Mata Dira melebar saat melihat Maura sudah berdiri dari tempatnya dan kini malah menghadang langkahnya.
Dira mendengkus sambil tersenyum samar. “Iya, Maura.”
Maura tersenyum dengan ramah. Wajahnya yang full make up dan penampilannya yang selalu seksi tampak menawan. Mungkin karena itu juga membuat Alif nyaman bersamanya. Tanpa sebab Dira sedikit iri padanya.
“Aku sama Alif juga. Apa kamu mau gabung bersama kami?”
Sontak Dira menggeleng dan menggerakkan tangan melakukan penolakan.
“Eng … enggak. Aku … aku sudah mau pergi, kok.”
“Aku … ada janji lagi.”
Dira sebisa mungkin menolak tak masalah jika harus berbohong kali ini.
“Oh … begitu. Aku pikir kamu mau gabung dengan kami.”
Dira tersenyum samar dan menggeleng dengan tegas. Kejadian semalam saja masih membuat hatinya dongkol. Mana mungkin dia bersama pria menyebalkan itu kembali. Cukup
Mata Dira melebar saat melihat Maura sudah berdiri dari tempatnya dan kini malah menghadang langkahnya.Dira mendengkus sambil tersenyum samar. “Iya, Maura.”Maura tersenyum dengan ramah. Wajahnya yang full make up dan penampilannya yang selalu seksi tampak menawan. Mungkin karena itu juga membuat Alif nyaman bersamanya. Tanpa sebab Dira sedikit iri padanya.“Aku sama Alif juga. Apa kamu mau gabung bersama kami?”Sontak Dira menggeleng dan menggerakkan tangan melakukan penolakan.“Eng … enggak. Aku … aku sudah mau pergi, kok.”“Aku … ada janji lagi.”Dira sebisa mungkin menolak tak masalah jika harus berbohong kali ini.“Oh … begitu. Aku pikir kamu mau gabung dengan kami.”Dira tersenyum samar dan menggeleng dengan tegas. Kejadian semalam saja masih membuat hatinya dongkol. Mana mungkin dia bersama pria menyebalkan itu kembali. Cukup
Tiba-tiba Alif terkekeh dan suara tawanya terdengar sengau. Pelan Dira membuka mata dan menatap bingung ke arah Alif. Mata mereka bertemu.Sepasang mata penuh kebencian menantang mata kecil yang kini terlihat kalut.“Kenapa? Kamu pikir aku akan menciummu, begitu?”Ucapan Alif terdengar dingin dan penuh ejekan. Bahkan pria tampan itu langsung melepas rengkuhannya dan mendorong tubuh Dira dengan kasar.Dira tersentak membuat tangannya langsung melepas pelukannya ke Alif dan menabrak dinding di belakangnya dengan keras.“Kamu tuh hanya pengganti. Jadi jangan bermimpi, Dira!!!”Alif berkata sambil menonyor kening Dira hingga kepalanya terbentur ke dinding di belakang. Dira hanya membisu menerima perlakuan Alif.Bodoh sekali dia berpikir jika pria ini akan membuka hati untuknya. Bebal sekali dia hingga mengira Alif akan menciumnya dan melakukan interaksi layaknya suami istri.Harusnya dia sadar jika sampai ma
“Pak, Bapak masih di sana, kan?”Alif menelan ludah sambil mengangguk. Entah kenapa dia merasa sedikit khawatir kini. Bukan mengkhawatirkan keadaan Dira, tapi Alif bingung harus mempertanggung jawabkan tugasnya sebagai suami ke mertua dan orang tuanya jika terjadi sesuatu pada Dira.“Iya. Biar nanti aku hubungi Dira. Terima kasih atas informasinya, Fir.”Alif langsung mengakhiri panggilannya. Ia gegas bangkit menyambar jaket dan kunci mobil kemudian berjalan keluar kamar.Alif berlarian menuruni tangga kemudian berjalan cepat menuju pintu. Namun, langkahnya langsung terhenti saat melihat Dira masuk.Dira terdiam membisu, berjalan sambil menundukkan kepala melewati Alif. Tampangnya berantakan, rambut acak-acakan, riasannya luntur dan wajahnya sangat muram. Alif mendengkus, menyipitkan mata melihat wanita cantik itu.“Dari mana kamu?” sergah Alif.Bukan jawaban yang diberikan Dira, hanya tatapan dingi
“Hei!! Tunggu!!!” seru mereka sambil melambai ke arahnya.Dira tercengang dan baru sadar jika dia melihat dua pria ini di dalam club tadi. Jangan-jangan mereka orang suruhan Pak Lukito.“GAWAT!!!”Tanpa pikir panjang, Dira langsung berlari. Ia tidak melihat arah dan terus berlari.Club malam ini terletak di jajaran ruko yang tidak begitu ramai bahkan jauh dari pusat kota sehingga tidak ada orang yang melihat aktivitas mereka.Dira masih berlari. Untung saja ia tidak menggunakan high heels kali ini sehingga mempermudah larinya. Namun, tetap saja ia khawatir dua orang itu bisa menyalip langkahnya.Mata Dira jelalatan mencoba mencari cara untuk menghindar dari dua orang itu. Akhirnya dia memilih lari ke arah jalan utama saja. Di sana pasti banyak kendaraan dan dia bisa meminta tolong.CKITT!!!Baru saja Dira membelokkan larinya ke jalan utama, tiba-tiba sebuah mobil langsung menangkapnya. Untung saja mobil
“Aku pulang telat hari ini. Jadi kamu gak usah masak.”Dira tersenyum lebar saat membaca pesan dari Alif. Tidak disangka Tuhan memberinya kemudahan hari ini.Padahal sejak tadi Dira bingung harus memberi alasan apa ke Alif jika pulang malam. Namun, nyatanya suaminya juga pulang terlambat hari ini. Rasanya tidak masalah jika Dira bertemu dengan klien barunya itu.Pukul enam sore, Dira keluar dari kantor. Ia sengaja menggunakan taxi. Dira belum sempat mengurus mobilnya. Mungkin besok dia akan meminta pihak bengkel mengirim ke rumahnya.“Ini tempatnya, Nona!!” ujar sopir taxi menginterupsi lamunan Dira.Dira terdiam sambil menatap bangunan di depannya. Sesekali ia membaca alamat yang diberikan pengirim pesan tadi.“Pak, ini bukannya night club, ya?”Sopir taxi itu mengulum senyum.“Nona, alamat yang Anda berikan tadi memang sebuah night club.”Dira terdiam, mengerat bibirnya s
“Mas Alif!!!” geram Dira.Ia menggigit gigi sambil menatap penuh kebencian ke mobil Alif. Lubang hidungnya melebar kembang kempis mengolah udara dengan tangan mengepal penuh amarah.Sementara Alif tersenyum menyeringai melihat reaksi Dira.“Salah sendiri berdiri di sana.”Alif berkata sambil melirik ke spion. Di sana ia melihat Dira dengan wajah merah padam menatapnya penuh amarah dari jauh.Alif menghela napas panjang, menyudahi kesenangannya. Entah kenapa ada kebahagiaan sendiri saat melihat Dira kesusahan. Apa memang sebenci ini dia pada Dira? Atau hanya karena Dira sudah membuatnya berpisah dengan Disa. Atau bisa jadi karena ucapan Dira kemarin malam.Alif masih sibuk dengan lamunannya saat ponselnya berdering. Alif melirik ada nama Firman di sana.“Gimana, Fir?” tanya Alif to the point.“Pak, saya sudah mengeceknya. Memang benar hari ini PT Internusa membuka undangan untuk investor