Share

43. Ketika Amarah Mematahkan Logika

Plok! Plok! Plok!

Tepuk tangan meriah mengakhiri kuliah Agnes. Sebagai dosen tamu, kelas umum yang dihadirinya selalu penuh. Animo mahasiswa desain busana untuk menggali pengalaman berharga darinya sangat tinggi. Terlebih dengan nama besar yang disandangnya.

“Apa Anda berkenan untuk melihat-lihat kota ini sebelum pulang, Nona Agnes?” tawar seorang dosen muda yang menjadi moderator kelas kuliah umumnya.

Agnes melirik jam di pergelangan tangannya. Masih pukul dua belas lewat. Tidak ada salahnya jika dia meluangkan waktu sejenak untuk menikmati pesona Kota Surabaya.

“Anda punya rekomendasi tempat yang bagus, Pak Amaar?” Agnes balik bertanya.

“Saya rasa, Anda akan tertarik untuk mengunjungi Rumah Batik Jawa Timur.”

“Hem … boleh juga!”

Setelah melaksanakan salat zuhur di masjid kampus universitas tersebut, Amaar segera memboyong Agnes ke tempat wisata yang dijanjikannya.

Detik dan menit terus berlalu. Agnes tiba di rumah batik tersebut dengan perasaan takjub. Dia tak mampu menyembun
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status