Istri Rahasia Kepala Sekolah

Istri Rahasia Kepala Sekolah

Oleh:  Piemar  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
28 Peringkat
142Bab
23.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Malati ditumbalkan oleh paman dan bibinya untuk membayar utang mereka. Untungnya, Aldino Tama Waluyo, kepala sekolah di mana Malati SMA dulu, mendadak menawarkan bantuan. Ia bersedia membayar utang paman dan bibinya dengan syarat Malati bersedia menikah kontrak dengannya. Lantas, akankah Malati menyanggupi permintaan dari seorang pria dewasa yang berusia lebih tua darinya itu? Dan mengapa ... Aldino memilihnya? (Spin-off novel Dinodai Sebelum Malam Pertama)

Lihat lebih banyak
Istri Rahasia Kepala Sekolah Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Camel
semoga cepat selesai masalah Malati, lama kelamaan ia tertekan oleh orang orang di sekitarnya. semoga Aldino bisa bersikap bijak dan serius melanjutkan pernikahannya dengan Malati
2024-04-28 17:39:19
0
user avatar
Camel
Ana manipulatif, udah Al jangan sama Ana sama Malati aja
2024-04-28 03:17:54
3
user avatar
Roka
Ana playing victim banget sih.. Moga Aldino tidak percaya kebohongan Ana
2024-04-26 21:30:30
6
user avatar
Yani
makin seru
2024-04-26 13:05:54
8
user avatar
Camel
penasaran sikap Ana ke Aldino setelah tahu Aldino merit
2024-04-26 00:32:19
7
user avatar
Pie Mar
Halo, Reader, jangan lupa giveaway berakhir tanggal 30 April 2024. Ada gift untuk pembaca teraktif. S&k berlaku
2024-04-26 00:01:22
11
user avatar
Yani
next cant wait
2024-04-25 19:53:41
8
user avatar
Roka
Mas Aldino harus tegas, milih Mala Dan putus dengan Ana
2024-04-25 19:34:20
7
user avatar
Pie Mar
Makasih teman-teman pembaca sudah singgah di novel Pie. Jangan lupa kasih gem and ulasannya biar Pie makin semangat berkarya.
2024-04-25 19:21:51
8
user avatar
Camel
Trbongkar sudah pernikahan, Mas Al harus segera menyelesaikan Maslah. Harus bersikap tegas memilih malati
2024-04-25 17:59:16
7
user avatar
Haya
heartbreaking jadinya kisah cinta Mala n Al.. moga happy ending
2024-04-25 16:59:18
7
user avatar
Pie Mar
Hola, makasih ya My lovely reader komen-komen nya. Sabar ya, nanti ada saatnya Putri Melati bahagia...
2024-04-25 12:11:58
9
user avatar
Yani
mala harus hidup bahagia dengan Mas Al. Hidupnya penuh penderitaan
2024-04-25 11:40:36
7
user avatar
Yani
Kelakuan Ana bikin emosi jiwa
2024-04-25 11:36:01
8
user avatar
Pie Mar
Assalamualaikum, Hello My lovely Reader, makasih ya sudah singgah di novel Pie yang terbaru. Novel Istri Rahasia Kepala Sekolah. Jangan lupa support novelnya dengan ngasih gem and komen. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua. Amin. Ini novel spin off Dinodai Sebelum Malam Pertama
2024-04-25 11:24:38
8
  • 1
  • 2
142 Bab
Bab 1
“Bagus! Utangmu lunas dan aku takkan mengambil rumah ini setelah Malati jadi istri keempatku!” Tawa langsung memenuhi ruangan. Paman dan Bibi dari Malati bahkan tampak bahagia sekali mendengar penuturan dari lintah darat itu.Mereka mengabaikan gadis berhijab itu yang terus menunduk–menahan pedih di hati karena dijadikan penebus utang.Sungguh, Malati benar-benar tak menyangka Paman dan Bibinya itu begitu kejam!Seusai pulang kampus, dia mendadak didandani. Kerudungnya bahkan sempat dipaksa untuk ditanggalkan, hanya untuk menyambut lintah darat ini.Untungnya, Malati dapat mempertahankannya meski harus meronta-ronta.Andai saja orang tuanya masih hidup, dia pasti tak akan bisa diperlakukan seperti ini!“Hey, Cantik! Aku ingin melihat wajahmu yang cantik itu!”Tiba-tiba saja, Hanan Jagal sudah berada di sampingnya. Tangannya mengangkat dagu Malati kemudian menilik dengan seksama wajah cantiknya yang mirip dengan wanita yang dulu ia kejar, tapi selalu mengabaikannya.Malati spontan m
