Istri Pengganti Tuan Muda

Istri Pengganti Tuan Muda

Oleh:  Vanilla_Nilla  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9
8 Peringkat
104Bab
42.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Nak, tolong Papa, hanya kamu yang bisa menolong kehormatan keluarga Wijaya dan Maduswara. Kalau pernikan ini dibatalkan, nama baik keluarga Maduswara pasti hancur, begitu juga dengan perusahaan Papa yang sudah Papa kelola selama ini."

Lihat lebih banyak
Istri Pengganti Tuan Muda Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
ep_waty15
bagus dan bisa dilanjutkan
2024-04-14 23:53:09
0
user avatar
Vanilla_Nilla
Halo semua, terima kasih yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca cerita saya, mohon maaf bila ceritanya tidak menarik. Sehat selalu untuk kalian.
2024-04-04 16:13:56
0
user avatar
Dinara Sofia
Bikin penasaran nih.
2024-01-22 17:02:48
0
user avatar
Tri Novi Setio Wibowo
suka ceritanya gk bertele-tele.
2023-12-06 11:50:30
0
user avatar
Dhea Permata
baru baca bab awal, bagus ceritanyA
2023-11-03 00:40:20
1
user avatar
Ardian Pratama
bagus sekali senang bacanya
2023-10-27 18:10:14
1
user avatar
Adny Ummi
seruuu. lanjutttt
2023-07-30 23:08:52
2
default avatar
TRD Simulator Game
gk gt jelas critanya
2024-02-16 11:36:42
0
104 Bab
Bab 1 : Sebuah Pengkhianatan
Seorang lelaki sedang berjalan menuju apartemen kekasihnya dengan membawa sebuah buket bunga mawar yang begitu cantik.Rey memesan bunga itu dari toko langganannya. Pria tersebut memang sering memesan bunga untuk kekasih yang paling dicintai. Dia sudah tak sabar karena satu hari lagi pernikahan mereka akan terlaksana."Semoga saja Erlin suka dengan bunganya," gumam Rey bermonolog.Pria itu mulai membuka unit apartemennya menggunakan kartu akses. Apartemen ini sengaja Rey belikan untuk calon istrinya. Lelaki tersebut berencana akan tinggal di apartemen ini ketika mereka berdua sudah menikah nanti.Pintu ruangan sudah mulai terbuka. Rey melangkah masuk hendak mencari keberadaan Erlin. Pria itu berjalan perlahan dan menaiki anak tangga. Mungkin saja Erlin masih berada di dalam kamarnya. Akan tetapi, ketika Rey menaiki anak tangga satu per satu, ia mendengar suara desahan dari kamar kekasihnya."Kurang ajar! Apa yang sudah Erlin lakukan di dalam sana?" umpat Rey kesal dengan suara lirih.
Baca selengkapnya
Bab 2 : Rencana Bella
"Gak, Pa, Bella gak mau menikah dengan lelaki yang gak Bella kenal. Bella juga sudah punya pacar. Bella gak mau putus sama pacar Bella! Bella gak mau semua orang menertawakan Bella karena menjadi istri pengganti," protes gadis itu.Jonathan mengusap kasar wajahnya, Bella selalu saja susah diatur. Ia harus berusaha agar anaknya, mau menerima pernikahan ini. "Papa mohon Bella ... lagian Maduswara Company sekarang masih berada dalam puncaknya. Kamu pasti akan bisa menikmati semua harta mereka.""Bella gak percaya Papa akan bilang seperti itu sama Bella, memangnya Papa pikir kebahagiaan Bella bisa dibeli dengan uang? Bella gak peduli mau dia orang kaya atau orang miskin. Bella tetap akan menolak pernikahan ini!""Papa gak mau tahu, pokoknya kamu harus menikah. Kalau tidak, Papa tidak akan menganggap kamu sebagai anak Papa lagi." Jonathan langsung pergi dari hadapan keluarganya untuk menuju kamarnya."Papa! Bella gak mau menikah sama lelaki itu!" teriak Bella yang tak digubris oleh Jonath
Baca selengkapnya
Bab 3 : Pengganti Bella
"Anak sialan!" umpat Jonathan yang begitu kecewa terhadap Bella yang sudah kabur dari kamarnya."Bagaimana, Pa, Bella tidak ada di dalam kamarnya?" Juwita begitu sedih ketika tak mendapatkan putrinya berada di dalam kamar.Bella juga meninggalkan gaun pengantinnya di atas tempat tidur, Juwita juga tak melihat koper maupun baju-baju Bella yang ada di dalam lemarinya, sudah pasti anaknya itu sudah kabur.Melinda memasuki kamar Bella dengan membawa sebotol air mineral di tangannya."Kak, ada apa? Sepertinya kalian gelisah sekali?" tanya Melinda kepada Jonathan dan Juwita yang sedang gelisah."Bella kabur Melinda," jawab Juwita."Apa? Kabur? Lalu, bagaimana dengan pernikahannya? Keluarga Maduswara pasti akan kecewa kepada kita."Mereka memikirkan cara bagaimana caranya untuk mengatakan kepada keluarga Maduswara bila putrinya, Bella, telah kabur."Papa akan menghubungi keluarga Maduswara," ujar Jonathan, lalu merogoh ponselnya untuk menghubungi keluarga Maduswara."Halo, bagaimana Jonathan?
