Share

Bab 12 Aku Mau Menikahinya

Irfan segera meminta staf yang berada dalam ruangan untuk keluar, lalu mendatangi Ferdy. Dia bahkan tidak berani menatap Chelsea.

“Pak Ferdy, apa Bapak tahu rupa Bu Chelsea seperti apa?”

Wajah wanita ini tidak bisa dijelaskan dengan kata “jelek” lagi! Ini jelas-jelas mengerikan!

Ferdy berkata dengan tenang, “Aku tahu. Ada bekas luka silang di sisi kiri wajahnya.”

“Bapak … Bapak tahu?” Irfan sangat kaget. “Kalau begitu, Bapak masih …”

“Iya, aku mau menikahinya.”

“....” Irfan sangat terkejut, hingga tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.

Apa jangan-jangan bukan hanya mata Pak Ferdy yang tidak berfungsi dengan baik, tapi otaknya juga rusak?

Dia hanya bisa melihat ke arah Chelsea dan berkata, “Katakan padaku! Kamu menggunakan cara apa untuk memaksa Pak Ferdy agar mau menikahimu!”

“Irfan.” Ferdy berseru tajam, “Kamu sudah lupa siapa dirimu ya arena terlalu lama nggak bertemu denganku?”

“Aku ….” Irfan telah bekerja untuk Ferdy selama bertahun-tahun. Dia sangat tahu bagaimana sifat bosnya ini. Bosnya ini tidak suka orang lain mengomentari keputusannya.

Namun, keputusan Ferdy yang kali ini terlalu diluar nalar!

Bagaimana bisa seorang Ferdy Milano menikah dengan wanita jelek seperti itu?

Namun, dia hanyalah seorang asisten. Mana punya hak untuk berbicara?

Irfan menelan kembali semua yang ingin dia katakan, lalu menyingkir dan berkata, “Maaf, Pak Ferdy, aku salah.”

Kemudian, dia pun menyaksikan Ferdy dan Chelsea mengurus buku nikah.

Setelah mengurus langkah-langkah di akhir, Irfan meminta pegawai KUA untuk menjaga kerahasiaan hal ini. Jangan sampai ada informasi yang tersebar.

Setelah keluar dari pintu, Chelsea merebut buku nikah miliknya dan berkata, “Kamu pulang dulu saja. Aku ada urusan lain.”

Raut muka Ferdy berubah muram, mendengarkan langkah kaki Chelsea menuruni tangga.

Ada berapa banyak wanita di Kota Mahara yang bermimpi untuk menikah dengannya? Namun, wanita ini kabur setelah mendapat akta nikah!

Apa wanita itu tidak ada perasaan senang sama sekali?

Semakin Ferdy memikirkannya, dia semakin merasa seperti alat yang dimanfaatkan oleh wanita itu untuk mencapai tujuannya.

Irfan melihat ada yang tidak beres dengan suasana hati Ferdy. Dia mengira bosnya itu marah karena menikah dengan seorang wanita jelek.

Dia menyarankan sambil berpikir, “Pak, kalau Bapak mau membatalkannya, aku bisa membantu Bapak sekarang.”

“Bagaimana situasi di kantor sekarang?” tanya Ferdy tiba-tiba.

Mendengar pertanyaan Ferdy, Irfan langsung kegirangan dan melupakan tentang Chelsea. “Kita balik ke mobil dulu. Aku akan melaporkannya secara detail nanti!”

Sejak Ferdy kehilangan penglihatannya, dia tidak pernah menanyakan apa pun tentang Milano Group.

Irfan sangat was-was ketika melihat hak atas Milano Group berangsur-angsur jatuh ke tangan putra pertama dari Damian Milano, yaitu Sandy, kakak sepupunya Ferdy. Dia sudah beberapa kali mencoba untuk membicarakan hal ini dengan Ferdy, tetapi ditolak.

Kali ini, Ferdy berinisiatif untuk bertanya, sehingga dia merasa sangat lega!

Pak Ferdy yang dia kenal telah kembali!

***

Di rumah keluarga Soraya.

Johanna sedang menyusun perhiasannya di depan meja rias. Ketika dia mengingat tentang Kalung Beloved, dia menjadi sangat marah.

“Kamu juga bodoh. Bagaimana bisa kamu mengembalikan Beloved ke Chelsea? Barang itu sangat unik dan nggak ada duanya!”

“Sudahlah, sudah berapa hari ini. Sudah berapa kali kamu mengatakannya!”

Radi sangat marah. “Kamu nggak lihat waktu itu Pak Ferdy yang menjemput Chelsea sendiri? Siapa yang berani mengatakan apa pun kalau Pak Ferdy yang mendukungnya?”

“Cih!” Johanna meludah. “Pak Ferdy memang buta, makanya bisa menganggap anak jelek itu berharga. Kalau dia benar-benar melindungi anak itu, apa keluarga Milano masih akan menyuruh kita untuk jangan memberi tahu siapa pun tentang pernikahan itu?

“Jelas sekali, keluarga Milano memanfaatkan wanita itu sebagai alat reproduksi. Dia nggak punya nama dan status. Setelah melahirkan anak untuk mereka, dia pasti akan diusir dari rumah!”

Johanna mencibir dan berkata, “Aku harus tetap membuka mata untuk melihat dia dipermalukan!”

Pada saat ini, pelayan datang untuk melapor, “Pak, Bu, Non Chelsea datang.”

Johanna tersenyum semakin lebar. “Hei, dia nggak mungkin diusir secepat ini, ‘kan?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status