Baca selengkapnya
Bab 2
Kini Malati menggigit bibir bawahnya. “Dia Pak Aldino, Tante. Kepala sekolah di Madrasah Aliyah Al Fatma,” jawabnya–memberanikan diri.Nia menatap nyalang Aldino. “Jadi, ada urusan apa kau datang ke mari?”Dihampirinya pria itu dengan pongah.Namun, Aldino tampak tak terpengaruh dengan “tekanan” Nia.“Dengar, Nyonya. Putri Melati ini adalah calon istri saya! Jadi, jangan coba-coba menyentuhnya seujung kuku sekalipun apalagi melukainya!” peringat pria itu.“Cih! Berani sekali kau!” Nia mendecih dengan tatapan jijik pada Aldino. Ia memindai penampilan Aldino yang rapi dengan tubuh mirip binaragawan.Tanpa sadar, Nia yang pecinta sinetron ini menyusun skenario aneh di kepalanya.Wanita paruh baya itu berpikir jika Aldino adalah seorang mafia. Mungkin, kepala sekolah hanyalah profesi samarannya? Dan Malati … anak itu diam-diam telah menjadi sugar baby pria itu! Toh, zaman sekarang apapun bisa terjadi, kan? Tangan Nia mengepal, marah. Ia tak terima Malati bermain di belakang mereka. “
Baca selengkapnya
Bab 3
Karena merasa letih, Malati ketiduran dan terbangun saat mendengar suara azan magrib. Ia bangun dan berjalan tertatih-tatih menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Kemudian ia menunaikan sholat magrib dan mendaras beberapa ayat alquran. Setelah merasa tenang, Malati ingin menemui paman dan bibinya. Ia akan meminta maaf atas kekisruhan yang telah ia buat. “Om,” panggil Malati pada adik ayahnya tersebut. Hanya saja, Junaedi tak menyahut. Ia melemparkan pandangannya pada bunga anggrek layu-yang tumbuh bertengger di pohon jambu air.Pria paruh baya itu terlihat semrawut. Sesekali ia menghisap sebatang rokok dan mengepulkan asapnya ke udara.“Om Jun, aku mau minta maaf.”Malati mengatakan kalimat itu dengan perasaan campur-aduk, antara sedih, kecewa dan marah pada keadaan. Sayangnya, Junaedi justru mendengus. “ “Dulu, Bapakku juragan sapi seperti Hanan Jagal. Lima anaknya hidup berkecukupan dan bisa bersekolah hingga perguruan tinggi.” “Bahkan, Bapak mengangkat Kang Gunawan, y
Baca selengkapnya
Bab 4
Sesuai kesepakatan Malati dan Aldino, keluarga Waluyo pun mendatangi keluarga Malati. Setelah melihat siapa yang datang, barulah Junaedi dan Nia sadar jika apa yang tempo hari Aldino katakan benar--pria itu akan meminang keponakan satu-satunya. Dengan pongah, Nia pun meminta uang lebih sebagai bentuk kompensasi karena telah mengambil keponakannya.Hanya saja, ia tak menyangka dengan ucapan Aldino selanjutnya. "Jika demikian, kami akan memberikan satu miliar," ucap pria tampan itu tanpa keraguan."Satu Miliar?" pekik Nia dan Junaedi. Keduanya lalu tersenyum. Mereka jelas dengan senang hati menyerahkan Malati setelah dijanjikan uang yang melebihi nominal utang mereka!Aldino pun mengangguk. "Hanya saja, pernikahan kami tidak boleh bocor ke publik," ucap Aldino tegas, "dan sertifikat rumah juga harus dipegang oleh Malati."Kali ini, mata Nia membelalak. Jelas, dia tak setuju. Namun, seolah tahu apa yang hendak dilakukan keduanya, Aldino tiba-tiba berkata, "Tenang saja, kalian boleh
