Bab 32 Jogging Bareng [Gemi, besok jogging bareng, yuk!"]Sebuah pesan dari Haris baru saja dibaca oleh Gemi. Kebetulan sekali Gemi memang sedang menjalani program diet untuk menurunkan berat badan. Jogging, ide bagus juga untuk membakar kalori, pikir Gemi.[Oke.] Tanpa berpikir panjang, Gemi menyetujui ajakan Haris.Keesokan harinya, saat hari masih remang-remang menjelang pagi, Haris sudah menunggu Gemi di depan pintu pagar. Pemuda dari desa itu selalu antusias setiap akan bertemu dengan Gemi."Mas Dewa, aku mau jogging sama Haris," pamit Gemi yang sudah berpakaian olahraga lengkap dengan sepatu kets-nya.Sadewa yang baru selesai sholat Subuh melipat sajadah. "Gemi, kamu sudah punya suami. Kurangi sering pergi sama Haris. Aku tidak suka. Lagipula bisa timbul fitnah nantinya," ucap Sadewa mengingatkan. Pria tampan itu merasa tidak suka setiap kali melihat Gemi bersama Haris. Meski ia belum mau menganggap Gemi sebagai istrinya dan belum mengenalkan Gemi sebagai istri sahnya. Namun
ISTRI PILIHAN IBUBab 33 Menolong Gadis Kecil"Sampai kapan kamu akan bertahan, Gemi?" tanya Haris sedikit emosional. Ia tidak habis pikir sahabatnya akan senaif itu, tetap berharap dan mencintai lelaki plin-plan seperti Sadewa. Bagaimana ia bisa cepat move on bila Gemi tidak merasakan kebahagiaan dengan pernikahannya. Sementara kebahagiaan Gemi adalah prioritas utama dalam hidup Haris."Sampai Mas Dewa sendiri yang menceraikanku, Ris," jawab Gemi dengan mantap. Tidak ada keraguan sedikit pun dari ucapannya itu. Gemi masih kukuh memegang keyakinan untuk terus bertahan berada di sisi Sadewa, pria yang menjadi cinta pertamanya dan tetap dicintainya hingga kini."Keras kepala sekali kamu, Gemi! Aku aja sakit dan tidak terima kamu hanya dimanfaatkan Mas Dewa. Hanya dianggap sebagai pembantu saja. Aku tidak habis pikir. Cinta membuatmu begitu lemah tak berdaya. Hah!" Haris masih kesal melihat betapa bodohnya Gemi. Keduanya kembali berlari, saling diam, sibuk dengan pikirannya masing-masi
Bab 34 Ketakutan GemiSetelah selesai makan malam dan mencuci piring, seperti biasa Gemi langsung masuk ke kamarnya. Gadis desa itu tidak suka menonton televisi. Berbeda dengan Sadewa, saat berada di rumah, lelaki tampan itu kerap ditemukan sering berada di depan televisi yang menyala. Meski kadang tidak ditontonnya bila sudah keasyikan memegang gadget.Sejak tidak ada Devita, hubungan Sadewa dan Gemi mulai akrab. Hubungan mereka sudah lebih mencair. Kadang mereka berbincang akrab saat makan malam bersama. Tidak sekadar obrolan basa-basi.Tok!Tok!Tok!!!Gemi terlonjak kaget setiap mendengar ketukan pintu kamarnya saat malam hari. Pikirannya selalu travelling dan curiga dengan Sadewa. Ia selalu overthinking, berprasangka buruk terhadap suaminya sendiri. "Ada apa Mas Dewa malam-malam mencariku," gumam Gemi resah dan gelisah. Perempuan yang sudah mengenakan baju tidur itu melihat penanda waktu di ponselnya menunjukkan pukul 21.30. Belum terlalu malam."Gemi, buka pintunya! Aku tahu kamu
ISTRI PILIHAN IBUBab 35 Tawaran Kerja "Baik, Pak. Nanti saya bicarakan dulu dengan Gemi." Sadewa hanya bisa pasrah tidak mempunyai pilihan lain selain menuruti permintaan Pak Burhan. Padahal ia sudah mulai merasa nyaman tinggal satu atap dengan Gemi, gadis desa yang sudah ia nikahi hampir empat bulan lamanya, tetapi belum juga pernah disentuhnya. Pria tampan itu sudah mulai tergantung dengan gadis desa itu. Semua kerjaan rumah beres. Sarapan dan makan malam selalu terhidang. Masakan Gemi juga enak pas terasa di lidah Sadewa. Setelah semua kenyamanan itu, ia harus merelakan gadis desa itu jauh dari kehidupannya.Pak Burhan tersenyum puas, keinginannya sudah tercapai. Akhirnya ada alasan baginya untuk bisa menjalin kedekatan dengan Gemi yang diyakininya sebagai putrinya. Lelaki paruh baya itu akan menebus semua dosa dan kesalahannya di masa lalu dengan membahagiakan gadis desa itu.Sadewa keluar dari ruang kerja Pak Burhan dengan langkah gontai tak bersemangat. Hatinya dilanda kere
