Compartir

Bab 4

Autor: Aira Tsuraya
last update Última actualización: 2025-06-03 14:00:01

Dira mematung mendengar kalimat pria itu.

“A-apa maksud Mas Alif?" tanyanya gugup. Resah di wajahnya tak bisa disembunyikan. "Aku sama sekali tidak mau menikah dengan Mas.”

Alif tersenyum miring mendengarnya. Ia lantas menunjukkan sebuah surat yang ia temukan di buku harian Disa.

“Tidak mau katamu? Lalu apa maksudnya ini?”

Dira terdiam, matanya melirik ke arah surat yang berada dalam genggaman Alif. Ia tidak tahu apa isinya dan ada hubungan apa dia dengan surat itu.

“Kamu memang wanita licik! Teganya kamu lakukan semua ini ke Disa.”

"Aku nggak ngerti—"

“Kamu yang membunuh Disa, Dira! Kamu pelakunya!”

Dira terhenyak. Ia sama sekali tidak paham dengan ucapan Alif.

Selama ini, hubungannya dengan Disa baik-baik saja.

Memang mereka tidak begitu akrab belakangan ini. Itu pun karena Dira kuliah di luar kota dan jarang bertemu.

Namun, apa maksud ucapan Alif dengan menuduhnya sebagai pembunuh Disa?

“Aku nggak ngerti maksud ucapanmu, Mas. Aku nggak pernah melakukan seperti yang kamu tuduh. Aku—"

“CUKUP!" sela Alif kesal. "Jangan bicara lagi. Mana ada maling ngaku.”

Bahu Dira naik turun dengan teratur mengolah udara. Dadanya terasa sesak dengan tuduhan yang tidak berdasar.

Namun, berusaha seperti apapun, Alif tidak akan mau mendengarnya. Sejak dulu, pria itu memang tidak menyukainya.

“Empat puluh hari lagi, kita nikah. Kita lanjutkan pernikahan ini. Siapkan dirimu.”

Alif langsung berjalan pergi setelah sebelumnya sengaja menabrak bahu Dira.

Gadis itu meringis sambil memegang bahunya. Bersamaan dengan terjatuhnya surat dari tangan Alif.

Dira merunduk, mengambil surat itu.

Perlahan, Dira buka surat itu dan tercengang saat membacanya.

Isi surat tersebut adalah meminta Disa membatalkan pernikahannya dengan Alif. Kalau tidak, sesuatu akan terjadi menimpa Disa. Yang membuat Dira semakin shock, tulisan tangan di surat itu mirip tulisan tangannya disertai tanda tangannya pula.

“Nggak... Aku nggak pernah menulis ini. Aku nggak pernah melakukannya.”

Dira berlari keluar mencoba mengejar Alif, tapi mobil pria tampan itu sudah lenyap dari pandangannya.

Dira tertegun sambil menatap surat di tangannya. Ia tidak tahu siapa yang sedang menjebaknya, tapi yang pasti hal itu semakin memicu kebencian Alif padanya.

**

“Saya terima nikah dan kawinnya Dira Aureli binti Fabian Baskara dengan maskawin tersebut, dibayar tunai.”

Sehari setelah empat puluh hari kematian Disa, Alif mengulang prosesi ijab kabulnya.

Bukan nama Disa yang ia sebutkan seperti kala itu, tetapi nama Dira.

Kedua belah pihak keluarga tampak tersenyum penuh suka cita. Meski sebelumnya ada kesedihan melanda, tapi mereka bersyukur Dira yang akhirnya meneruskan perjodohan ini. Banyak ucapan selamat dan lantunan doa diberikan untuk kedua mempelai.

Usai ijab kabul, tidak ada acara resepsi yang digelar seperti kala itu. Bahkan Alif langsung membawa Dira pulang ke rumahnya.

Sepanjang perjalanan tidak ada pembicaraan yang terjadi. Keduanya saling diam, sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Hampir satu jam perjalanan, akhirnya mobil mereka tiba di depan sebuah rumah mewah. Dira terdiam menatap penuh kagum bentuk bangunan rumah itu.

Alif memang seorang arsitek, bahkan dia pula yang menjalankan perusahaan property milik keluarganya. Tidak heran jika dia bisa membuat bangunan seindah ini.

“Turun!”

Ucapan Alif menginterupsi lamunan Dira.

Tanpa diperintah dua kali, Dira langsung turun membawa travel bagnya. Alif berjalan lebih dulu dan tanpa sedikit pun membantu Dira yang kesulitan dengan barangnya.

Dira tidak mempermasalahkannya. Dia sudah terbiasa mandiri.

“Kamarmu di sana.”

Alif langsung menunjuk sebuah pintu di lantai dua yang terlihat dari tempat mereka berdiri.

