Share

Bab 2

Bab 2 Air Mata di Malam Pertama 

"Sadewa, Ibu titip Gemi. Jaga dia baik-baik dan jangan pernah kau sia-siakan istrimu," nasihat Bu Gayatri setelah acara ijab kabul baru saja usai.

Setelah resmi menjadi istri Sadewa, Gemi memasuki kamar suaminya. Gadis lugu dan polos itu sudah sangat hafal seluk beluk kamar ini. Selama belasan tahun bekerja sebagai ART Bu Gayatri, hampir setiap hari ia selalu bertugas membersihkan kamar ini meski pemiliknya jarang ada di rumah. 

Setelah menamatkan SMA-nya di desa, Sadewa melanjutkan kuliah dan bekerja di ibu kota. Sekarang Gemi memasuki kamar ini bukan sebagai ART, tetapi sebagai istri dari Sadewa dan menantu Bu Gayatri.

Gemi duduk di tepi ranjang yang bertabur bunga mawar merah sembari menitikkan air mata bahagia. Ia tidak pernah menyangka dan menduga impian semasa remajanya yaitu bersanding di pelaminan dengan lelaki yang menjadi cinta pertamanya itu terwujud dengan mudah dan cepat. 

Terdengar suara pintu dibuka diikuti suara langkah kaki berjalan mendekat. Jantung Gemi berdegup kencang. Dadanya pun berdebar-debar tak karuan. Meski dari kecil sudah mengenal Sadewa, tetapi ia sangat jarang sekali mengobrol dengan putra tunggal majikannya itu. 

Usia Sadewa yang lima tahun lebih tua membuat Gemi sungkan dengan pria tampan itu. Lagi pula lelaki itu adalah anak majikannya. Ditambah karakter Sadewa yang dingin, cuek, dan irit berbicara.

"Tidurlah, Gemi! Aku tidak akan menyentuhmu. Perlu kamu ketahui, aku menikahimu hanya karena berbakti kepada Ibu. Jangan berharap lebih," tegas Sadewa berkata terus terang di malam pertama mereka.

Baru beberapa detik yang lalu, Gemi merasa menjadi perempuan yang paling bahagia di dunia. Namun, baru saja ucapan suaminya membuatnya syok. Ia seperti dilambungkan di ketinggian lalu dilemparkan ke dasar jurang.

Perkataan Sadewa yang terdengar sarkastis itu mampu menggoyak hati Gemi Nastiti yang lembut. Gadis itu memegangi dadanya yang sakit. 

"I-ya, Mas, a-ku mengerti," jawab Gemi susah payah menelan ludah. Ia makin menunduk malu, merasa tidak berharga, ditolak suaminya di malam pertama yang seharusnya indah bagi sepasang pengantin baru.

Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. Dadanya makin terasa sesak. Ia adalah istri yang tak dianggap. Gemi berusaha untuk tegar, menahan air mata yang sudah berdesakan ingin keluar.

"A-ku permisi ke kamar mandi sebentar, Mas," pamit Gemi melangkah cepat menuju kamar mandi. Ia tidak ingin Sadewa melihatnya menangis. Ia tidak ingin terlihat lemah di depan sang suami.

"Satu lagi yang perlu kamu tahu, Gemi. Aku sudah mempunyai kekasih di kota." 

Mendengar pengakuan Sadewa, hati Gemi makin luluh lantak. Awalnya ia berpikir akan sanggup bertahan dan akan berjuang untuk mendapatkan simpati dan hati suaminya. Ternyata sudah ada perempuan lain yang mengisi hati suaminya.

Gemi patah hati di malam yang seharusnya indah bagi sepasang pengantin baru itu. Apa artinya bersanding di pelaminan, bila ia tidak memiliki hati suaminya. Perasaannya lebih pedih daripada perasaan cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Menjadi istri yang tak dianggap sungguh menyakitkan hatinya. Gemi tertidur dengan berselimutkan kesedihan. 

Sebelum azan subuh berkumandang, Gemi sudah terbangun. Selama dua tahun terakhir--tepatnya saat Bu Gayatri mulai sakit-sakitan-- ia selalu menemani tidur di rumah majikannya. 

Setiap bangun tidur, Gemi akan mengecek ke kamar majikannya itu. Saat ini statusnya sudah berubah. Bukan lagi sebagai pembantunya, tetapi sebagai menantunya.

Saat hendak membangunkan ibu mertuanya untuk sholat Subuh, ternyata wanita paruh baya itu sudah tidak bernapas. Denyut nadinya berhenti berdetak.

"Bu ... bangun!" jerit Gemi histeris saat menyadari ibu mertuanya telah pergi untuk selamanya. Ucapan Sadewa yang akan menceraikan dirinya setelah ibunya pergi kembali terngiang. Gadis desa yang lugu ini khawatir akan menjadi janda secepat itu.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
kadang gak nyalahin dewa ya namanya juga cari istri pinginnya cantik luar dalam .
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status