Bab 36 Melepaskan Pergi"Jadi ... begini. Kamu tahu Pak Burhan yang sering datang ke sini?" Sadewa langsung berbicara ke inti permasalahannya."Iya, Pak Burhan atasannya Mas Dewa 'kan?"Sadewa mengangguk. "Iya. Pak Burhan sedang mencari orang untuk mengasuh cucunya. Mungkin kamu berminat?""Aku mau, Mas. Aku menyukai anak kecil.""Tetapi ... kamu harus tinggal di sana.""Iya juga. Kalo aku tinggal di rumah Pak Burhan. Siapa yang mengurus keperluan Mas Dewa dan membersihkan rumah ini?" Gemi jadi ragu. Berbakti dan melayani kebutuhan suaminya lebih penting daripada pekerjaan."Kamu bisa seminggu dua kali datang ke rumah ini untuk beres-beres dan mencucikan pakaianku." Sadewa mencoba memberikan solusi untuk menyakinkan Gemi.Gemi diam mempertimbangkan. Ia merasa suaminya masih enggan dan malu untuk memperkenalkan dirinya dihadapan semua orang. Sadewa juga tidak ada tanda-tanda menyukainya. Meski wajahnya sudah mulus dan cerah, tetapi tubuhnya masih tampak gendut. Itu masih membuat Gemi i
ISTRI PILIHAN IBUBab 37 Jadi Pengasuh Anak Cherry bersuka cita, berbahagia dengan kehadiran Gemi yang akan menjadi pengasuhnya. Gadis desa itu berhasil mengambil hati cucu tunggal dari Pak Burhan, sejak saat pertama kali mereka bertemu ketika menolong gadis kecil itu terjatuh dari sepeda.Sepanjang hari, pekerjaan Gemi hanya menemani Cherry bermain, bercanda dan tertawa. Dari dulu ia memang menyukai anak kecil. Sewaktu masih tinggal di kampung, dengan sukarela Gemi sering mengasuh anak tetangga maupun anak-anak dari Paklik Man yang berjumlah empat orang. Bermain-main dengan Cherry, sejenak gadis bertubuh pendek dan gendut itu bisa melupakan masalah hidup yang akhir-akhir ini merenggut senyumannya.Gemi juga mengajak Cherry bermain sambil belajar membaca, menulis, dan juga berhitung. Itu yang dilakukan Gemi dalam mempersiapkan anak asuhnya memasuki bangku sekolah. Bulan depan anak perempuan yang berusia lima tahun itu sudah masuk sekolah taman kanak-kanak."Ini foto mamaku, Mbak Gem
Bab 38 Merasa Insecure Gemi khawatir perlakuan diskriminasi ini akan memunculkan perasaan itu dan dengki di hati kedua ART yang sudah lebih dulu bekerja. Gadis desa itu cemas akan dimusuhi mereka.Saat tengah melamun, sebuah notifikasi pesan masuk terdengar. Gemi bersemangat segera membuka ponselnya berpikir itu pesan balasan dari Sadewa yang sudah ditunggu-tunggunya. Baru sehari berpisah, Gemi sudah dilanda rasa rindu.[Gemi, kamu kenapa tiba-tiba kerja jadi pengasuh anak?] Gemi kecewa karena pesan itu bukan dari Sadewa, melainkan dari Haris. Mungkin Haris tadi datang ke rumah, tetapi tidak menemukan dirinya.[Aku pengen cari kesibukan saja, Ris.] Balas Gemi.[Kenapa jadi pengasuh anak? Apa enaknya? Kerja ngikut orang nggak bebas? Aku bisa mencarikan pekerjaan yang lebih layak untukmu bila kamu mau?] Haris tidak suka Gemi menjadi pengasuh anak. Ia pikir pengasuh anak itu pekerjaan rendah setara dengan asisten rumah tangga. Sebuah pekerjaan yang sering diremehkan orang.[Kamu tahu
Bab 39 Rahasia Terungkap Gemi merasa betah selama tinggal di rumah Pak Burhan. Lelaki paruh baya itu memberinya banyak kebebasan dan begitu perhatian kepadanya. "Begini mungkin rasanya, ya, punya Bapak," batinnya terharu dengan semua kebaikan majikannya itu.Gemi terpikirkan untuk mencari bapaknya. Namun, tidak memiliki informasi sedikit pun tentang masa lalu ibunya yang pernah menjadi pembantu di ibukota. Ia pikir mungkin Pak Lik Man tahu sesuatu. Saat mudik nanti ia berniat akan menanyakannya.Yang membuat Gemi makin betah tinggal di rumah Pak Burhan karena Cherry pun makin manja, lengket dan bergantung kepadanya. Gadis kecil itu seperti menemukan sosok ibu yang sangat dirindukannya selama ini pada Gemi yang begitu menyayangi anak asuhnya dengan tulus dari lubuk hati terdalamnya. Memang benar sesuatu yang dilakukan tulus dari hati akan sampai ke hati pula.Gemi senang sering diajak pergi ke berbagai tempat oleh Pak Burhan. Ia bukan lagi katak dalam tempurung yang tidak mengenal du