Share

Istri Satu Hari sang CEO yang Melarikan Diri
Istri Satu Hari sang CEO yang Melarikan Diri
Penulis: Summer Rain

BAB 1 Kehidupan Baru

"Ah!" 

Anna menjerit ketika merasakan tubuh bagian bawahnya seakan tengah dirobek paksa. Dia bisa merasakan bagian paling sensitif di tubuhnya sangat perih dan sakit.

“Apa yang sebenarnya sedang terjadi?” batin gadis itu. Kebingungan meliputi hati Anna. 

Pasalnya, hal terakhir yang bisa Anna ingat adalah penyakit jantungnya kambuh. Ia merasa sesak dan rasa sakit yang amat sangat di dadanya. Namun, sialnya, Anna tidak bisa menemukan obatnya hingga pandangan Anna menjadi gelap. 

Anna pikir, ia pingsan. Atau mungkin tewas dan akan terbangun di dunia setelah kematian. Rumah sakit atau alam gaib, itulah yang ada di bayangan Anna.

Bukan di bawah kungkungan pria berdada bidang yang kini tengah berada di atasnya! 

"Si-siapa–" 

Napas Anna terengah. Ia ingin mendorong pria asing itu, tetapi dia menyadari kalau tenaganya telah terkuras habis.

Melihat gerakan Anna, pria itu kemudian menangkap kedua tangan Anna dan menguncinya di atas kepala gadis itu. Wajah pria asing yang semenjak awal memang terlihat tidak ramah, kini menjadi makin kesal. 

Meskipun begitu, pria asing itu tidak menghentikan gerakannya.

"Kenapa? Apakah kamu langsung melupakan suamimu?" tanya pria itu dengan suara yang serak dan dalam.

Mata Anna membola. "Su-suami?" cicitnya. 

“Sejak kapan aku menikah dan memiliki suami!?” batin Anna kemudian. Otaknya mencoba berpikir keras di tengah rasa sakit yang mengoyak bagian bawah tubuhnya.

Pria itu berdecak. "Trik apa lagi yang ingin kamu mainkan, Tiana?" 

Wajah pria itu menggelap. Ada percik kemarahan melintas di sepasang mata cokelatnya. Jelas dia sudah tidak bisa menerima perlakuan perempuan yang ada di bawah kuasanya tersebut.

Sementara itu, Anna tertegun. 

"Ti-Tiana?" beonya. 

Laki-laki di depannya memanggilnya dengan nama Tiana. Anna mencoba mengingat di mana dia pernah mengenali nama ini karena kata itu tidak asing untuknya.

Namun, ia tidak memiliki saudara ataupun teman yang bernama Tiana. Dia hanya pernah membaca nama ini di sebuah buku. Buku yang baru saja dia selesaikan yang berjudul 'Mawar yang Rapuh'.

Tidak mungkin … kan?

"Tiana … Hartley?" Anna bahkan ragu ketika menyebut nama ini. 

Dalam hati ia bertanya-tanya apakah hal seperti masuk ke dalam novel benar-benar bisa terjadi. Namun, detik berikutnya, ia langsung menyangkal.

Yang benar saja! Tidak mungkin, dia pasti sudah gila kalau meyakini hal seperti itu!

Sementara itu, pria yang tengah terlibat adegan panas bersamanya tersebut tidak menjawab dan hanya menatap dingin ke arah Anna. Aura dingin memancar keluar dari tubuhnya, membuat Anna sedikit bergidik.

"Keith?" tanya Anna lagi pelan. Kembali mencoba.

Anna melihat wajah pria itu dengan saksama, lalu mencoba mengingat-ingat deskripsi penulis novel "Mawar yang Rapuh" mengenai Keith, suami Tiana.

Keith Wilson adalah seorang konglomerat yang memimpin Wilson Group. Perusahaan itu sendiri adalah sebuah perusahaan yang membawahi berbagai macam bisnis di seluruh dunia. 

Pria yang menjadi suami Tiana Hartley memiliki wajah yang tampan. Bisa dikatakan semua wanita akan terjatuh pada Keith Wilson hanya dengan melihatnya lewat. Matanya yang cokelat dibingkai oleh alis yang tajam. Hidungnya mancung, dengan bibir tipis yang sempurna. Rambut hitam ikalnya ditata dengan rapi. Belum lagi tubuhnya yang tinggi dan atletis, semakin menambah kesempurnaannya.

Mata Anna membeliak. Deskripsi itu sangat sesuai dengan pria di atasnya ini!

Tiba-tiba pria tersebut menghentikan gerakannya dan tersenyum sinis. Ia kemudian mencemooh, "Ah, akhirnya kamu mengingat nama suamimu?"

“Sial!” batin Anna seketika. Tubuhnya gemetar.

Jadi dia benar-benar masuk ke dalam dunia novel “Mawar yang Rapuh”?

Itu mustahil!

Namun, kenyataannya itulah yang terjadi.

Tunggu, jadi … apakah dia, Anna Silverlake, sudah tewas di dunia tempatnya berasal? Lalu kenapa ia harus masuk ke dalam tubuh pemeran utama wanita saat ia sedang melakukan hubungan dewasa dengan suaminya!?

Lalu, di mana jiwa Tiana Hartley yang asli?

Tapi tunggu dulu. Pertama-tama, ia harus keluar dari situasi ini. Apalagi Anna menyadari Keith berhenti bergerak. 

Anna kemudian berusaha mengajaknya berbicara, "Keith, Keith. Bisakah kita menghentikan ini semua dan berbicara secara baik-baik?"

