Share

Part 5

Penulis: Mettastar
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-06 16:10:59

Bukannya menjawab justru Alex hanya diam seperti orang sedang berpikir sesuatu. 

"Lex, kalau lo emang gak cinta sama Sarah, untuk apa lo itu masih mempertahankan pernikahan lo? Sedangkan lo sama sekali gak pernah diperlakukan selayaknya seorang suami dan lo juga gak pernah dikasih jatah sama dia! Kalau kata gue sih bye istri kaya gitu," dumel Irfan, sedangkan Alex terus memijit keningnya yang terasa pusing karena memikirkan Sarah. 

"Nih, minum dulu kopi biar gak makin pusing!"

"Thank you, Fan." Alex meraih cangkir itu lalu meneguk nya. 

"Helloww, Syila pulang!" teriak Syila di ambang pintu.

 Ningrum yang mendengar langsung lari menghampirinya. 

"Saya bantu lepaskan, Non." Ningrum segera melepas pantofel yang Syila pakai, tapi Syila langsung menepis tangan Ningrum. 

"Ya ampun, Kak! Syila bisa buka sendiri, lohh. Gak perlu seperti ini, Kak!" 

"Tidak apa-apa, Non! Sudah tugas saya untuk melayani Non Syila. Jadi, biarkan saya untuk melakukannya." Syila menghembuskan nafas kasar. 

Ia sedang malas berdebat jadi ia membiarkan Ningrum melepaskan pantofel dan kaos kaki miliknya. 

"Non, mau saya buatkan es jeruk?" tawar Ayu yang baru saja datang dari dapur.

"Wah, boleh Kak! Tapi, apa gak merepotkan?"

"Tidak ada yang direpotkan, Non. Ini tugas kami." Ayu pamit pergi ke dapur untuk membuatkan minuman. 

"Ah, kalian kenapa baik sekali sama Syila? padahal Syila juga sama seperti kalian berasal dari kalangan bawah. Rasanya Syila gak pantas mendapatkan perilaku seperti ini...hiks…."

 Syila terharu dengan perilaku kedua asisten nya itu terhadap dirinya, bukan ia tak bersyukur mendapatkan ini semua. Hanya saja,  Syila selalu ingat bahwa dirinya terlahir dari keluarga yang serba kekurangan, walaupun begitu Syila selalu bersyukur dan tak pernah mengeluh. 

"Non, Non kenapa menangis lagi? Kiita duduk di kursi meja makan saja ya, Non," ajak Ningrum sembari menuntun Syila ke meja makan. 

Ayu yang baru saja selesai membuat minuman terkejut ketika melihat Syila menangis. 

"Loh, Non Syila kenapa?" tanya Ayu tidak kalah paniknya. 

"Syila tidak apa-apa kok, Kak. Syila hanya sedih. Hidup Syila sekarang mulai membaik, walaupun Syila mengalami nasib buruk menikah dengan  manusia terkutuk itu, tapi Syila juga bersyukur dan senang bisa bertemu dengan kalian yang sangat baik pada Syila." Ia menatap Ningrum & Ayu bergantian

"Ah, syukurlah! Ningrum pikir Non Syila kesakitan." Ningrum mengusap dadanya lega. 

"Diminum dulu es jeruknya, Non. Biar seger!" 

Syila langsung meneguk es jeruk yang dibuat oleh Ayu hingga habis separuhnya.

 "Enak sekali! Terima kasih, Kak Ayu!" 

Ayu dan Ningrum tersenyum melihat nona nya bahagia. 

Tinggg!!!

Syila dikejutkan oleh notifikasi dari ponselnya, ia meraih ponsel di dalam tas lalu dilihatnya ada sebuah pesan masuk dari nomor yang tak ia kenal. 

[Untuk malam ini saya tidak bisa pulang ke apartemen, jika memerlukan sesuatu mintalah pada Ningrum atau ayu. ~Alex~]

"Baiklah, suami ku malam ini tidak pulang lagi, jadi kalian berdua harus menemaniku menonton drakor malam ini!" teriak syila kegirangan.

"Ta…." ucap Ningrum terpotong gelengan kepala Syila.

"Tidak ada penolakan!!! Kak Ayu, tolong siapkan popcorn, ya!" tegas Syila lalu berlari menaiki anak tangga. 

"Non, jangan berlari, nanti jatuh!" teriak Ningrum yang juga berlari kecil mengikuti Syila ke kamarnya. 

