“Dia sudah berani kurang ajar!” Bastian emosi mengeratkan kepalan tangan dengan tatapan penuh amarah. Nadya berhasil menariknya agar tidak ada kericuhan di antara mereka. Ia tahu kalau sampai Bastian melukai satpam penjaga rumah mungkin reputasinya akan buruk sehingga bisa jadi Mona dan Jeni membuat isu yang tidak-tidak tentang Bastian.
“Tuan, kalau sampai kamu memukulnya itu akan menjadi senjata untuk mereka menjatuhkanmu.” Ucap Nadya menatap.Seketika Bastian diam ia baru sadar dan ia segera memalingkan wajah rasanya sangat muak sekali melihat satpam yang menolak mereka secara Nadya pemilik rumah tersebut.“Pak, tolong ijinkan kita masuk, saya anak kandung Papah pemilik rumah ini.” Nadya memohon dengan tatapan penuh harap.Akan tetapi satpam itu tetap tidak mau membukakan pintu gerbang untuk mereka berdua, karena kalau sampai dia berani mengijinkan masuk nasibnya akan buruk karena Mona mengancam untuk memecatnya.“Nyonya, maafkan saya!Taksi online datang Nadya sengaja dia memesan taksi untuk membawanya pergi, Nadya juga memblokir kontak Bastian. Sesuai perjanjian isi kertas surat kontrak nikah mereka, Nadya akan pergi tanpa pamit lebih dulu kepadanya, hubungan mereka tidak akan pernah kembali. Nadya dan Bastian sepakat mereka berpisah sesuai keinginan masing-masing dari dua belah pihak. Beberapa jam kemudian. Bastian mulai sadarkan diri setelah malam panjang bersama Nadya dirinya baru bangun dari lelap tidur, Bastian tidak sadarkan diri bahwa semalam ia telah memprawani Nadya terlebih dia tidak sepenuhnya tersadar. Ia mulai mengucek-ucekan kedua mata oleh tangannya kemudian Bastian menguap lalu kembali terpejam.Alahkah terkejutnya Bastian baru tersadar bahwa dirinya tidak memakai pakaian, ia hanya mengenakan celana dalam yang terbungkus selimut tebal. Dirinya terperajat dari tempat tidurnya kemudian ia menyingkirkan selimbut tebal itu dan melihat bercak darah segar menempel sempurna di atas kain sprei. “Apa yan
Bastian menarik tangan Nadya sehingga wanita itu berkali-kali jatuh ke atas pangkuannya, ia langsung membalikan tubuhnya hingga kini Nadya berada di bawah kekangannya. Nadya memberontak walaupun Bastian tengah mabuk berat akan tetapi tenaganya terasa kuat membuatnya sedikit kewalahan. Nadya berusaha melepaskan diri dari kekangan Bastian, akan tetapi Nadya tidak bisa melarikan diri darinya karena pria itu cukup bertenaga walaupun lagi mabuk parah pun.“Aku mencintaimu,” Ucapnya dengan suara lemah kedua mata Bastian terlihat merah dan sayu, jelas sekali napasnya terasa bau minuman menyengat.Nadya sedikit terdiam dia tidak tahu apa maksud dari ucapan Bastian, apakah ucapannya untuk wanita lain atau untuk dirinya membuat Nadya sangat sedih. “Kamu mabuk berat, Tuan. Biar saya ambilkan minuman air putih supaya kamu bisa menyeimbangkan diri.” Nadya berusaha berkomunikasi dengannya. Akan tetapi Bastian tidak menghiraukannya, pria itu masih dalam kondisi mabuk parah.Bastian mulai membuka m
