Share

Bab 212

Author: kamiya san
last update Last Updated: 2025-04-30 19:58:28

Osara bersalaman dengan para pelayat sambil duduk atas arahan Mama Hana sebab parasnya sungguh pucat. Menolak saran Shanumi agar menyudahi dan pergi saja ke dalam rumah.

Osara merasa justru dengan bersalaman, membuatnya tidak sadar tersenyum. Mengikuti aura para pelayat yang memberinya senyum tulus. Setidaknya mampu menawar pilu yang sedang mengikis di dadanya meskipun sekadar sementara.

“Sudah, sudah gak ada lagi. Ayo ke dalam.” Shanumi kembali mengingatkan sebab yang bersalaman sudah pulang semua. Lengang tanpa orang, sebab hampir semua lelaki mengikut ke area pemakaman dengan kendaraan masing-masing.

“Benar, ayo masuk ke dalam rumah.” Mama Hana mengangkat kedua bahunya agar semangat berdiri.

Osara berjalan menuju pintu yang tengah terbuka lebar. Perasaannya tiba-tiba kembali seperti linglung dan raganya sungguh lunglai. Seolah almarhum suami sedang melambai di dalam dengan raut yang sedih.

“Ma….!” Osara menjerit dan menggapai tangan Mama Hana.

“Osa, kamu drop lagi?!” Ma
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Dewi Rahma
baru ikut senang sebentar, eeeh dimatiin, pingin tau akhir kelakuan clara dan Farida, apakah bekerja sama utk hancurkan rt daishin eehhh ga sepemikiran dg penulis wkwkwkwk
goodnovel comment avatar
Nazira Barkawi
bukan mimpi ya. beneran. sedih amat
goodnovel comment avatar
cemploek
gmn ceritanya bisa kecelakaan ini
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 486

    Turun dari kawasan villa di dataran atas, Juan bukan pulang ke rumah, melainkan pergi membelok ke persimpangan. Melaju kencang dan kemudian berhenti mendadak. Juan menghampiri sebuah rumah minimalis dengan kolam ikan kecil di depan terasnya. Seorang lelaki tampak membuka pintu rumah dan keluar menyongsong mobil Juan di luar pagar. Dia adalah lelaki yang tidak asing lagi bagi keluarga Juanda. Siapa lagi ... Nanang! “Antar aku clubbing, Nang!” seru Juan sambil bergeser duduk. “Hadeh, ngapain, Mas?! Sama Bapak kan gak boleh, lagian sampean sudah pernah janji gak anu lagi lho, Mas!” Seru Nanang bimbang. Sekilas ingat Intana, perempuan cantik dengan bodi bak model yang tadi siang dinikahi si bos. Apa yang terjadi, kenapa gak meniduri istrinya malam-malam yang dingin begini? Lagian ini malam pertama buat mereka. Eh, pengantin lelaki malah nyari klub malam. Si bos ini normal tidak?! “Lekas, Nang! Gak banyak minumnya!” seru Juan. Berharap kali ini tidak dibantah. “Aku ambil jaket,

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 485

    “Kenapa makanmu sedikit saja, Intana?” tanya Bu Agus yang diam-diam memperhatikan. “Eh, anu, Ma, tadi sebelum turun, sudah makan banyak di villa. Perutku masih penuh, padahal makanannya enak-enak ini, Ma!” sahut Intana. Berusaha keras berkata baik pada ibunya Juan. Meski ini sangat susah, dirinya tidak biasa berbicara manis demi kebohongan. Namun, ini dengan wanita yang bergelar mertua, terpaksa! Padahal yang sebetulnya, bibirnya pedih sebab terluka. Juan memang gila! Saat makan malam usai, Intana tidak mau lagi masuk ke dalam kamar Juan. Menunggu dengan mengobrol bersama kedua mertua di ruang keluarga. Sempat ditemani sebentar oleh Yunita. Tetapi Anthony datang dan menjemput untuk dibawa turun kebun ke Kota Wlingi untuk jalan-jalan saat malam. Pak Agus dan Bu Agus ingin dibawa juga tetapi keduanya menolak dengan alasan jauhnya jarak tempuh. Lebih baik istirahat lebih awal malam ini. Tidak lama, Juan keluar kamar dan mengajak Intana berangkat ke villa lebih cepat. Niatn