Baca selengkapnya
Bab 4 : Hari Pernikahan
"Hentikan leluconmu Abbas!""Hai, kamu jangan marah-marah itu tidak baik bagi kesehatanmu. Hari ini adalah hari pernikahanmu, harusnya kau bahagia bukan? Bukannya marah-marah tak jelas seperti ini."Rey mengusap kasar wajahnya. Hari ini memang hari pernikahannya, tapi perasaannya sama sekali tidak bahagia. Bagaimana Rey bisa bahagia? Bila ia harus menikah dengan seseorang yang tidak ia cintai, menyapa saja tak pernah. Apalagi bertemu dan melihat wajahnya."Bagaimana aku bisa bahagia Abbas? Coba bayangkan bila kamu sedang berada di posisiku. Apakah kamu juga akan bahagia bila dikhianati oleh seseorang yang kamu cintai? Apalagi ini hari pernikahanku dan aku harus menikah dengan wanita yang sama sekali tak aku cintai, bahkan mengenalnya saja tidak.""Tenanglah Rey. Aku tahu kamu bisa melalui semua ini. Jangan bersedih, aku yakin kamu pasti akan menemukan bahagiamu nanti. Sekarang kamu bersiap-siaplah dulu, semua tamu undangan sudah hadir, mereka sudah menunggu kedatanganmu sedari tadi."A
Baca selengkapnya
Bab 5 : Bertemu Kembali
Rey membulatkan sempurna kedua bola matanya ketika melihat wanita yang ada di hadapannya kini adalah Lisa, wanita yang pernah ia cintai dulu."Lisa," guma Rey begitu tak percaya akan hadirnya Lisa kembali.Begitu juga dengan Lisa yang begitu kaget ketika melihat Rey ada di hadapannya. "Rey, ka-kamu … ngapain ada di sini?"Rey mengusap kasar wajahnya, ia takut kalau dirinya itu sedang bermimpi atau salah lihat karena melihat Lisa yang ada di depan matanya kini."Aku gak salah lihat, kamu ada di depan mata aku, kamu adalah wanita yang kunikahi beberapa waktu yang lalu?""Hah?! Delisha terperangah mendengar pernyataan dari Rey, "a-apa? Jadi, lelaki yang menikah dengan aku itu kamu?!"Rey langsung meraih tubuh Delisha, membawanya ke dalam pelukannya. Dia begitu tak percaya akan semua hal ini. Apalagi, lelaki yang memiliki gaya rambut undercut itu melihat Lisa sekarang ada di hadapannya, dan ternyata wanita yang ia rindukan selama ini sudah ia nikahi.Delisha melepaskan pelukan Rey. "Lepasi
Baca selengkapnya
Bab 6 : Kesempatan Kedua
Rey langsung menyambar ponselnya yang tergeletak di atas meja nakas. "Halo!""Rey, ada masalah.""Masalah, masalah apa memangnya?""Erlin, dia sekarang ada berada di atas gedung, dia bilang, dia ingin mengakhiri hidupnya bila kamu tidak datang.""Apa?""Iya, dia sekarang sedang berada di atas gedung.""Bilang kepadanya, jangan terlalu membual. Aku sudah tidak peduli lagi. Mau dia hidup atau mati sekalipun""Ya ampun, Rey, yang benar saja. Nanti kalau Erlin benar-benar loncat dari atas gedung bagaimana?""Memangnya kamu tidak bisa untuk menghentikannya?""Tidak bisa, Rey. Dia tetap ingin kamu yang menghentikannya.""Dasar tidak becus! Mengurus satu wanita saja tidak bisa. Pantesan selama ini kamu masih sendiri!" Rey mengejek Abbas yang belum memiliki kekasih sampai sekarang."Sudahlah, Rey, kamu jangan menghina aku terus. Aku akan tunggu kamu 15 menit, kalau kamu tidak sampai juga, aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.""Baiklah, aku ke sana sekarang."Rey memutuskan sambun
Baca selengkapnya
Bab 7 : Mengurus Perceraian
Setelah Rey mendengar bila Erlin loncat dari atas gedung, lelaki itu langsung menghampiri tempat Erlin berada kini. Erlin langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk segera diberikan pertolongan, karena darah segar yang keluar dari tubuhnya begitu banyak."Bagaimana Erlin bisa loncat? Aku sudah bilang padamu untuk mengurusnya!" Rey mengomel kepada Abbas karena sekretarisnya itu tidak becus dalam menggagalkan rencana Erlin."Kenapa kamu jadi marah sama aku? Dari tadi aku sudah berusaha keras agar Erlin tak loncat dari atas gedung. Namun tetap saja, wanita itu tetap saja loncat.""Terus, di mana dia sekarang?""Lagi di ruangan operasi, Dokter sedang mengurusnya. Bagaimana kalau Erlin meninggal, Rey?""Ya sudah, kalau dia meninggal mau bagaimana lagi," kata Rey, dia sudah masa bodoh dengan keadaan Erlin. Entahlah, Rey merasa sakit hatinya kini begitu besar kepada Erlin dibanding dengan perasaan cintanya."Enteng sekali kamu bilang seperti itu."Abbas menatap heran ke arah Rey, dia tidak
