Share

Bab 5 : Bertemu Kembali

Rey membulatkan sempurna kedua bola matanya ketika melihat wanita yang ada di hadapannya kini adalah Lisa, wanita yang pernah ia cintai dulu.

"Lisa," guma Rey begitu tak percaya akan hadirnya Lisa kembali.

Begitu juga dengan Lisa yang begitu kaget ketika melihat Rey ada di hadapannya. "Rey, ka-kamu … ngapain ada di sini?"

Rey mengusap kasar wajahnya, ia takut kalau dirinya itu sedang bermimpi atau salah lihat karena melihat Lisa yang ada di depan matanya kini.

"Aku gak salah lihat, kamu ada di depan mata aku, kamu adalah wanita yang kunikahi beberapa waktu yang lalu?"

"Hah?! Delisha terperangah mendengar pernyataan dari Rey, "a-apa? Jadi, lelaki yang menikah dengan aku itu kamu?!"

Rey langsung meraih tubuh Delisha, membawanya ke dalam pelukannya. Dia begitu tak percaya akan semua hal ini. Apalagi, lelaki yang memiliki gaya rambut undercut itu melihat Lisa sekarang ada di hadapannya, dan ternyata wanita yang ia rindukan selama ini sudah ia nikahi.

Delisha melepaskan pelukan Rey. "Lepasin! Kalau aku tahu aku akan menikah dengan kamu, aku pasti sudah menolaknya."

Rey melihat wajah Delisha yang kesal, raut wajahnya sudah menampakkan kemarahan yang begitu mendalam. "Lisa, aku juga tidak tahu mengapa aku bisa menikah dengan kamu."

"Aku tuh gak mau Rey. Aku gak mau melihat wajah kamu lagi! Apa lagi menikah dengan kamu."

"Tapi kita sudah menikah Lisa."

"Pernikahan kita cuma pernikahan siri dan Papa bilang, kalau aku sudah menikah, aku boleh pulang. Jadi, aku gak harus tinggal sama kamu bukan?"

Rey menggelengkan kepalanya atas penuturan dari Lisa. Bagaimana bisa Rey melepaskan wanita yang selama ini ia cari ke mana-mana? Rey tidak akan pernah melepaskan Lisa kembali.

Rey bahagia bisa bertemu lagi dengan Lisa. Lelaki itu begitu beruntung, nasibnya telah mempertemukan mereka kembali. Apalagi dalam sebuah pernikahan.

"Tidak Lisa, kita sudah menikah. Mana mungkin kita tidak tinggal bersama."

"Apanya yang tidak mungkin? Dulu kamu juga bilang kalau kamu tidak mungkin ninggalin aku begitu saja bukan? Tapi apa buktinya? Semenjak kamu bertemu dengan Erlin, kamu berubah begitu saja dan kamu meninggalkan aku, dan lebih memilih hidup bersama dengan dia bukan?!"

Delisha sudah tak bisa membendung air matanya lagi, ia mengingat kembali perlakuan Rey terhadapnya dulu ketika meninggalkannya begitu saja seperti sampah.

Rey meraih tangan Lisa. "Maafkan aku Lisa, aku tahu aku salah. Aku menyesal sudah meninggalkan kamu demi Erlin, tapi aku begitu bahagia. Akhirnya, Tuhan mempertemukan kita kembali. Apalagi dalam sebuah pernikahan."

Delisha menghempaskan tangan Rey. "Lepaskan aku, Rey! Kamu pikir mudah bagiku menerima pernikahan ini! Aku menikah hanya menggantikan adik aku saja karena dia kabur, aku juga tak pernah berpikir untuk hidup bersama kamu."

"Lisa, apa kamu tidak bisa memaafkan aku? Apa kamu tidak bisa memberi aku kesempatan kedua?"

"Aku tidak bisa, aku mau pergi saja."

Delisha melangkahkan kakinya untuk pergi dari kamar tersebut, Delisha tak ingin melihat wajah Rey lagi, wajah lelaki yang sudah menyakitinya dulu.

Rey dan Lisa sempat menjalin hubungan ketika mereka masih menginjak sekolah di bangku SMA, hubungan mereka yang sudah terjalin selama 2 tahun harus kandas karena adanya orang ketiga.

Rey memilih pergi meninggalkan Lisa karena wanita lain, bahkan lelaki itu pun begitu tega mencampakkan Lisa begitu saja tanpa peduli dengan perasaan Lisa.

Rey menahan tangan Lisa ketika melihat Lisa akan pergi dari kamar tersebut.

"Aku mohon jangan pergi, tetaplah di sini," pinta Rey memohon.

"Aku tidak bisa," tolak Lisa.

Rey menarik Lisa sampai tubuh Lisa pun sudah berada dalam dekapannya, Rey memeluk Lisa begitu erat dari belakang.

"Kamu sudah menjadi istri aku Lisa, patuh lah sedikit."

