Hasil mediasi menyatakan permohonan dari pihak Hamish untuk rujuk ditolak oleh hakim dan mereka menjalani sidang kedua dimana Hamish bersikukuh untuk bisa kembali dengan Najwa yang ingin berpisah darinya. "Yang mulia, klien saya ingin menyertakan bukti fitnah dari istri muda suaminya," kata Mauren seraya menyerahkan video cctv yang memperlihatkan bagaimana Aisyah dengan sengaja mencubit anaknya sendiri dan meletakkannya di lantai kamar Najwa lalu menuduh Najwa yang baru keluar dari kamar mandi lah yang melukai anaknya. Hamish tercengang melihat video tersebut, ternyata apa yang dikatakan oleh Najwa bahwa ia tak melukai anaknya benar adanya. "Pak Hamish membawa istri mudanya tinggal satu rumah dengan bu Najwa, dan perlu diketahui bahwa rumah tempat mereka tinggal adalah aset milik bu Najwa yang dibeli bu Najwa jauh sebelum mereka menikah. Bu Najwa memilih pergi dari rumah sekarang setelah mendapatkan ijin dari ibu mertuanya untuk berpisah, ia mengalah meninggalkan rumahnya sendiri h
"Berikan bonus pada semua karyawan, masing-masing voucher dua ratus ribu, tidak, tiga ratus ribu. Semua karyawan, tidak ada kecuali, baik OB atau security," titah Jacob pada Angeline yang kaget dengan ucapan bosnya tersebut. "Voucher belanja tiga ratus ribu, pak?" tanya Angeline kembali dengan heran. Setahunya kontrak kerjasama bosnya tadi gagal tapi kenapa ia malah membagikan voucher belanja yang jarang sekali dikeluarkan oleh perusahaan. Biasanya pemberian voucher pun tidak semua karyawan mendapatkannya, hanya karyawan yang berprestasi dan menambah profit perusahaan lah yang dapat voucher, tapi kini semua karyawan ditengah-tengah kontrak kerjasama yang gagal? Apa tidak salah? "Kamu tidak dengar apa yang baru saja saya katakan, Angeline?" tanya Jacob dengan mata tajamnya seperti biasanya. Angeline jadi gugup, ia pun mengangguk dan segera pamit undur diri dari ruangan Jacob sebelum masalah datang menghampirinya.Bukan tanpa sebab Jacob melakukan itu, meski ia tadi sempat kesal karen
Najwa terkejut melihat aksi Aisyah itu, ia kesal dan emosi sekali. "Kalau kamu bisa mengelabui mas Hamish, tapi tidak denganku, Najwa!" seru Aisyah marah. "Pergi dari sini sekarang atau kita berakhir di kantor polisi?" ancam Najwa yang membuat Aisyah melotot kaget. Napas Najwa naik turun karena menahan emosi. "Kamu pikir aku takut?" balas Aisyah meski ragu. "Tina! Panggil pihak kepolisian ke sini, bilang kalau ada perusuh di tokoku, dan perusuhnya menunggu kedatangan polisi!" seru Najwa yang membuat kaget Aisyah, "jadi kamu pikir mas Hamish ada andil dalam usahaku, kan? Oke, kita akan lihat hasilnya nanti!" seru Najwa menantang Aisyah tanpa gentar. Aisyah kebingungan, belum pernah ia melihat guratan kemarahan di wajah Najwa seperti sekarang ini sebelumnya. "Awas kamu, ya!" seru Aisyah pada Najwa sebelum akhirnya ia berbalik dan pergi dari sana, sebelumnya aksinya itu sudah direkam oleh beberapa ponsel pelanggan Najwa. "Yang merekam kejadian tadi, jika ingin menguploadnya di sosi
Ida merasa sangat kesal dengan kelakukan Aisyah yang juga suka keluar rumah saat Hamish berangkat mencari pekerjaan dimana proyek yang terakhir kali Hamish tangani telah selesai. Keuangan Hamish benar-benar sedang berada di bawah. Dan Aisyah terus berulah. "Minta uang lagi?" tanya Hamish suatu hari, "aku memberimu uang sisa hasil penjualan mobilku setelah aku membayar jasa Daud, jumlahnya tidak sedikit Aisyah! Lima puluh juta! Dan bagaimana bisa kamu minta uang lagi sedangkan aku belum punya pekerjaan lagi, seharusnya uang sebanyak itu bisa untuk kita hidup beberapa bulan sampai aku dapatkan pekerjaan!" seru Hamish sangat kesal kepada sang istri."Kamu gak bilang kalau aku gak boleh habisin uang itu, mas! Kenapa sekarang kamu malah marah-marah gak jelas kayak gini? Kesel banget aku jadinya! Uang itu aku pakai ya buat perawatan aku, lah! Lihat hasil perawatanku! Perutku lebih baik kan dari yang dulu saat baru saja melahirkan Mufti?" tanya Aisyah pada Hamish seraya menunjukkan perutnya
