Bab 14 Rahasia Satu jam kemudian rapat usai. Sadewa segera bergegas menuju ke ruangan Pak Burhan, atasannya yang berada di lantai yang sama dengan ruangan rapat. Perasaannya was-was takut kena semprot bosnya itu terkait laporan keuangan yang dibuatnya. Setelah mengetuk pintu, pria tampan itu memasuki ruangan yang cukup luas. Atasannya itu sudah menunggu kedatangan Sadewa. Pak Burhan tengah duduk bersandar di sofa. Sadewa deg-degan takut ada yang salah dengan laporan keuangan yang dibuatnya. Ia sudah menyiapkan mental untuk dimarahi. Bosnya ini killer, tidak segan untuk mengomeli karyawan yang kinerjanya tidak benar."Dewa, siapa perempuan yang menemuimu di ruang rapat tadi?" tanya Pak Burhan langsung pada inti pertanyaannya saat Sadewa baru saja duduk.Sadewa mengerutkan keningnya, merasa heran atasannya tiba-tiba menanyakan Gemi istrinya. Pikirnya mungkin Pak Burhan yang seorang duda menyukai gadis desa itu dan ingin memperistrinya. Sadewa mengeleng, menepis prasangka buruknya. Ras
ISTRI PILIHAN IBUBab 15 Masih BertahanSadewa mendapatkan tugas langsung dari Pak Burhan selaku atasannya untuk menangani tender pengadaan buku sekolah di wilayah Palembang. Sampai akhir pekan ia masih berada di daerah yang terkenal akan sungai Musi dan penganan pempeknya itu.Devita pun pergi dari selepas Zuhur belum kembali. Biasanya istri siri Sadewa itu juga selalu pulang larut malam. Gemi sudah terbiasa sendirian di rumah. Rumah dalam keadaan sepi justru membuatnya merasa nyaman. Devita yang berlagak bossy, apa-apa minta dilayani sering membuat Gemi merasa kesal dan merasa buruk mood-nya.Setelah selesai dengan pekerjaan rumah, Gemi menghabiskan waktu dengan scroll-scroll sosial medianya. Sebuah notifikasi pesan dari sahabat dari kecilnya, Haris terbaca di layar ponselnya.[Lagi ngapain?] [Bosan, sendirian di rumah. Mas Dewa dinas ke Palembang.] Balas Gemi yang kebetulan sedang online.[Aku lagi main ke Jakarta, nih. Habis gajian, mau kutraktir makan yang enak?][Makan apa yang
Bab 16 Masih Berharap Ketika membuka pintu, Gemi terkejut melihat Haris sudah menunggunya di depan pintu pagar, duduk di atas jok sepeda motor matiknya. Haris mengenakan kaus oblong hitam dibagian dalam dan luarnya kemeja lengan panjang hitam bermotif kotak-kotak. "Widih, penampilan kamu keren juga malam ini!" puji Gemi tulus. "Biasa aja." Haris jadi salah tingkah mendapatkan pujian dari perempuan yang masih dicintainya hingga kini."Dah lama nunggu, Ris?" tanya Gemi sudah berdiri di samping motor."Ah ... Nggak. Baru juga sampai." Padahal sudah dua puluh menit Haris menunggu saking semangatnya ingin pergi malam mingguan dengan Gemi. "Nih, helmnya! Mau dipakein?" ledek Haris."Nggak, Bisa sendiri." Haris mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan sedang, memberikan kesempatan bagi Gemi untuk menikmati pemandangan di sepanjang jalan yang mereka lewati. Sesekali Haris memberitahu nama jalan yang mereka lewati. Gemi menikmati keramaian ibukota di akhir pekan. Gadis desa itu memand
ISTRI PILIHAN IBUBab 17 Rahasia Terungkap Berwisata malam dengan Haris berkeliling ibukota Jakarta membuat pikiran Gemi menjadi lebih segar, layaknya baterei yang baru diisi lagi dayanya. Healing membuat mood-nya membaik.Sebelum pukul sepuluh malam Gemi sudah kembali ke rumah sesuai izin yang diberikan suaminya. Kelelahan membuat gadis desa itu lekas tertidur setelah membersihkan badan. Dalam keadaan lelah Gemi masih sempat mengoleskan night cream pemberian Haris ke seluruh wajah. Noda hitam bekas jerawat sudah mulai tersamarkan meski sepenuhnya belum menghilang. Wajahnya sudah terlihat lebih cerah. Semua butuh proses, ada waktunya. Tidak ada yang instan kecuali mie.Pukul tiga dini hari Gemi terbiasa bangun untuk melakukan Sholat Tahajud. Kebiasaan yang sudah dilakukannya sejak masih duduk di bangku sekolah. Mbah Tum--neneknya--meski sudah renta masih rajin sholat malam. Gemi mengikuti kebiasaan baik dari simbahnya itu.Setelah mengucap salam, menengok ke kanan dan ke kiri, Gemi