****

Hari sudah berganti, drakor yang Syila tonton dengan asistennya membuat kedua mata Syila menjadi bengkak karena terlalu banyak adegan yang membuat Syila menangis. Hal ini membuat gadis itu terlambat bangun, padahal Ningrum beberapa kali mencoba membangunkannya, tapi hasilnya nihil. Syila sama sekali tidak terusik. 

"Non, sarapan dulu," ucap Ayu yang sedari tadi menunggu Syila turun dari kamarnya. 

"Aku gak sempat sarapan, Kak Aku bisa terlambat kalau makan dulu." Syila langsung meraih pantofel kesayangannya. 

"Aku pergi dulu, Bye!" teriak Syila keluar dari pintu apartemen. 

.

Syukurlah Syila tak terlambat datang ke kantor. Bisa gawat kalau ia sudah terlambat masuk kerja padahal statusnya masih sebagai karyawan baru. Saat ini, Syila sedang menata perlengkapan alat tulis di atas mejanya, siap untuk menerima tugas pertamanya. 

"Pagi, Syila!" teriak Vio menghampiri meja Syila. Beruntung meja Vio ada di sebalh meja Syila.

"Hm… pagi, Mbak," jawab Syila lemas. 

"Loh-loh- loh! Udah kaya tupai aja pagi-pagi nemplok di meja, sakitkah?" tanya Vio sembari meraba kening Syila. 

"Syila hanya kurang tidur Mbak. Semalam habis nonton drakor sampai subuh." 

"Astaga anak ini, pantes aja tuh mata udah kaya korban KDRT!"

 Syila belum menyadari sedari tadi bahwa matanya bengkak akibat keseringan menangis bukannya karena menonton drakor. Ningrum juga tidak mengatakan apa-apa perihal mata Syila yang sembab. 

"Serius, Mbak?" 

"Lahh, anak ini gak sadar! Tengoklah di cermin!" Syila langsung merogoh cermin kecil dari dalam tasnya dan langsung menyodrokannya tepat di depan wajah Syila. Betapa terkejutnya Syila melihat kondisi matanya sendiri saat ini. 

"Ah! Gimana ini, Mbak? Bisa hilang gak, ya?" tanya Syila histeris.

"Biarkan saja, nanti juga menghilang sendiri. Tapi siap-siap aja jadi bahan olokan karyawan lainnya! Haha!" ledek Vio 

"Mbak Vio!"

"Nih, daripada kamu nemplok di meja terus, lebih baik nanti anterin dokumen ini ke ruangan Tuan Alex. Tunggu dia sampai tanda tangan berkas ini, kalau belum ditandatangani, kamu jangan dulu balik ke sini!" ancam Vio lalu memberikan beberapa dokumen pada Syila. 

"Harus banget ditunggu, Mbak?" 

"Harus! Soalnya darurat. Biar kamu melek juga kalo berhadapan sama atasan, inget ya!" 

"Ih, Mbak Vio!" gerutu Syila namun tepat melakukan perintah Vio, lagipula Syila tidak punya hak untuk menolak, kan? 

.

Dengan langkah gontai Syila berjalan menuju lift. Sebenarnya ia sangat malas sekali bertemu dengan manusia terkutuk itu. Sudah dua kali Alex merendahkan diri Syila. Jangan-jangan  kali ini Alex akan menghinanya lagi? 

"Mba sekretaris, ijin ketemu Tuan Alex. Saya mau menyerahkan dokumen ini, darurat kata Mbak Vio," ujar Syila pada Sekretaris Alex yang duduk di belakang meja. 

"Tunggu ya, saya sampaikan dulu pada Tuan Alex." gadis dengan potongan rambut sebahu itu mengambil gagang telepon lalu tak berapa lama ia meletakannya ke tempatnya kembali. 

"Silakan masuk, Tuan Alex ada di dalam." Tania, sekretaris Alex mempersilakan Syila untuk masuk ke dalam ruangan Alex. 

"Mbak, moodnya Tuan Alex hari ini sedang baik tidak?" tanya Syila sedikit berbisik. 

"Hmm, sepertinya setiap hari moodnya selalu tidak baik," jawab Tania ikut berbisik.

 Syila langsung menegakkan tubuhnya. Belum juga masuk ke dalam tapi dirinya sudah merinding memikirkan apa yang akan terjadi di dalam nanti. Tania tersenyum geli, sebenarnya Tania hanya ingin menakut-nakuti Syila. 

"Udah sana masuk! Nanti keburu meeting, loh Tuan Alex nya," tegur Tania.

" Oke deh! Terima kasih ya Mbak sekretaris yang cantik!"

 Tania hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Syila yang seperti anak kecil. 

