mau rokok?"

Kayla terdiam, menatap Yuda dengan kesal. Hilang semua

rasa sedih dan kecemasan Kayla karena pertanyaan konyol

Yuda itu. "Enggak. Aku memang pemakan segala, tapi aku

enggak doyan rokok," jawabnya, berusaha menahan

emosi.

Yuda tertawa kecil, lalu menepuk puncak kepala Kayla

dengan lembut. "Oke, oke, kalau tidak mau rokok, lalu

mau apa? Gulai itik?" tanya Yuda.

Padahal tidak ada kata-kata penghiburan yang dilontarkan

Yuda, tapi anehnya suasana hati Kayla sedikit membaik.

"Mau yang lain aja. Sekarang jangan gultik," katanya sambil

mengusap sisa air matanya.

Yuda menatapnya dengan senyum hangat. "Oke, tentukan

menunya, dan ayo pergi. Kanmu bisa makan sebanyak apa

pun, asal tidak sampai muntah atau pingsan karena

kekenyangan," ucap Yuda sembari berjalan berdampingan

dengan Kayla yang langkahnya terlihat lebih ringan.

"Janji ya, jangan protes walau aku habiskan banyak uang

Om," balas Kayla tampaknya benar-benar terhibur dengan

perhatian kecil dari Yuda.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Manis Om Yuda   57 Sangat Ketat +21

    Hari itu, udara di vila terasa segar, ditemani suara burung-burung dan gemerisik angin di pepohonan. Sagara dan Savira, yang kini sudah berusia satu setengah tahun, tengah bermain bersama Kayla dan Yuda di halaman belakang vila keluarga. Saat ini, keluarga mereka memang tengah berlibur bersama. Termasuk Eva, Suryo dan Bayu yang ikut serta menghabiskan waktu di vila keluarga.Hanya Raka dan Bela yang tidak ikut. Sebab keduanya memang tengah berada di Surabaya karena urusan pekerjaan. Keduanya sekarang sudah resmi menikah, dan Bela sudah resmi menjadi kakak ipar Kayla. Tentunya hal itu membuat Kayla dan Bela menjadi semakin akrab dan dekat saja. Terlebih dengan Bela yang saat ini tengah mengandung. Bela dan Kayla selalu saling bertukar kabar serta tips untuk melalui kehamilan.Saat ini, Kayla dan Yuda tengah menikmati suasana piknik sederhana bersama anak-anak. Si kembar memang tengah asyik bermaik sembari menikmati kudapan yang memang sudah disiapkan oleh Kayla dan Yuda. Si kembar mema

  • Istri Manis Om Yuda   56 Istri Nakal

    Halo guysss lama tak jumpa yah, bdw cerita ini akan saya lanjutkan yah.Dikarenakan kemarin Orang Tua saya sakit jadi saya sempat memutuskan buat end cerita ini. Sebenarnya sih part Om Yuda dan Kayla sudah selesai, Tetapi kita akan lanjut kan Part Raka dan Bella yah Guys....ikutin Ceritanya....Malam itu, Kayla duduk di ranjang sembari menyelonjorkan keduakakinya di atas bantal. Kakinya membengkak, tanda-tanda umum darikehamilan yang kini memasuki trimester terakhir. Yuda sendiri dudukdi tepi ranjang, dengan kedua tangan yang bekerja dengan penuhperhatian. Yuda memang tengah memijat lembut kedua kaki istrinyayang bengkak."Apa terlalu kuat? Atau ini sudah cukup enak?" tanya Yuda,memandang wajah Kayla yang tampak tersenyum.Kayla pun mengacungkan kedua jempolnya dan menjawab, "Ini udahpas, dan enak banget Mas. Kayaknya Mas emang ada bakat di bidangini."Sambil menikmati pijatan, Kayla membuka album khusus yang baru iasiapkan. Di dalamnya, ia mulai menyusun foto-foto hasil USG

