Share

Bab 3

Author: Aira Tsuraya
last update Huling Na-update: 2025-06-03 13:00:13

“Ini ... apa maksudnya, Pa?” tanya Dira linglung.

Ia tidak jadi masuk dan hanya berdiri diam di depan pintu.

Hal yang sama dilakukan Alif. Pria itu hanya membisu dengan pandangan yang mulai tidak fokus.

“Tadi polisi menelepon, mereka menemukan mobil Disa di jurang. Ia mengalami kecelakaan dan meninggal di TKP.”

Dira tersentak kaget, dengan spontan menutup mulutnya. Rautnya memucat dengan bulir-bulir yang menggenang di pelupuk matanya.

Sedangkan Alif hanya diam sambil menundukkan kepala. Bahunya merosot jatuh mendengar berita itu.

“Maafkan Papa, Dira, Alif. Papa benar-benar tidak tahu apa yang menyebabkan Disa seperti ini. Maafkan Papa....”

Fabian langsung menangis usai berkata seperti itu. Dira gegas memeluk pria paruh baya itu dan membawa masuk dalam pelukannya. Mereka berdua saling berbagi duka, berusaha menegarkan satu sama lain dalam tangis.

Alif melipir menjauh dengan mata berkaca-kaca. Ia tidak menduga wanita yang dia cintai akan meninggal dengan cara seperti ini. Bahkan Alif belum sempat bertanya tentang kepergian Disa dari pernikahan mereka. 

Namun, kini, ia ditinggalkan dengan duka yang menganga, sekaligus beribu tanya yang tak akan pernah menemu jawabnya.

**

Esok harinya, rumah keluarga Dira yang sebelumnya berhias ucapan selamat atas pernikahan Disa, kini berganti rangkaian karangan bunga duka cita.

Tamu hilir mudik berdatangan mengucapkan belasungkawa. Fabian tidak sanggup menemui mereka, hanya Dira yang menerima mereka dan bersikap tabah.

Alif yang terlihat paling sedih memilih menyendiri di kamar Disa. Ia duduk di atas kasur sambil mengedarkan pandangannya ke segala arah. Baru kali ini Alif masuk ke kamar Disa dan entah mengapa kesedihan semakin menusuk dadanya.

Sebuah ketukan menginterupsi lamunan Alif. Ia menoleh dan melihat Maura, yang tak lain saudara tiri Disa serta Dira, masuk sambil membawa makanan dan minuman untuknya.

“Aku lihat kamu belum makan dan minum seharian ini, Lif,” ujar Maura.

Alif tidak menjawab. Ia tidak lapar juga tidak haus. Untuk bangkit saja ia merasa tidak punya tenaga.

Maura lantas mendekat dan duduk di samping Alif sambil meletakkan baki makanan di atas nakas.

“Aku turut berduka dengan kepergian Disa, Lif. Aku juga tidak menduga dia akan pergi secepat ini.”

Tidak ada jawaban keluar dari bibir Alif. Ia sudah dihibur dengan banyak kalimat sejak tadi malam dan Alif sudah bosan mendengarnya.

“Disa anak yang baik. Bahkan dia sangat baik padaku dibanding Dira. Jujur, aku lebih nyaman bersamanya, Lif.”

Alif tidak berkomentar. Ia hanya ingin sendiri, tapi entah kenapa Alif sama sekali tidak bisa mengusir Maura.

“Beberapa minggu sebelum kalian menikah, aku sering melihat Dira dan Disa bertengkar.”

Mendengar ucapan itu, seketika Alif mendongakkan kepala dan melihat Maura dengan mata bertanya-tanya.

Maura hanya tersenyum pias.

“Aku bukannya mau mengadu domba, tapi memang seperti itu," ungkapnya sungkan. "Selama ini, Dira kuliah di luar kota dan aku pikir akan menetap di sana. Namun, dia tiba-tiba pulang. Sejak saat itu, mereka berdua sering berselisih paham. Tapi aku tidak tahu apa yang mereka ributkan.”

Itu adalah informasi baru. Alif belum pernah mendengarnya sebelum ini.

Alis pria itu mengernyit dengan tatapan penuh tanya. Namun, sepertinya Maura tidak berniat menjelaskan lebih lanjut.

“Aku keluar dulu, ya. Banyak tamu yang datang.”

Maura berpamitan, tapi entah mengapa tatapan wanita berambut merah itu seolah sedang tertuju ke meja belajar Disa. Alif mengarahkan pandangannya ke sana.

Di sana ada meja belajar yang tertata rapi buku Disa.

Alif bangkit, mendekat kemudian seolah mendapat insting ia membuka laci meja belajar itu.

Ia tampak terkejut saat menemukan buku harian Disa di sana.

Sejenak, ia meragu. Haruskah ia membukanya? Bagaimana jika ia menemukan hal yang tidak ia inginkan?

Namun, keraguan itu tidak bertahan lama. Alif merasa ia harus melakukan sesuatu.

