Compartilhar

Bab 7 Jawaban Tak Terduga

Autor: Dhesu Nurill
last update Última atualização: 2024-06-09 10:20:55

Sungguh tidak terduga. Padahal, Hana belum mempersiapkan segalanya untuk membongkar kebejatan kedua orang itu. Ingin menghancurkan Kalila dan Aji sehancur-hancurnya.

Namun, kenapa semua di luar dugaan. Kalila malah mengakui dan meminta maaf atas perbuatannya. Apa ini? Dia selemah itu. Setelah mendapat cemoohan dari semua orang, mentalnya langsung down.

Tidak seperti tampang dan omongannya tempo hari di ruang kerja Aji, yang katanya ingin membuat Hana menderita dan merebut apa pun yang didapat oleh Hana.

"Kak, percaya sama aku! Aku gak fitnah Mas Aji. Kami memang berselingkuh!"

Lamunan Hana buyar mendengar seruan dari Kalila. Kalau sudah begini, Hana harus putar otak. Mengubah rencana. Kalila tidak boleh mendapatkan pengampunan secepat ini.

"Kalau begitu, aku ingin mendengar langsung dari pengakuan Mas Aji."

Kalila tampak kaget. Sepertinya dia tidak menyangka kalau Hana akan mengatakan hal seperti itu. Kalila pikir, Hana akan terpancing emosi dan mengamuk pada Aji. Lalu, berakhir memaafkan Kalila sebab sudah jujur. Tetapi, semua di luar dugaan.

Kalila pun tak bisa berbuat banyak. Dia hanya diam dengan segala kebingungannya.

***

Tepat pukul 5 sore, Aji pun pulang. Hari ini benar-benar melelahkan untuknya, karena harus menyelesaikan masalah sebab video syur dirinya yang beredar. Berharap di rumah mendapat ketenangan.

Namun, baru juga masuk ke rumah, Aji dikagetkan dengan tatapan tak biasa dari orang rumah. Di sana ada Hana yang terduduk dengan wajah tak biasa.

Bukan hanya itu saja. Ada Bi Asih dan Rendi yang berdiri di belakang Hana. Lebih mengejutkan, di hadapan istirnya ada Kalila yang duduk menunduk.

Perasaan Aji mulai tak karuan. Jarang sekali mereka berkumpul di sini, apalagi dengan situasi seperti sekarang.

"Loh, kenapa pada kumpul di sini? Ada apa?" tanya Aji, bingung. Dia menoleh ke semua orang, tapi tak ada yang menjawab.

Hana berusaha untuk tenang. Sebenarnya dia ingin sekali mengamuk dan memaki kedua orang itu. Tetapi, dia adalah wania baik-baik dan akan menyelesaikan masalah ini dengan cara elegan.

"Duduk dulu, Mas. Aku ingin bicara," ucap Hana, suaranya begitu tenang. Tetapi, auranya sangat tajam, membuat Aji khawatir.

Namun, tak urung pria itu pun duduk di samping Hana. Tidak mungkin dia duduk di pinggir Kalila, bisa dicurigai semua orang.

"Ada apa, Hana? Kenapa jadi tegang begini? Apa terjadi sesuatu?" tanya Aji, sudah mulai tidak nyaman.

Hana tersenyum hambar, setelahnya mengajukan pertanyaan yang membuat Aji syok.

"Sejak kapan kamu berselingkuh dengan adikku?"

Mata pria itu membulat sempurna. Tubuhnya serasa disiram air es. Spontanitas pria itu langsung menatap Kalila yang saat ini tengah berwajah pasrah.

Pria itu seperti tengah memberi pertanyaan, apa yang Kalila lakukan sampai Hana bertanya seperti itu.

"Maaf, Mas. Aku sudah tidak kuat dihina dan dijadikan bahan ejekan semua orang," ujar Kalila, dengan suara parau. Wanita itu hampir saja menangis, tapi berusaha menahannya.

Hana tampak tenang mendengar itu. Sementara Bi Asih terlihat sedih. Berbeda dengan Rendi yang memang sudah tahu semuanya, tampak tenang.

Aji masih mematung di tempat. Dia mencerna apa yang dikatakan oleh Kalila. Suara wanita terus berdengung di telinganya.

