Share

Bab 2

last update Last Updated: 2023-02-21 09:09:32

Bab 2 Air Mata di Malam Pertama 

"Sadewa, Ibu titip Gemi. Jaga dia baik-baik dan jangan pernah kau sia-siakan istrimu," nasihat Bu Gayatri setelah acara ijab kabul baru saja usai.

Setelah resmi menjadi istri Sadewa, Gemi memasuki kamar suaminya. Gadis lugu dan polos itu sudah sangat hafal seluk beluk kamar ini. Selama belasan tahun bekerja sebagai ART Bu Gayatri, hampir setiap hari ia selalu bertugas membersihkan kamar ini meski pemiliknya jarang ada di rumah. 

Setelah menamatkan SMA-nya di desa, Sadewa melanjutkan kuliah dan bekerja di ibu kota. Sekarang Gemi memasuki kamar ini bukan sebagai ART, tetapi sebagai istri dari Sadewa dan menantu Bu Gayatri.

Gemi duduk di tepi ranjang yang bertabur bunga mawar merah sembari menitikkan air mata bahagia. Ia tidak pernah menyangka dan menduga impian semasa remajanya yaitu bersanding di pelaminan dengan lelaki yang menjadi cinta pertamanya itu terwujud dengan mudah dan cepat. 

Terdengar suara pintu dibuka diikuti suara langkah kaki berjalan mendekat. Jantung Gemi berdegup kencang. Dadanya pun berdebar-debar tak karuan. Meski dari kecil sudah mengenal Sadewa, tetapi ia sangat jarang sekali mengobrol dengan putra tunggal majikannya itu. 

Usia Sadewa yang lima tahun lebih tua membuat Gemi sungkan dengan pria tampan itu. Lagi pula lelaki itu adalah anak majikannya. Ditambah karakter Sadewa yang dingin, cuek, dan irit berbicara.

"Tidurlah, Gemi! Aku tidak akan menyentuhmu. Perlu kamu ketahui, aku menikahimu hanya karena berbakti kepada Ibu. Jangan berharap lebih," tegas Sadewa berkata terus terang di malam pertama mereka.

Baru beberapa detik yang lalu, Gemi merasa menjadi perempuan yang paling bahagia di dunia. Namun, baru saja ucapan suaminya membuatnya syok. Ia seperti dilambungkan di ketinggian lalu dilemparkan ke dasar jurang.

Perkataan Sadewa yang terdengar sarkastis itu mampu menggoyak hati Gemi Nastiti yang lembut. Gadis itu memegangi dadanya yang sakit. 

"I-ya, Mas, a-ku mengerti," jawab Gemi susah payah menelan ludah. Ia makin menunduk malu, merasa tidak berharga, ditolak suaminya di malam pertama yang seharusnya indah bagi sepasang pengantin baru.

Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. Dadanya makin terasa sesak. Ia adalah istri yang tak dianggap. Gemi berusaha untuk tegar, menahan air mata yang sudah berdesakan ingin keluar.

"A-ku permisi ke kamar mandi sebentar, Mas," pamit Gemi melangkah cepat menuju kamar mandi. Ia tidak ingin Sadewa melihatnya menangis. Ia tidak ingin terlihat lemah di depan sang suami.

"Satu lagi yang perlu kamu tahu, Gemi. Aku sudah mempunyai kekasih di kota." 

Mendengar pengakuan Sadewa, hati Gemi makin luluh lantak. Awalnya ia berpikir akan sanggup bertahan dan akan berjuang untuk mendapatkan simpati dan hati suaminya. Ternyata sudah ada perempuan lain yang mengisi hati suaminya.

Gemi patah hati di malam yang seharusnya indah bagi sepasang pengantin baru itu. Apa artinya bersanding di pelaminan, bila ia tidak memiliki hati suaminya. Perasaannya lebih pedih daripada perasaan cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Menjadi istri yang tak dianggap sungguh menyakitkan hatinya. Gemi tertidur dengan berselimutkan kesedihan. 

Sebelum azan subuh berkumandang, Gemi sudah terbangun. Selama dua tahun terakhir--tepatnya saat Bu Gayatri mulai sakit-sakitan-- ia selalu menemani tidur di rumah majikannya. 

Setiap bangun tidur, Gemi akan mengecek ke kamar majikannya itu. Saat ini statusnya sudah berubah. Bukan lagi sebagai pembantunya, tetapi sebagai menantunya.