"Patuh? Kamu bilang patuh? Kamu pikir aku ini hewan peliharaan kamu?"

"Kamu adalah istriku, aku suami kamu. Jadi, kamu harus nurut dengan semua perkataan aku."

"Aku hanya menjadi istri kamu sementara, aku akan bilang sama Papa kalau aku tidak mau menghabiskan sisa hidup aku dengan hidup bersama lelaki seperti kamu. Jadi, aku mohon lepasin aku!"

"Aku tidak akan melepaskan kamu."

Rey membenamkan wajahnya di celuruk leher Delisha, ia begitu rindu dengan wangi vanilla yang melekat pada tubuh gadis itu.

"Lepasin aku, Rey!"

Lisa meronta-ronta agar Rey mau melepaskannya. Namun, bukannya Rey melepaskannya, dia malah mengeratkan pelukannya.

"Rey, aku mohon jangan seperti ini! Aku akan menghabisi kamu kalau kamu berani macam-macam sama aku!"

Rey tidak menghiraukan perkataan Lisa, ia terus saja menghisap celuruk leher Delisa, sampai sudah terdapat cap merah tanda kepemilikannya.

"Rey, aku benar-benar mengutukmu, Rey!"

Lisa sudah geram kepada mantannya, ia mencoba melepaskan tangan Rey yang melingkar pada dadanya. Namun begitu sulit, karena Rey mengeratkan pelukannya begitu erat. Tangannya yang kekar begitu menyesakkan dada Lisa, sampai wanita itu pun begitu sangat kesulitan untuk melepaskannya.

Rey memutar tubuh Lisa untuk menghadap ke arahnya. Delisa terkesiap tatkala Rey langsung membenamkan kedua bibir mereka.

Delisha memukul-mukul dada bidang Rey, berharap Rey mau melepaskannya. Namun sepertinya percuma saja, karena Rey tak kunjung juga melepaskannya barang sedetik pun.

Rey tak peduli bila dirinya sedikit menyakiti Lisa. Linangan air mata yang sudah membendung dan sudah siap untuk tumpah dari pelupuk mata Lisa menjadi saksi betapa tersiksanya Delisha.

"Emphh!"

Delisha sudah kehabisan napas, tapi Rey tetap saja tak melepaskannya.

"Lepas!"

Delisha mendorong tubuh Rey begitu keras sampai tubuh mereka pun sudah menjauh beberapa cm.

Delisha mengusap bibirnya yang sudah bengkak. "Kamu keterlaluan Rey! Aku benci sama kamu!" umpat Delisha.

"Lisa aku mencintai kamu."

"Tapi aku tidak!"

Rey menggendong Lisa ala bridal style, lagi-lagi Delisha terkesiap, tatkala Rey tiba-tiba menggendong tubuhnya.

Rey membawa Lisa ke arah tempat tidur, ia langsung melemparnya begitu saja, sampai membuat tubuh Lisa begitu sakit. Rey mengunci pergerakan Lisa dari atas, Rey menahan tubuhnya dengan kedua tangannya.

"Lepasin aku, Rey! Tolong jangan seperti ini!"

Lisa memukul-mukul dada bidang Rey. Tangisan Delisa sudah pecah sedari tadi, air matanya sering kali lolos dari pelupuk matanya.

Rey mengusap air mata Delisha menggunakan ibu jarinya. Ia pun mengecup kedua bola mata Lisa secara bergantian.

"Aku tidak akan kasar, asal kamu nurut sama aku."

"Kamu bukan hanya saja menyakiti hati aku Rey, kamu juga sudah menyakiti psikis aku."

"Maafkan aku Lisa, tapi aku tidak akan lagi melepaskan kamu."

Rey mengelus wajah cantik Delisha yang masih terpoles make-up begitu lembut, Rey begitu sangat merindukan Lisa, jari jemari lentiknya sudah bermain di pipi Lisa. Membuat tubuh Lisa semakin meremang.

"Jadilah jinak, ok!"

Rey akan mendaratkan kecupannya lagi dibibir Lisa. Namun, Lisa menolehkan wajahnya ke kanan, sampai bibir Rey pun hanya menyentuh pipinya saja.

"Sayang, beri aku kesempatan kedua, aku janji, aku akan menempatkan kamu di hati aku yang paling terdalam, hanya kamu yang akan menjadi satu-satunya wanita yang ada di dalam hati aku. Kamu mau kan?" bisik Rey di telinga Lisa.

Rey mulai mengecup daun telinga Delisha, sampai membuat desiran darah yang ada di dalam tubuh Delisha mengalir hebat.

Drrtt! Drrttt! Drrttt!

Rey harus menghentikan aktivitasnya karena mendengar suara ponselnya yang bergetar.

"Sial!" umpat Rey kesal.

Rey langsung menyambar ponselnya yang tergeletak di atas meja nakas.

"Halo!"

"Apa?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status