Sebelum masuk, Syila mengumpulkan keberaniannya terlebih dahulu untuk masuk kedalam ruangan Tuan Alex, setelah keberaniannya tersisi penuh, Syila mengetuk pintu. Syila memutar knop pintu, hingga terlihat seorang pria tampan sedang sibuk berkutat dengan laptopnya di atas meja. 

"Permisi Tuan, saya membawa beberapa dokumen darurat yang harus Tuan tanda tangan segera."

 Alex menatap ke sumber suara yang ternyata ia adalah Syila, istrinya. 

"Tunggu sebentar, saya sedang memeriksa dokumen lain," ucap Alex datar pada Syila. 

Sepuluh menit kemudian Alex belum juga menyentuh dokumen yang Syila bawa, rasanya Syila ingin segera menghilang dari ruangan ini. Dan rasanya ia ingin berteriak pada Alex untuk segera membubuhkan tanda-tangannya. Tapi apa daya, Syila tak berani melakukan itu. Walau bagaimana pun Alex adalah atasanya dan juga suaminya. 

"Sampai kapan kamu akan berdiri disitu?" 

Syila terlonjak dari lamunannya karena suara tegas Alex yang menggelegar. 

"Ya, terus harus gimana?" tanya balik Syila. 

"Duduklah!" 

"Dari tadi ,kek, ngomong suruh duduk!" dumel Syila yang masih bisa terdengar oleh Alex.

 Alex langsung memberikan tatapan yang tak bersahabat. Tapi Alex terfokus pada mata Syila yang terlihat bengkak. 

"Kenapa dengan matamu?" 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Nakal Sang CEO!!    Part 10

    Sarah yang baru saja datang disuguhkan dengan pemandangan yang membuat hati nya terasa teriris, istri mana yang tak cemburu melihat suaminya bergandengan tangan dengan wanita lain. Ia sudah menduga bahwa wanita itu adalah istri kedua Alex. "Jadi ini wanita yang kau nikahi Alex?" Tanya Sarah "Ya, perkenalkan dia bernama Assyila," Jawab Alex. "Usia berapa kamu? Sepertinya kamu masih muda sekali?" Tanya Sarah lagi kali ini pada Syila. "Usia ku baru 19 tahun kak, jadi wajah ku memang baby face." Jawab Syila. "Astaga kamu menikahi gadis yang usia nya masih belasan tahun Alex? Usia kalian sangat terpaut jauh sekali!" "Memangnya kenapa kak kalau Syila masih 19 tahun, kedewasaan seseorang itu tidak bisa dilihat dari usia. Yang usia nya sudah tua belum tentu dewasa kan, betul tidak mah?" "Ahhh betul sekali anak cantik." Timpal Mamah Sherly. "Sepertinya dia bukan tipikal orang yang mudah dikalahkan, akan sulit bagiku untuk mengusir anak itu." Batin Sara

  • Istri Nakal Sang CEO!!    Part 9

    "Lalu. Denapa kalau dia sudah mengetahui pernikahan mu dengan Syila, bukan nya itu lebih baik?" Ucap Pak Ronald"Alex hanya takut kedua istri Alex akan menyakiti satu sama lain." Alex memijit pelan keningnya"Tidak akan terjadi sesuatu jika kamu sendiri berlaku adil dan tegas!" "Sudah lah jangan terlalu dipikirkan, papah tau dulu kamu sangat mencintai Sarah tapi papah melihat saat ini sudah tak ada cinta itu di mata mu. Ingat kamu punya dua istri, jadi bersikaplah dengan adil!!""Mempunyai dua istri bukanlah menjadi keinginan Alex pah, ini kan atas keinginan papah." "Iya betul ini memang keinginan papah, tapi kan ini demi kebaikan kamu lex. Papah dan mamah hanya ingin kamu bahagia kemudian memberikan keturunan untuk kami, papah tidak akan pernah salah memilihkan istri untuk kamu.""Kata siapa?? Pah gadis itu masih berusia 19 tahun sedangkan Alex 37, itu sudah sangat salah pah!! Dia tuh pantas nya mungkin jadi anak Alex!""Bagi papah tidak ada yang salah