Saat hendak membangunkan ibu mertuanya untuk sholat Subuh, ternyata wanita paruh baya itu sudah tidak bernapas. Denyut nadinya berhenti berdetak.

"Bu ... bangun!" jerit Gemi histeris saat menyadari ibu mertuanya telah pergi untuk selamanya. Ucapan Sadewa yang akan menceraikan dirinya setelah ibunya pergi kembali terngiang. Gadis desa yang lugu ini khawatir akan menjadi janda secepat itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
kadang gak nyalahin dewa ya namanya juga cari istri pinginnya cantik luar dalam .
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Pilihan Ibu    Bab 60 Akhir Bahagia (Tamat)

    Bab 60 Akhir Bahagia (Tamat)Dada Sadewa berdebar-debar, dag-dig-dug tak karuan menunggu jawaban dari Gemi. Gelisah, tegang, dan khawatir berpadu jadi satu hingga membuat perutnya terasa mulas seketika.Dulu, ia memang sering menyakiti hati gadis itu saat mereka masih berstatus sebagai suami istri. Pria tampan itu kini ragu, Gemi akan mau menerimanya kembali. Betapa dulu ia begitu jahat dan egois. Namun, bila teringat isi buku catatan harian milik Gemi yang sudah dibacanya, terbit rasa optimis dalam hatinya. Ia tahu betapa Gemi mencintai dirinya sebegitu besar dan dalam selama lebih 10 tahun. Apakah rasa itu masih ada dan masih sama?Gemi menunduk menekuri lantai tegel sambil berpikir dan mempertimbangkan segala sesuatunya sebelum memutuskan. Suasana ruang tamu rumah Siti menjadi hening. Tidak ada perbincangan. Semua orang tengah menunggu jawaban dari Gemi. Dulu Sadewa pernah menorehkan luka di hatinya. Sakit hati Gemi saat suaminya itu lebih memilih Devita, sering mempertontonkan ke

  • Istri Pilihan Ibu    Bab 59 Memaafkan dan Mengikhlaskan

    Bab 59 Memaafkan dan Mengikhlaskan "Ayo pulang, Gemi! Banyak orang yang menyayangimu merasa kehilangan dan mengkhawatirkan keadaanmu," bujuk Sadewa. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Keadaanku baik-baik saja. Mas Dewa pulang saja!" Gemi masih bertahan, enggan pulang."Kamu butuh waktu berapa lama lagi, Gemi?" tanya Sadewa seraya menatap lekat perempuan muda di depannya itu.Gemi hanya bergeming. Menunduk. Gadis berkerudung maroon itu merasa belum siap untuk kembali pulang saat ini. Kemarahannya belum sepenuhnya reda. Api yang berkobar di dadanya belum padam sepenuhnya. Kebencian dan dendam masih merasuki alam pikiran dan perasaannya. Ia masih membutuhkan waktu sedikit lagi sampai batinnya benar-benar merasa tenang, ikhlas, dan legowo."Beri aku waktu tiga hari lagi untuk menenangkan diri, Mas Dewa," pinta Gemi Nastiti.Tinggal berlama-lama menumpang di rumah orang tua Siti, sebenarnya Gemi juga merasa tidak enak, takut merepotkan terlalu lama. Ia masih belum siap kembali untuk s

  • Istri Pilihan Ibu    Bab 58 Menenangkan Diri

    Bab 58 Menenangkan diriKeesokan harinya, Siti mengajak Gemi untuk mengunjungi situs purbakala Musium Sangiran yang berada di Desa Krikilan. Hanya butuh waktu sekitar tiga puluh menit dengan berjalan kaki dari tempat tinggal Siti.Gemi dan Siti beberapa kali mengambil foto secara bersamaan di daerah desa wisata itu. Siti lalu memposting foto dirinya dan Gemi di akun sosial medianya dengan menandai akun Gemi Nastiti."Mbak Gemi apakah perasaannya udah baikan setelah kita berwisata ke sini?" tanya Siti. Siti sengaja mengajak temannya jalan-jalan untuk menghibur temannya yang keadaannya terlihat menyedihkan. Gemi sudah menceritakan kisah hidupnya semua kepada Siti."Alhamdulillah sudah sedikit lebih baik. Makasih ya, Sit." Satu hal yang disyukuri Gemi adalah memiliki teman sebaik Siti.***Haris, Paklik Man, Pak Burhan, dan Sadewa sibuk mencari Gemi ke sana kemari. Ponsel gadis itu tidak aktif sejak kemarin. Mereka khawatir terjadi sesuatu dengan Gemi. Sama sekali tidak ada petunjuk k

