Jawaban Gunawan membuat Lastri mendengus kesal.
Alya buru-buru menghabiskan makanan yang ada di piringnya. Semua perkataan Mama mertuanya membuat Alya sedikit merasa terganggu dia harus bekerja. Setelah dia menghabiskan makanannya, Alya langsung pergi ke dapur."Biar aku saja yang mencuci piring, Bi!" ucap Alya pada Bi nah yang tengah bekerja di dapur. Bi Inah menatap Alya dengan perasaan heran."Jangan non, tidak perlu ikut mencuci piring di dapur semua ini adalah pekerjaan bibi. Nanti Non istirahat saja," balas Bi Inah."Tapi Bi, Mama akan marah padaku jika aku hanya berdiam diri saja di rumah ini. Dia sudah menyuruhku untuk membantu bibi bekerja di dapur, jadi jangan menolakku di sini ya, Bi! aku takut Mama akan marah kepadaku."Bi Inah menatap Alya dengan perasaan sedih dia tahu bahwa Alya hanyalah menantu yang tidak diinginkan oleh majikannya."Baiklah No
"Sudahlah, aku capek ingin istirahat. Lagian aku tidak ingin orang-orang memandang Alya dengan tatapan menghina. Karena sekarang dia adalah istriku.""Sudah, Mama tahu kalau kamu masih sangat mencintai Natasya. Mama dengar Natasya sudah kembali dan dia akan segera menemui kamu. Mama lebih suka dia menjadi istrimu daripada Alya yang tidak jelas asal-usulnya ini. Lagipula mau ditaruh di mana muka mama saat teman-teman mama tahu kalau kamu menikahi orang miskin seperti Alya ini,"ucap Lastri tak suka.Alya hanya terdiam mendengar perkataan Mama mertuanya semua yang Mama mertuanya katakan itu benar."Alya, bawa semua barang belanjaan mu ini ke kamar dan susun dengan rapi di dalam lemari. Aku tidak ingin kamu merusak susunan bajuku!" ujar Reno."Baiklah, Mas. Aku akan langsung ke kamar." Jawab Alya.Alya pamit pada Reno dan Mama mertuanya yang masi
Setelah magrib, Alya dan Reno menuju meja makan untuk makan malam. Di sana sudah duduk Mama serta Papanya Reno. Papanya Reno menatap kedatangan Alya."Alya, saatnya makan malam," ucap Papa mertuanya. Alya tersenyum canggung mendengar sapaan dari Papanya Reno."Baik, Pa," jawab Alya. Lalu menarik kursi dan duduk dihadapan meja makan.Lastri mendengus kesal melihat kedatangan Alya. Entah kenapa dia tak bisa menerima kehadiran Alya di dalam rumahnya itu. Sedangkan Reno, dia ikutan duduk disamping Alya dan mulai mengisi piringnya dengan makanan."Alya, beenarkah ibumu tengah dirawat di rumah sakit?" tanya Papanya Reno."Bener, Pa. Sekarang ini Ibuku telah dirawat dirumah sakit dan habis selesai dioperasi, Pa.""Lalu, apakah kamu sudah menjenguk dia?" tanya Gunawan pada menantunya itu.&nbs
"Jangan dengarkan Papa kamu itu. Yang terpenting sekarang kamu sudah kembali dan kamu berusaha kembali untuk merebut hatinya," bujuk Soraya pada anaknya."Kalau aku tidak berhasil, bagaimana Ma?" tanya Natasya dengan raut wajah khawatir pada Mamanya."Mama yakin kamu akan berhasil. Lagian mamanya Reno sangat menyayangi kamu, dia pasti menginginkan kamu sebagai menantunya. Kamu gunakan saja mamanya untuk kembali dekat dengan Reno," ujar Soraya pada anaknya itu."Baiklah Ma, aku ke kamar dulu Aku ingin mandi dan berganti pakaian lalu menemui Reno," pamit Natasya pada kedua orang tuanya."Lebih cepat lebih baik kamu menemui Reno!" balas Soraya pada anaknya itu.Natasya segera memasuki kamarnya lalu bergegas mandi dia sudah tidak sabar untuk segera menemui Reno. Sudah berulang kali ia mencoba untuk menghubungi nomor Reno tapi Reno tidak pernah me
