Share

24. Bak Upik Abu

“Aksa! Dengarkan papa!”

Haidar mencekal pergelangan tangan Aksa yang sudah menenteng koper.

“Maaf, Pa. Jika kehadiran kami tak diinginkan di sini, lebih baik kami pergi.”

“Tidak! Kalian tidak boleh pergi.”

Haidar berlari mendatangi Ainun. “Tolong … jangan pergi! Tinggallah di sini sampai acaranya selesai! Ini kesempatan terakhir kami untuk bisa berkumpul bersama. Setelah ini Chana akan ikut suaminya.”

Ainun melirik bingung pada Aksa. Jika menuruti rasa sakit hati, ingin rasanya dia hengkang detik itu juga dari rumah besar keluarga Aksa. Akan tetapi, menyaksikan wajah memelas yang dipertontonkan Haidar dengan mata berkaca-kaca, hati Ainun menjadi tidak tega.

Haidar terus melayangkan tatapan sendu kepada Ainun. Dia sangat menyadari bahwa satu-satunya orang yang dapat menahan kepergian Aksa hanya wanita kampung itu. Tak peduli seberapa besar rasa tidak sukanya pada sosok Ainun, dia harus menutupi rasa itu dengan tampang mengiba. Semua demi mempertahankan keberadaan Aksa hingga resep
Lathifah Nur

Hayooo ... mana suaranya? Iffah pengin tahu pendapat sobat readers mengenai cerita ini. So, monggo tinggalkan jejak di kolom review ya. Terima kasih :)

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status