Nadya berlari sambil menangis ia tidak kuat menahan air mata yang sudah terbendung, selama berada di ruangan Nadya menahan tangisnya supaya tidak tumpah. Kini dirinya berada di dalam kamar napasnya terengah ia melebarkan pandangannya melihat ke arah sekeliling kamar. Mungkin setelah pergi Nadya akan merasa kehilangan sosok Bastian dan merindukan kenangannya selama berada di rumah besar ini.Walaupun selama menikah mereka belum pernah tidur satu ranjang, hanya sekali saat Aren meminta mereka satu ranjang tidur bersama. Akan tetapi mereka tidak sampai tidur lelap karena Bastian langsung meninggalkannya. Mengingat mereka tidak akan pernah tidur bersama selama menikah. Sementara di ruang kerja Bastian dia merasa tidak terima Nadya memutuskan perpisahan dengannya. Tapi walau bagaimana pun janji tetaplah janji, dia bahkan tidak bisa berkata-kata lagi walupun hati menolak.Ting!Arga menghubungi Bastian dia mengajak Bastian ke club malam, tan
Dua minggu telah berlalu.Semenjak kejadian dua minggu lalu sikap Bastian terasa dingin, Nadya merasa sipatnya sudah berubah. Walaupun dia berharap dia bisa seperti sebelumnya di mana Bastian selalu memberikan pengertian, dia juga selalu memberikan kehangatan untuknya. Tapi sekarang dia kembali dingin senyuman untuknya sudah tidak ada lagi.Hari ini, Nadya sudah bulat dengan keputusannya dia tidak mau berlama-lama lagi berada di rumah tanpa kehangatan. Mungkin dia akan segera mengakhiri pernikahannya karena sampai saat ini Bastian memperlakukannya sangat buruk.Malam ini Bastian tengah berada di ruang kerja dia terlihat sibuk di sana, sejak pagi pria itu tidak menegur sapa. Saat ini Nadya sangat bingung. Kenapa bisa seperti ini sementara hubungan sebelumnya baik-baik saja, Nadya merasa ada yang salah tapi dirinya tidak mengerti kesalahannya di mana.Di ruang kerja Bastian tengah mengerjakan pekerjaannya yang sempat dia tunda, pikirannya sangat kac
Nadya menoleh melihat ke arah Arga yang kini ada dibelakangnya, tatapannya seolah mengejek, di mana saat ini Nadya merasa sangat kesal kepada pria itu. “Apa maksudmu?” Tanya Nadya ia memutar bola mata malas menghela napas panjang lalu memeluk dada. “Bastian merasa sudah tidak cocok denganmu, asal kamu tahu dia bersikap dingin kepadamu karena dia sudah memiliki wanita idaman lain.” Arga menyeringai ie mancoba untuk memanas-manasi supaya hubungan mereka berantakan. Ini kesempatannya untuk menghancurkan Bastian.“Lantas, apakah hubunganku dengan sodaramu dapat merugikanmu?” Tanya Nadya ia berusaha bersikap tenang walaupun perkataan yang Arga lontarkan kepadanya membuat dia kepikiran dan merasa cemburu.“Kau akan melihat sikapnya yang mulai dingin kepadamu, jangan pernah berharap lebih kepadanya, Nadya!” Arga mendekatinya ia langsung melewati Nadya dan berbisik kepadanya.Nadya tercengang ada kecemburuan yang membuat hatinya sangat sak
Bastian sendiri pun merasa terkejut ia memikirkan perkataan yang Nadya lontarkan beberapa detik lalu, dirinya kembali mengingat perjanjian yang dirinya buat sebelumnya. Memang benar dulu Bastian sangat membenci Nadya sampai dirinya tidak sudi menyentuhnya. Akan tetapi sekarang berbalik dia bahkan sudah merasa nyaman saat bersama dengannya.“Perjanjian.” Ucap pelan Bastian menatap tidak percaya.Tubuhnya terasa tak bernyawa betapa bodoh dirinya telah membuat perjanjian yang mereka sepakati. Pada akhirnya Bastian mulai menyukai Nadya, dirinya menyesal telah membuat keputusan yang merugikan dirinya.“Ya, kau telah berjanji untuk berpisah denganku setelah kakek meninggal. Tuan, dulu kamu lah yang menginginkan hal ini.” Balas Nadya menatap penuh.“Kau masih menyimpan surat itu?” Tanya Bastian.“Saya masih menyimpannya dengan baik, kalau begitu nanti saya akan langsung memberikannya kepadamu, oh iya Tuan kau bisa kembali mencermatinya dengan ba