Bab. 67
Nadya terus berteriak dia menjerit melihat Bastian bagian pundaknya berdarah dangat banyak membuat Nadya ketakutan. Dia menangis meminta pertolongan akan tetapi pria misterius itu malah mendekatinya membawa senjata api di tangan, Nadya memeluk tubuh Bastian di mana dia telah pingsan karena peluru yang orang itu pakai bisa membuat si korban langsung lemah dan tidak sadarkan diri. Dia sengaja menggunakan peluru itu supaya dirinya tidak mudah di kenali oleh si korban.“Tolong jangan lakukan.” Nadya menangis sambil memeluk tubuh suaminya menatap sendu dengan air mata yang mengalir deras. Dia sangat ketakutan menatap kedua bola matanya saja terlihat mengerikan sekali. Tatapan tajam seakan ingin membunuhnya.Pria itu terus mendekatinya dia menodongkan pistol ke arah Nadya. Tangannya memakai pelindung tangan, wajahnya tertutup masker hitam dan dia juga mamakai depatu jaket hitam supaya tidak mudah di kenali identitasnya.“Siapa kamu?” TanySetelah menghubungi Dokter dan memberi alamat kepadanya Nadya bergegas untuk memberikan pertolongan pertama yaitu memberi minum kepada mereka yang bekerja di rumahnya lalu pergi berlari ke kamar untuk memberikan pertolongan pada Bastian yang saat ini sangat membutuhkannya.Dia sangat sedih sekali melihat Bastian berbaring dengan posisi miring, Nadya berjalan ke arahnya lalu mencari kotak obat. Dia mengingat Bastian membawa kotak obat untuknya jadi ia terus mencari kotak tersebut dan setelah ke sana kemari akhirnya Nadya menemukannya.Dia bergegas menghampiri Bastian dengan posisi masih sama, mau tidak mau Nadya menggunting kameja yang dikenakan Bastian supaya dengan mudah menutup bagian lukanya. Sebelum menunggu bantuan datang Nadya mencoba untuk menutupi luka oleh kain kasa. Nadya menangis saat ia merobek kameja dan segera melilitkan kain kasa ke tubuhnya menutupi bagian luka tembak, dia sangat sedih sekali kejadian ini secara tiba-tiba. “Siapa
Bab. 67 Nadya terus berteriak dia menjerit melihat Bastian bagian pundaknya berdarah dangat banyak membuat Nadya ketakutan. Dia menangis meminta pertolongan akan tetapi pria misterius itu malah mendekatinya membawa senjata api di tangan, Nadya memeluk tubuh Bastian di mana dia telah pingsan karena peluru yang orang itu pakai bisa membuat si korban langsung lemah dan tidak sadarkan diri. Dia sengaja menggunakan peluru itu supaya dirinya tidak mudah di kenali oleh si korban.“Tolong jangan lakukan.” Nadya menangis sambil memeluk tubuh suaminya menatap sendu dengan air mata yang mengalir deras. Dia sangat ketakutan menatap kedua bola matanya saja terlihat mengerikan sekali. Tatapan tajam seakan ingin membunuhnya. Pria itu terus mendekatinya dia menodongkan pistol ke arah Nadya. Tangannya memakai pelindung tangan, wajahnya tertutup masker hitam dan dia juga mamakai depatu jaket hitam supaya tidak mudah di kenali identitasnya.“Siapa kamu?” Tany
Beberapa saat kemudian.Nadya langsung terdiam ia berpikir Bastian sangat kaya raya dia juga tidak pernah mencari info tentang kekayaan keluarganya yang dia ketahui hanyalah Bastian orang yang sangat berpengaruh gampir di semua perusahaan. “Nadya, kenapa kamu diam saja! Apa kamu tidak suka?” Tanya Bastian lalu ia meraih tangannya dengan lembut. Nadya masih duduk diam dengan tatapan kosong, ia berpikir apakah perusahaan Papahnya bekerja sama dengannya. Mengingat Kakek Baskoro sangat mengenal Andara, ia takut jika ada masalah dengannya Bastian akan melakukan hal yang yang serupa seperti kepada keluarga Sella.“Nadya..”“Aahhh… ia Tuan, maaf saya melamun. Ada apa?” Tanya Nadya. Perlahan Nadya menelan saliva susah payah dia melihat tangan besar itu mencekal jari jemarinya membuat Nadya sangat gugup sekali. Pria yang ada dihadapan ini sungguh sangat romantis dia menyiapkan semuanya hanya demi menyenangkan hatinya yang sedang terpur
