Share

Bab 160

“Percuma aku hidup. Mending aku mati saja.”

Ana melanjutkan kalimatnya dengan isak yang tertahan, membuat Aldino merasa serba salah menyikapinya.

Aldino mendengus kesal. Mereka saat ini berada di area sekolah. Ana menangis karena dirinya. Hal tersebut tidaklah baik sebab bisa menjadi gosip yang tak mengenakan baginya.

“Sudah cukup, Ana! Pulanglah!” imbuh Aldino menahan emosi padanya.

Ana mengusap mata sembabnya lalu meraih ponselnya.

“Baterai ponselku habis. Bisa pesankan taxi online?”

Aldino berdecak pelan mendengar gadis itu yang nekad datang ke sana dengan taxi online.

“Aku akan mengantarmu,” imbuh Aldino merasa tak tega melihat gadis yang terbiasa diantar-jemput oleh driver pribadi harus menaiki transportasi umum.

Ana tersenyum tipis. Perlahan pasti Aldino akan kembali padanya. Terbukti ia iba dan bersedia mengantarnya.

Kini mereka berada dalam satu mobil. Ana merasa riang gembira. Ia menatap Aldino dari samping dengan penuh cinta.

“Mas, aku lapar. Makan siang dulu yuk?” imbuh An
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Adhitya Bagitaningtyas
wah knp tiba² gelap?bikin penasaran ja thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status