  • Istri Pilihan Ibu    Bab 57 Pencarian

    Bab 57 Pencarian Saat mengetahui bahwa ia dan Haris tidak mungkin bisa menikah karena saudara sepersusuan, Gemi tampak kecewa dan putus asa. Haris tidak bisa ia jadikan tempat untuk bersandar bagi jiwanya yang lelah. Padahal selama ini sahabatnya itu selalu bisa diandalkan dan dijadikan sandaran.Gadis berkerudung hitam diam menunduk. Pikirannya masih kacau. Ia bingung ke mana harus menumpang tinggal untuk sementara waktu. Ia ingin melarikan diri dari orang yang telah membuatnya kecewa dan sakit hati. Dua fakta mengejutkan membuatnya syok dan terpuruk. Mentalnya langsung down.Gemi tidak mau pulang ke rumah Paklik Man. Ia masih marah dan kecewa dimanfaatkan Pakliknya itu demi memperoleh sejumlah uang setiap bulannya. Seharusnya dari awal adik almarhumah ibunya itu memberitahukan fakta yang sebenarnya. Bukan menutupi demi imbalan uang. Gemi merasa di mata Pakliknya itu uang lebih berharga daripada dirinya. Padahal selama ini hampir semua uang yang ia miliki selalu diberikan kepada Pak

  • Istri Pilihan Ibu    Bab 56 Ke Mana Perginya?

    Bab 56 Ke mana perginya?Braaakkk!!!Paklik Man menutup pintu dengan keras hingga menimbulkan suara bedebum, membuat kegaduhan di pagi hari. Sadewa terkejut, spontan memegangi dadanya. Ia lantas duduk di amben--tempat duduk dari bambu--menunggu. Ia bertekad harus mengetahui kabar dan keadaan Gemi. Ia tidak akan tenang sebelum memastikan keadaan Gemi sudah baik-baik saja.Setengah jam menunggu, Paklik Man belum juga membukakan pintu. Deru suara sebuah mobil Pajero warna hitam metalik berhenti tepat di depan rumah Pakliknya Gemi mengalihkan perhatian Sadewa. Seorang lelaki paruh baya keluar dari mobil itu.Sadewa terhenyak dengan kedatangan mantan atasannya itu. Ada perlu apa? Kenapa Pak Burhan sampai jauh-jauh datang ke desa? Sebenarnya apa yang terjadi dengan Gemi? "Apa kabarnya, Pak?" Sadewa menunduk hormat kepada lelaki paruh baya itu sekalian bertanya kabar."Ngapain kamu datang ke rumah Gemi?" tanya Pak Burhan menatap Sadewa dengan sorot mata tajam. Pak Burhan masih tidak menyu

  • Istri Pilihan Ibu    Bab 55 Menghilang Tanpa Jejak

    Bab 55 Menghilang Tanpa JejakSadewa meraih kotak kayu itu dari lemari paling bawah lantas membukanya. Ternyata kotak kayu berukir indah itu berisi satu set perhiasan, ada kalung, gelang, cincin, dan anting-anting. Secarik kertas terselip di dalamnya. Pria berpenampilan acak-acakan itu segera membuka lipatan kertas itu dan membaca pesannya.Dewa, tolong berikan kotak perhiasan ini kepada istrimu bila Ibu tidak sempat untuk memberikannya secara langsung kepada menantu kesayangan Ibu.Isi pesan itu singkat, padat, dan jelas. Satu set perhiasan itu harus diberikan kepada Gemi sebagai hadiah pernikahan dari sang ibu. Tepat sehari setelah Ijab Kabul antara Sadewa dan Gemi, Bu Gayatri berpulang sebelum sempat menyerahkan sendiri kotak perhiasan itu kepada menantu pilihannya.Setiap mengingat kegagalan rumah tangganya, Sadewa masih saja menyesali kebodohannya. Ia menyesal telah menyia-nyiakan istri pilihan sang Ibu. Mungkin hidupnya kini berantakan karena ia tidak bisa menjaga amanah ibunya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status