Baca selengkapnya
Bab 8 : Sebuah Pertengkaran
"Ayo, Sayang, kita pergi dari sini. Papa tidak akan membiarkan kamu hidup bersama orang-orang seperti mereka."Delisha tertunduk lesu mendengar perkataan kedua orangtua Rey yang menyuruhnya untuk pergi dari kehidupan Rey kembali. Dunia seakan runtuh ketika semuanya seperti dejavu bagi Delisha. Wanita itu merasa seakan kembali ke dalam masa lalu yang kelam, hatinya harus kembali terluka ke dalam jurang yang dalam lagi. "Baik, Pa."Delisa mengangguk pelan, gadis yang memiliki rambut lurus yang panjangnya sampai bahu itu hanya bisa menuruti perkataan papanya. Ia tahu bila dirinya tinggal bersama Rey, dan tinggal dengan anggota keluarga Rey hidupnya pasti akan tersiksa. Apalagi kedua orang tua Rey yang tak pernah suka kepadanya karena cap anak haram selalu melekat pada dirinya. 15 menit telah berlalu, Delisha dan Jonathan sudah sampai di Mansion Wijaya. Jonathan membawa putri kesayangannya untuk masuk ke dalam mansion, meskipun Delisha adalah anak di luar nikah Jonathan bersama kekasihn
Baca selengkapnya
Bab 9 : Kepergian Delisha
"Delisha!" Jonathan membulatkan kedua bola matanya sempurna, ketika melihat putrinya yang terbentur tembok sampai darah segar yang keluar dari hidung Delisha mengalir deras."Nak, kamu tidak apa-apa?" Jonathan langsung berjalan menghampiri Delisha.Delisha mengusap darah segar yang sudah menetes pada hidungnya. "Delisha gak apa-apa kok, Pa."Setelah membantu Delisha berdiri, Jonathan kembali melihat ke arah Juwita. Semburat api amarah sudah menyala di kedua bola matanya. "Berani sekali kamu mendorong putriku!""Memangnya, kenapa, Pa?""Kenapa? Kamu bilang kenapa? Kamu tidak melihat hidung Delisha mengeluarkan darah? Apa kamu tidak memiliki hati nurani sedikit pun?!" geram Jonathan melihat tingkah istrinya yang semena-mena. "Sudah, Pa, stop!" Juwita menyela perkataan Jonathan. "Mama tidak ingin Papa terus membela gadis itu terus menerus. Sekarang lebih baik Papa cari keberadaan Bella!"Ketika Jonathan hendak bersuara kembali, Delisha menahan tangan papanya. Dia tak ingin orang tuanya r
Baca selengkapnya
Bab 10 : Memberi Kebahagiaan
"Iya, Jonathan sudah membawanya pergi. Lebih baik kamu segera urus perceraian kamu dengan dia. Papa tidak ingin kamu meneruskan pernikahan kamu dengan wanita haram itu."Rey tak tahu mengapa Emran bisa berkata seperti itu, papanya ingin sekali bila dirinya segera melepaskan Delisha. Namun, Rey tak mungkin melepaskan begitu saja. Rey tidak ingin kehilangan Delisha untuk yang kedua kalinya."Maaf, Pa, Rey tidak bisa. Rey tidak mungkin menceraikan Delisha sampai kapan pun."Braakkk!Emran memukul meja begitu keras. Rey dan Arumi terkesiap tatkala melihat gebrakan meja yang sudah dilakukan oleh Emran. "Anak tidak berguna! Bagaimana bisa kamu akan hidup bersama wanita haram itu?! Sampai kapan pun Papa tidak akan setuju kamu hidup bersama dia!"Emran begitu emosi mendengar perkataan dari Rey. Anak yang sudah ia besarkan selama ini, berharap akan menjadi anak yang penurut, dan mau melakukan apa pun yang Emran perintah, tetapi ternyata dia sudah salah, Rey sama sekali tak mau mendengar perkata
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status