Share

Extra Bab 1

Author: Piemar
last update Last Updated: 2024-09-08 21:56:55

Di tempat berbeda, kini pasangan lain pun tengah diberkati kebahagiaan yang luar biasa. Akhirnya setelah hampir setahun lamanya, Aldino kini bisa kembali berjalan. Setelah mengikuti terapi dan pengobatan hingga berbulan-bulan lamanya di Singapura, pria berwajah tampan dan bertubuh bak binaragawan itu akhirnya bisa berjalan normal kembali. Ia sangat bekerja keras selama berada di Singapura.

Ia akan pulang dengan memberikan kejutan pada istri tercinta dan putra tampannya yang kini sudah berusia setahun.

Hari itu, Malati tengah mengasuh Manggala bermain di ruang bermain yang dibuat khusus, di ruang keluarga kediaman Eyang Waluyo. Cicit tersayang selalu mendapat perhatian lebih dari Eyang buyutnya. Malati dan putra tampannya mendapatkan privilege luar biasa dari Eyang Waluyo hingga keluarga besar lainnya.

“Gala! Sini Nak!”

Kakek tua yang masih berdiri tegap itu memanggil cicitnya. Meskipun Manggala baru berusia setahun namun anak itu sangat cerdas. Ia sudah bisa berjalan dengan baik dan bisa bicara meskipun masih terbata-bata.

Ketika sang Eyang buyut memanggil, Manggala langsung menoleh dan berjalan ke arahnya. 

“Yang!”serunya dengan memperlihatkan gigi atasnya yang baru tumbuh tiga dan gigi bawahnya yang baru tumbuh dua.

Seketika Eyang Waluyo tertawa mendengar celotehan Manggala yang cerdas itu. Ia yakin jika kecerdasan anak itu diwarisi oleh kecerdasan ayah dan ibunya. 

Malati justru penasaran apakah Manggala akan mengalami sindrom yang sama seperti dirinya? Hyperthymesia. Semoga saja tidak!

Eyang Waluyo memangku begitu saja Manggala. “Cicit Eyang sudah besar! Kau mirip sekali si Al!” katanya dengan tawa ceria.

Malati pun mengangguk mengiyakan. Memang betul Manggala mirip sekali Aldino. Mungkin hanya berapa persen mirip ibunya. 

“Eyang, biar Gala berjalan saja! Berat soalnya badannya,” kata Malati merasa tak tega melihat pria renta itu menggendong Gala.

Bagas hanya tersenyum melihat interaksi mereka. Memang betul Eyang Waluyo sudah sepuh namun ia masih bersemangat dalam menjalani hidupnya. Apalagi Aldino kini sudah resign sebagai kepala Sekolah dan bersedia melanjutkan perusahaan miliknya. 

Eyang Waluyo pun menundukan tubuhnya dan membiarkan Gala berjalan di ruangan itu dengan bebas. Anak itu berjalan sembari mengoceh tak karuan.

Seketika ia menudingkan telunjuknya ke arah pintu. Kemudian Gala berkata. “ Pa-pa! Papa!” seru anak lelaki yang menggemaskan itu ke arah pintu penghubung ruang tamu dan ruang keluarga.

“Apa Sayang? Papa masih di Singapura!” timpal Malati tersenyum menatap putranya yang tak bisa diam.

Meskipun terpisah dengan ayahnya, Malati seringkali mengajak putranya untuk melakukan video call dengannya. Sehingga tak ayal, jika Gala memang sudah mengenal wajah ayahnya.

“Ma-ma, Pa-pa!” seru Gala kembali menudingkan jarinya ke arah ruang tamu yang memang berjarak jauh. Namun anak itu bisa melihat sang ayah memang telah pulang dari Singapura tanpa memberi kabar.

Tap, tap, tap

Suara langkah kaki pria terdengar. Sontak, membuat Malati, Eyang Waluyo hingga Bagas-asisten Eyang Waluyo terkejut dan menoleh ke arah sumber suara.

