Share

Istri atau Ibu ?

last update Last Updated: 2025-03-24 15:04:05

"Yum, bagaimana keadaan Bu Salma, apa baik-baik saja?"pertanyaan para tetangga itu, membuat ku bingung. Memangnya apa yang terjadi pada ibu?

"Maksudnya bagaimana Bu, saya gak ngerti?" jawabku jujur

"Loh kamu ini gimana sih jadi menantu, masa gak tau kondisi mertuanya, tadikan ibu kamu pingsan di bawa ke rumah sakit sama Fikri pakai mobil si Indah," mataku membulat penuh, mendengar penuturan ibu tetangga.

"Oh iya tadi saya lagi gak enak badan Bu, makanya gak ikut Mas Fikri," elakku, menutupi ketidaktahuan ku, aku tak ingin memperkeruh suasana jika mereka tau bahwa aku tidak di beri tahu saat Mas Fikri membawa ibu ke rumah sakit dengan Indah. Yang ada mereka semua semakin menceritakan ku.

"Owalah, ya masa kamu biarin suami kamu pergi sama perempuan lain sih, gak takut apa?"sahut ibu yang lain.

Aku hanya bisa tersenyum canggung "Saya percaya Mas Fikri Bu,"

"Jangan percaya-percaya banget atuh sama laki neng, kelihatan nya aja lugu kalem. Tapi kalau sudah khilaf mau bilang apa! Apalagi si Indah, mana masih muda, cantik, anak orang kaya lagi kan,"

Tak kuat mendengar ocehan para netizen dan wartawan kampung yang hobi mencari berita gosip, aku harus menyelamatkan diri demi mental ku.

"Saya permisi dulu mau kedalam Bu," ucap ku akhirnya

"Sombong banget emang, sementang cantik, tapi tetap aja kan, nikahnya terlambat sampai tua. Pasti susah punya anak sudah kurang produktif,"

"Iya saya juga gak yakin, kalau si Fikri gak bakal tertarik sama si Indah,"

"Dengar-dengar Bu Salma kan juga mau jodohin si indah buat jadi istri kedua Fikri. Makanya sekarang sering kerumahnya kan,"

"Ih amit-amit gue sih, kalau dimadu,"

Aku masih mendengar dengan jelas, gunjingan para tetangga itu sebelum aku masuk.

Ya Allah, apa benar Mas Fikri akan meduakanku. Kenapa juga dia tega gak bangunin atau paling gak kasi tau aku kalau mau ke rumah sakit. Ucapan beberapa tetangga tadi sepertinya berhasil mempengaruhi fikiran ku. Akhir-akhir ini entah mengapa, aku mudah sekali mengeluarkan air mata, tak seperti biasanya.

***********

"Mas Fikri aku sudah beli makanan untuk Mas, tadikan belum sempat sarapan," Indah membeli dua bungkus nasi kotak, agar bisa dia makan bersama dengan Fikri.

"Terimakasih. Tapi saya belum lapar," tolak Fikri, masih menatap kosong sang Ibu yang terbaring lemah dengan selang infus di tangan kirinya.

"Jangan begitu Mas, ibu pasti akan marah jika Mas Fikri tidak makan dan sakit," rayuan demi rayuan yang Indah lontarkan akhirnya mampu meluluhkan Fikri untuk memakan makanan pemberian Indah.

Bahkan sampai siang hari Fikri belum juga memberi kabar pada istrinya. Entah dia lupa atau sengaja karena tau kalau Yumna sedang tidak enak badan, dan tidak mau mengganggu nya.

"Ibu sudah sadar," seru Fikri merasa lega melihat Bu Salma membuka matanya, namun dia memalingkan wajahnya saat Fikri mendekati nya.

"Maafkan aku Bu, jangan bertindak seperti ini lagi," ucap Fikri dengan memelas dan penuh penyesalan.

"Gak usah minta maaf kalau kamu gak bisa turutin keinginan Ibu. Lagian ngapain juga kamu selametin Ibu, kalau akhirnya kamu lebih memilih istri tua mu itu dari pada ibu mu sendiri," bahkan di saat kondisinya lemah pun, Bu Salma masih mampu memarahi Fikri.

Fikri meremas rambut kepalanya kencang, dia benar-benar merasa frustasi kali ini. Dia tidak ingin menyakiti hati istri nya dengan menuruti keinginan ibunya untuk menikah dengan Indah. Tapi dia juga sangat takut, jika ibunya akan lebih nekat lagi mengakhiri hidupnya.

"Kamu pulang saja sana, temui istri mu itu. Biar ibu di sini sama Indah aja," usir Bu Salma pada Fikri

"Jangan begitu Bu. Aku sayang sama ibu. Tapi aku juga punya tanggung jawab untuk Yumna istriku Bu,"

"Terserah. Lebih baik kamu pulang dan jangan temui ibu lagi. Kecuali kamu setuju dan mau untuk menikah dengan Indah," hancur sudah perasaan Fikri saat ini. Ia benar-benar tidak bisa jauh dari ibunya. Apalagi kondisi nya sedang lemah seperti ini.