  • Istri Nakal Sang CEO!!    Part 8

    ***"Gimana Syila laporan nya sudah selesai?" Tanya Vio menghampiri Syila yang sedang membeli minuman di kantin"Yaelahh mba, ngopi dulu napa udah nanyain laporan aja." Jawab Syila "Karna laporan itu lebih urgent dari apapun." "Tenang, aman terkendali semuanya." Ketika Syila dan Vio berjalan ke arah lift Tiba-tiba beberapa orang bodyguard serta perempuan cantik yang sedang duduk di kursi roda melewati mereka dengan terburu-buru. "Siapa itu mba?" Tanya Syila penasaran"Ohh, itu Sarah kekasihnya tuan Alex!" Uhukk... Uhukkk Syila tersedak minuman nya sendiri "Kekasih? Kok bisa? Kalau memang perempuan itu kekasih nya manusia terkutuk itu, lalu mengapa Pak Ronald menikahkan dia dengan ku?" Batin syila yang terlihat bingung dengan fakta yang baru saja ia dapati. "Woyy!! Kenapa jadi bengong?" Teriak Vio yang mendadarkan Syila dari lamunan nya"Ahh nggak mba, kaget aja seorang Alex si manusia terkutut itu ternyata punya pacar juga." Ucap Sy

  • Istri Nakal Sang CEO!!    Part 7

    Syila mulai menyantap makanannya sedikit demi sedikit, tetapi disela-sela mengunyah ia masih sempat-sempatnya untuk memejamkan mata. Pelayan yang berada disekitar meja makan menahan gelak tawa karna tingkah laku Syila. Alex yang sadar akan tingkah laku istrinya itu langsung memberi teguran terhadapnya "Kalau di meja makan itu ya MAKAN, bukan TIDUR!!" Sindir Alex yang melihat bahwa Syila menjadi pusat perhatian pelayan dan orang tuanya. "Apasih berisik, Syila tuh ngantuk tau tapi Syila juga laper. Jadi Syila bingung ngutamain yang mana dulu." Ucapnya yang masih memejamkan mata. "Udah biarin lex, kenapa sih yang penting makan nya habis gak usah dibikin masalah kamu ini!" Timpal Pak Ronald"Ahhh papah mertua ku best sekali." Teriak Syila membulatkan matanya sambil memberikan kedua jempol. "Jadi Mamah nggak best gitu?" Tanya Mamah Sherly"Mamah juga best, pokonya semuanya best kecuali Manusia robot ini," Ia menunjuk ke arah Alex, Alex yang mendapati itu hanya

  • Istri Nakal Sang CEO!!    Part 6

    "Ahh tidak tuan, semalam Syila hanya nonton film dengan Kak Ningrum dan Kak Ayu. Ehh ternyata film nya sedih, jadi Syila menangis terus sepanjang film." Jelasnya "Makanlah roti ini! Ningrum bilang kamu belum sarapan." Alex mengeluarkan sebuah roti dari bawah laci mejanya"Tidak perlu Tuan, terima kasih." Tolak Syila menunduk"Apakah kau ingin masuk IGD?" "Ti - " Belum selesai Syila menjawab, Alex membuka bungkusan nya lalu memasukan sedikit roti ke dalam mulut Syila. Syila terkejut bukan main dengan apa yang dilakukan oleh suami nya itu, mulut nya yang masih ternganga menatap Alex yang kembali ke kursi kebesarannya. "Tidak usah manja!! Makan lah sendiri!" Ketus Alex. "Lahh emang nya siapa yang nyuruh anda untuk menyuapi saya? Saya juga bisa sendiri!" Jawab Syila sembari cemberut. Syila akhirnya meraih roti di atas meja lalu memakannya dengan cepat, hingga tanpa disadari cream roti tersebut menempel di seluruh area bibir Syila. "Kalau makan tuh yang bener, itu cream nya menyebar

  • Istri Nakal Sang CEO!!    Part 5

    Bukannya menjawab justru Alex hanya diam seperti orang sedang berpikir sesuatu. "Lex, kalau lo emang gak cinta sama Sarah, untuk apa lo itu masih mempertahankan pernikahan lo? Sedangkan lo sama sekali gak pernah diperlakukan selayaknya seorang suami dan lo juga gak pernah dikasih jatah sama dia! Kalau kata gue sih bye istri kaya gitu," dumel Irfan, sedangkan Alex terus memijit keningnya yang terasa pusing karena memikirkan Sarah. "Nih, minum dulu kopi biar gak makin pusing!""Thank you, Fan." Alex meraih cangkir itu lalu meneguk nya. . "Helloww, Syila pulang!" teriak Syila di ambang pintu. Ningrum yang mendengar langsung lari menghampirinya. "Saya bantu lepaskan, Non." Ningrum segera melepas pantofel yang Syila pakai, tapi Syila langsung menepis tangan Ningrum. "Ya ampun, Kak! Syila bisa buka sendiri, lohh. Gak perlu seperti ini, Kak!" "Tidak apa-apa, Non! Sudah tugas saya untuk melayani Non Syila. Jadi, biarkan saya untuk melakukannya." Syila menghembuskan nafas kasar. Ia se

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status