Baca selengkapnya
Bab 5
Seingat Malati dalam surat perjanjian dikatakan bahwa mereka akan tinggal di rumah kakek Aldino-Eyang Waluyo di mana hanya ditinggali oleh Aldino seorang dan pekerja rumah tangga, karena Eyang Waluyo menetap di Salatiga, Jawa tengah. Sehingga mereka bisa tidur terpisah di kamar masing-masing. “Maaf, Pak. Bukankah kamar kita terpisah?” hardik Malati yang berusaha mengalihkan matanya dari atas kepala ranjang berukuran king size. Ada sebuah foto raksasa Aldino yang menampilkan otot-otot tubuh bagian atasnya. Setahu Malati, Aldino memang penggemar olahraga gym dan senang membentuk otot-otot tubuhnya. Tapi, sampai memajang foto...? “Dengar! Eyang Waluyo akan datang kemari. Dia sedang berada di perjalanan. Kau tahu, bagaimana nanti reaksinya ketika dia mengetahui jika kita menikah tetapi tidak tinggal sekamar? Sandiwara kita akan ketahuan!” jelas Aldino menyadarkan gadis itu dari lamunan. “Sekalipun kau tidur telanjang di atas ranjangku, aku tak tertarik padamu! Kau bukan seleraku.” Ald
Baca selengkapnya
Bab 6
Malati bisa merasakan aura tak sedap yang menguar dari air muka Eyang Waluyo saat menatapnya. Sepertinya keberadaan dirinya tak dikehendaki. Barangkali karena perbedaan status sosial menjadi masalahnya. Apalagi Malati hanyalah seorang gadis yatim piatu dan berasal dari keluarga strata sosial menengah ke bawah. Ternyata alasan dicantumkannya ‘Malati harus bersikap baik dan ramah pada Eyang Waluyo’ adalah ini.Sepertinya, pria tua ini memang ketus, keras dan dingin. Tak ada manis-manisnya. Rupanya watak Aldino menurun dari eyangnya ini. Bahkan ... masih mending Aldino, setidaknya ia memiliki jiwa seorang guru alias kebapakan yang sedikit hangat. Hanya sedikit! Khusus untuk anak didik yang penurut saja. “Eyang, saya Malati,” ucap Malati lagi. Ia yang tak pandai berbasa-basi, mengerahkan seluruh keberaniannya hanya sekedar untuk memperkenalkan diri.“Saya sudah tahu, baru saja Aldino mengatakannya.” Eyang Waluyo menjawab dengan nada dingin kembali. “Oalah, siapa Cah Ayu ini? Pilihan
Baca selengkapnya
Bab 7
Sementara percakapan ketiganya berlangsung, Eyang Waluyo tengah terbaring lemah di atas ranjang.Perjalanan lewat udara cukup membuatnya merasa letih karena usianya yang sudah renta dan penyakit kronis yang dideritanya. Seorang pengawal setianya hendak memeriksa ke dalam kamar di mana ia istirahat. Ia ingin memastikan kondisi majikannya apakah baik-baik saja atau tidak. Sengaja, ia membawakan secangkir teh melati favoritnya. Tok tok tok!Mendengar pintu diketuk, pria dengan rambut dipenuhi uban itu pun mempersilakannya masuk. “Masuklah!” “Tuan, apa Anda butuh sesuatu?” tanya sang pengawal yang sudah setia menemaninya bertahun-tahun. Melihat kedatangan pengawalnya, terbesit ide di kepala Eyang Waluyo. Ia bangun dan duduk bersandar pada kepala ranjang. “Bagas, tolong kau cari tahu semua hal tentang istri Aldino!” titah pria tua berwatak keras tersebut bernada serius. Ia mencium gelagat yang aneh pada pernikahan cucu kesayangannya. Terlalu mendadak dan wanita yang ia nikahi ...