Nadya sedikit terdiam mendengar ucapan yang keluar dari Eren, ia memang tidak punya wewenang untuk mencabut perkara yang telah Bastian lakukan akan tetapi dia akan mencoba untuk membujuknya. “Hmm… biar saya coba bicara dengannya, Tante kau tenang saja semua akan baik-baik saja.” Nadya mencoba untuk menenangkan hati dan pikiran Eren. Walaupun putrinya sudah menyakiti hati dan perasaannya akan tetapi Nadya merasa kasihan kepadanya. Dia masih memiliki rasa empati tinggi kepada keluarga Sella, didikannya berhasil ia terapkan. Walaupun terlahir dari orang kaya raya akan tetapi Nadya sangat mempunyai jiwa sosial tinggi. Dia juga jarang membeli barang branded apalagi jalan-jalan keluar negeri sangat jarang sekali kalau bukan hanya liburan keluarga Nadya tidak akan pergi. “Terima kasih kau sangat baik sekali, maafkan Putri saya dia sudah melakukan kesalahan besar.” Eren menatap dia bersimpuh kepada Nadya. “Tidak usah dipikirkan, sebaiknya tante pulang nanti say
Nadya merasa kasihan ia ingin mencoba untuk merangkul pria tua itu akan tetapi Bastian mencegahnya. Melihatnya tidak berdaya Nadya merasa iba sekali karena Bustomo sudah cukup tua. “Kenapa Papah? Cepat jelaskan pada Sella apa yang telah terjadi?” Pertanyaan itu kembali keluar dari mulut Sella. Eren hanya duduk diam menatap dengan sendu dia tidak bisa berkata-kata lagi selain menghela napas berat. Ini juga sebagian dari pelajaran dari Sella supaya tidak jadi anak pembangkang dan merasa penuh harta. Kedua orang tuanya kerap memberitahu akan tetapi Sella sangat bebal dia bahkan tidak mau mendengarkannya. Sekarang dia telah menerima akibat dari perbuatannya sendiri di mana Leon masuk penjara atas kasus pemerkosaan dan penganiayaan. Bustomo merasa cemas saat tahu Leon sebagai menantunya berbuat asusila kepada keluarga Bastian. Dia juga tahu Nadya mantan istri dari menantunya karena Bastian memperingati kepada mereka sehingga kasus ini jatuh kepada Leon yang
Sella yang melihat merasa geram ia segera menghampiri Bustomo dan memarahinya. Sang Mamah yang bernama Eren sangat emosi sekali melihat kelakuan putri satu-satunya.“Apa yang Papah lakukan kepada pria ini! Papah tidak pantas bersujud di kakinya. Bangun Pah, cepat bangun!” Sella memaksa Bustomo untuk bangun dia merasa geram melihat seorang Papahnya sujud di kaki Bastian padahal yang harus bersujud Nadya dan Bastian kepadanya.Eren segera menghampiri putri kesayangannya membawa kecemasan pada dirinya, sementara Bustomo dia tetap memohon ampun supaya Bastian mencabut laporan kepada Leon.“Sayang, apa yang kamu lakukan, Papahmu sudah melakukan hal benar, kamu jangan pernah menambah masalah baru lagi.” Eren membujuk supaya putrinya tidak berbuat kasar. Polisi di sana hanya diam membisu mereka bahkan tidak berani melakukan apapun karena ia tahu bahwa Bastian bukan lawan mereka. Apalagi dalam kasus ini mereka sama sekali tidak bersalah membuat Polisi en