Walau deg-degan di jantungnya, Radit selaku menager Algi tetap memberanikan dirinya mengetuk pintu atasan untuk menghadap dan menjelaskan perihal rumor yang beredar. Karena atasannya berhak tau apa yang sudah terjadi pada semua artis dibawah management nya.Termasuk rumor yang beredar pagi ini, yang menyeret nama Algi dan membuat para fans menghujat agensi GoldHuman yang dinilai lalai menjaga kesehatan para artisnya. Begitulah, jadi bintang idola itu memang gak ada enaknya."Jadi gini Pak Dion, itu si Algi dapat kiriman kue dari temannya, katanya dia lagi buka usaha kue, dan rupanya tertukar sama yang memang tidak ada campuran tapenya. Temannya juga udah minta maaf kok dan masalah udah kelar," terang lelaki bertopi ke belakang itu yang tentu saja dengan pernyataan penuh kebohongan. Mana mungkin dia bilang kalau kue itu dari istrinya?Sedangkan Rania sendiri juga mendapat kue itu dari pemberian orang lain, bukan dia beli sendiri."Teledor itu namanya. Mau saya tingkatkan keamanan di d
"Bangun! Bangun! Bangun woy! Bangun!""Hhnggh ah!""Bangun bangun!"Rania mengusak kepalanya dengan sebal karena tidurnya terganggu oleh guncangan serta suara berisik seseorang, yang sudah dipastikan itu adalah Algi. Kenapa harus di pagi harinya yang amat berharga ini, sih? Kenapa ganggunya gak, tunggu menjelang siang aja."Bangun! Cepetan Ran, please bangun.""Enghh. Ck! apahh sih?" tanya Rania dengan suara seraknya, sebelah matanya terbuka dengan susah payah sambil menggaruk-garuk leher."Ada Elvera di depan rumah, kamu ngumpet dulu ya!"Rania reflek menggerakan tubuhnya random untuk melampiaskan rasa kesalnya, astaga ini bahkan masih terlalu pagi (untuknya) dan Algi sudah ribut memintanya bersembunyi karena di luar ada mantan pacarnya?Ingin sekali rasanya Rania saja yang membuka pintu itu biar dia tau sekalian keberadaan dirinya yang tak perlu disembunyikan lagi."Emang tu mantan pacar mau kamu bawa ke kamar kah? enggak kan?""Ya enggak sih, tapi aku antisipasi aja takutnya dia sa
Mana bisa Rania harus tidur lagi, dia pasti penasaran setengah mati tentang suaminya yang sedang mengobrol di bawah sana. Mana suara tawa Elvera sangat melengking sekali, sampai-sampai terdengar hingga ke lantai atas. Terpaksa, dia bangun dari tidurnya dan melakukan aktivitas apapun itu, selagi masih di dalam kamar.Tujuannya pun jatuh pada nonton drama Korea kesukaannya. Ya walaupun sesekali dia gak fokus karena pikirannya ada di bawah sana, tapi Rania masih terus melanjutkan menontonnya itu hingga di menit ke 20.Mata jelinya tak sengaja melihat ada seekor hewan yang melintas di bawah tempat tidur menuju meja rias."Tunggu, itu kecoa bukan sih?" Jantungnya langsung terpacu lebih cepat setelah dia menunduk, meyakinkan penglihatannya bahwa hewan hitam yang berjalan cepat itu adalah kecoa."Anjir kecoa... aaakkhhh, aku harus gimana ini?" Teriak gak bisa, mau bunuh takut, minta tolong Algi juga mustahil. Sedangkan hewan kecil itu berlarian bulak balik antara kasur juga bawah meja yang me
"Hush hush aku mohon pergi, pergi dari situ please.. jangan bikin Algi makin murka ama aku!" Rania dengan segala ketakutannya, momohon sekali lagi, mencoba mengusir hewan menjijikan yang tak mau beralih itu. Entah kenapa biasanya kecoa akan langsung pergi kalau melihat manusia, tapi ini malah diam di tempat. Air mata Rania sampe menetes sangking takutnya pada amarah Algi nanti.Dan aktivitas wanita itu terlihat jelas oleh Algi dibalik kaca bening, kamarnya. Tadinya laki-laki itu memang bakal memarahi Rania yang sudah menimbulkan suara mencurigakan, tapi karena melihat Rania sibuk mengusir alasan gaduhnya, Algi malah justru melemah dan amarahnya seketika hilang."Hah, nambahin kerjaan aku, aja tuh anak!"Dia beralih sebentar, lalu membawa semprotan serangga dan membuka pintu kamarnya sampai yang di dalam tersentak."Hah, Algi..." Rania kikuk.Dia sadar, dia tau, kalau suaminya pasti akan mengomel karena dia melanggar janjinya, tapi ketahuilah, tadinya Rania juga anteng-anteng saja di