Alif akhirnya membukanya. Ia hanya sekilas membaca tulisan Disa. Kebanyakan di sana menceritakan kebahagiaannya bersama Alif.

Hingga tangan Alif berhenti di sebuah halaman yang terdapat sepucuk surat. Alif langsung terperangah kaget usai membaca isinya.

Isi surat itu adalah sebuah ancaman agar Disa membatalkan pernikahannya dengan Alif.

Alif mengarahkan matanya ke bagian bawah dan di sana tertulis dengan jelas nama Dira.

“Jadi dugaanku benar,” lirih Alif dengan rahang mengeras.

Giginya bergemelatuk menahan amarah yang tadinya sudah redam, tapi kini kembali menguar bahkan berniat akan membalaskannya secepat mungkin. 

Pukul lima sore, tamu sudah berangsur pulang. Pemakaman juga baru selesai dilakukan. Tinggal Dira yang tampak sibuk merapikan semuanya.

Dira melihat Alif sedang melamun di teras belakang. Ia pun menghampirinya.

“Mas Alif nggak pulang?” tanya Dira.

Alif menoleh.

Semilir angin sore membuat Dira semakin merinding. Entah mengapa, tatapan Alif padanya terasa penuh kebencian.

“Kenapa? Kamu mengusirku?”

Dira terdiam, menelan ludah sambil menggelengkan kepala.

“Enggak, Mas. Hanya saja, sejak semalam Mas belum beristirahat. Aku takut—”

“Heh," Alif mendengkus sinis, menyela ucapan Dira. "Jadi kamu sudah mulai perhatian padaku,” katanya dengan nada sarat akan sindiran. 

Dira yang merasa serba salah, memilih mengatupkan rapat bibirnya. Bahkan dia sudah membalikkan badan bersiap pergi. Namun, Alif tiba-tiba memanggilnya, membuat Dira urung berlalu.

Dira menoleh dan melihat pria tampan itu sedang menatapnya dengan tajam, membuatnya menggigil ketakutan.

Alif berjalan mendekat dan berdiri begitu dekat di depan Dira.

Dengan suara berat dan dinginnya, Alif berkata, “Empat puluh hari dari sekarang, kita akan mengulang pernikahan. Aku akan menikahimu dengan benar, Dira!” 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Cec
Fabian Nikah lagi Thooor.... Luna knp? sakit meninggal atau gimana?
goodnovel comment avatar
Shazim Astura Osman
Rasanye ni semua perbuatan Maura.. Maura juga mencintai Alif sebab itu dia buat sesuatu yg menyebabkan persengketaan adik beradik kembar itu.. sedih dengan kematian Disa.. rasanye Mama Luna sudah tiada & Fabian kawin lain sbb tu ada saudara tiri Maura..
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 210

    Dua tahun berselang setelah itu …Dira baru saja turun dari mobil saat mendengar suara gelak tawa berasal dari dalam rumahnya. Dira mengulum senyum sambil melirik sekilas mobil di sampingnya.Alif sudah datang dan ia tahu persis suara gelak tawa itu berasal dari anak serta suaminya.“Ayah … ayah!!” Suara Dayana langsung menyambut Dira yang baru saja membuka pintu utama.Dira melihat Alif sedang bermain kejar-kejaran dengan putrinya. Entah apa yang mereka rebutkan kali ini, yang pasti sudah terdengar suara celoteh Dayana di sana.“Nah, itu Mama datang, sapa dulu dong, Sayang,” pinta Alif.Dayana menurut kemudian langsung berhambur memeluk Dira. Dira duduk jongkok sambil menyambut putrinya.“Kesayangan Mama,” ujar Dira sambil mendaratkan beberapa kecupan di pipi gembul Dayana.“Kok cuman Dayana doang, ayah juga mau dicium dong.”Alif mendekat sambil menyodorkan wajahnya ke Dira. Dira dan Dayana terkekeh bersamaan kemudian langsung mengecup pipi Alif kanan dan kiri.Alif tersenyum kesenan

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 209

    “Astaga!! Kalian itu ditunggu dari tadi gak keluar kamar juga. Dayana sampai nyariin, tuh,” cetus Emran pagi itu.Pagi ini Emran bersama Widuri dan putra putrinya sedang berkumpul di restoran hotel tersebut untuk melakukan sarapan pagi. Emran langsung bersuara begitu melihat Alif dan Dira yang baru saja ikut bergabung.“Ngantuk, Yah,” jawab Alif.Dira hanya tersenyum sambil mengambil Dayana dari pangkuan Widuri dan duduk di sebelah Alif.“Kamu makan dulu saja, Dira. Dayana biar sama bunda. Dia anteng, kok.”Dira mengangguk kemudian sudah memulai makan pagi mereka. Di depannya tampak Alisha dan Rayhan serta Alvan yang sudah menyelesaikan makan paginya.Sedari tadi Alvan hanya diam sambil memperhatikan Alif bergantian dengan Dira. Entah mengapa ada sesuatu yang sedang menarik perhatiannya kali ini.“Ngapain ngelihatin aja? Makan sana!!” semprot Alif kesal.Alvan hanya tertawa kemudian sudah berbisik ke Alisha.“Mbak, perasaan yang baru nikah kan Mbak Alisha sama Kak Rayhan, ini yang man

