Home / Romansa / Istri Rahasia Sang Ceo / Bab3 Rencana Untukmu

Share

Bab3 Rencana Untukmu

Author: RinaraDesvia
last update Last Updated: 2021-11-29 18:17:10

Bab3 Sebuah Rencana

"Ini istri gue, Bro," ujar Mas Farel tersenyum bangga.

"Lho, bini Lo ganti atau Lo punya dua istri?" 

Deg!

Ya Tuhan, kenyataan apalagi ini? Sampai detik ini aku masih berharap apa yang aku lihat di rumah Tasya, itu hanya mimpi dan suamiku tetaplah lelaki setia yang aku kenal tapi sekarang, hatiku sungguh sakit, Ya Allah.

"Hahaha, becanda Lo Bro, bini satu aja gak habis-habis gimana mau punya istri dua. Belum siap gue polingami dan gak akan poligami sih," ucap Mas Farel memandang mesra kearahku.

"Eh tapi serius itu Ri," ujar Ali, tapi belum sempat melanjutkan ucapannya sudah di potong oleh Mas Farel.

"Ehh, ngomong-ngomong anak Lo berapa? Eh kita kan mau ngomongin bisniskan, kok malah ngomongin pribadi ya," ujar Mas Farel.

"Ouh, iya Bro, sorry. Oh ya nama istri kamu ini siapa?" 

"Oh iya, kenalin, ini istri Gue namanya, Ane." 

Lelaki itu ternyata bernama Ali dan Ali adalah teman dekat Mas Farel. Namun, kemudian jauh karena terpisahkan oleh jarak. Ali kuliah di luar negeri dan Mas Farel kuliah di sini. Sepanjang percakapan kami Ali tampak sering salah sebut nama dan mengucap nama "Ri" padaku namun kemudian Mas Farel buru-buru memotong ucapan Ali.

Hal ini membuat aku semakin yakin ada sesuatu yang disembunyikan oleh mereka berdua. Lalu apakah 'Ri' itu nama panggilan Riana? Dan memang benar Mas Farel memang sedang berbohong saat ini untuk menutupi kecurangannya?

Tunggu saja!

Setelah ini aku akan bertanya dan meminta pengakuan Mas Farel tentang apa dan kenapa dia membohongiku tentang statusnya, jika dia mengelak aku akan merencanakan sesuatu yang aku yakin dia pasti tak akan bisa mengelak lagi. Setelah berbicara panjang lebar kami pun pulang. 

"Mas, maksud Ali tadi apa? Kok dia selalu panggil aku, Ri?" tanyaku di dalam mobil.

Mas Farel melirikku sekilas lalu kembali fokus setir mobilnya, ekspresi mukanya juga datar tak ada reaksi apapun.

"Mantannya namanya Rina, dia susah melupakan mantannya itu, makanya sering salah sebut." 

"Rina atau Riana, Mas?" ujar menyindir. Sungguh hatiku perih bagai teriris-iris saat menyebut nama itu.

"Rina, kalau Rianakan pesulap." 

Biasanya aku suka jika Mas Farel membahas tentang Riana si pesulap seram itu, entah kenapa aku begitu ngefans padanya, tapi hari ini aku tak berminat sama sekali untuk membahasnya. Pikiranku tetap terfukus pada ucapan-ucapan mencurigakan Ali.

Aku tak membahas apa-apa lagi, walau di kepala ada berjuta pertanyaan yang ingin kutanyakan pada Mas Farel. Tentang foto itu, tentang pengakuan Mbak Riana, tentang Tasya tapi entah bibirku kelu, aku masih belum siap menghadapi kenyataan jika semua itu benar adanya. 

****

"Sayang, Mas kangen nih," ujar Mas Farel mengelus lenganku saat kami mau tidur.

Aku cukup paham dengan keinginan Mas Farel, tiga tahun menikah membuatku hapal di mana saat suamiku menginginkan nafkah batin dariku. Namun, entah kenapa aku tak  begitu  bergairah  malam ini.

Jika malam-malam sebelumnya aku cukup lincah di ranjang, malam ini aku biarkan saja Mas Farel yang dominan.

Kalau saja aku tak ingat dosa seperti apa jika seorang istri menolak suami yang menginginkan nafkah batin dan bahkan katanya sampai pintu surga juga akan tertutup baginya, aku sudah tentu menolak melayaninya malam ini.

Sebuah kecupan lembut mendarat di pipiku setelah percintaan kami. Namun, entahlah bagiku rasanya tetap hambar. Aku tidur dalam gelisan membayangkan Tasya dan Riana, saat ini mereka pasti merindukan Mas Farel. Tapi aku malah begitu egoisnya memeluk Mas Farel di sini.

"Sayang, kok kamu belum tidur?" 

Jantungku hampir lompat mendengar suara itu, ternyata Mas Farel belum tidur dan memperhatikan aku, sepertinya dari tadi.

