"Selamat pagi, Mbak!" Lily, sekretaris pribadi Neo menyapa ramah.Selain urusan pekerjaan, sejak masih menjadi istri Neo, dia memang sudah mengenal perempuan itu. Hari ini, Naya datang ke gedung Star Group untuk membicarakan penawaran staff mereka sebelumnya."Aku akan mewakili Pak Neo untuk membahas penawaran kami kemarin. Silakan duduk!" jelas Lily yang diangguki Naya dengan senyum hangat.Begitu duduk dan sedikit berbincang, mereka mulai masuk ke topik pembahasan utama. Tentang kontrak kerja, aturan-aturan bagi setiap aktris maupun aktor yang bernaung di agensi, juga sejenisnya.Setelah menerima banyak saran dan arahan dari Lily, Naya akhirnya setuju dan mengambil sebuah peran antagonis di salah satu naskah yang memang membuatnya tertarik sejak awal. Sebenarnya, Lily juga sempat khawatir dengan peran perdana yang Naya pilih.Namun, seperti kata Neo, dia seharusnya memang tidak meragukan perempuan ini. Lagipula, jika memang Naya dirasa kurang menjanjikan dan berkompetensi nantinya,
"Bagaimana kau bisa bertemu Kak Naya?" Pertanyaan antusias Nara justru membuat Neo tersenyum kikuk.Tidakkah mereka aneh jika bersikap sebiasa ini? Neo dan Nara sebelumnya batal menikah, loh. Apa perempuan ini tidak dendam padanya? Setidaknya bungsu Lazuardi ini memakinya sehingga Neo merasa tidak terlalu bersalah."Tadi aku sedang dalam perjalanan pulang, lalu menemukan dia di halte bus duduk sendirian. Jadi aku menawarkannya tumpangan," jelas Neo sedikit gugup.Tadi, setelah sampai di halaman besar kediaman Lazuardi, Neo tiba bersamaan dengan sang mantan ayah mertua. Oleh sebab itu, dengan sedikit paksaan, akhirnya pria itu memilih mampir sejenak demi menghargai Bintang.Lalu, saat Naya dan Bintang permisi sejenak untuk membersihkan diri, Neo ditemani Nara. Mantan kekasih juga mantan calon istrinya. "Omong-omong ... sudah lama kita tidak bertemu," gumam Nara yang diangguki Neo kikuk."Terakhir ke sini ... kau dan Naya seolah mengusirku," sahut pria sipit itu jujur.Nara terkekeh ta
'DARI PANGGILAN KHUSUS HINGGA KODE LAMARAN, BEGINI GEMASNYA BAGAS-NAYA DALAM SESI INTERVIEW MAJALAH HERA!'________________Neo menghela napas melihat artikel yang ramai diperbincangkan beberapa hari belakangan. Ya, lagi-lagi perihal Bagas dan Naya. Couple sejuta umat yang sekarang digilai setengah mati.Neo ingin marah, dia panas terbakar api cemburu. Sialnya, kedua orang itu malah membuat proyek iklan merk sepatu ternama yang ditangani perusahaannya sukses besar. Tidak biasanya juga iklan menghabiskan biaya yang lebih sedikit untuk promosi.Impact Bagas dan Naya rupanya memang sebesar itu."Apa sekarang aku juga sedang mendukung hubungan mereka?" gumam Neo sambil terkekeh getir.Sungguh, baru kali ini dia merasa begitu tidak ingin bersikap profesional. Namun, pendapat para tim kreatif dan tim yang lain juga menyudutkannya untuk memilih kedua pasangan fenomenal itu sebagai model bintang iklan.Kali ini, tangan Neo beralih mencari iklan digital di beberapa platform online yang mereka
"Pak, hari ini adalah jadwal pemotretan untuk iklan merk sepatu. Lalu di tempat lain, ada acara jumpa penggemar untuk film baru aktris kita, Nona Aurelia." Sekretaris Neo menjelaskan begitu pagi ini sang atasan sudah duduk di ruangannya.Neo terdiam beberapa saat. "Baiklah, siapkan aku mobil. Aku akan menghadiri acara jumpa penggemar bersama Aurelia," jawab pria sipit itu setelahnya."Bapak tidak ingin melihat proses syuting iklan Nona Kanaya dan rekannya?" tanya perempuan itu sedikit terkejut."Kenapa aku harus? Itu hanya syuting iklan, aktris baru kita lebih penting. Dia berpotensi untuk kemajuan agensi entertaiment kita," jawab Neo logis yang akhirnya diangguki Lily mengerti."Baiklah, Pak. Kalau begitu, saya pamit undur diri."Begitu perempuan itu menghilang di ambang pintu, Neo menghela napas kasar. Dia sebenarnya ingin bertemu Naya, tapi tidak ingin 'mati kutu' seperti beberapa waktu lalu karena melihat kedekatan petempuan itu dengan Bagas. Seharusnya, meski sudah berstatus man
"Pemandangannya sangat indah!" Bagas bergumam sambil menatap Naya yang berjalan di sisinya dalam diam.Untuk mengisi waktu libur mereka, para atlet merencanakan liburan bersama. Alhasil, hari ini dengan bus dari asrama, mereka sampai di pantai.Tidak banyak yang para atlet lakukan. Hanya bermain air dan terakhir acara memanggang daging, sosis dan apa saja yang bisa dimakan. Rencananya, acara bakar-bakar akan dilakukan ketika malam.Oleh karena itu, sambil menunggu matahari tenggelam sore ini, Bagas mengajak Naya berjalan-jalan di sekitar pantai. "Oh iya, Nay. Apa kau sudah mendapat penawaran dari salah satu staff Star Group?" tanya Bagas begitu teringat sesuatu."Oh, perusahaan Neo maksudmu? Sudah sih. Tapi aku belum membalasnya, karena katanya kita berdua harus bekerja sama. Aku sih berencana untuk menolak," jawab Naya santai.Bagas mendelik. "Aku mau melakukannya! Jadi kau harus menerimanya juga," paksa pria itu cepat.Naya memutar bola mata malas. "Seharusnya kau merasa bersalah,
"Kak! Aku pikir Kakak bakal balik sama Neo!" Nara berteriak saat siang ini Naya hendak berbaring untuk tidur.Setelah kembali dari Thailand, aktivitas di Pelatnas memang dihentikan sementara. Tentu saja untuk memberikan para atlet waktu untuk beristirahat guna memulihkan tenaga. Jadi, Naya juga bisa beristirahat selama beberapa hari di rumahnya. Di saat biasanya Naya enggan berada di sini, kini perempuan itu tinggal sesuai permintaan Bintang dan Nara.Sejak mengetahui berita pernikahan Neo dan Nara yang dibatalkan, Naya sempat merasa bersalah. Namun, bahagia rasanya saat menyadari Nara mulai terbiasa kembali dengannya.Perempuan itu sudah tidak lagi bersikap seolah Naya adalah musuhnya. Padahal, perempuan itu sendiri yang bilang bahwa dia melepaskan Neo karena merasa pria itu belum move on dari Naya."Kaaak! Jangan tidur dulu! Ayo jelaskan soal ini dulu padaku!" paksa Nara sambil melompat menimpa tubuh kakaknya.Naya mengaduh sakit sambil menggplak punggung Nara sebal. Tidurnya ter