"Kenapa kamu diam saja, Mas? Kalila sudah mengakuinya. Aku tidak bisa mengambil kesimpulan dan menyalahkanmu, sebelum mendengar pengakuanmu," ujar Hana, ada penekanan di kalimat terakhir yang diucapkan wanita itu.

Wajah Aji tiba-tiba saja pucat. Dia benar-benar tidak tahu kalau ada kejadian tak terduga seperti ini. Padahal, semua rencana berjalan lancar. Sampai bocornya video asusila dirinya dan Kalila beredar, semua jadi kacau balau. Sampai Kalila pun malah mengakui kebejatan mereka.

"Mas, kenapa diam saja? Kalau kamu bungkam, berarti kamu--"

"Tidak!" seru Aji, memotong ucapan Hana.

Kalila, Bi Asih dan Rendi terkejut. Sementara, Hana hanya diam menatap suaminya.

"Kamu ngomong apa, sih, Han? Mana mungkin aku selingkuh dengan adikmu."

Kalila terperangah, tak menyangka dengan pengakuan Aji.

"Mas, kamu! Apa yang kamu katakan?! Apa kamu gila?!" protes Kalila, tak terima.

Aji tampak emosi, sembari berkacak pinggang. "Kamu yang gila! Apa yang kamu bicarakan pada kakakmu, hah?! Kamu sengaja menghancurkan hubungan kami?!"

Kalila semakin terperangah. Dia kira, Aji akan mengaku. Dengan begitu bisa menyelesaikan semua masalah ini.

"Mas, kamu jangan macam-macam! Ada bukti kalau kita selingkuh!"

"Apa buktinya? Apa maksudmu video syur yang beredar?"

Hana terkesiap, termasuk Bi Asih. Tetapi, tidak dengan Rendi. Pria itu memang pembawaannya tenang.

"Hah? Video syur apa?" Hana pura-pura tidak tahu.

Aji bangkit dan berjongkok di depan Hana. "Iya, Han. Sudah hampir 1 bulan, banyak video syur yang beredar. Di sana ada aku dan Kalila."

"Jadi, benar kalian selingkuh?!" tanya Hana, serius.

Namun, kejadian mengejutkan pun kembali terulang. Pria itu menggelengkan kepala. "Tidak, Han. Itu hanya rekayasa rival kerjaku untuk menjatuhkan aku. Sebab dia tahu kalau kamu sedang sakit, sementara Kalila tinggal bersama kita. Mereka memanfaatkan semua itu untuk memfitnahku."

Hana terdiam. Siapa sangka? Suaminya ini pandai sekali berakting dan mengarang bebas. Padahal, dia berencana untuk menjebak keduanya jika sama-sama mengaku. Tetapi, lagi-lagi di luar dugaan.

Kalila kesal. Kakak iparnya itu malah mengarang cerita dan menjadikannya seolah satu-satunya orang yang jahat.

"Bohong! Itu bohong, Kak. Dia mengatakan itu karena tidak mau disalahkan!" 

Kalila berteriak. Dia tidak mau dituduh memfitnah Aji, padahal pria itu juga pelaku.

Aji berdiri dan menoleh pada Kalila dengan tatapan tajam. "Kamu yang bohong! Kamu sengaja kan melakukan ini semua, berkomplotan dengan musuhku?"

Kalila langsung menggelengkan kepala, menolak tuduhan itu. "Gila kamu, Mas! Pandai sekali berakting. Padahal, kamu juga terlibat dalam perselingkuhan ini."

"Terserah kamu mau bilang apa. Intinya, semua yang kamu katakan pada Hana adalah kebohongan."

Kalila geram. Dia pun ikut berdiri. Berjalan cepat dan berdiri tepat di depan pria itu.

"Kurang ajar kamu, Mas! Kamu yang punya rencana, tapi kamu malah menyalahkanku. Aku melakukan ini karena tak tahan. Kamu juga tidak bisa menolongku, malah memfitnahku. Brengsek!"

Tiba-tiba saja Kalila menampar pipi Aji, membuat semua orang kaget. Bahkan, Hana sampai ikut berdiri.

"Cukup, Kalila! Kamu keterlaluan!"

"Tapi, Kak. Dia yang salah, pria ini tidak baik untukmu!"

Aji tidak boleh kalah meyakinkan Hana, jangan sampai istrinya memihak Kalila dan dia akan benar-benar hancur sebelum mendapatkan semua keinginannya.