Mas Farel melingkarkan lengannya di pinggangku dan menghirup wangi rambutku. Dulu aku merasa nyaman diperlakukan seperti ini tapi sekarang aku merasa risih. Ingin rasanya kudorong tubuh Mas Farel namun aku tak mampu.

"Ada apa Sayang? Mas minta maaf ya, kalau perhatian Mas kurang akhir-akhir ini, tapi hati Mas tak berubah kok sayang." 

Aku mendesah perlahan, ingin kembali bertanya tapi lagi-lagi lidahku keluh untuk membuka suara.

***

"Pertemukan saja mereka, lihat reaksi Farel sepeti apa," ucap Arin sahabatku lewat telpon. Tak tahan memendam sendirian aku memutuskan untuk bercerita pada Arin tentang masalahku.

"Maksudnya?" 

"Coba saja undang ke rumah, ajak makan atau apa gitu, kamukan dekat dengan mereka. Jika mereka bertemu pasti Farel tak akan mengelak lagi," ujar Arin.

Aku akhirnya menyetujui saran Arin, jika Mbak Riana masih tak sehat aku akan membujuk Mas Farel untuk menemaniku ke rumah Mbak Riana dengan alasan untuk menjenguknya, dengan begitu akan kelihatan siapa yang bohong dan siapa yang enggak.

***

Sore harinya aku mengajar di bimba seperti biasa. Aku tersenyum saat melihat Tasya dan Mbak Riana, walaupun masih sedikit pucat tapi dia tampak jauh lebih sehat. Mbak Riana tersenyum melihatku sementara aku, ada rasa perih didada ini.

"Apa kabar Mbak, sudah sehat?" tanyaku pada Mbak Riana.

"Alhamdulilah Mbak, sudah jauh lebih baik," jawabnya.

"Syukurlah, Tasya pasti senang," jawabku.

"Oya Mbak, nanti malam ada syukuran kecil-kecilan dirumah, Mbak Ane datang ya. Ajak suami Mbak Ane juga!" 

Aku terhenyak, apa ini yang dikatakan takdir, aku yang ingin mengundang tapi malah dia yang mengundang duluan untuk datang.

***

Di rumah saat bersama Mas Farel.

"Ada wali murid ngundang kita untuk acara syukuran di rumahnya," ujarku saat sampai dirumah.

Mas Farel tersenyum, "ok Sayang. Kalau gitu aku mandi dulu ya." 

Aku sengaja tak mengatakan siapa yang mengundang untuk mengantisipasi kalau Mas Farel tak mau ikut jika tahu siapa yang mengundang kami.

Semua harus selesai malam ini, aku bahkan sudah memantapkan hati dan perasaannku untuk apapun yang terjadi nanti. Jika memang aku adalah istri kedua aku akan mundur, hanya orang tak punya hati saja yang mau merusak rumah tangga orang yang bahkan nyawanyapun sudah ada di ubun-ubun.

Aku hanya berharap agar kesehatan Mbak Riana tetap baik-baik saja setelah ini.  Maaf Mbak tapi aku tak ada jalan lain. Wajah Mas Farel sedikit menegang begitu sampai di rumah Mbak Riana, walaupun dia berusaha tenang tapi aku dapat menangkap ekspresi gelisahnya.

"Ayo Mas turun, kok malah bengong," ujarku saat Mas Farel yang lama tak turun dari mobil.

"Iya," jawab Mas Farel gugup. Namun kemudian segera membuka pintu mobil untuk keluar dari mobil.

"Papa!" 

Tasya berlari memeluk Mas Farel saat kami baru saja turun dari mobil. Wajah Mas Farel berubah pias dan tegang saat Tasya memeluknya erat. Rasakan kamu Mas, kamu gak akan bisa menghindar kali ini!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Rahasia Sang Ceo   Bab 42

    Bab 25 Pulanglah Sayangpov FarelAsalamualaikumSenyap, tak ada jawaban atas salamku. Entah kemana Nara pembantuku, mungkin Dia sedang asyik bekerja di belakang sehingga tak mendengar salamku.Ku rebahkan bobot tubuhku di sofa, menatap sekeliling ruangan.SepiTak ada lagi suara Ane istriku yang menjawab salamku walau kadang kedengaran terpaksa, tak ada lagi Dia yang menyambutku walau tiada lagi senyum untukku.Pulanglah Sayang!Aku merintih di dalam hati, sungguh aku rapuh tanpa istriku. Tak kupedulikan lagi penampilanku walau teman-temanku bilang aku sekarang lebih tua dari umurku dengan rambut yang tak beraturan di wajahku, rambut yang tak lagi klimis dan ku sisir asal tiap pergi kekantor wajah juga kusut tak lagi ceria.