"Jangan harap aku mau tidur sama kamu malam ini!" Algi berbisik di telinga Rania dengan rahang mengeras. Padahal ini baru hari pertama mereka menikah, tapi kenapa Rania harus menerima perlakuan buruk Algi, begini? Di mana image baik dan penyayang yang selalu Algi perlihatkan di depan kamera televisi? Apakah itu hanya tipuan? Rania hanya mampu terduduk lesu di pinggir ranjang mendengar kata-kata pria yang baru saja dinikahinya. Dia sudah menduga hal ini akan terjadi. Pernikahan mereka hanyalah atas perjodohan para kakek mereka yang bersahabat di masa lalu. Kalau saja surat wasiat itu tidak ditemukan, maka Rania saat ini masih bisa hidup dengan bebas. Bukan terpenjara di rumah yang bahkan tak boleh sembarangan dia datangi di setiap ruangannya. "Kalau begitu, kenapa kamu menerima pernikahan ini dari awal? Kenapa tidak kamu tolak aja! Berarti kamu juga menginginkan sesuatu atas pernikahan ini, kan?" sela Rania tak kalah kesal. "Itu karena..." kata-kata tertahan sejenak. Tidak boleh a
"Sahabat? Pacar? Mantan? Kira-kira siapa ya wanita itu?" gumam Rania, sepanjang jalan menuju ruangan HRD.Wanita yang tadi dia lihat, benar-benar sempurna. Wajahnya cantik, tubuhnya tinggi, suaranya juga sangat lembut dan bahkan badannya wangi. Pantas saja jika dia menjadi salah satu wanita yang bisa dekat dengan Algi. Dia juga masih ingat dengan jelas, betapa lebarnya senyuman Algi di foto tadi."Aku yang pendek, jelek dan bau ketek kayak gini jangan ngarep deh bisa jadi wanita yang bisa dicintai Algi, mimpi aja kali!" keluhnya, sesaat setelah menghentikan langkah sebentar untuk merapikan pakaiannya.Dia pikir selera Algi mungkin wanita perfect semacam yang tadi dia lihat, pantas saja Algi begitu membenci pernikahan ini."Kalau seandainya dia itu beneran pacarnya, apakah aku ini disebut si pelakor?" Dan pikiran itu berkecamuk di dalam kepalanya, amat menyiksa Rania, sampai-sampai dia tak fokus pada aktivitas yang dia lakukan sekarang. Padahal dia harus wawancara di ruang HRD, tapi m
"Aaakkhhh kamu ngapain gak pakek baju begitu sih? Algi mesum!" Rania histeris sambil melempar tasnya ke tubuh Algi, sehingga lelaki buru-buru mengambil celana yang tak jauh dari tempatnya berdiri dan kembali memakainya seperti semula."Kamu bisa ada suaranya gak sih, kalau masuk ke kamar?""Aku pikir kamu belum pulang. Cepet pakek bajunya!""Iya ini, sabar!"Memang baginya sangat tumben sekali kalau Algi pulang sebelum pukul sembilan malam. Bahkan sebelumnya Algi selalu pulang hampir menyentuh jam 12 malam. Jadi bukan salah Rania, kalau dia menganggapnya rumahnya masih sepi.Setelah memakai baju, Algi juga mengenakan lagi bajunya!"Udah belum?""Apanya?""Pakek bajunya!""Kamu ngapain tutup mata gitu segala, bukannya kamu sering ngeliat cowok telanjang!""Apa kamu bilang?" Rasa kesal wanita itu sepertinya tidak bisa ditahan lagi, sudah capek seharian belanja di Mall, pulang-pulang malah mendengar tuduhan tak jelas lagi. Sekali-kali harus ditegasin lah, biar gak tuman. "Ngomong sekali
Mumpung situasi sedang sepi, Algi dengan panik membawa Rania ke arena tangga darurat yang tidak mungkin dilewati banyak orang. Kali ini, istrinya benar-benar memancing perang dunia ketiga. Ini sudah keterlaluan baginya.Algi mendorong Rania hingga mepet tembok sambil melemparkan tatapan tajam padanya. "Maksud kami apa, tiba-tiba ngelamar kerja sini?? JAWAB!!!"Tubuhnya bergetar tersebab ledakan hebat dalam dada. Rahang menggembung menahan akumulasi udara yang tak terembuskan. Tanpa sadar tangannya terkepal sempurna di bawah."Gak ada maksud apa-apa, aku cuma yaaah... memilih tempat yang paling sempurna aja! Gimana, cukup terkejut kan, kamu?" ucap Rania bernada sindiran."Kamu sengaja, kan?""Awalnya enggak, tapi begitu liat foto kamu terpampang jelas di profil artis GoldHuman, kok aku makin tertarik ya?" Senyum lebar kini terulas di wajah Rania."Bangsat!" umpatnya dengan gigi yang menggertak."Udah ngobrolnya? kamu sadar gak, tingkah kamu sendiri seperti ini yang bakal ngebongkar ra