Share

Bab 6 Pengakuan

Author: Dhesu Nurill
last update Last Updated: 2024-06-05 23:24:35

Besoknya, Hana menemui Bara. Sebenarnya dia tidak mau merepotkan siapa pun. Hanya saja, untuk kali ini, Hana benar-benar butuh bantuan Bara untuk memalsukan kehadirannya di rumah sakit sebelumnya. Ini bertujuan agar Kalila tidak curiga kepadanya. Membiarkan sang adik berpikiran kalau dirinya tidak ganti dokter atau rumah sakit.

"Itu sulit, Han."

Hana terlihat murung mendengar jawaban Bara.

"Kenapa? Bukankah dokter di sana juga teman sejawatmu?"

Bara menganggukkan kepala. "Benar, tapi masalahnya itu seniorku. Mana mungkin aku melakukan itu."

Hana tampak kecewa. Tetapi, dia tidak bisa memaksakan kehendak. Apalagi pada orang lain.

"Baiklah kalau begitu, aku permisi."

Hana berdiri dengan lemah. Bara merasa bersalah dengan penolakannya. Lalu, tiba-tiba saja pria itu melontarkan sebuah pertanyaan yang membuat si empunya tercenung.

"Han, untuk apa kamu melakukan itu? Bukankah kamu adalah orang yang jujur. Aku merasa tak percaya kamu meminta hal seperti itu."

Hana menghentikan langkah, tapi wanita itu tak menoleh sedikit pun.

"Aku hanya ingin bebas dari kesakitan. Itu saja."

Setelahnya, Hana pun memilih untuk pergi. Sementara Bara hanya bisa mematung di tempat.

Hana pulang dengan tangan hampa. Tadinya, takut jika Kalila curiga kalau dirinya tidak mengunjungi rumah sakit yang lama.

Namun, dengan kejadian ini, tampaknya Hana harus siap dengan segala risiko.

Selama dalam perjalanan pulang, Hana membuka media sosialnya dengan akun anonim. Bibirnya terangkat saat melihat kalau banyak sekali yang membagikan postingan itu. Ditambah, komentar netizen yang begitu pedas.

Rendi yang melihat gelagat nyonyanya dari spion depan pun angkat bicara. Sebenarnya, dia sudah lama ingin berbicara dengan Hana. Hanya saja, takut tersinggung.

Namun, melihat video yang baru disebar itu lebih banyak penontonnya dari video yang sebelumnya, membuat Rendi khawatir.

"Nyonya, maaf kalau saya lancang. Apa sebaiknya Nyonya hentikan dulu memposting videonya?"

Hana menoleh, kaget. Untuk pertama kalinya, Rendi berani buka suara. Selama ini hanya manut tanpa memberikan masukan. Tetapi, tak butuh waktu lama sampai Rendi mulai berani berbicara.

"Maksud kamu gimana, Ren?" tanya Hana, dengan tenang.

Memang dia butuh sekutu yang membantunya. Sementara, hanya Bi Asih dan Rendi saja orang kepercayaan Hana. Sedangkan, Aji punya banyak rekan kerja yang berpengalaman di berbagai bidang.

"Saya hanya takut, identitas Nyonya cepat terbongkar. Mengingat Tuan Aji itu banyak kenalan, mudah baginya melacak siapa Nyonya."

Hana tersenyum puas sembari menganggukkan kepala. "Benar, Ren. Aku juga berpikir seperti itu. Makanya, aku sewa IT yang bisa mengotak-atik akun anonimku."

"Tetap saja, Nyonya. Risiko itu ada. Em, bagaimana kalau Nyonya kasih jeda waktu sampai video ini mereda. Nanti, Nyonya bisa sekalian ungkap bukti lainnya."

Hana lagi-lagi terdiam. Dia menelaah saran dari Rendi. Benar, mengingat dia menyewa IT, tidak menutup kemungkinan Aji juga menyewa IT.