"Gak papa Mas, biar Ibu aku yang jaga aja. Mas Fikri gak usah khawatir ibu hanya butuh menenangkan diri, besok pagi Mas Fikri datang lagi kesini. Semoga ibu sudah tenang dan mau ketemu Mas Fikri lagi," Fikri tampak ragu dengan saran dari Indah. Tapi ada benarnya juga, mungkin ibunya butuh untuk menenangkan diri.

"Gini aja,kalau Mas Fikri gak percaya sama aku. Saya minta nomor telepon Mas Fikri, biar nanti saya kabari terus bagaimana keadaan Ibu sama Mas Fikri, biar Mas Fikri tenang." Akhirnya Fikri kembali menerima saran dari Indah. Dengan wajah kusut menyimpan beban yang terasa berat di pundaknya ia melangkah keluar dari rumah sakit itu.

********

"Bagaimana keadaan Ibu Mas?" tanyaku saat melihtMas Fikri sudah ada di dalam rumah.

"Masih di rawat, belom boleh pulang sama dokter,"

"Terus siapa yang jaga ibu disana? Kenapa Mas pulang?"

"Ada Indah di sana yang jagain Ibu," aku menatap curiga Mas Fikri. Kenapa dia malah menyuruh Indah yang menjaga ibunya. Apa maksudnya?

"Maksudnya Mas? Kenapa harus Indah yang menjaga Ibu?" aku merasa tak terima, jika Mas Fikri harus berhutang budi pada Indah.

"Ibu marah sama Mas. Dan gak mau ketemu sama Mas," aku semakin tidak mengerti apa sebenarnya yang terjadi

"Maksudnya?"

"Ibu mau bertemu aku lagi jika aku mau menikah dengan Indah,"

Deg!

Tiba-tiba saja tubuhku lemas, dan hampir terhuyung jatuh kalau Mas Fikri tidak cepat menangkap ku.

"Aku mohon berikan aku ijin untuk menikahi Indah,"

jangan lupa bantu like dan ulasannya readers baik hati. terimakasih 🙏🏼

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Pilihan Mertua Untuk Suamiku    Bab 33

    Kebahagiaan mulai menyelimuti keluarga Fikri. yang hilang memang selalu akan tergantikan. Kehilangan ibunya di ganti dengan kehadiran sang ayah juga kedua anak kembar yang selama kehamilannya tidak pernha ia ketahui. Kehidupan nya tetap berjalan, tetap tidak pernah terlepas dari yang namanya cobaan. Entah dengan cara seperti apa ujian itu datang sebagai manusia kita hanya bisa berdoa dan terus berserah. Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa anak kembar Mereka kini mengijak usia remaja. Usia yang cukup membuat Fikri dan Yumna kewalahan dengan tingkah dua anak remajanya. "Aku menyukai seorang gadis Bu," celetuk Azzam tiba-tiba saja saat di meja makan. walaupun mereka anak laki-laki tapi sejak kecil Yumna dan Fikri selalu mengajarkan dua anaknya untuk saling terbuka. Dan bercerita banyak hal dengan keluarga daripada dengan orang lain. Dan kebiasaan itu tertanam hingga dewasa pada kedua anaknya, mereka selalu menceritakan apa saja pada kedua orang tuanya. "Apa? Azzam kamu masih

  • Istri Pilihan Mertua Untuk Suamiku    Bab 32

    “Mas,” Yumna memanggil suaminya yang tengah terlelap di sampingnya. Dia menggoyang tubuh Fikri dengan pelan, sambil merasakan mulas di perutnya. “Kenapa sayang?” dia bangun mengucek kedua matanya yang terasa lengket sebab masih jam dua pagi.Yumna mendesis merasakan sakit yang kadang hilang kadang tibul di perutnya “sepertinya dia mau keluar,” ucapnya masih bisa tersenyum walau menahan sakit.“Apa!!” Fikri memekik panik “Mana yang sakit sayang, gimana ini kita harus gimana,” Fikri panik bukan main. Yumna yang melihat kepanikan suaminya menggelang dan membuang nafas.“Mas. Kamu tenang dulu jangan panik gitu dong,” kesalnya. Pasalnya dia yang kesakitan tapi suaminya berlebihan panik sehingga tidak bisa melakukan apapun.“Maaf aku bingung, dan panik sayang,” jawab Fikri tergesah bahkan dahinya berkeringat“Tenang. Ambil tas perlengkapan bayi yang sudah aku siapkan,” Fikri mendengarkan araah Yumna, padalah dia tengah kesakitan tapi dia masih bisa menahannya “terus kamu pesan taksi di apl