Dira mengangguk. Tak butuh lama, ia sudah berada di lantai dua. Dira sedikit lega saat ia tidak satu kamar dengan Alif. Bahkan kamarnya dan kamar Alif dipisahkan dengan ruang baca.

Dira langsung menghempaskan tubuh ke atas kasur sambil mulai memejamkan mata. Beberapa hari ini dia tidak bisa tidur nyenyak. Rasanya tidak masalah, jika dia terlelap barang semenit.

Baru saja Dira mulai bermimpi, tiba-tiba suara ketukan bertubi terdengar di pintu kamarnya.

Dira tergesa bangun dan berjalan ke arah pintu. Masih terlihat kantuk di matanya saat Dira membuka pintu.

“Siapa suruh kamu tidur?” semprot Alif begitu melihat Dira.

Dira menelan ludah dan terlihat serba salah. Dia belum sepenuhnya terlelap, hanya sekedar meluruskan badan saja. Mungkin karena matanya yang kecil dan sipit, Alif berpikir seperti itu.

“Maaf, Mas. Aku hanya—”

Kalimat Dira tercekat di ujung tenggorokannya saat melihat wajah Alif yang penuh amarah. Dari dulu pria tampan ini selalu bertampang mengerikan jika emosinya menguar.

“Dengar. Aku mengajakmu ke sini bukan sebagai Nyonya rumah.”

Alif menjeda kalimatnya, tapi tatapan mata elangnya semakin menghunus tajam ke Dira.

Ingin rasanya Dira tenggelam masuk ke perut bumi daripada melihat tatapan setajam itu.

“Melainkan jadi pembantu.”

Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Comentarios (3)
goodnovel comment avatar
Angel Fire
seharusnya tolak saja mahasiswi kok otak kalah sama anak SD. jelas" niat alif sudah terbaca kenapa masih setuju buat nikah.
goodnovel comment avatar
Soes Susiani
Ya si Dira masuk jebakan Batman... Kuatkan dirimu Dira, ada saatnya kebenaran terungkap
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
si dira goblok dan g punya otak. udah tau difitnah, g disukai si alif tapi masih aja mau dinikahi. apa itu otak g ada gunanya? goblok, mental pembantu dan menye2 g jelas.
VER TODOS LOS COMENTARIOS

Último capítulo

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 210

    Dua tahun berselang setelah itu …Dira baru saja turun dari mobil saat mendengar suara gelak tawa berasal dari dalam rumahnya. Dira mengulum senyum sambil melirik sekilas mobil di sampingnya.Alif sudah datang dan ia tahu persis suara gelak tawa itu berasal dari anak serta suaminya.“Ayah … ayah!!” Suara Dayana langsung menyambut Dira yang baru saja membuka pintu utama.Dira melihat Alif sedang bermain kejar-kejaran dengan putrinya. Entah apa yang mereka rebutkan kali ini, yang pasti sudah terdengar suara celoteh Dayana di sana.“Nah, itu Mama datang, sapa dulu dong, Sayang,” pinta Alif.Dayana menurut kemudian langsung berhambur memeluk Dira. Dira duduk jongkok sambil menyambut putrinya.“Kesayangan Mama,” ujar Dira sambil mendaratkan beberapa kecupan di pipi gembul Dayana.“Kok cuman Dayana doang, ayah juga mau dicium dong.”Alif mendekat sambil menyodorkan wajahnya ke Dira. Dira dan Dayana terkekeh bersamaan kemudian langsung mengecup pipi Alif kanan dan kiri.Alif tersenyum kesenan

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 209

    “Astaga!! Kalian itu ditunggu dari tadi gak keluar kamar juga. Dayana sampai nyariin, tuh,” cetus Emran pagi itu.Pagi ini Emran bersama Widuri dan putra putrinya sedang berkumpul di restoran hotel tersebut untuk melakukan sarapan pagi. Emran langsung bersuara begitu melihat Alif dan Dira yang baru saja ikut bergabung.“Ngantuk, Yah,” jawab Alif.Dira hanya tersenyum sambil mengambil Dayana dari pangkuan Widuri dan duduk di sebelah Alif.“Kamu makan dulu saja, Dira. Dayana biar sama bunda. Dia anteng, kok.”Dira mengangguk kemudian sudah memulai makan pagi mereka. Di depannya tampak Alisha dan Rayhan serta Alvan yang sudah menyelesaikan makan paginya.Sedari tadi Alvan hanya diam sambil memperhatikan Alif bergantian dengan Dira. Entah mengapa ada sesuatu yang sedang menarik perhatiannya kali ini.“Ngapain ngelihatin aja? Makan sana!!” semprot Alif kesal.Alvan hanya tertawa kemudian sudah berbisik ke Alisha.“Mbak, perasaan yang baru nikah kan Mbak Alisha sama Kak Rayhan, ini yang man