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 484

    Yang mulanya hanya cukup dengan satu kepala keluarga, kini di meja makan telah mengembang menjadi tiga kepala keluarga dalam waktu super singkat. Keluarga Pak Agus dan istri, keluarga Yunita dengan suami, juga kelurga Juan plus istri. “Kamu tidak ingin tinggal lebih lama di sini, Yunita?” tanya Pak Agus. Meski selama ini terlihat datar dan diam, rupanya sedih juga setelah anak perempuan menikah dan dibawa suaminya. Kini anak lelaki yang jadi andalan, bisa jadi akan pergi jauh kembali. Sedih sekali rasanya menyadari hal ini. “Pak Azlan tidak membolehkan, Pa. Mungkin lain kali jika pekerjaannya tidak sangat banyak, kami pasti tinggal lebih lama.” Yunita yang mengerti perasaan orang tuanya, coba menenangkan hati mereka. Ingin hati tinggal dengan orang tua, tetapi ikut dengan suami rasanya juga bahagia. Apalagi Anthony sudah kembali menyentuhnya dan berjanji akan selalu setia, demi Yunita ikut kembali ke Surabaya. Tentu saja, suami mana yang ingin berjauhan dengan istri, apalag

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 483

    Tanpa bicara, Juan menjauh dari Intana dan menyandar di pintu. Tidak melakukan apa yang diminta oleh Intana. Perempuan kurang ajar, meminta memakaikan celana dalamnya. Jangan harap! Ketukan itu kembali terdengar, Juan membisu dengan raut garangnya, seolah sedang tuli. Tetapi memberi perintah lagi pada Intana agar memakai celananya dengan gerakan dagu dan sorot matanya. “Iya, Mak! Sebentar lagi aku keluar!” seru Juan. Orang yang mengetuk pintu dan menunggu di luar rupanya adalah asisten rumah tangga di rumahnya. Segera terdengar langkah menjauh setelah mendengar jawaban dari penghuni kamar. “Lekas dipakai calana kamu itu, Intana!” hardiknya lagi tetapi terdengar lirih sebab Intana terus berdiri dan mematung. Tidak juga bercelana. “Tidak perlu mengikutiku jika tidak patuh padaku!” bentak Juan dengan perasaan sangat kesal. “Suami jahat! Istri ingin dimanjakan, tapi malah marah! Jahat kamu ya, masnya Yunita!” Intana pura-pura marah dan mengomel. Padahal, puas sekali melihat lel

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 482

    Saat keluar dari kamar mandi dengan wajah basahnya, Intana merasa haru, Juan sudah menyiapkan satu sajadah lebar untuknya. Menyangka lelaki itu akan menjadikan dirinya makmum. Rasanya ini akan menjadi ibadah yang patut dia kenang di sepanjang usianya saat ini. “Mana sajadah kamu, masnya Yunita?” tanya Intana saat Juan menyodorkan sajadah itu padanya. Lelaki itu berdiri menjauh. “Ini sajadahku, pakai saja.” Juan makin bergeser mundur. Memandang Intana yang segera membungkus dirinya dengan mukena. “Aku sudah siap nih, masnya Yunita! Tapi, bolehkah kamu shalat tanpa beralas sajadah? Biasanya cicak suka berkhianat, ninggalin jejak lewat kotoran di mana-mana. Lagian lantai kamarmu kan gelap….” Intana berkomentar cepat. Memandang pada dinding kamar Juan yang dicat putih bersih tetapi lantai granitnya hitam legam. Aneh memang selera pria, cenderung suka gelap! “Kau lumayan ngerti juga, Intana. Pernah ngaji?” tanya Juan tertarik. Menatap Intana dengan tidak berkedip. “Aku dulu … sek

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 481

    Perempuan yang berbicara akrab dengan Juan telah berlalu. Intana telah mendekat dan mendapat senyuman, tetapi dia tidak membalas sebab terlanjur kesal sendiri. “Dia siapa, masnya Yunita?” tanya Intana yang merasa benar-benar ingin tahu. Bisa jadi Juan sudah memiliki tambatan hatinya. Bisa perempuan tadi, atau perempuan lain. Ini luput dari pemikiran Intana selama ini. Kesal, yang ditanya tidak memberi pencerahan. Justru berjalan semakin cepat dan seperti sengaja meninggalkannya. Intana merasa sama sekali tidak dianggap. Apa seharusnya pulang ke villa dan tidak perlu mengikuti? “Baiklah, jika kamu tidak suka, aku tidak jadi ikut kamu ke rumahmu! Mungkin aku memang menyebalkan! Pinjam mobilmu!” seru Intana dengan keras. Juan terkejut, Buku-buku dia berbalik badan, suara cempreng itu jika didengar orang tua, pasti membuat mereka berpikir keras. Juan jadi sangat waswas. “Ayo masuk ke rumah!” seru Juan pada Intana dengan lirih. “Enggak, aku pulang saja. Pinjam mobil!” Int

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status