  • Istri Rahasia Sang Ceo   Bab 41

    Bab 24 Inalilahiwainalilahirojiun"Terus kamu percaya begitu saja pada Riana?"Aku mengangguk lemah membuat Arin menggeleng beberapa kali."Temui Luciana! Minta penjelasan darinya, jangan hanya menilai masalah dari sebelah pihak saja!"Aku gak tahu rumah Luci Rin.""Nanti kita cari sama-sama," ujar Arin."Tapi kamu jangan tanya Mas Farel!""Kenapa?""Bisa saja kan nanti Mas Farel bersengkongkol dengan Luci untuk membodohiku."Arin menggeleng ," Ane, ane kalau sama Riana, setiap ucapannya kamu telan mentah-mentah, giliran sama Farel yang notabenenya suamimu kamu ragu," ujar Arin.Mendadak kepalaku pusing dan perutku sedikit mual."Ahh..," rintihku sambil me

  • Istri Rahasia Sang Ceo   Bab 40

    Bab 23 Awas Kau Luciana!Pov RianaAku tersenyum puas setelah mengirim video mesra Farel dan Luciana mantan tunangnya. Mereka berada di sebuah kafe di samping Rumah Sakit tempat aku terapi.Sengaja aku mengikuti Farel saat akumelihatnya bersama Luci"Sasaran empuk ni," gumamku. Aku lalu diam-diam merekam mereka dari tempat yang mereka tak ketahui.Aku tahu Ane adalah wanita lemah yang dengan mudah aku pengaruhi dengan kata-kata yang aku goreng secara sempurna agar Dia kasihan padaku. Aku yakin setelah ini mereka akan perang.Aku tersenyum miring membayangkanya."Salah kamu Ane, kamu terlalu lugu jadi wanita," gumamku.Beberapa saat setelah video kukirim aku mendapat pesan dari Ane.[Ini ka

  • Istri Rahasia Sang Ceo   Bab 39

    Bab 22 Jangan Bodoh Ane!"Ane!"Saat aku sedang asyik mengingat Mas Farel aku dikejutkan oleh sebuah suara. Aku pun menoleh ke arah sumber suara."Mbak Riana.""Kamu ngapain di sini?""Mau makan Mbak, oya kenalkan Mbak ini Arin temanku."Arin mengulurkan tangannya dan bersalaman dengan Mbak Riana."Bu Guru.""Hai sayang," ujarku pada Tasya. Anak itu berlari kepelukanku saat aku mengembangkan tangan. Ada rasa rindu padanya setelah beberapa hari gak ketemu."Kamu dari mana sayang?""Dari bimba di jemput Papa sama Mama."Hatiku berdesir lirih takut kalau-kalau Mas Farel muncul

  • Istri Rahasia Sang Ceo   Bab38

    Bab 21 Separu jiwaku PergiPov Farel"Aku sudah gak papa, nanti malam giliran Mas pergi ke rumah Mbak Riana, Tasya pasti sudah rindu sama Mas.""Tapi Mas ingin menemanimu," ujarku lembut.Suami mana yang tega meninggalkan istrinya yang sedang mengandung dan dalam keadaan lemah seperti itu. Hatiku bagai teriris tiap melihatnya muntah, lemah dan tak berdaya seperti itu. Sempat terpikir olehku untuk menggugurkan saja kandungan istriku, dari pada melihat istriku menderita seperti itu.Tubuhnya kurus, wajahnya pucat bahkan selalu muntah tiap dia memakan sesuatu. Ingin ini muntah ingin itu muntah, apa memang begini kalau wanita sedang mengandung."Wanita hamil memang seperti itu Le, Ibu juga dulu seperti itu. Itu bawaan bayi, jika sudah tiga atau empat bulan juga akan baik sendiri," ujar Ibuku lembut saat aku mengadu tentang kekawatiranku

  • Istri Rahasia Sang Ceo   Bab 37

    Bab 20 Aku Menyerah"Ya Allah," gumamku sambil menutup mulutku begitu video kuputar. Aku lihat Mas Farel sedang berada di mall dengan luciana dan anaknya dan mereka tampak sedang berbahagia seperti sebuah keluarga.Kali ini aku sudah tak tahan lagi, aku harus segera pergi dari sini.[Ini kapan Mbak?] chatku pada Mbak Riana.[Tadi Dik][Ya Alah Mbak, jadi Mas Farel gak antar Mbak terapi?][Tiap terapi juga Mbak sendiri Dik, jujur Mbak sudah gak tahan tapi Mbak bisa apa, dengan kondisi Mbak sekarang ini, Mbak gak mungkin bisa menghidupi Tasya, jangankan menghidupi Tasya Dik, menghidupi diri sendiri pun Mbak tak mampu]Ya Allah luruh air mataku membaca pesan dari Mbak Riana, aku mencoba menempatkan diri ini pada posisi Mbak R

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status