"Ternyata benar apa yang dikatakan oleh Aisyah bahwa kamu punya hubungan spesial dengan lelaki ini, kan?" tuduh Hamish dengan penuh amarah kepada Najwa yang terdiam di depannya. "Apa yang kamu katakan tidak benar, mas,".kata Najwa, "lagi pula ....""Lagi pula apa?" sentak Hamish yang membuat Najwa kaget mendengarnya. Tangan Jacob mengepal, rasanya ingin sekali ia meninju Hamish sekarang juga. "Kamu mau bilang kalau kita sudah berpisah, kamu masih masa iddah! Dan masa itu belum berakhir!" kata Hamish pada Najwa. Najwa makin nelangsa mendengarnya. "Cukup tuduhan tidak berdasarmu, mas! Apa kamu melihat aku tidur dengannya di atas ranjang?" tanya Najwa dengan geram, "kita bersama selama tujuh tahun, apa kamu tidak mengerti aku sama sekali? Apa ada hal yang selama ini aku tutupi darimu? Tidak kan?!" kata Najwa membantah tuduhan Hamish. "Dulu mungkin iya, tapi sekarang semuanya telah berbeda, buktinya dia sekarang berdiri di depan apartemen kamu, Najwa!" kata Hamish. "Dia bukan mahrom ka
Hamish pontang panting cari pekerjaan ke sana ke mari, bahkan ia melakukan apapun pekerjaan agar ia bisa mendapatkan uang dan tak bertengkar terus menerus dengan Aisyah karena masalah ekonomi dan susu Mufti yang harganya mahal. "Permisi pak, butuh tukang kebun?" tanya Hamish suatu kali saat ia melihat beberapa pekerja sedang membersihkan taman depan dari sebuah rumah besar yang ada di hadapannya. Rumah megah yang dulu pernah ia impikan akan tinggal di sana saat ia yakin bahwa pekerjaannya sebagai ahli konsultan konstruksi dan Najwa yang ahli dalam bidang bakery akan lancar jaya. Kini yang ada hanya Najwa yang makin meroket dengan usahanya sedangkan ia pontang panting mencari proyek yang bisa menggunakan jasanya. "Boleh, kebetulan hari ini ada yang libur, tapi gajinya hanya seratus lima puluh ribu saja dan kerjanya sampai jam lima sore," ucap pria paruh baya itu dan Hamish mengangguk senang. Uang segitu sekarang sangat berarti untuknya, apalagi harga susu Mufti sangat mahal. Kalau du
"Bu, ada kiriman mawar kuning lagi," kata Widya pada Najwa yang sibuk menghitung omset yang ia dapatkan. Najwa sangat-sangat bersyukur karena omsetnya naik drastis, bahkan ia bisa merekrut karyawan lagi, apalagi setelah rotinya viral di sosial media dan orang-orang berbondong-bondong mencobanya."Dari siapa?" tanya Najwa heran karena ini sudah yang kedua kalinya dalam hari ini ia menerima bucket mawar kuning."Dari orang yang sama," jawab Widya lagi dengan wajah yang bersemu merah merona untuk Najwa yang malu-malu. Najwa menerima mawar kuning itu dan menciumnya secara refleks, baunya yang sangat segar membuatnya terasa rileks sekali. Saat Najwa tersenyum, Widya juga ikutan tersenyum tapi detik kemudian Najwa sadar bahwa tingkahnya itu konyol dan ia merasa malu di hadapan pegawainya yang menatapnya malu-malu."Kamu kenapa masih berdiri di situ?" tegur Najwa berpura-pura marah yang hanya disambut dengan senyum kecil Widya sebelum ia pergi dari ruangan Najwa.Najwa tak tahu lagi bagaiman
Bunga-bunga indah bermekaran di halaman rumahkuMereka terlihat cantik, tapi sayang mereka memendam rinduSeperti halnya aku yang juga menungguKehadiranmu untuk melengkapiku dan bunga-bunga itu di rumahku.Wajah Najwa bersemu merah karena membaca isi pesan yang terselip dari bucke bunga yang ia terima barusan dari Jacob. Seumur-umur ia belum pernah mendapatkan kata-kata rayuan seperti itu, bahkan dari Hamish sekalipun.Hamish datang padanya, mereka dekat sebentar lalu Hamish langsung memintanya pada sang paman. Najwa pikir dulu Hamish melakukannya karena sudah benar-benar mencintainya tapi nyatanya ia salah, setelah menikah sikap Hamish biasa saja, jarang melontarkan kata-kata manis dan bujuk rayuan padanya bahkan yang sering Hamish menceritakan tentang Aisyah Rahmah, kekasih di masa lalunya yang membuatnya tak ingin terlambat menikahi Najwa."Aku tidak ingin terlambat dan kehilangan lagi," itulah yang diucapkan oleh Hamish pada Najwa usai ia mengisahkan kisah percintaannya dengan Ai