  • Istri Pilihan Mertua Untuk Suamiku    Bab 31

    Salma juga korban akan keegoisan mertuanya dia menikah dengan Hendra, namun dua tahun pernikahannya belum di karuniai anak juga.Mertuanya menganggap dia mandul dan memaksa Hendra untuk menikah lagi tapi Salma tak terima dan memilih bercerai dan pergi dari Hendra.Akhirnya Hendra menikah lagi dengan pilihan orang tuanya satu tahun pernikahan istrinya juga belum hamil. Salma yang mengetahui itu senang ingin membalas perlakuan mantan suami dan mantan mertuanya dengan menyombongkan diri dan memberitahu Hendra dan orang tuanya bahwa saat mereka bercerai dia tengah hamil.Hendra sangat senang dan ingin kembali namun karena terlanjur kecewa Salma tak mau dan kembali pergi entah kemana. Bertahun-tahun menikah tak juga memiliki anak dari istri keduanya. Dia juga tidak tahan dengan cemohan mertuanya dan memilih berpisah. Hendra kembali bertemu dengan seorang wanita yang sudah bercerai dengan suaminya tetapi memiliki seorang anak yang sudah berusia 10 tahun.Karena putus asa tak juga memiliki

  • Istri Pilihan Mertua Untuk Suamiku    Bab 30

    Fikri memejamkan mata mengucap syukur, menatap mata sayu istrinya yang masih lemah. Bahkan Yumna belum mampun berucap apapun semenjak bertemu dengan suaminya.Dia merasa lega yang tak terkira. Beban yang sangat berat telah diangkat dari bahu dan hatinya. Perasaan takut dan cemas yang telah menghantui dia selama berjam-jam akhirnya mulai memudar.Dia merasa seperti telah diberi kesempatan kedua untuk hidup dan merasakan kebahagiaan bersama suaminya. Dia merasa sangat berterima kasih kepada suaminya yang telah berjuang keras untuk menemukannya.Suaminya telah melakukan hal yang tidak mungkin untuk menyelamatkannya, dan dia tidak akan pernah bisa membalas semua yang telah suaminya lakukan untuknya. Terlihat lega dan bahagia, dengan senyum yang lebar dan mata yang berkilauan.Merasa seperti ingin menangis karena kebahagiaan dan kelegaan yang dia rasakan. Dia membuka pelukannya dan merangkul suaminya erat, seperti tidak ingin melepaskannya lagi.“Indah,” lirihnyaSstt…“Mas sudah tahu, maa

  • Istri Pilihan Mertua Untuk Suamiku    Bab 29

    Dia mundur perlahan menggelengkan kepala pelan, membuka pintu perlahan dan lari dari sana. Setelah lama berlari dia sangat kelelahan dia terjatuh ke tanah dengan perutnya yang membesar, membuatnya sulit bernapas.Rambutnya yang panjang dan hitam terurai di sekitar wajahnya, menutupi mata coklat tuanya yang terlihat takut. Baju hamilnya yang longgar dan nyaman kini terlipat dan kusut, menampilkan perutnya yang membesar.Dia melihat ke atas, langit yang mulai redup dia harus bisa keluar dari dalam hutan ini sebelum malam tiba dan gelap. Dia merasa sakit di perutnya karena jatuh, dan khawatir tentang keselamatannya dan bayinya.Dia sangat lelah dan sudah tak kuat lagi untuk berjalan sebab sudah terlalu jauh dari posisi dimana gubuk berada, rasanya percuma dia kabur jika akan mati juga hanya dengan cara yang berbeda.“Mas Fikri,” lirih Yumna meringis menyandarkan tubuhnya di sebuah pohonSementara Galang yang menyadari Yumna kabur, kalang kabut mencarinya membangunkan anak buahnya dengan

  • Istri Pilihan Mertua Untuk Suamiku    Bab 28

    Dia memegang gagang pintu namun terbuka dengan sendirinya padahal dia tidak menekan atau mendorong pintu tersebut, mungkin karena memang pintunya yang tidak di kunci sehingga tersenggolnya saja mudah terbuka.Dia sempat kaget karena pintu terbuka dengan sendirinya, saling pandang pada Erlan, seolah berbicara melalaui matanya. Kepalanya menoleh ke arah dalam dan melihat sedikit dari celah pintu yang terbuka terlihat barang yang berserakan di lantai. Matanya membulat penuh dan membuka pintu itu semakin lebar.Ruangan itu sudah sangat berantakan dengan banyak barang yang berserakan di lantai juga kursi dan meja yang sudah terbalik tak pada posisinya. Perasaannya semakin tak enak, tubuhnya hampir saja luruh ke lantai beruntung Erlan menahan dan menyadarkan Fikri untuk kuat. Dia tak kuat untuk melangkah sebab tak siap untuk sesuatu yang akan dia lihat atau temukan.“Sadar dan kuatlah Fik,” Erlan mengguncang tubuh Fikri yang menatap kosong kedepan “ Percayalan kita belum terlambat menyelam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status