Share

Sosok Yang Dia Kenal

Menjadi bintang tamu acara musik live televisi telah Algi laksanakan dengan baik. Penonton di area outdoor itu juga mendadak lebih banyak saat pihak stasiun televisi mengumumkan akan menggaet Algi Darmigo sebagai bintang tamunya.

Dan perlu kalian ketahui bahwa menyanyikan dua lagu tadi, bayarannya setara dengan harga satu mobil sedan keluaran terbaru. Itu cuma berdurasi 7 menit. Bagaimana yang full satu album?

Setelah selesai dari lokasi kedua, Algi dan managernya memilih untuk kembali sebentar ke perusahaan karena ada beberapa hal yang harus diurus. Dan begitu sampai di kantor, mobil Algi kebetulan sekali berada di belakang mobil staff shooting Rangga dan dengan kedua matanya, Algi jelas melihat Rania yang turun membawa segala pakaian yang dipakai artisnya tadi.

Membungkuk untuk berpamitan, Rania memilih masuk terlebih dahulu.

"Bang, aku turun di sini aja ya!" Belum sampai di depan pintu, Algi memilih turun duluan, dan iseng mengikuti Rania yang masuk ke elevator.

Awalnya Algi mau ikutan masuk juga, tapi berhubung lobi penuh dengan banyak orang, akhirnya Algi memilih menunggu yang di sebelahnya dan sama-sama memencet lantai 8. Jadilah Algi satu gedung dengan Rania, dan iseng menggodanya dengan naik ke lantai 9 dan menjatuhkan sapu tangan di atas kepala istrinya itu.

"Ngapain kamu disini?" ketus Rania, sembari menatap suaminya dengan mata yang mendelik.

"Kamu sendiri ngapain bertengger di tangga darurat? Mau ngemis? Ganggu jalan orang lain aja"

"Siapa yang ngemis, jaga mulut anda ya firaun!" Tak mau menghiraukan Algi lagi, Rania memilih memperhatikan kakinya yang ledes. Bahkan dia lupa membawa keperluan untuk dirinya sendiri, dan malah mementingkan artisnya. Iya sih itu kewajiban, tapi kan staylish harus memperhatikan dirinya juga. Kalau sudah begini, pasti akan menghambat pekerjaannya.

"Itu tuh jalanan disitu masih luas, gak usah cari perkara! Lagian gak ada job apa, melipir ke sini segala " ngegas Rania seraya menunjuk-nunjuk tangga yang masih lebar.

"Ye suka-suka dong, gedung ini kan milik bersama. Dan kalo aku maunya jalan di pinggir sini gimana?"

Algi membawa kakinya turun tangga perlahan hingga kini berdiri persis di belakang tubuh Rania.

"Ya itu namanya emang kamu cari perkara sama aku. Sana, nanti orang-orang bakal liat kita berduaan. Ganggu aja!"

"Ngapain cari perkara, mending cari duit biar kaya. Lagian sepi tau, kita main di sini aja gak bakal ada yang lihat!"

Seketika mulutnya sedikit terbuka akibat ucapan Algi yang di luar nalarnya itu.

"Pergi sana ah. Serius, ganggu banget deh. Sana ke mana kek, ngamen aja pinggir jalan!"

"Siapa lo ngatur-ngatur aku?!"

"Udah sono pergi!! Biarin aku lanjut doa sampe dapet malaikat penolong yang bisa gendong aku sampai lantai bawah!"

Algi terkekeh hambar, kemudian berjongkok membelakangi Rania.

"Ngapain? Minta cariin kutu?"

"Bacot, buruan naik ke punggung aku!"

"Katanya gak mau nolongin?" gumam Rania masih gengsi juga sebenarnya. Dia tidak mengerti jalan pikiran Algi yang kadang baik kadang jahat. Sebetulnya ini manusia terbuat dari apa?

"Makanya jangan sok-sokan kerja, mending diem aja di rumah!"

"Kalau ternyata ini sogokan supaya aku berhenti dari kerjaan lebih baik aku nggak nerima bantuan kamu!"

"Beneran ya? Aku itung nih, Satu... Dua.... Ti-"

Greb

"Sabar kenapa sih!" entah angin dari mana atau setan jenis apa merasuki tubuh Rania hingga dia spontan menjatuhkan tubuhnya di punggung Algi, dan kini tanganny sudah memeluk leher Algi

"Pegangan yang kenceng, kalo jatoh gak tanggung jawab!"

Rania semakin merapatkan dadanya pada punggung Algi, memeluk erat lehernya sampai wajahnya begitu dekat dengan leher si penyanyi galak itu.

"Napas kamu gak usah deket-deket, bau"

"Berisiiiiiiik" omel Rania sambil menjambak rambut Algi.

"Gak usah pake jambak juga dong, udah kayak anak smp lagi berantem."

"Oiya maap maap" Rania melepaskan jambakannya, berganti mengelus-elus rambut halus milik suaminya itu.

Algi berhasil menggendong Rania menuruni tangga dari lantai 8 ke lantai 1, dia menurunkan tubuh istrinya lalu merapikan baju yang dia pakai ini. Mereka bersiap untuk keluar melalui pintu darurat dengan posisi Rania terlebih dahulu, baru disusul oleh Algi di belakangnya.

Belum sempat mengucapkan terima kasih, Rania pergi malah ngacir duluan, tergesa membuka pintu darurat dan keluar dengan jantung yang berdetak tidak karuan. Itulah alasan kenapa Rania tidak mau mengucapkan terima kasih.

"Bodoh, jantung aku kenapa gak bisa diajak kerjasama sih?"

Selang beberapa menit kemudian Algi juga keluar dari ruang tangga darurat itu, namun yang ada di depannya bukan cuma Rania, melainkan seorang wanita yang amat dia kenal meski mereka sudah terpisah 7 tahun lamanya.

"Elvera?"

Ya, itu adalah mantan kekasihnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status