"Tidak, Han. Kamu jangan percaya ucapan Kalila. Dia itu yang jahat, sengaja membuatmu sakit."

"Apa?!"

Sepertinya Aji keceplosan berbicara, membuat membulatkan mata. Kalila pula seperti ditusuk dari belakang.

"Apa yang tadi kamu katakan, Mas?!"

Continue a ler este livro gratuitamente
Escaneie o código para baixar o App

Último capítulo

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 66 Buat Dia Tak Berdaya

    "Kenapa kamu bertanya seperti itu, Hana? Tentu saja aku hanya ingin tahu, tidak lebih," ucap Aji, gelagatnya mencurigakan. Terlihat sekali canggung dan Hana sudah menangkap semua kebohongan itu sejak dia bertanya tentang kamar Kalila. Hana sudah yakin kalau semua ini tidak bisa ditunda lagi. "Ya sudah, Mas. Cepat sarapan, takut nanti telat. Jangan sampai kamu kesiangan. Nanti kesempatan untuk mencari kerja akan hilang," ujar Hana.Aji pun menurut saja dan dia langsung menyantap makanan dengan tenang. Sementara itu Nara hanya diam saja melihat pembicaraan kedua orang tuanya. Dia terlalu kecil untuk memahami yang sedang dibicarakan Hana juga ayahnya.Hana makan secara perlahan, dia ingin melihat suaminya menghabiskan makanannya terlebih dahulu. Baru dia akan menyusul untuk menghabiskan makanan yang ada di piring. Karena wanita itu sedang menunggu sesuatu yang sangat penting, yakni reaksi obat yang diberikan oleh Bi Asih ke minuman milik Aji. Tak butuh waktu lama sampai Aji selesai ma

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 65 Inilah Waktunya

    Pria itu pun bergegas untuk membersihkan diri. Dia tidak tahu ke mana Kalila, yang pasti tujuannya kali ini adalah bertemu dengan rekannya yang sudah dimintai bantuan untuk mencari di mana keberadaan Kalila. Dia juga harus pastikan kalau bukti yang Kalila punya itu segera dimusnahkan.Suara ketukan pintu membuat Aji terkesiap, kebetulan pria itu sedang memakai jam tangan. Suara Hana juga terdengar dari sana."Mas, kamu sudah bangun, kan? Ayo kita sarapan! Nara juga sudah menunggu," ucap istrinya membuat Aji yang bernapas lega. Dia kira Hana ingin mengatakan apa, ternyata hanya mengajaknya sarapan. Semenjak Kalila hilang begitu saja, entah kenapa hatinya tidak tenang. Ketakutan jika Hana tahu tentang kejahatannya, termasuk memalsukan obat saat Hana sakit dulu. "Nggak bisa dibiarin. Bisa-bisa aku gila kalau ketakutan seperti ini. Lagi pula sebaiknya memang Hana tidak tahu apa-apa. Kalau aku sudah bertemu Kalila, aku juga akan membuat Hana kehilangan segalanya, termasuk Nara," ujar Aji

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 64 Berburu Waktu

    "Kok, kamu ngomong seperti itu sama suami sendiri? Kamu mencurigaiku?" tanya Aji, tiba-tiba saja malah benar-benar berbeda jauh dari sebelumnya. Saat Hana mengatakan tentang gaji dan keuangan, ini membuat Hana takut kalau Aji itu sebenarnya psikopat yang sedang menyamar jadi suaminya. Namun, sudah bertahun-tahun lamanya sampai Nara cukup besar, Aji baru memperlihatkan semua itu. "Em, mungkin perasaanku saja. Kamu akhir-akhir ini tidak seperti biasanyam kamu jauh berbeda dengan Mas Aji yang dulu, saat aku sakit. Apakah ini karena aku sembuh, jadi kamu berubah sikap?" tanya Hana dengan berani lagi. Dia tidak peduli apa yang akan terjadi hari ini, yang pasti wanita itu harus tahu sifat asli Aji seperti apa jika dirinya terus menekan emosi sang pria."Tidak seperti itu, Hana. Aku hanya kaget saja karena kamu tiba-tiba bilang kalau kamu tidak membutuhkanku. Bukankah itu adalah hal yang sangat sensitif jika didengar oleh seorang suami? Suami itu kan tugasnya mencari nafkah. Kamu seolah