“Mas!”

Malati seketika berderai air mata melihat suaminya berdiri di sana sembari merentangkan tangannya ke arah putranya. “Mas, sudah bisa jalan?”

Malati langsung menghambur menghampiri suaminya. Aldino langsung memangku putranya dengan sebelah tangannya dan tangan yang lain merangkul istrinya. Kini keluarga kecil itu bahagia karena tangisan rindu dan haru. Betapa tidak, mereka terpisah lumayan lama. 

“Mas, kau .. kau sudah bisa berjalan lagi?” imbuh Malati dengan terbata-bata. 

“Berkat doamu dan keluarga, Sayang.”

Aldino menghujani istrinya dengan ciuman di wajahnya. 

Eyang Waluyo dan Bagas justru tidak terlihat kaget. Rupanya mereka sudah lebih tahu kondisi Aldino sebelumnya dan rencana kepulangannya.

Aldino pun memeluk Eyang tersayang dan Bagas bergantian. Kini mereka duduk bersama di ruang tamu. Aldino tidak banyak bicara karena masih jetlag. Malati membawakan teh hangat dan camilan untuk suaminya.

Mereka terdiam karena mendengar celotehan Manggala. Aldino masih tak terpercaya melihat pertumbuhan anak tampannya. Manggala tumbuh begitu cepat dan sehat selama dirinya tak berada di sisi mereka. 

“Ini siapa Nak?”

Aldino menaruh Manggala dalam pangkuannya. Alih-alih menjawab pertanyaan ayahnya, Gala mengamati ayahnya dengan tatapan penuh telisik. Ia mengusap wajah Aldino lalu menatapnya. 

“Gala kau menggemaskan sekali, Nak?” imbuh Aldino seraya menatap putra tampannya kemudian menoleh pada istrinya. “Makasih, Sayang! Kau sudah memberikan kebahagiaan yang utuh untuk Mas.”

Malati hanya tersenyum mendengar perkataan suaminya. Kemudian ia memeluk suaminya dari samping. “Seharusnya aku yang berterima kasih padamu, Mas.”

-the end-

Noted;

Assalamu'alaikum!

Halo Fellas, my lovely Goodreaders,

Makasih banyak sudah mengikuti novel ini hingga akhir. Tanpa kalian author bukanlah siapa-siapa. Terima kasih atas support, gem dan hadiah dari kalian untuk novel Piemar “ISTRI RAHASIA KEPALA SEKOLAH”. Semoga rezeki kalian melimpah karena sudah berkenan membeli koin dan membuka kunci novel ini demi menikmati ceritanya. 

Jujur, sebetulnya Pie seorang yang emosional. Untuk mengakhiri sebuah novel saja harus bergulat dengan perasaan. Berat untuk mengakhiri cerita novel begitu saja. Namun karena ada regulasi maksimal novel di sini enam bulan, maka Pie akhiri novel ini hari ini, 08 September 2024. Selain itu Konflik dalam novel juga sudah habis. Kecuali performa novel Pie naik mungkin ceritanya bisa terus berlanjut. Namun ternyata performa novel tiap hari viewnya makin menurun, oleh karena itu Pie akan meneruskan ceritanya di novel baru.

Mohon maaf sebelumnya ada banyak begitu kekurangan di dalamnya. Semoga ke depannya Pie bisa menyajikan karya yang lebih baik dan seru lagi. 

Nah, ada kejutan, doakan Pie ya agar novel berikutnya lolos kontrak. Saat ini Pie akan submit novel tentang kelanjutan dari novel ini. Novel yang mengisahkan tentang Manggala Putra Aldino yang ternyata jatuh hati pada anak siapa? Coba tebak? Nanti lihat spoilernya ya. Info @pie_mar2023

Saat ini Pie akan berfokus menyelesaikan novel Dinodai Sebelum Malam Pertama season terakhir. Untuk extra bab selanjutnya, tunggu ya! Nanti ada spoiler tentang kehidupan anak-anak Aldino-Malati dan Dr Zain-Ana.