"Baiklah, Ren. Aku akan ikuti saranmu. Sementara waktu, aku tidak akan posting video itu."

***

Sorenya, Kalila pulang. Seperti biasa dijemput Rendi. Tetapi, wajah wanita itu tampak marah.

"Sial!"

Kalila menjerit di kamarnya sembari melemparkan tasnya. Jeritannya itu sampai terdengar oleh Hana. 

Wanita itu langsung menghampiri Kalila, dan melihat adiknya sedang mengamuk.

"Apa yang terjadi? Kenapa kamu marah-marah?" tanya Hana, penasaran.

Untuk kali ini, Hana serius bertanya. Ingin tahu kenapa adiknya pulang dalam keadaan seperti ini.

Kalila duduk di depan Hana sembari menangis. Wanita itu sudah tidak kuat lagi dengan cemoohan dan hinaan orang-orang.

Apalagi untuk ke sekian kalinya, dia gagal testing model. Alasannya selalu sama. Mereka semua tahu perihal video syur dirinya dan Aji.

Entah Hana sudah tahu atau tidak, tapi Kalila sudah tidak kuat lagi. Dia harus memohon bantuan Hana. Sebab, datang pada Aji, yang diterima hanyalah omelan karena Aji pun mendapat banyak penolakan dari clientnya.

"Kak, aku mau jujur," ucap Kalila, sembari terisak.

Hana terdiam. Entah kenapa dia merasa kalau Kalila akan membicarakan perihal video yang beredar. Tetapi, Hana tetap berusaha terlihat biasa saja.

"Jujur apa?"

"Aku ... aku berselingkuh dengan Mas Aji," ucap Kalila, diakhiri dengan tangisan.

Hana mematung di tempat. Kaki dan telapak tangannya terasa dingin. Telinganya seolah berdengung, mengulang kalimat yang diucapkan oleh Kalila.

Ini bukan hal yang mengagetkan untuknya. Hanya saja, Hana terkejut dengan pengakuan Kalila. Di luar dugaan.

Hana tidak mengerti, kenapa Kalila berbuat seperti ini? Padahal, dalam percakapan mereka, Kalila dan Aji sedang berusaha menyingkirkannya.

"Kak, maafkan aku. Aku ... aku sudah melakukan kesalahan besar. Tapi, ini semua karena Mas Aji--"

"Cukup!"

Hana langsung menghentikan perkataan Kalila. Dia tidak mau sampai masalah ini terungkap sebelum semua bukti dikumpulkan.

Paling utama, kalau Kalila memohon ampun padanya, itu artinya Hana tidak bisa memberi pelajaran pada kedua pengkhianat itu.

"Kak!"

"Cukup, Kal! Aku tidak tahu kamu kenapa. Tapi, jangan memfitnah suamiku. Mas Aji tidak seperti itu!" seru Hana.

Dalam hati, Hana memaki Aji. Terpaksa harus mengatakan itu demi rencananya.

Kalila menggelengkan kepala. "Tidak, Kak. Ini bukan fitnah. Ini kenyataan. Kalau Kakak gak percaya, coba buka media sosial Kakak. Banyak video syur aku dan Mas Aji di sana."

Hana meneguk saliva, berusaha menahan perasaan marahnya. Ditambah air matanya yang hampir saja keluar.

"Bukankah kamu sendiri yang menyuruhku untuk tidak bermain media sosial, demi kesehatanku? Agar aku tidak terpengaruh dunia luar yang akan membuatku stres. Iya, kan? Lalu, kenapa kamu malah menuduh suamiku macam-macam?"

Kalila terdiam. Dia baru tersadarkan dengan itu. Ini namanya senjata makan Tuan.

"Tidak, Kak. Dengarkan aku dulu, terlepas dari itu semua. Kakak harus percaya padaku!"

Hana bersikap tenang, tapi justru itu yang membuat Kalila mulai takut.

