Share

Bab 159

“Tumben kau datang, Aldino.”

Eyang Waluyo menyapa cucu kesayangannya dengan minim ekspresi padahal hatinya senang sekali melihat kedatangannya.

Aldino memeluk Eyangnya dengan erat tak seperti biasanya. “Aku kangen Eyang,” bisiknya.

Tak berselang lama, Malati pun menyalami Eyang Waluyo dan tersenyum tipis padanya.

Pria besar itu menarik kursi untuk dirinya dan istrinya. Tingkah Aldino tak luput dari perhatian Eyang Waluyo. Hingga tanpa sadar Eyang Waluyo menarik sudut bibirnya membentuk senyum tipis, tanpa siapapun sadari. Tentu saja, ia merasa senang melihat Aldino bersikap manis pada istrinya.

Mereka sarapan pagi dengan hening. Tak ada yang berani bersuara saat makan berlangsung. Hal tersebut sudah menjadi tata krama di sana. Mereka baru bisa mengobrol saat acara makan selesai.

Usai sarapan Aldino memilih menemani Eyangnya berjalan-jalan di taman sembari mengobrol tentang perusahaan. Sementara itu Malati memilih duduk dekat kolam melihat ikan hias.

“Kapan kau resign?” tanya Eyang Wal
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
etik supanti
jiah datang lagi uler keket...... pak Al yg tegas dong jgn kegoda uler keket
goodnovel comment avatar
Nurul Habibatul Rosaini
Nah sik benalu ana dteng ne buat godain aldino
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status