Share

23. Lidah Ular

“Kukira bangau yang sudah terbang jauh enggak bakal balik lagi ke kubangan.”

Seuntai kalimat mencemooh serta seringai mengejek langsung tertangkap oleh telinga dan netra gelap Aksa begitu dia memutar tubuh. Agung, kakak sulungnya, melangkah pongah mendekatinya.

“Aku tidak berniat untuk pulang kalau bukan papa sendiri yang minta.”

Jawaban bernada santai Aksa sukses menstimulasi munculnya kilat tidak suka dari bola mata kakaknya.

“Benarkah? Lima tahun papa tidak pernah peduli padamu, kau pikir aku percaya?” sanggah Agung. “Kau lelah berpetualang di luar sana?”

Aksa mengeritkan gigi rapat-rapat. Lima tahun melarikan diri dari keluarga, dia pikir kakak sulungnya itu akan merindukan dirinya. Ternyata dia salah. Agung belum berubah. Lelaki itu masih membencinya, walaupun dia tidak pernah tahu apa penyebab dari percik api kebencian itu.

“Hidupku sudah sangat tenang, jauh dari keluarga,” balas Aksa. “Kalaupun sekarang aku kembali, itu semata-mata hanya untuk menghormati papa.”

Malas ber
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status