Bab 18 Siapa yang Berkhianat Menjelang sore terdengar deru mobil Sadewa di depan rumah. Devita berlari-lari kecil menyongsong kehadiran suaminya saat mendengar deru mobil memasuki garasi."Maaas, aku kangen!" Devita bergelayut manja di lengan suaminya. "Aku lelah," balas Sadewa sambil menepis tangan Devita membuat perempuan cantik itu menautkan kedua alisnya, heran dengan sikap dingin suaminya.Sadewa menjadi kesal dengan Devita karena mendapatkan aduan dari Gemi bahwa istrinya itu pergi dengan lelaki lain saat ia tidak ada di rumah.Gemi yang mengeluarkan kopor dari bagasi mobil merasa puas, Sadewa percaya apa yang ia katakan. Sikapnya mulai dingin terhadap Devita.Sadewa duduk menyandarkan tubuhnya di sofa. Fisiknya lelah setelah pulang dari perjalanan. Namun, batinnya sakit mengingat aduan Gemi, Devita pergi dengan lelaki lain saat ia tak ada di rumah."Mas, kamu kenapa cemberut, gitu? Capek, ya? Mau kupijat?" Devita langsung memegang kedua pundak suaminya itu.Sadewa mencengkal
ISTRI PILIHAN IBUBab 19 Genderang Perang Ditabuh"Aku duluan yang dinikahi Mas Dewa. Mas Dewa nikahi kamu juga karena terpaksa. Hanya demi ibunya. Dia tidak pernah sekalipun menginginkanmu. Asal kamu tahu Gemi, Mas Dewa itu cinta mati sama aku." Devita merasa di atas angin, merasa dicintai Sadewa."Jangan ngimpi kamu bisa dapetin hatinya. Dasar pelakor!" Devita memaki-maki Gemi seenaknya, melampiaskan kekesalannya.Devita menuduh Gemi sebagai pelakor karena merasa ia dinikahi Sadewa lebih dulu. Sementara Gemi merasa ia lebih berhak atas Sadewa karena dinikahi secara sah secara agama dan negara. Ada bukti buku nikahnya dengan Sadewa. Sementara Devita hanya dinikahi di bawah tangan, tidak sah secara hukum.Devita melemparkan buku nikah milik Gemi itu ke sembarang arah, lalu pergi meninggalkan kamar sempit di sudut dapur yang ditempati oleh gadis desa itu dengan kemarahan yang meluap. Wanita cantik itu melangkah dengan tergesa-gesa menuju kamarnya dengan Sadewa. Napasnya memburu. Ia ak
Bab 20 Upaya Pendekatan Ketika Gemi menoleh, ternyata Devita sudah berdiri di samping gerobak sayur, memberikan tatapan kebencian kepadanya. Gadis desa itu sedikit gugup dan ketar-ketir, waspada dengan apa yang akan dilakukan Devita terhadap dirinya. 'Tidak biasanya Devita bangun pagi,' pikir Gemi heran.Tiba-tiba perasaan Gemi tidak enak. Devita pasti mempunyai maksud tertentu, yang pasti maksud buruk kepada dirinya. Aneh saja Devita yang tidak pernah masak ikut bergabung dengan ibu-ibu yang tengah berbelanja sayur."Ibu-ibu hati-hati, lho, dengan ART-nya," ucap Devita mulai memprovokasi warga kompleks. Deg! Gemi terhenyak, ia merasa jadi objek pembicaraan Devita."Memang kenapa, Bu Dewa?" komentar seorang ibu muda dengan pakaian kasual."Mungkin ART kalian yang dari kampung bisa aja jadi pelakor, lho." Devita berkata sambil melirik sinis ke arah Gemi."Oh, ternyata Devita ingin menjelekkan aku di depan warga kompleks," batin Gemi gemes."Ah ... Mana mungkin suami kita tertarik sam
ISTRI PILIHAN IBUBab 21 Sentuhan Tak Sengaja"Mas, tidur yuk! Aku sudah mengantuk," rajuk Devita sambil bergelayut manja di lengan Sadewa yang fokus menonton televisi.Semenjak terbongkar rahasia bahwa Gemi adalah istri sah dari suaminya, Devita sering bersikap mesra kepada Sadewa di depan madunya itu, sengaja untuk memanas-manasi, bermaksud membuat Gemi merasa cemburu. Gemi yang tengah mengambil air dingin di lemari pendingin merasa muak mendengar suara manja Devita. Buru-buru gadis desa itu meninggalkan dapur yang terhubung dengan ruang keluarga. Ia tidak ingin mendengar lebih banyak.Devita merasa menang, di atas angin karena Sadewa hanya mencintainya. Para tetangga dan semua teman kantor juga tahunya ia satu-satunya istri yang dimiliki Sadewa. Bagi orang-orang dalam circle kehidupannya, Gemi hanyalah dianggap seorang pembantu.Meski istri sah, Gemi merasa seperti istri simpanan yang dirahasiakan dari khalayak ramai. Ini membuatnya tak nyaman. Ia masih harus berperan sebagai ART