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 208

    Enam bulan berselang usai kelahiran putri pertama Alif. Hari ini adalah hari yang ditunggu Rayhan dan Alisha. Sesuai rencana, hari ini mereka menikah. Akad nikah dilakukan di kediaman Emran yang selanjutnya resepsi dilakukan di salah satu ballroom hotel bintang lima di kota itu.Alif dan Dira bersama buah hati mereka ikut serta mengikuti acara sakral tersebut. Mereka duduk di bagian keluarga dengan seorang bayi perempuan nan cantik di pelukan Alif.“Mas, Dayana tidur?” tanya Dira.Alif tidak menjawab hanya manggut-manggut sambil menepuk-nepuk bokong putrinya. Sejak Dayana lahir, Alif yang paling perhatian padanya. Bahkan ia memberi kebebasan pada Dira untuk beraktivitas sedangkan dia sendiri membatasi aktivitasnya.“Dikasih mbaknya saja, biar kamu gak capek dari tadi gendong terus.”“Biarin. Nanti dia bangun kalau dipindahin.”Dira hanya mengulum senyum mendengar jawaban Alif. Padahal Mereka memiliki baby sitter, tapi hampir 24 jam selalu Alif yang menemani Dayana. Hanya saat pria itu

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 207

    “Alah … palingan itu yang kamu omongin sekarang. Nanti pada akhirnya juga enggak, kayak Ayah,” sahut Emran yang tiba-tiba sudah berdiri di depan Alif.Alif mendongak menatap Emran sambil memicingkan mata. Widuri hanya mengulum senyum melihat reaksi bapak dan anak yang konyol ini.“Sudah, jangan berantem. Yang penting sekarang Dira dan bayinya selamat. Kapan kita boleh melihatnya?”“Sebentar lagi. Dira habis ini dipindahkan ke kamar rawat inap bersama bayinya.”Widuri manggut-manggut kemudian sudah bangkit menghampiri Alisha dan Alvan. Sementara Emran malah memilih duduk di samping Alif.Alif hanya diam sambil melirik pria yang wajahnya serupa dengannya ini.“Kamu beruntung bisa menemani Dira untuk kelahiran putri pertama kalian. Sementara Ayah tidak bisa saat itu. Ayah tidak ada saat kamu lahir.”Alif tidak menjawab tapi sudah menatap Emran yang berada di sisinya. Emran membalas t

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 206

    Hampir enam bulan berlalu sejak kejadian itu. Hari ini Alif terlihat lega usai menemani Dira dan Fabian menghadiri sidang pemutusan atas kasus yang menimpa Mery serta Maura.“Syukurlah semua berjalan lancar, Lif,” ucap Rendy menghampiri Alif.Alif hanya manggut-manggut sambil menatap Mery dan Maura yang sudah digelandang keluar ruang sidang. Fabian tampak diam sambil menatap wanita yang pernah menjadi istri keduanya itu.Terlihat ada buliran bening yang berkumpul di sudut matanya. Tidak bisa diingkari jika Mery sangat baik padanya selama ini. Sayangnya Fabian tidak tahu semua itu dilakukan Mery untuk menutupi kejahatannya.“Pa, papa baik-baik saja?” tanya Dira membuyarkan lamunan Fabian.Fabian mengangguk sambil tersenyum ke Dira.“Iya, Sayang. Papa baik-baik saja. Papa lega semuanya sudah berakhir kini.”Dira mengangguk kemudian menggandeng tangan Fabian berjalan beriringan keluar dari ruang sidang

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 205

    “APA!!!” seru Alif.Ia sontak berdiri sambil menatap Rayhan dengan tak percaya. Semua yang hadir sudah menoleh ke arahnya dengan bingung.Dira yang duduk di sampingnya sampai terkejut melihat reaksi Alif yang tiba-tiba.“Kamu kenapa, Lif? Tidak suka adikmu dilamar sahabatmu?” sahut Emran.Alif terdiam. Jakunnya naik turun sambil menelan saliva. Selama ini, yang dia tahu Rayhan punya hubungan spesial dengan Dira. Kenapa malah malam ini Rayhan melamar adiknya?“Mas, jangan aneh-aneh, deh. Kasihan tuh Mbak Alisha.” Kini Alvan sudah menimpali.Alif melihat Alisha yang duduk di antara Emran dan Widuri sedang menatapnya dengan wajah tegang. Selama ini Alisha memang menyembunyikan hubungannya dengan Rayhan. Ia takut Alif akan melarangnya.“Eng … enggak. Aku hanya kaget. Ya udah, dilanjut saja.”Alif bicara dengan gagap kemudian kembali duduk di tempatnya. Selanjutannya Rayhan mene

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status