"Kamu mengatakan ini semua dengan tujuan apa? Ingin menghancurkan rumah tanggaku, lalu memfitnah Mas Aji?"

"Tidak!" teriak Kalila, dibarengi tangisan.

"Kalau Kakak gak percaya, tanya Mas Aji langsung!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 64 Berburu Waktu

    "Kok, kamu ngomong seperti itu sama suami sendiri? Kamu mencurigaiku?" tanya Aji, tiba-tiba saja malah benar-benar berbeda jauh dari sebelumnya. Saat Hana mengatakan tentang gaji dan keuangan, ini membuat Hana takut kalau Aji itu sebenarnya psikopat yang sedang menyamar jadi suaminya. Namun, sudah bertahun-tahun lamanya sampai Nara cukup besar, Aji baru memperlihatkan semua itu. "Em, mungkin perasaanku saja. Kamu akhir-akhir ini tidak seperti biasanyam kamu jauh berbeda dengan Mas Aji yang dulu, saat aku sakit. Apakah ini karena aku sembuh, jadi kamu berubah sikap?" tanya Hana dengan berani lagi. Dia tidak peduli apa yang akan terjadi hari ini, yang pasti wanita itu harus tahu sifat asli Aji seperti apa jika dirinya terus menekan emosi sang pria."Tidak seperti itu, Hana. Aku hanya kaget saja karena kamu tiba-tiba bilang kalau kamu tidak membutuhkanku. Bukankah itu adalah hal yang sangat sensitif jika didengar oleh seorang suami? Suami itu kan tugasnya mencari nafkah. Kamu seolah

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 63 Keluarnya Sifat Asli Aji

    Setelah menelepon Kalila, wanita itu pun bergegas untuk ke kamar. Dia tidak boleh membuat Aji curiga karena keberadaannya yang tiba-tiba saja menghilang di sekitaran rumah. Saat sampai sana, ternyata Aji sudah memakai piyama tidur."Kamu ke mana aja, Hana?dari tadi aku cariin," ucap Aji yang membuat Hana terdiam sebentar. Dalam hati merutuk dan ingun sekali membuat pria itu tak berdaya, tetapi bukan saatnya. Besok dia akan ungkap semuanya. "Iya, tadi aku lagi ke kamar Nara tapi ternyata anak itu nggak ada. Jadi aku cari di tempat Bi Asih. Dia ada di sana.""Oh, kukira kamu ke mana. Oh ya, besok aku akan berangkat pagi-pagi sekali untuk mencari pekerjaan. Kamu doakan aku agar bisa dapat pekerjaan baru dan kamu bisa melanjutkan pengobatan," ujar Aji sembari duduk di kasur. Hana masih berdiri di ambang pintu, lalu menutup pintu itu secara perlahan. Entah bagaimana membuat pria ini sadar kalau dirinya itu sudah tidak berarti lagi di rumah ini. Entah itu materi atau sosok suami dan Aya

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 62 Bergerak Cepat

    "Pokoknya aku tidak mau tahu, cepat lakukan itu sebelum waktunya habis. Bisa-bisa aku sial sendiri, karena Kalila lebih dulu melaporkan semuanya pada Hana. Aku yakin, wanita itu menyimpan bukti-bukti tentangku. Pokoknya itu semua harus segera diatasi. Ini bukan hal yang bisa dimainkan lagi."Hana tidak bisa diam saja. Dia akan langsung bergerak cepat untuk menghubungi Kalila dan memindahkan adiknya ke tempat aman. Kalau satu rumah di sini takutnya akan terjadi sesuatu yang buruk kepada adiknya. Setidaknya sampai Aji benar-benar dihukum dia harus memastikan Kalila selamat tanpa ada luka sedikit pun.Terdengar suara langkah Aji yang mendekat, membuat Hana harus segera kembali meninggalkan tempat persembunyiannya. Dia memutar tubuhnya dan bersembunyi di balik patung yang ada di sana. Tentulah Aji tidak melihat keberadaannya. Wanita itu sampai menahan napas kala Aji berjalan melewatinya. Setelah sang suami benar-benar hilang di balik pandangan, wanita itu pun bisa menghela napas lega. D