Wassalam, love you semuanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Kamelia
thanks for the story
goodnovel comment avatar
Fia Naafia
insya Allah siap kk Pie
goodnovel comment avatar
Piemar
Makasih Ummi udah ngikutin ceritanya, kita lanjut season dua anaknya ya, tunggu novelnya release
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Extra Bab 1

    Di tempat berbeda, kini pasangan lain pun tengah diberkati kebahagiaan yang luar biasa. Akhirnya setelah hampir setahun lamanya, Aldino kini bisa kembali berjalan. Setelah mengikuti terapi dan pengobatan hingga berbulan-bulan lamanya di Singapura, pria berwajah tampan dan bertubuh bak binaragawan itu akhirnya bisa berjalan normal kembali. Ia sangat bekerja keras selama berada di Singapura.Ia akan pulang dengan memberikan kejutan pada istri tercinta dan putra tampannya yang kini sudah berusia setahun.Hari itu, Malati tengah mengasuh Manggala bermain di ruang bermain yang dibuat khusus, di ruang keluarga kediaman Eyang Waluyo. Cicit tersayang selalu mendapat perhatian lebih dari Eyang buyutnya. Malati dan putra tampannya mendapatkan privilege luar biasa dari Eyang Waluyo hingga keluarga besar lainnya.“Gala! Sini Nak!”Kakek tua yang masih berdiri tegap itu memanggil cicitnya. Meskipun Manggala baru berusia setahun namun anak itu sangat cerdas. Ia sudah bisa berjalan dengan baik dan bi

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 300 (Happy Ending)

    Ali pun menarik handle pintu kamar pengàntin hingga terbuka. Sulis langsung antusias melihat untuk pertama kali kamar pengàntin yang sangat indah karena dihias sedemikian rupa. “Aa, bagus banget!” Sulis mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kamar berukuran presidential suit tersebut. Kamarnya didominasi warna putih dan warna-warna pastel sesuai keinginannya. Matanya berbinar mengamati setiap detail hiasan bebungaan yang berada di atas ranjang. Seketika ia tertawa melihat ada dua ekor angsa yang tergolek di atas ranjang. Angsa yang dibentuk dari selimut berwarna putih. Tangannya terulur mengusap angsa tersebut. “Lucunya! Aku mau foto dulu,”Seketika Sulis mengambil ponselnya lalu memotret ranjang pengàntin yang begitu indah itu dengan senyum yang berseri-seri.“Sini, Aa yang fotoin!” imbuh Ali dari belakang tubuh gadis itu. Sulis mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia senang mendengar usulan Ali. Sulis pun duduk dengan posisi anggun di atas ranjang. Ali pun mengambil ponsel is

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 299

    Ali berusaha menormalkan perasaannya dalam menyikapi Sulis. Sulis memàng sedang sakit, penyakitnya yang dideritanya juga tidak main-main. Oleh karena itu mungkin ia mulai merasa frustasi.Sulis tidak menyadari jika calon suaminya bertopeng dingin dari luar, padahal hatinya begitu hangat. Pada adiknya saja Ali begitu mengkhawatirkannya saat ia sakit. Tak jauh berbeda pada kekasih hatinya, ia merasakan kekhawatiran yang sama. “Sulis, stop overthinking! Kita akan tetap pada rencana awal kita. Kita akan menikah! Kau juga akan ikut pengobatan.”Ali berbicara tegas. Ia tidak suka sikap Sulis yang mendadak melankolis.Sulis terdiam dengan isak yang tertahan dan menggigit bibir bawahnya, “Ali, aku takut gak bisa hamil! Aku perokok berat. Argh, Shit! Aku mungkin tak subur!”Kini Sulis berkata hal lain yang malah memperkeruh suasana. Ali semakin jengkel mendengarnya, “Terus kau mau hubungan kita berakhir begitu saja? Kita batalkan tunangan begitu?”Sulis mengangguk dengan air mata yang bercucu