Keith mengernyit. "Berbicara secara baik-baik?” ulangnya, kemudian tersenyum miring. “Kenapa? Apakah permainanku malam ini tidak sebaik pacarmu itu?" 

Pria tersebut kembali bergerak dengan kasar, napasnya memburu, membuat Anna meratap. Tetesan air mata merembes keluar dari sudut mata perempuan itu akibat rasa sakit yang juga membuat Anna menggigit bibir bawahnya.

Kedua alis Keith berkerut ketika melihat Anna menggigit bibirnya. Pria itu menurunkan wajahnya dan mulai melumat bibir Anna.

"Hmph!" Anna terkejut ketika mendapat serangan tiba-tiba itu. Ciuman Keith begitu agresif dan dominan. Dia bahkan tidak memberikan kesempatan kepada Anna untuk bernapas hingga keduanya kehabisan napas.

“Rupanya kamu menyukai permainan yang kasar,” komentar Keith lagi ketika ciuman mereka berakhir. Nada suaranya terdengar mengejek.

“A-aku–”

Kata-kata Anna terpotong karena sekali lagi, Keith mendaratkan ciuman yang menuntut, menarik Anna untuk mengikuti permainan dan ritmenya hingga pada akhirnya Anna pasrah. 

Aktivitas mereka baru berhenti saat Keith merasa puas. Tubuh pria itu ambruk di atas Anna dan tidak bergerak selama beberapa saat sementara ia mengatur napasnya yang tidak beraturan.

“Ugh…” Anna sendiri mengerang pelan. Hal-hal yang memenuhi kepalanya sekarang pergi entah ke mana akibat permainan brutal dari suami si tokoh utama wanita. Ia tidak sanggup berpikir. Anna bahkan tidak bisa menemukan kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan sekaligus kondisinya saat ini.

Ia mati muda tanpa pernah menjalin hubungan dengan pria. Lalu tiba-tiba saja ia kini sudah menikah dan langsung berhubungan badan?

Sepertinya dunia ini sengaja mempermainkannya.

Sementara itu, mendengar erangan Anna, Keith mengangkat tubuhnya dan menatap wajah istrinya. 

Anna bergidik saat melihat sepasang mata itu melihat wajahnya dengan dingin, sehingga ia membuang wajahnya ke samping. Ia tidak menyadari bahwa tatapan Keith sempat melembut s0elama sepersekian detik saat melihat jejak air mata di pipi sang istri.

Namun, kini manik cokelat itu kembali berubah dingin karena sang istri menolak menatapnya.

Akan tetapi, Keith tidak mengatakan apa pun. Pria itu hanya mengangkat tubuhnya dari tempat tidur lalu berjalan memasuki kamar mandi dengan acuh tak acuh.

Baru setelah itu, Anna bergerak. Ia menarik selimut untuk menutupi tubuh dan memejamkan mata. Mungkin karena adrenalinnya sudah menurun, atau mungkin juga karena otaknya sudah kembali terisi dengan pikiran-pikirannya tadi, Anna kembali menangis.

"Bagaimana bisa aku ada di sini? Apakah ini bukan mimpi?” isak perempuan itu pelan. Namun, rasa sakit yang tadi ia rasakan amat sangat nyata, sehingga ia yakin bahwa ia tidak sedang bermimpi saat ini.

“Apa yang terjadi pada tubuhku? Apakah aku benar-benar mati?” Anna kembali berpikir. 

Perlahan, Anna melihat sekeliling. Kamar tidur ini sangat luas. Meskipun berkonsep minimalis dengan dinding berwarna putih dan abu-abu, secara keseluruhan kamar ini sangat elegan. Ada beberapa jendela yang kini tertutup tirai dan sebuah pintu menuju balkon.

"Bagaimana … apakah ada cara agar aku bisa kembali ke duniaku? Toh di sini pun, Tiana akan tetap mati."

Anna kembali mengingat cerita novel "Mawar yang Rapuh". Pemeran utamanya, Tiana, meninggal karena terbunuh di akhir cerita. Anna bahkan membenci penulisnya ketika dia menyelesaikan buku itu. Sekarang, dia semakin membencinya karena dia berakhir di dalam novel ini.

Adegan yang baru saja terjadi antara dia dan Keith pastilah adegan malam pertama mereka. Dia ingat, Tiana sangat membenci Keith karena sebenarnya Tiana memiliki seorang kekasih yang sangat dicintainya. Namun, karena pernikahannya dengan Keith, Tiana terpaksa berpisah dengan kekasihnya.

Di malam pertama mereka, Tiana berkali-kali menyumpahi Keith dan sengaja memancing emosinya. Hal inilah yang membuat Keith merasa sangat marah dan memaksanya berhubungan intim.

Sejujurnya, Anna juga tidak menyukai karakter Tiana. Meskipun Tiana tidak kenal takut, namun dia sangat naif, bodoh, dan ceroboh.

Anna menarik napas dalam-dalam beberapa kali. Dia harus berusaha tenang untuk mencari jalan keluar. 

Setelah beberapa saat, Anna sedikit tenang. Dia mengusap air mata di kedua pipinya.

"Kalau aku mati seperti Tiana di dalam novel, apakah aku bisa kembali hidup di duniaku?" Anna menggigit pelan bibirnya. Sesaat kemudian, dia bergidik. "Tapi kematian Tiana sangat tragis. Aku tidak mau bernasib sama dengannya!"

Anna melihat ke arah pintu kamar mandi yang masih tertutup rapat, dia lalu berpikir, “Kalau aku kabur dari sini, bisakah aku mencari jalan keluar lain agar kembali hidup? Yang jelas, aku harus menjauh dari salah satu orang yang membuat Tiana menemui ajalnya.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status