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 61 Cara Licik Aji

    Hana berusaha sebaik mungkin untuk tidak mengeluarkan suara. Dia tidak mau suaminya tahu keberadaan dirinya yang dari tadi sedang menguping. Pekatnya malam di taman belakang dan hanya diterangi oleh lampu-lampu kecil membuat Hana tidak bisa melihat dengan jelas di mana keberadaan suaminya. Wanita itu hanya melihat siluet Aji yang benar-benar di depan patung, saat ini dijadikan tempat sembunyi Hana. Dia akan berusaha mendengar sebaik mungkin apa yang sedang dilakukan Aji di telepon.Bagaimanapun wanita itu tidak mungkin membiarkan Aji menghilangkan nyawa Kalila. Meskipun wanita itu adalah orang yang sudah merusak rumah tangganya, tetapi Kalila tetaplah adiknya. Dia cukup memberikan hukuman yang setimpal untuk Kalila, tidak untuk dihilangkan lawannya. "Pokoknya aku tidak mau tahu, cari di mana Kalila berada. Jangan sampai dia memberikan bukti-bukti kepada Hana. Aku tidak mau kehilangan harta berhargaku." Hana masih terdiam dan Aji juga diam beberapa saat. Sepertinya tengah mendengark

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 60 Bertengkar dengan Siapa?

    Setelah makan malam usai, Aji memilih untuk membersihkan diri. Sementara Hana di kamar sedang berusaha untuk memantau Kalila dari kamera CCTV yang dipasang di kamar adiknya. Tampak Kalila sedang makan dengan tenang, benar-benar sesuai yang diinginkan oleh Hana. Dia sekarang dalam kebingungan. Apa yang harus dilakukan kepada adiknya? Sementara wanita itu masih memerlukan keterangan Kalila, dan juga bukti-bukti yang dipunya oleh adiknya. Saat sedang seperti ini, tiba-tiba Nara masuk. Kebetulan saat makan malam Nara disuapi oleh Bi Asih, ini dikarenakan takut ada pembicaraan orang dewasa yang mungkin akan memancing Nara berbicara jujur tentang apa pun yang seharusnya tidak diucapkan. Namanya juga anak-anak, bisa saja jujur. Jadi dia tidak boleh membuat Aji bertemu dengan Nara, takut gadis kecil itu mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya. "Ibu-ibu, Ibu lagi ngapain? Kok aku nggak lihat Tante Kalila, ya?" tanya anak kecil itu sembari duduk di hadapan Hana. Sang wanita langsung hentik

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 59 Aset atau Uang

    "Baiklah, aku mengerti kalau masalah itu. Tetapi apakah uangmu memang sangat banyak sampai kamu berani mengatakan hal seperti itu?" Pertanyaan Aji membuat Hana terdiam. Harusnya wanita itu tidak boleh mengatakan hal demikian, yang ada Aji pasti akan mengorek semua informasi tentang keuangannya. Lebih menyakitkan lagi kalau sampai Aji juga mengambil apa yang harusnya menjadi milik Hana. "Ya, palingan aku akan menjual beberapa emas yang kamu beli." "Emas?" Wajah Aji terlihat sekali sinis, di sorot matanya membuat Hana yakin kalau pria itu memang tidak akan pernah ikhlas kalau dirinya bahagia. Entah apa yang sudah dilakukannya di masa lalu sampai mendapatkan jodoh seperti Aji. Dia bahkan tidak melihat sisi buruk dari suaminya selama bertahun-tahun menikah dengan sang pria. Namun, setelah semuanya terbongkar wanita itu sadar sudah menikahi seorang penjahat yang sangat menakutkan dan juga harus diwaspadai. "Kalau itu sama saja dengan bohong, berarti kamu tidak punya uang lain, kan?