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 63 Keluarnya Sifat Asli Aji

    Setelah menelepon Kalila, wanita itu pun bergegas untuk ke kamar. Dia tidak boleh membuat Aji curiga karena keberadaannya yang tiba-tiba saja menghilang di sekitaran rumah. Saat sampai sana, ternyata Aji sudah memakai piyama tidur."Kamu ke mana aja, Hana?dari tadi aku cariin," ucap Aji yang membuat Hana terdiam sebentar. Dalam hati merutuk dan ingun sekali membuat pria itu tak berdaya, tetapi bukan saatnya. Besok dia akan ungkap semuanya. "Iya, tadi aku lagi ke kamar Nara tapi ternyata anak itu nggak ada. Jadi aku cari di tempat Bi Asih. Dia ada di sana.""Oh, kukira kamu ke mana. Oh ya, besok aku akan berangkat pagi-pagi sekali untuk mencari pekerjaan. Kamu doakan aku agar bisa dapat pekerjaan baru dan kamu bisa melanjutkan pengobatan," ujar Aji sembari duduk di kasur. Hana masih berdiri di ambang pintu, lalu menutup pintu itu secara perlahan. Entah bagaimana membuat pria ini sadar kalau dirinya itu sudah tidak berarti lagi di rumah ini. Entah itu materi atau sosok suami dan Aya

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 62 Bergerak Cepat

    "Pokoknya aku tidak mau tahu, cepat lakukan itu sebelum waktunya habis. Bisa-bisa aku sial sendiri, karena Kalila lebih dulu melaporkan semuanya pada Hana. Aku yakin, wanita itu menyimpan bukti-bukti tentangku. Pokoknya itu semua harus segera diatasi. Ini bukan hal yang bisa dimainkan lagi."Hana tidak bisa diam saja. Dia akan langsung bergerak cepat untuk menghubungi Kalila dan memindahkan adiknya ke tempat aman. Kalau satu rumah di sini takutnya akan terjadi sesuatu yang buruk kepada adiknya. Setidaknya sampai Aji benar-benar dihukum dia harus memastikan Kalila selamat tanpa ada luka sedikit pun.Terdengar suara langkah Aji yang mendekat, membuat Hana harus segera kembali meninggalkan tempat persembunyiannya. Dia memutar tubuhnya dan bersembunyi di balik patung yang ada di sana. Tentulah Aji tidak melihat keberadaannya. Wanita itu sampai menahan napas kala Aji berjalan melewatinya. Setelah sang suami benar-benar hilang di balik pandangan, wanita itu pun bisa menghela napas lega. D

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 61 Cara Licik Aji

    Hana berusaha sebaik mungkin untuk tidak mengeluarkan suara. Dia tidak mau suaminya tahu keberadaan dirinya yang dari tadi sedang menguping. Pekatnya malam di taman belakang dan hanya diterangi oleh lampu-lampu kecil membuat Hana tidak bisa melihat dengan jelas di mana keberadaan suaminya. Wanita itu hanya melihat siluet Aji yang benar-benar di depan patung, saat ini dijadikan tempat sembunyi Hana. Dia akan berusaha mendengar sebaik mungkin apa yang sedang dilakukan Aji di telepon.Bagaimanapun wanita itu tidak mungkin membiarkan Aji menghilangkan nyawa Kalila. Meskipun wanita itu adalah orang yang sudah merusak rumah tangganya, tetapi Kalila tetaplah adiknya. Dia cukup memberikan hukuman yang setimpal untuk Kalila, tidak untuk dihilangkan lawannya. "Pokoknya aku tidak mau tahu, cari di mana Kalila berada. Jangan sampai dia memberikan bukti-bukti kepada Hana. Aku tidak mau kehilangan harta berhargaku." Hana masih terdiam dan Aji juga diam beberapa saat. Sepertinya tengah mendengark

Mais capítulos
Explore e leia bons romances gratuitamente
Acesso gratuito a um vasto número de bons romances no app GoodNovel. Baixe os livros que você gosta e leia em qualquer lugar e a qualquer hora.
Leia livros gratuitamente no app
ESCANEIE O CÓDIGO PARA LER NO APP
DMCA.com Protection Status