Claire memaksa diri bangun pagi agar bisa segera mengurus Nicholas sesuai janjinya. Dia sudah selesai, kaki panjang wanita itu pun melangkah cepat menuju sebuah kamar di mana putranya berada.Pintu kamar yang tinggi menjulang itu dia buka sangat lebar dan mendapati Nicholas sudah siap dengan seragam sekolahnya. Meskipun sedikit berantakan, tetapi dia sudah berusaha untuk itu.Senyum terpancar di wajah Claire, dia mengapresiasi dengan tepukan dan pelukan hangat untuk Nicholas. "Putra ibu yang pintar, kau selalu terlihat tampan dan terimakasih sudah bangun pagi," puji Claire sambil merapikan seragam Nicholas dan memakaikan tas ranselnya."Aku pikir harus melakukan ini agar ibu tidak pergi. Apa ibu senang karena aku bisa bangun lebih pagi?"Claire mengangguk senang. "Tentu saja. Kau adalah putra ibu yang sangat pandai. Ayo, sekarang kita sarapan sebelum terlambat ke sekolah."Nicholas menarik kembali tangannya dan berbalik memunggungi Claire. Anak lelaki itu takut jika ketahuan oleh ayah
"Nyonya?""Jika kau tidak memindahkan David dan tiga kawannya tadi, maka aku akan memberitahu Kenneth kalau putranya tidak dihargai di sini. Ingat itu baik-baik, hari ini aku harus membawa Nicholas pulang dan jika besok mereka berempat masih di sini, lihat akibatnya!" ancam Claire tidak main-main.Gadis itu yakin kalau Kenneth pasti akan mendukungnya membela Nicholas. Entah apa yang ada di pikiran lelaki berkepala batu itu sehingga tidak tahu apa yang sudah dialami putranya.Dia meraih tangan Nicholas emosi. Bagaimana pun juga, anak lelaki itu adalah keponakannya sehingga masih memiliki ikatan batin. "Dan ingat, aku tidak bercanda atau sekadar mengancam!" tambah Claire."Nyonya, Anda harus mengerti kalau mereka semua adalah anak kecil. Mereka tidak tahu apa-apa, kenapa malah sekeras ini menghukumnya?""Kalau kau tidak memindahkan mereka, haruskah aku yang memberi pelajaran? Mereka memang anak kecil, tetapi tingkahnya yang mem-bully Nicholas apa masih bisa dimaafkan? Kau akan tahu jika
Sesampainya di rumah sebelum makan siang, tiga wanita jahat langsung menghadang merek sebelum menaiki anak tangga. Mereka adalah Elena, Keily dan Jennifer yang selalu merendahkan dan menghina Nicholas selama ini padahal dia putra kandung Kenneth."Kau dari mana, Nicholas?" tanya Elena langsung menarik tangan anak kecil itu, tetapi Claire menahannya.Sejak tadi, gadis itu bersumpah akan menjaga dan mencintai Nicholas layaknya perasaan seorang ibu kepada anaknya. Dia tidak akan membiarkan siapapun menghina Nicholas lagi sekalipun itu nenek atau bibinya."Katakan, kalian dari mana?" Jennifer mengulangi dengan penuh penekanan sambil menatap benci pada Claire."Dari sekolah, apa kau tidak melihatnya?" Claire membalas tatapan itu santai. Dia menyuruh Nicholas untuk langsung ke kamar sementara Claire ada menyelesaikannya sendiri.Anak lelaki itu tidak mau, dia bertekad untuk menemani ibunya, tetapi Claire terus melarang. Suatu keajaiban karena bisa mengatur Nicholas yang sama keras kepalanya
Claire kembali turun untuk mengambil makanan, dia tidak mau meminta pelayan yang melakukannya agar Nicholas semakin tahu bagaimana gadis itu peduli padanya.Sialnya, mereka bertiga masih berada di bawah sana. Tidak, tepatnya Billy juga datang. Claire menghembuskan napas kasar berusaha untuk terlihat santai dan menganggap mereka tidak ada."Sediakan makanan untukku dan Nicholas, biar aku sendiri yang membawanya ke atas!" perintah Claire pada seorang pelayan yang langsung menunduk hormat."Sungguh enak menjadi mantan istri dari Kenneth, bisa memerintah pelayan di sini tanpa sadar kalau dia datang sebagai pengasuh Nicholas. Seharusnya iblis itu sadar kalau dia bukan nyonya lagi!" sindir Elena yang dianggap angin lalu oleh Claire.Billy Carl maju masih dengan tatapan mesumnya dan Claire merasa tidak nyaman. Gadis itu tahu kalau Billy adalah lelaki yang tidak mudah setia pada satu wanita dan kenapa Jennifer tidak menghalanginya?Apakah gadis bodoh itu terlalu diperbudak oleh cinta sehingga