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 298

    Ali tertegun saat mendengar kabar dari dokter bahwa kekasihnya harus menjalani beberapa tes kesehatan di antaranya tes darah dan rontgen. Sebelum jatuh pingsan Sulis sempat muntah darah penyebabnya. Kesimpulannya ada bagian organ dalamnya yang terluka dan membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.Ali merasa bersalah, telah mengabaikan kekasihnya karena masalah sepele. Sederhananya, mungkin jika tidak ada drama cemburu tadi sore mungkin Sulis akan baik-baik saja. Sungguh, Ali menyesali sikapnya yang tidak dewasa. “Argh, maafkan aku Sulis. Aku kadang egois.”Ali bergumam dengan helaan nafas berat. Pria itu berjalan lesu dari ruangan dokter dan pergi menuju ruangan di mana kekasihnya dirawat malam itu. Perlahan Ali membuka pintu ruang rawat inap gadis itu. Tampak Sulis sedang tertidur pulas mungkin karena pengaruh obat. Untuk sementara ia dirawat karena kurang darah. Namun penyebab yang lebih serius belum diketahui. Ali berjalan mendekati kekasihnya. Ia berdiri di depan ranjang hidrolik s

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 297

    Dua orang pemuda tampan tengah menahan kesal menunggu kekasih mereka yang sibuk memilih gaun. Sudah lebih dari dua jam lamanya mereka berusaha memanjangkan sumbu kesabaran. Rasa panas menjalari punggung mereka karena terlalu lama duduk di sofa.Meskipun pelayan butik itu melayani mereka dengan istimewa, memberikan minuman hingga camilan, tetap saja tak bisa mengusir rasa jenuh mereka. Mereka bahkan sudah memainkan ponsel masing-masing, men scroll media sosial tak jelas untuk membunuh waktu. Nihil! “Lama banget! Mereka ngapain aja sih?” ucap pemuda berhidung bangir yang tak lain Mustafa Ali Basalamah pada pemuda tampan bermata sipit yang tengah duduk di sampingnya, dr Zain. Ali beringsut berdiri lalu merenggangkan tubuhnya beberapa saat karena rasa pegal akibat duduk lumayan lama di sofa berbentuk letter U. Ia pun memutar lehernya hingga menimbulkan bunyi kretek yang membuat dr Zain meringis mendengarnya. dr Zain hanya mendesah pelan mendengar keluhan calon iparnya. Dokter muda itu

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 296

    “Mala, sini Bude yang gendong Gala!”Bude Ratna menghampiri Malati yang baru saja menyusui bayi tampannya. Malati gegas mengancingkan kancing bajunya kemudian melepas apron menyusui saat Gala terlihat sudah kenyang menyusu. Biasanya bayi yang memiliki garis wajah mirip sekali ayahnya itu tertidur saat merasa perutnya penuh, namun kali ini ia terjaga seakan ingin bermain dengan neneknya.Malati pun menyerahkan Gala pada pangkuan Bude Ratna. Bayi itu tersenyum dan menatap neneknya dengan mata yang bening. Sungguh terlihat menggemaskan.Bude Ratna menyematkan senyuman yang lebar menatap cucunya itu dengan penuh haru. Bukan tanpa alasan, Gala terlahir saat ke dua orang tuanya mengalami kecelakaan yang mengerikan.Atas kehendakNya, mereka semua selamat kendati ayahnya kini harus menjalani pengobatan di luar negeri. Seminggu sudah kepergian Aldino ke Singapura. Terpaksa, Malati mengikhlaskan kepergian suaminya bersama Bude Gendhis, suaminya dan beberapa pengawal pribadi utusan Eyang Waluyo.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status