Baca selengkapnya
Bab 8
Malam ini Malati tidur dengan begitu pulas hingga dengkuran halus terdengar. Tak pernah merasakan begitu nikmat menjemput mimpi seperti malam-malam sebelumnya yang senantiasa dipenuhi mimpi buruk yang menyiksa.Tidur di atas kasur yang empuk tanpa ada yang mengusiknya merupakan sebuah berkah luar biasa bagi gadis yang disibukan dengan segudang aktifitasnya seharian. Kini indera pendengarannya selamat dari suara sopran bibinya yang senang sekali mengganggu waktu istirahatnya, menyuruh ini dan itu seperti pada pelayan. Suhu pendingin ruangan semakin menenggelamkan tubuh mungil Malati di balik selimut wol yang hangat. Ia tersenyum dalam tidurnya.Sayup-sayup suara azan subuh menggelitik telinga Malati. Ia sudah terbiasa bangun dini hari, namun hari itu, ia baru bisa bangun menjelang subuh. Perlahan ia membelakan matanya yang terasa berat, berusaha beradaptasi dengan intensitas cahaya yang menerobos masuk melalui retina matanya.Malati tersentak ketika terbangun di kamar asing.“Aku di m
Baca selengkapnya
Bab 9
Hari ini usai sarapan pagi yang sedikit dramatis, Aldino mengantarkan Malati berangkat ke kampus. Jika pernikahan yang terjadi normal, seharusnya mereka saat ini tengah menikmati Honeymoon. Sayangnya, mereka menikah secara diam-diam sehingga tidak ada orang lain yang tahu soal status pernikahan mereka kecuali keluarga terdekat.Jarak kediaman Aldino dan kampus Prabu Agung Cakrabuana sekitar sepuluh delapan sehingga cukup lama menghabiskan waktu di perjalanan.Sepanjang perjalanan, atmosfer terasa hening mirip pemakaman.Aldino mengira jika Malati masih marah soal morning kiss yang ia lakukan pagi tadi di hadapan Eyang Waluyo dan Bude Ratna. Pasalnya, setelah pagi tadi Malati berwajah muram, meski sebelumnya selalu muram. Namun kini semakin muram. Begitulah pikiran yang berseliweran di kepala Aldino.Ragu-ragu, Aldino ingin membahas soal perkara tadi, namun ia gengsi. Toh, dalam perjanjian tertulis Malati harus bisa bersandiwara dengan baik sebagai istrinya.Sebaliknya, meski Malati k
Baca selengkapnya
Bab 10
Sejenak Malati mengabaikan pesan yang masuk pada ponselnya. Ia memasuki ruang kelas dan mengikuti perkuliahan hari itu. Hingga tak terasa waktu sudah siang. Malati harus bersiap-siap pergi ke sekolah SMA nya dulu untuk mengajar para calon peserta Olimpiade Matematika.Malati memesan ojek online agar tiba di sana. Jarak universitas Prabu Agung Cakrabuana menuju MA Al Fatma cukup jauh, membutuhkan waktu hingga setengah jam dengan kendaraan beroda dua jika jalan lengang.Kebetulan hari itu jalan mulus tanpa hambatan sehingga Malati bisa tiba di sekolah di mana dulu ia mengenyam pendidikan saat SMA tepat waktu.Aldino orang yang disiplin maka jika Malati datang terlambat, ia pasti akan kena marah.“Makasih Teh!” ucap Malati pada driver onjol perempuan seraya memberikan ongkosnya.“Sama-sama, Neng!” sahutnya.Malati menghela nafas. Karena wajahnya baby face sehingga ia masih dikira anak SMA. Padahal ia sudah menjadi anak mahasiswi tingkat tiga. Ia belajar lebih cepat sebab pernah mengikuti
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status