"Kau tidak bisa menolaknya, tetapi harus melakukannya. Nicho, ayah membesarkan kamu dan membawanya ke sini bukan untuk mencintainya. Dia pengasuh, bukan ibumu!""Ayah, dia ibuku! Kalau kau tidak bisa mencintainya, maka jangan memintaku untuk menganggapnya pengasuh. Apa ada seorang pengasuh yang berani membelaku di sekolah?" Nicholas mulai menunjukkan kemarahannya. Dia semakin tidak takut pada Kenneth karena kecintaannya untuk gadis itu.Di saat bersama Claire lah hati Nicholas bisa setenang malam. Anak lelaki itu merasa telah menemukan dunianya. Saat di luar rumah, dia punya alasan untuk pulang, bukan karena tidak menemukan tempat tinggal lagi.Suara Claire yang lembut juga kasih sayangnya, bagaimana mungkin Nicholas akan melupakan itu dan menyia-nyiakannya demi melihat sang ayah bahagia? Keegoisan yang mereka miliki membuat Nicholas tertekan."Kenapa dia harus membelamu di sekolah? Apa yang sudah terjadi di sana? Bukankah kemarin kau malah ke taman di saat teman-temanmu sedang belaja
Kenneth memukul meja kerjanya, dia tidak menyangka kalau mantan istrinya bisa setenang itu bahkan dengan mudah mencuri hati Nicholas yang selama ini sudah dihasut untuk membencinya.Bahkan untuk kembali ke kantor saja dia sudah tidak bisa. Menggeram, Kenneth melempar line telepon ke sembarang arah. Di satu sisi dia senang melihat kedekatan Nicholas dengan wanita itu, tetapi di sisi lain Kenneth belum bisa melupakan bagaimana Chloe merintih di bawah tubuh lelaki lain.Kesalahan di masa lalu, sekalipun telah tujuh tahun berlalu, tetapi Kenneth tidak bisa memaafkannya. Dia hampir miskin dan harus berjuang karena ulah Chloe pula. Entahlah, lelaki itu merasa tidak bisa mengaku masih mencintai Chloe.Pantaskah dia memaafkannya? Kenneth tidak bisa tenang, dia melangkah cepat menuju kamar Nicholas karena ingin tahu lebih banyak. Dia harus mengulik informasi agar tahu bagaimana perasaan Chloe terhadapnya. Mungkin demi kebahagiaan sang anak, Kenneth harus belajar menerima kehadiran wanita itu.
"Menguntit Chloe?" Kenneth menautkan kedua alisnya bingung, dia tidak merasa menguntit siapapun."Kenneth Wilson. Kupikir kau sangat cerdas dan tidak mudah memberi maaf mengingat selama ini aku tidak pernah melihatmu tersenyum setelah kepergian Chloe. Sikapmu yang langsung berubah dingin saat itu bukan karena dendam, tetapi hatimu dibawa pergi olehnya. Melihatmu seperti ini membuatku merasa prihatin, andai saja Ethan masih hidup, menurutmu apa yang akan dia lakukan?""Ethan bukan manusia licik yang tergila-gila dengan uang, dia hanya sibuk bekerja dan terlalu mudah percaya pada orang. Bukan hanya Chloe, padamu pun tidak menyimpan kecurigaan. Keily, kau paham apa yang aku bicarakan, bukan?"Wanita itu mengerti, tetapi dia tetap memaksakan senyuman. Sebelum Kenneth benar-benar murka, dia memilih menjauh. Sementara Kenneth sendiri mengetuk pintu kamar Claire karena tidak bisa memendam rasa penasaran terlalu lama.Claire membuka pintu tanpa ekspresi apapun. "Kenapa? Maksudku, kenapa kau k
Pukul tujuh pagi, Nicholas sudah membuat heboh seluruh penghuni mansion. Pasalnya, anak lelaki itu terus mencari keberadaan Claire dan tidak seorang pun berhasil menemukannya.Hatinya panas karena amarah yang membara, Nicholas menduga bahwa Elena telah mengusir ibunya sebelum dia terjaga. Anak lelaki itu mengepalkan kedua tangannya, dia begitu yakin kalau sang nenek yang melakukannya.Di mansion itu, tidak ada yang berani mengusirnya selain Elena. Nicholas melangkah cepat mendekati wanita tua yang sedang tertawa di bawah sana. Meskipun Nicholas hanya anak kecil, tetapi dia tidak takut pada neneknya."Aku sudah bilang kalau wanita sialan itu tidak pernah tulus mencintaimu. Lihat, sekarang dia tidak ada di sini dan kau masih mau mencarinya? Jangan menganggap dia ibu jika kau masih ingin bahagia, Nicholas." Elena tertawa jahat menatap cucunya yang terus menggeram."Nenek sangat benci pada ibuku, aku yakin nenek lah yang memaksanya pergi dari sini agar aku berpikir dia memang wanita jahat