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 208

    Enam bulan berselang usai kelahiran putri pertama Alif. Hari ini adalah hari yang ditunggu Rayhan dan Alisha. Sesuai rencana, hari ini mereka menikah. Akad nikah dilakukan di kediaman Emran yang selanjutnya resepsi dilakukan di salah satu ballroom hotel bintang lima di kota itu.Alif dan Dira bersama buah hati mereka ikut serta mengikuti acara sakral tersebut. Mereka duduk di bagian keluarga dengan seorang bayi perempuan nan cantik di pelukan Alif.“Mas, Dayana tidur?” tanya Dira.Alif tidak menjawab hanya manggut-manggut sambil menepuk-nepuk bokong putrinya. Sejak Dayana lahir, Alif yang paling perhatian padanya. Bahkan ia memberi kebebasan pada Dira untuk beraktivitas sedangkan dia sendiri membatasi aktivitasnya.“Dikasih mbaknya saja, biar kamu gak capek dari tadi gendong terus.”“Biarin. Nanti dia bangun kalau dipindahin.”Dira hanya mengulum senyum mendengar jawaban Alif. Padahal Mereka memiliki baby sitter, tapi hampir 24 jam selalu Alif yang menemani Dayana. Hanya saat pria itu

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 207

    “Alah … palingan itu yang kamu omongin sekarang. Nanti pada akhirnya juga enggak, kayak Ayah,” sahut Emran yang tiba-tiba sudah berdiri di depan Alif.Alif mendongak menatap Emran sambil memicingkan mata. Widuri hanya mengulum senyum melihat reaksi bapak dan anak yang konyol ini.“Sudah, jangan berantem. Yang penting sekarang Dira dan bayinya selamat. Kapan kita boleh melihatnya?”“Sebentar lagi. Dira habis ini dipindahkan ke kamar rawat inap bersama bayinya.”Widuri manggut-manggut kemudian sudah bangkit menghampiri Alisha dan Alvan. Sementara Emran malah memilih duduk di samping Alif.Alif hanya diam sambil melirik pria yang wajahnya serupa dengannya ini.“Kamu beruntung bisa menemani Dira untuk kelahiran putri pertama kalian. Sementara Ayah tidak bisa saat itu. Ayah tidak ada saat kamu lahir.”Alif tidak menjawab tapi sudah menatap Emran yang berada di sisinya. Emran membalas t

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 206

    Hampir enam bulan berlalu sejak kejadian itu. Hari ini Alif terlihat lega usai menemani Dira dan Fabian menghadiri sidang pemutusan atas kasus yang menimpa Mery serta Maura.“Syukurlah semua berjalan lancar, Lif,” ucap Rendy menghampiri Alif.Alif hanya manggut-manggut sambil menatap Mery dan Maura yang sudah digelandang keluar ruang sidang. Fabian tampak diam sambil menatap wanita yang pernah menjadi istri keduanya itu.Terlihat ada buliran bening yang berkumpul di sudut matanya. Tidak bisa diingkari jika Mery sangat baik padanya selama ini. Sayangnya Fabian tidak tahu semua itu dilakukan Mery untuk menutupi kejahatannya.“Pa, papa baik-baik saja?” tanya Dira membuyarkan lamunan Fabian.Fabian mengangguk sambil tersenyum ke Dira.“Iya, Sayang. Papa baik-baik saja. Papa lega semuanya sudah berakhir kini.”Dira mengangguk kemudian menggandeng tangan Fabian berjalan beriringan keluar dari ruang sidang

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 205

    “APA!!!” seru Alif.Ia sontak berdiri sambil menatap Rayhan dengan tak percaya. Semua yang hadir sudah menoleh ke arahnya dengan bingung.Dira yang duduk di sampingnya sampai terkejut melihat reaksi Alif yang tiba-tiba.“Kamu kenapa, Lif? Tidak suka adikmu dilamar sahabatmu?” sahut Emran.Alif terdiam. Jakunnya naik turun sambil menelan saliva. Selama ini, yang dia tahu Rayhan punya hubungan spesial dengan Dira. Kenapa malah malam ini Rayhan melamar adiknya?“Mas, jangan aneh-aneh, deh. Kasihan tuh Mbak Alisha.” Kini Alvan sudah menimpali.Alif melihat Alisha yang duduk di antara Emran dan Widuri sedang menatapnya dengan wajah tegang. Selama ini Alisha memang menyembunyikan hubungannya dengan Rayhan. Ia takut Alif akan melarangnya.“Eng … enggak. Aku hanya kaget. Ya udah, dilanjut saja.”Alif bicara dengan gagap kemudian kembali duduk di tempatnya. Selanjutannya Rayhan mene

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status