  • Istri Manis Om Yuda   55 The End

    Kayla berdiri di depan cermin besar di kamarnya, menatap bayangannya sendiri dengan mata berkaca-kaca. Tubuhnya yang membesar karena kehamilan, perut yang membuncit, tangan dan kaki yang sedikit bengkak, hingga dagu yang kini tampak berlipat, membuatnya merasa jauh dari versi dirinya yang ia kenal. la menghela napas panjang, mencoba menahan air mata yang mulai menggenang. Namun, usahanya sia-sia saat ia melihat Yuda masuk ke kamar, sudah rapi berwarna pastel yang dipadukan dengan celana bahan berwarna cream. Pakaiannya tampak serasi dengan gaun yang dikenakan oleh Kayla. Berbeda dengan Kayla yang tampak tidak percaya diri dengan penampilannya, maka Yuda terlihat sangat percaya diri dan bersahaja. Hal itu membuat Yuda menjadi terlihat lebih tampan. "Kayla, sudah siap atau belum? Atau kamu perlu bantuanku?" tanya Yuda dengan senyum hangat sambil melangkah mendekat. Namun, senyum itu pudar saat ia melihat mata Kayla yang mulai memerah. "Ada apa? Ken

  • Istri Manis Om Yuda   54

    Pagi itu, Kayla ditemani oleh Yuda pergi ke rumah sakituntuk pemeriksaan rutin kehamilan. Selama, Kaylamenjalani pemeriksaan Yuda selalu setia di sampingnya.Sesekali Yuda menatap layar monitor USG dengan mataberbinar-binar melihat perkembangan calon anak-anakmereka. Setelah selesai, mereka berjalan beriringanmenuju pintu keluar. Namun, langkah mereka tiba-tibaterhenti saat melihat seseorang di depan.Di ujung lorong, Aidan tampak berdiri bersama seorangwanita. Wanita itu tampak mengenakan pakaian yangmemperlihatkan perutnya yang membesar--ia juga sedanghamil besar. Kayla bisa dengan mudah menebak hubungankeduanya. Sebab Bela yang memang sudah resign,ternyata masih menjalin hubungan dengan orang-orang dikantor lamanya. Jadi, Bela masih mendapatkan banyakkabar termasuk kabar mengenai Aidan dan sesekali Belamemberitahu Kayla.Karena itu pula, Kayla bisa tahu kabar terbaru mengenaiAidan. Pria itu rupanya sudah dipecat dari perusahaankarena terus saja lalai dalam pekerjaan

  • Istri Manis Om Yuda   53

    Setelah beberapa minggu berlalu, usia kandungan Kaylapun mencapai tujuh bulan. Tentunya karena itulah, Evayang menjadi satu-satunya anggota keluarga yang dekatdengan Kayla, menekankan untuk menyelenggarakanacara tujuh bulanan dengan benar. Baik dari segi tradisi,maupun dari segi acara keagamaan di mana acarasyukuran diselenggarakan dengan khidmat.Acara tujuh bulanan Kayla diselenggarakan dengan adatJawa yang kental. Mulai dari prosesi siraman hingga doabersama, semuanya berlangsung dengan khidmat. Kayla,yang mengenakan kebaya berwarna pastel, tampakanggun meski kelelahan mulai terlihat menghiasiwajahnya. Di sisi lain, Yuda tampak lega dan penuhsemangat sepanjang acara, tentunya alasannya tidak lainadalah ia tidak jadi botak.Setelah berjuang cukup lama untuk meyakinkan Kayla,pada akhirnya Raka berhasil menyelamatkan Yuda darikeinginan impulsif Kayla untuk membuatnya botak.Dengan menggunakan filter dari media sosial, Rakamenunjukkan kepada Kayla simulasi Yuda dengan k

  • Istri Manis Om Yuda   52

    Kayla duduk di sofa ruang keluarga, memandangisemangkuk sup ayam hangat yang beraroma menggoda. BiAyu memang membuatkannya karena pernmintaan Kaylasendiri. Namun, saat sudah jadi, kini perut Kayla malahtiba-tiba terasa mual hanya dengan melihatnya. lamenghela napas panjang, merasa lelah dengan kondisitubuhnya yang terus saja mengajaknya berperang.Padahal kondisinya sempat membaik. la bisa makan apapun yang ia inginkan setelah melewati periode mualpaginya. Namun, sekarang kondisinya kembali tidak bisadiajak kompromi. Karena bisa saja, makanan yang sangatia inginkan tiba-tiba akan membuatnya mual saat sudahtersaji di depannya. Situasi ini sudah lebih dari cukupmembuat Kayla merasa frustrasi, apalagi ia biasanyamemiliki nafsu makan besar dan bisa menikmati makananapa pun tanpa halangan."Kenapa, kok tidak dimakan? Bukannya tadi kamu mausop ayam bikinan bi Ayu, ya?" suara lembut Yuda sembarimeletakkan gelas berisi air putih yang dicampur denganperasan lemon di atas meja.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status