Aryo melajukan kendaraan dengan cepat menembus kepadatan lalu lintas menuju rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, dengn tergesa Alya turun dari mobil dan memasuki rumah sakit. Saat sampai di ruang inap Ibunya, Alya langsung berlari menghampiri Ibunya yang terbaring lemah."Ibu ini Alya, maafkan Alya karena baru sekarang bisa menjenguk ibu."Mendengar suara anaknya datang, Aminah membuka matanya dengan perlahan."Alya, kamu kemana saja? Kenapa baru sekarang menjenguk ibu?"Alya menggenggam tangan Ibunya dengan rasa bersalah."Maafkan Alya, Bu. Alya belum bisa menemui Ibu kemarin ada banyak hal yang terjadi dan Alya harap Ibu bisa memaafkan Alya.""Ibu tidak akan pernah marah padamu, ibu hanya khawatir dengan keadaanmu," jawab Ibunya."Alya baik-baik saja, Bu. Ibu cepat sehat ya?" uca
Alya tengah membersihkan semua ruangan yang ada di lantai satu rumah itu. Selama tinggal di rumah itu, Alya berusaha untuk selalu menyibukkan diri bekerja agar Mama mertuanya sedikit merasa senang dengan kehadirannya di rumah itu.Saat tengah membersihkan debu yang menempel di figura foto yang terpampang di dinding rumah, Alya melihat potret wajah Reno semasa remajanya. Wajahnya tersenyum lebar. Alya bisa melihat kecerian dari wajah Reno yang belum pernah dia lihat langsung dari Reno.Tanpa sadar, sikunya menyenggol sebuah vas bunga yang terletak di atas meja. Sehingga membuat bunyi yang sangat keras. Vas bunga itu hancur berkeping menimpa lantai. Alya sangat kaget dan langsung buru-buru ingin membersihkannya."Suara apa itu?" tanya Lastri sambil berjalan mendekati Alya."Maaf Ma, aku tidak sengaja menyenggol vas bunga ini," jawab Alya."Apaa
"Bi, boleh aku numpang sholat di kamar Bibi?" tanya Alya pada Bi Inah."Lho? Kenapa di kamar Bibi, Non?" tanya Bi Inah dengan heran."Mama yang nyuruh aku, Bi. Aku tidak boleh masuk ke kamarku sekarang," jawab Alya dengan wajah pucat karena kelelahan."Baiklah, Non masuk saja," jawab Bi Inah.Lastri langsung kembali ke lantai dua setelah memastikan Alya tidak memasuki kamarnya dan menuju kamar Bi Inah.Bi Inah yang melihat majikannya sudah kembali ke lantai atas, buru-buru mematikan kompor dan meraih sebungkus roti yang ada di meja makan. Dengan sedikit berlari dia menuju kamarnya dengan roti yang ada di balik bajunya.Saat sampai di kamarnya, Alya tengah melipat mukena dan sajadah pertanda dia sudah selesai sholat."Non, ini bibi bawakan roti. Cepat Non habiskan di sini. Nanti Nyonya
Reno duduk di samping ranjang tepat di mana Alya tengah terbaring lemah. Reno mencoba menggenggam tangan Alya. Dia sangat kaget mendapati jemari Alya yang sangat dingin. Reno menggenggam erat jemari tangan Alya seakan mencoba untuk sekedar menghangatkan tangan Alya. Perlahan Reno menyelimuti tubuh Alya hingga ke dadanya.Tiap kali melihat Alya, Reno selalu terbayang akan masa kecilnya dulu. Saat dimana dia mempunyai seorang teman perempuan yang selalu membelanya saat anak-anak lain berbuat nakal padanya.Perempuan kecil itu selalu bertindak kecil saat Reno mendapatkan masalah. Pernah sekali, anak-anak lain mencoba untuk memukuli tubuh Reno yang kecil, dengan sigap perempuna kecil itu meraih kayu dan beralih memukuli semua orang yang hendak memukul Reno. Reno yang ketakutan berlindung di punggung perempuan kecil itu.Senyum lebar perempuan kecil itu sampai sekarang masih terbayang d