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 58 Uang dari Mana?

    "Hai, Han. Aku sudah pulang," ucap Aji sembari menenteng tas kerjanya. Hana tersenyum sebaik mungkin. Dia berusaha menyembunyikan apa yang sebenarnya terjadi. Bukti tentang perbuatan Aji pun sudah ada. Hana tinggal memanggil Kakek yang sudah menyelamatkan Kalila untuk menjadi saksi, tetapi tidak boleh semudah itu membuat suaminya langsung masuk penjara. Dia akan memberikan perhitungan terlebih dahulu kepada Aji, agar pria itu mengaku dan bisa dihukum seberat mungkin. "Iya, Mas. Ayo makan dulu!" ajak Hana.Sebenarnya ini membuat Aji bingung dan juga heran, sebab sebelumnya istrinya itu agak cuek kepadanya. Bahkan tidak seperti biasanya saat mereka masih bersama dan Hana terbaring sakit. Wanita ini malah semakin bugar, tidak terlihat tanda-tanda kesakitannya. Mungkin ada yang salah dengan obat yang diberikan oleh Kalila. Dia yakin, obat itu bisa memperparah keadaan Hana, tetapi malah seperti ini. Dia harus mencari tahu dulu ke mana Kalila dan akan membuat perhitungan kepada wanita it

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 57 Berusaha Bersembunyi

    Saat sore tiba, Hana menghampiri Kalila yang terus saja di kamar. Wanita itu ketakutan dan pikirannya kacau. Dia tidak tahu harus melakukan apa, tetapi kalau tidak di rumah kakaknya Kalila harus pergi ke mana? Tidak ada lagi tempat untuk dirinya berkeluh kesah, apalagi meminta perlindungan. Walaupun keluar, pasti banyak orang yang mengetahui tentang keberadaannya. Namanya saja sudah tercoreng. Bahkan pekerjaan sebagai model pun dicabut serta dibatalkan. Ini benar-benar membuatnya malu. Kalau pergi ke kampus, dia rasa tidak ada seorang pun yang mau membantunya. Apalagi keterangan dan kabar tentang dirinya sudah tersebar luas.Hana memanggil-manggil Kalila, wanita itu baru tersadar setelah tiga kali Hana memanggil nama Kalila. Dengan cepat dia membukakan pintu. Kalila tersenyum, dia merasa senang karena kakaknya mau mengunjunginya di kamar. Ingin keluar dari tempat itu, takut jika bertemu Aji. Ini sangat rawan. Untunglah kamarnya dilengkapi dengan kamar mandi, jadi dia tidak perlu kel

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 56 Permohonan Kalila

    Kalila terdiam. Dia menggigit bibir bawahnya dengan mata berkaca-kaca. Untuk saat ini Hana benar-benar tidak bisa memberikan hati lagi kepada adiknya ini. Dia sudah terlanjur sakit dengan apa yang dilakukan oleh Kalila. Walaupun memang dirinya sudah tahu semua, tetapi ternyata tetap saja ada rasa sakit yang menggerogoti. Meskipun mereka satu darah, tetapi pengkhianatan tidak bisa ditoleransi lagi."Kenapa kamu diam saja? Cepat kemasi barangmu! Kamu sudah terbukti salah, serahkan apa yang kamu punya tentang Mas Aji kepadaku. Maka hukumanmu pasti akan berkurang." Mendengar itu Kalila mendongak sembari menggelengkan kepala. "Kak, aku mohon jangan usir aku dari sini. Berikan aku waktu. Kalau aku keluar, bagaimana kalau Mas Aji mengincar nyawaku? Jika aku mati, apakah Kakak mau?"Seketika Hana diam, tetapi tiba-tiba saja wanita itu menyeringai. "Lebih baik kehilangan kamu daripada aku harus melihatmu dalam kesakitan seumur hidupku. Jika melihatmu pasti akan ada bayangan pengkhianatan ka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status